Anda di halaman 1dari 4

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA


2018 Almas Nur Prawoto
REFLEKSI KASUS 2016401061

Riwayat
Seorang wanita G1P0A0 berusia 27 tahun datang ke IGD RS PKU Muhammadiyah
Gamping dengan rujukan dari bidan dengan perdarahan post partum. Pasien melahirkan secara
spontan 7 jam yang lalu. Saat persalinan bidang melakukan episiotomi untuk membuka jalan
lahir. Berat bayi yang dilahirkan 2900 gr. Setelah bayi dilahirkan pasien diberikan injeksi
oksitosin dan ergometrin segera setelah bayi lahir. 2 jam setelah bidan menjahit pasien
mengeluh perdarahan, rasa nyeri dan penuh pada bagian vagina. Bidan kemudian melakukan
jahit ulang luka pada perineum. Pasien mengatakan bahwa nyeri membaik namun masih terjadi
perdarahan. 1 jam setelah dilakukan penjahitan ulang, pasien merasakan nyeri lagi pada vagina.
Nyeri dirasakan semakin lama semakin parah seperti ada sesuatu yang mengganjal dan
bengkak.

Hasil Pemeriksaan
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak lemas, kesadaran kompos mentis,
CA (+/+). Pemeriksaan vital sign: tekanan darah 96/64 mmHg, nadi 102 kali/menit, RR 20
kali/menit, dan suhu 36,7oC. Pemeriksaan abdomen didapatkan abdomen supel, NT (+). Pada
vulva tampak vulva asimetris, bengkak pada vulva sinistra, warna hiperemis sesuai gambaran
hematoma vulva, ukuran 10 x 5 cm. Pada vagina terdapat robekan perineum pada mukosa
vagina tetapi tidak melibatkan kerusakan sfingter ani. Pemeriksaan laboratorium terdapat Hb=
8,5 g/dL
Diagnosa: Hematoma vulva, ruptur perineum grade II disertai preshock.
Terapi: Dilakukan rehecting, Inj. Ceftriaxone 2x1, Asam Mefenamat 3x1 dan transfusi PRC 2
kolf.
Pertanyaan
Apa saja gejala klinis yang ditemukan pada hematom vulva?
Bagaimana penatalaksanaan pada kasus hematom vulva?

Jawaban

Hematoma vulva merupakan manifestasi klinis yang sering dijumpai pada trauma jalan lahir.
Vulva atau pudenda meliputi seluruh struktur eksternal yang dapat dilihat mulai dari pubis
sampai perineum, yaitu mons veneris, labia mayora dan labia minora, klitoris, hymen,

1
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Almas Nur Prawoto
REFLEKSI KASUS 2016401061

vestibulun, muara uretra dan struktur vaskular. Hematoma vulva adalah pecahnya pembuluh
darah vena yang menyebabkan perdarahan, yang dapat terjadi saat kehamilan berlangsung atau
yang lebih sering pada persalinan seperti pada kasus ini. Hematoma vulva dan vagina dapat
besar, disertai bekuan darah bahkan perdarahan yang masih aktif. Penyebab terjadinya
hematoma vulva terutama karena gerakan kepala janin selama persalinan (spontan), akibat
pertolongan persalinan, tusukan pembuluh darah selama anestesi lokal atau penjahitan dan
dapat juga karena penjahitan luka episiotomi atau ruptur perineum yang kurang sempurna.

Hematoma vulva timbul segera setelah persalinan selesai. Perdarahan ke dalam jaringan
subkutan vulva dan ataupun pada dinding vagina disebabkan oleh pecahnya pembuluh darah.
Hematoma vulva juga bisa terjadi karena trauma tekanan atau berhubungan dengan perbaikan
robekan perineum atau episiotomi. Hematoma vulva paling sering berasal dari cabang-cabang
arteri pudenda, termasuk arteri labialis posterior, perinealis transversal atau rectalis posterior.
Hemoatom paravaginal mungkin disebabkan oleh cabang desenden arteri uterina.
Faktor risiko yang berkaitan dengan hematoma vulva seperti nuliparitas, epsiotomi dan
persalinan dengan forseps. Pada kasus lain, hematoma dapat timbul setelah ruptur pembuluh
darah tanpa adanya laserasi pada jaringan superfisial. Hematoma seperti ini dapat timbul pada
partus spontan atau dengan bantuan alat, dan perdarahan dapat timbul tertunda. Koagulopati
seperti penyakit Von Willebrand merupakan penyebab yang paling jarang pada kasus
hematoma vulva.

Gejala klinis pada hematoma tidak selalu tampak dan bahkan bisa terletak di antara jahitan.
Namun terdapat beberapa gejala seperti:
 Nyeri berat pada vagina atau vulva atau rektum
 Tekanan pada vagina atau vulva atau rektal yang tak berhenti
 Tampak masa yang membuat deviasi vagina dan rektum
 Pemeriksaan internal mungkin tidak bisa ditoleransi karena menyebabkan nyeri yang
tidak tertahan bagi ibu.
 Tanda lain meliputi: pembengkakan yang berubah warna dan terisi darah, jaringan
edema, tanpa syok hipovolemik.
Diagnosis hematoma vulva berdasarkan nyeri perineum yang hebat dan kemunculan mendadak
benjolan yang tegang, fluktuatif dan sensitif dengan ukuran beragam serta perubahan warna

2
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Almas Nur Prawoto
REFLEKSI KASUS 2016401061

kulit diatasnya Pada kasus ini terdapat nyeri berat pada vagina dan vulva, pasien merasa
tekanan pada vagina, terlihat masa yang membuat deviasi vagina dengan ukuran sekitar 5 cm
dan juga perubahan warna pada vagina yang terisi darah dan jaringan edema..
Penatalaksanaan pada hematoma vulva:
1. Penanganan hematoma tergantung pada lokasi dan besarnya hematoma. Pada
hematoma yang kecil tidak perlu tindakan operatif cukup dilakukan kompresi.
2. Pada hematoma yang besar ataupun yang disertai dengan anemia dan gejala presyok,
perlu segera dilakukan pengosongan hematoma tersebut. Dilakukan sayatan
disepanjang bagian hematoma yang paling teregang. Seluruh bekuan dikeluarkan
sampai kantong hematoma kosong. Dicari sumber perdarahan dan dihentikan dengan
mengikat atau menjahit sumber perdarahan tersebut. Luka kemudian dijahit. Dalam
perdarahan difus dapat dipasang drain atau dimasukkan kassa steril sampai padat dan
meninggalkan ujung kasa tersebut diluar (tamponade). Tampon ini dibiarkan di
tempatnya selama 24 hingga 48 jam.
3. Berikan antibiotik
4. Dipasang kateter menetap
5. Penanganan hematoma vulva perlu diberikan transfusi darah untuk mengatasi syok dan
perdarahan yang lebih berat.

Kesimpulan

Pada kasus ini didapatkan hematoma vulva, ruptur perineum grade II disertai preshock. Pasien
ini memiliki faktor risiko berupa nulipara, dilakukan episiotomi dan penjahitan ulang.
Penatalaksanaan pada kasus ini sesuai dengan teori yaitu dilakukan rehecting dengan
pemasangan tampon¸pemberian antibiotik dan transfusi PRC.

3
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018 Almas Nur Prawoto
REFLEKSI KASUS 2016401061

REFERENSI
1. Cunningham et al. Williams Obstetrics. 24th Edition. 2014. McGraw Hill Education.
2. Dash, S, et al. 2006. Severe haematoma of the vulva: A report of two cases and a clinical
review. Kathmandu University Medical Journal. 4(2) pp.228-231
3. Mochtar, Rustam, 2012. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi:Perdarahan Postpartum.
Edisi 3, Jilid I. Jakarta: EGC,pp.298-306

Yogyakarta, 20 Maret 2018


Dokter Pembimbing

dr. Alfaina Wahyuni, Sp.OG, M.Kes

Anda mungkin juga menyukai