Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN ANALISA AGREGAT

Disusun oleh

Ervina Budi Rahayu

3.12.16.0.09

KS IA

PROGRAM STUDI D3 KONSTRUKSI SIPIL


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI SEMARANG
2017
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL

HALAMAN DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
1.2. Tujuan
1.3. Ruang Lingkup
BAB 2 PENGUJIAN DAN ANALISA
2.1 Analisa Ayak
- Persiapan alat dan bahan

- Langkah kerja

- Analisa

2.2 Berat Jenis dan Penyerapan Air


- Persiapan alat dan bahan

- Langkah kerja

- Analisa

2.3 Kadar Air


- Persiapan alat dan bahan
- Langkah kerja
- Analisa
2.4. Trial mix
- Persiapan alat dan bahan

- Langkah kerja

- Analisa

BAB 3 ANALISA MIX DESIGN


Disajikan dalam formulir mix design

BAB 4 PENUTUP
Lampiran dan Daftar Pustaka
BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Pada umumnya beton dikenal sebagai material yang tersusun dari komposisi utama
batuan (agregat). Agregat merupakan suatu material granular (pasir, kerikil, batu pecah
dan kerak tungku besi), yang dipakai secara bersama-sama dengan suatu bahan berupa pasir
dan media pengikat yaitu semen untuk membentuk suatu beton semen hidraulik atau adukan
yang berfungsi sebagai material pengisi suatu adukan dan biasanya menempati sekitar 75 %
dari isi total beton sehingga agregat mempunyai pengaru yang besar terhadap sifat dan daya
tahan beton itu sendiri. Seperti ketahanan beton terhadap pengaruh pembekuan-pencairan,
keadaan basah–kering, pemanasan–pendinginan dan abarasi–kerusakan akibat reaksi kimia.

Mengingat bahwa agregat menempati jumlah yang cukup besar dari volume beton dan
sangat mempengaruhi sifat beton, maka perlu suatu material ini diberi perhatian yang lebih
detail dan teliti dalam setiap pembuatan suatu campuran beton. Disamping itu, agregat dapat
mengurangi penyusutan akibat pengerasan beton dan juga mempengaruhi koefisien pemuaian
akibat suhu panas. Pemilihan jenis agregat yang akan digunakan tergantung pada mutu
agregat, ketersediannya di lokasi, harga serta jenis konstruksi yang akan menggunakannya.

Agregat digolongkan menjadi dua macam, yaitu agregat alam dan agregat buatan.
Agregat alam merupakan agregat yang bentuknya alami, terbentuk berdasarkan aliran air
sungai dan degradasi. Agregat yang terbentuk dari aliran air sungai berbentuk bulat dan licin,
sedangkan agregat yang terbentuk dari proses degradasi berbentuk kubus (bersudut) dan
permukaannya kasar. Sedangan Agregat buatan merupakan agregat yang berasal dari hasil
sambingan pabrik-pabrik semen dan mesin pemecah batu. Agregat buatan sering disebut
filler (material yang berukuran lebih kecil dari 0,075 mm).

Banyak hal yang harus di ketahui mengenai agregat, karena dalam setiap pekerjaan
konstruksi apapun, agregat merupakan hal yang sangat penting, untuk itu di perlukan
pemahaman yang lebih mengenai agregat supaya menghasilkan suatu konstruksi yang baik
dan berkualitas.

1.2 Tujuan
Setelah menyelesaikan laporan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
a. Menerangkan prosedur pelaksanaan uji analisa ayak, berat jenis dan
penyerapan air, serta kadar air pada agregat kasar dan agregat halus
b. Menghitung komposisi campuran suatu mix design

1.3 Ruang Lingkup


Dalam laporan ini penulis membatasi topik yang akan dibahas. Penulis hanya akan
membahas pengujian pada agregat, yaitu salah satu bahan yang digunakan dalam setiap
campuran beton. Adapun ruang lingkup dalam pengujian agregat adalah

a. analisa ayak
b. pengujian berat jenis dan penyerapan air
c. pengujian kadar air
d. trial mix
BAB 2 PENGUJIAN DAN ANALISA

2.4 Analisa Ayak


Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk menentukan gradasi / pembagian butir agregat kasar
dan agregat halus dengan menggunakan saringan. Gradasi agregat adalah distribusi
ukuran butiran dari agregat. Bila butir-butir agregat mempunyai ukuran yang sama
(seragam), maka volume pori akan besar. Sebaliknya bila ukuran butir-butirnya
bervariasi akan terjadi volume pori yang kecil. Hal ini karena butiran yang kecil, akan
mengisi pori diantara butiran yang lebih besar, sehingga pori-porinya menjadi sedikit,
dengan kata lain kemampatannya tinggi. Pada agregat untuk pembuatan mortar atau
beton, diinginkan suatu butiran yang kemampatannya tinggi, karena volume porinya
sedikit dan ini berarti hanya membutuhkan bahan pengikat saja.

2.4.1 Persiapan alat dan bahan


a. Peralatan
1. Timbangan, ketelitian 0,2 % dari berat benda uji
2. Satu set saringan, diameter : 76,2 mm (3’’); 63,5 mm (2 1/2’’); 50,8 mm
(2’’); 37,5 mm (1 1/2’’); 25 mm (1’’); 19,1 mm (3/4’’); 12,5 mm (1/2’’); 9,5
mm (3/8’’); No.4 (4,75 mm); No.8 (2,36 mm); No.16 (1,18 mm); No.30
(0,60 mm); No.50 (0,30 mm); No.100 (0,15 mm); No.200 (0,075 mm).
3. Oven, dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai (110±5)oC
4. Alat pemisah
5. Mesin pengguncang saringan (Sieve shaker)
6. Talam-talam
7. Kuas, sikat kuningan, sendok dan alat lainnya.

b. Bahan
Benda uji diperoleh dari alat pemisah contoh atau cara perempat banyak : benda
uji disiapkan berdasarkan standard yang berlaku dan terkait kecuali apabila
butiran yang melalui saringan No.200 tidak perlu diketahui jumlahnya dan bila
syarat-syarat ketelitian tidak menghendaki pencucian.

1. Agregat halus terdiri dari :


Ukuran maks. 4,75 mm : berat contoh min. 500 gram
Ukuran maks. 2,36 mm : berat contoh min. 100 gram
2. Agregat kasar terdiri dari :
Ukuran maks. 3 1/2’’ : berat contoh min. 35 kg
Ukuran maks. 3’’ : berat contoh min. 30 kg
Ukuran maks. 2 1/2’’ : berat contoh min. 25 kg
Ukuran maks. 2’’ : berat contoh min. 20 kg
Ukuran maks. 1 1/2’’ : berat contoh min. 15 kg
Ukuran maks. 1’’ : berat contoh min. 10 kg
Ukuran maks. 3/4’’ : berat contoh min. 5 kg
Ukuran maks. 1/2’’ : berat contoh min. 2,5 kg
Ukuran maks. 3/8’’ : berat contoh min. 1 kg
3. Bila agregat berupa capuran dari agregat halus dan agregat kasar, agregat
tersebut dipisahkan menjadi 2 bagian dengan saringan No.4 ; selanjutnya
agregat halus dan agregat kasar disediakan sebanyak jumlah seperti tercantum
diatas.
2.4.2 Langkah kerja
Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut :

a. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110±5)oC, sampai berat tetap.
b. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin
pengguncang selama 15 menit.

2.4.3 Analisa
Analisa ayak agregat halus :

Ukuran Berat Tth Jumlah Berat % Komulatip Spesifikasi


Sar (mm) (Gram) Tth. (Gram) Tertahan Lolos Zone 2
# 38.1 0,00 0,00 0,00 100,00
# 19.05 0,00 0,00 0,00 100,00
# 9.5 0,00 0,00 0,00 100,00 100
# 4.75 0,00 0,00 0,00 100,00 90 - 100
# 2.36 210,50 210,50 4,21 95,79 75 - 100
# 1.18 503,50 714,00 14,28 85,72 55 - 90
# 0.6 1.109,40 1823,40 36,47 63,53 35 - 59
# 0.3 1.223,90 3047,30 60,95 39,05 8 - 30
# 0.15 987,90 4035,20 80,70 19,30 0 - 10
Pan 964,80 5000,00 100,00 0,00
Jumlah 5.000,00
Kurva : Gradasi dan batas gradasi agregat
halus zone-2
100
90
80
> Prosentase Lolos (%)

70
60
50
40
30
20
10
0
# 0.15 # 0.30 # 0.60 # 1.18 # 2.36 # 4.75 # 9.50
> Ukuran Saringan (mm) Batas Maksimum
Batas Minimum
Hasil Uji

Analisa ayak agregat kasar :

Ukuran Berat Tth Jumlah Berat % Komulatip


Spesifikasi
Sar (mm) (Gram) Tth. (Gram) Tertahan Lolos
# 76 0,00 0,00 0,00 100,00 100
# 38.1 0,00 0,00 0,00 100,00 95 - 100
# 19.05 1973,51 1973,51 24,67 75,33 30 - 70
# 9.5 5008,06 6981,57 87,27 12,73 10 - 35
# 4.75 1018,43 8000,00 100,00 0,00 0-5
# 2.36 0,00 8000,00
# 1.18
# 0.6
# 0.3
# 0.15
Pan
Jumlah 8000,00
Kurva : Gradasi dan batas gradasi agregat
kasar
100
90
> Prosentase Lolos (%)

80
70
60
50
40
30
20
10
0
# 4.75 # 9.5 #19.05 # 38.10 # 76.0
> Ukuran Saringan (mm) Batas Maksimum
Batas Minimum
Hasil Uji

2.5 Berat Jenis dan Penyerapan Air


2.5.1 Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Halus
Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan
volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah kemampuan
agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan kondisi
jenuh permukaan kering ( SSD = Saturated Surface Dry )

2.5.1.1 Persiapan Alat dan Bahan


a. Peralatan
1. Timbangan, kapasitas 1 kg atau lebih dengan ketelitian 0,1 gram
2. Piknometer, kapasitas 500 ml
3. Kerucut terpancung, diameter bagian atas (40±3) mm, diameter
bagian bawah (90±3) mm, dan tinggi (75±3) mm dibuat dari logam
tebal minimum 0,8 mm.
4. Batang penumbuk, yang mempunyai bidang penumbuk rata, berat
(340±15) gram, diameter permukaan penumbuk (25±3) mm
5. Saringan
6. Oven, dilengkapi dengan pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±5)oC
7. Talam
8. Bejana tempat air
9. Pompa hampa udara
10. Desikator
11. Riffle sample
b. Bahan
Benda uji adalah agregat yang lewat saringan No.4 (4,75 mm) diperoleh
dari alat pemisah contoh (Riffle Sample) atau cara perempat
(Quartering) sebanyak 500 gram.

2.5.1.2 Langkah Kerja


a. Keringkan benda uji dala oven pada suhu (110±5)oC sampai berat tetap,
yang dimaksud dengan berat tetap adalah keadaan berat benda uji selama
3 kali proses penimbangan dan pemanasan dalam oven dengan selang
waktu 2 jam berturut-turut, tidak akan mengalami perubahan kadar air
lebih besar daripada 0,1%, dinginkan pada suhu ruang, kemudian renda
dala air selama (24±4) jam.
b. Buang air perendam dengan hati-hati, jangan ada butiran yang hilang,
tebarkan agregat diatas talam, keringkan diudara panas dengan cara
membalik-balikkan benda uji, lakukan pengerinan sampai tercapai
keadaan kering permukaan jenuh.
c. Periksa keadaan kering permukaan jenuh dengan mengisikan benda uji
kedalam kerucut terpancung, padatkan dengan batang penumbuk
sebanyak 25 kali, angkat kerucut terpancung, keadaan kering permukaan
jenuh tercapai apabila benda uji runtuh akan tetapi masih dalam keadaan
tercetak.
d. Segera setelah tercapai keadaan kering permukaan jenuh masukkan 500
gram benda uji kedalam piknometer, masukkan air suling sampai
mencapai 90% isi piknometer, putar sambil diguncang sampa tidak
terlihat gelembung udara didalamnya, untuk mempercepat proses ini
dapat dipergunakan pompa hampa udara, tetapi harus diperhatikan
jangan sampai ada air yang ikut terhisap, dan dapat juga dilakukan
dengan merebus piknometer.
e. Rendam piknometer dalam air dan ukur suhu air untuk penyesuaian
perhitungan kepada suhu standard 25oC.
f. Tambahkan air sampai pada tanda batas.
g. Timbang piknometer berisi air dan benda uji sampai ketelitian 0,1 gr
(Bt).
h. Keluarkan benda uji, keringkan dalam oven dengan suhu (110±5)oC
sampai berta tetap, kemudian dinginkan benda uji dalam desikator.
i. Setelah benda uji dingin, kemudian timbanglah (Bk).
j. Tentukan berat piknometer berisi air sampai tanda batas dan ukur suhu
air guna penyesuaian dengan suhu standard 25oC, timbang beratnya (B).
2.5.1.3 Analisa

BENDA UJI
ITEM PENGUJIAN Rata-rata SATUAN
I II
Berat benda uji kering permukaan jenuh ( ssd ) ………500 500,00 500,00 500 Gram
Berat benda uji kering oven ……...……………………...Bk 486,32 486,66 486,49 Gram
Berat piknometer diisi air ( t = 25°C ) ……....………...…B 957,49 974,05 965,77 Gram
Berat piknometer + benda uji ( ssd ) + air ( t = 25°C ) …Bt 1266,96 1288,77 1277,865 Gram
Bk
Berat Jenis ( Bulk ) : 2,55 2,63 2,59
B + 500 - Bt
500
Berat Jenis Jenuh Air : 2,62 2,70 2,66
( Ssd ) B + 500 - Bt
Bk
Berat Jenis Semu : 2,75 2,83 2,79
( Apparent ) B + Bk - Bt
500 - Bk
Penyerapan Air : x 100% 2,81 2,74 2,78 %
Bk

2.5.2 Berat Jenis dan Penyerapan Air Agregat Kasar


Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air
dengan volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah
kemampuan agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan
kondisi jenuh permukaan kering ( SSD = Saturated Surface Dry )

2.5.2.1 Persiapan Alat dan Bahan


a. Peralatan
1. Keranjang kawat, ukuran 3,35 mm (No.6) atau 2,36 (No.8),
kapasitas 5 kg.
2. Tempat air, kapasitas dan bentuk yang sesua untuk pemeriksaan,
dilengkapi dengan pipa sehingga pemurkaan air tetap.
3. Timbangan, kapasitas 5 kg dan ketelitian 0,1% dari berat contoh
yang ditimbang dan dilengkapi denan alat penggantung keranjang.
4. Oven, dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±5)oC.
5. Alat pemisah contoh (Riffle sample)
6. Saringan No.4 (4,75 mm)
b. Bahan
Benda uji adalah agregat yang tertahan diatas saringan No.4 (4,75 mm)
diperoleh dari alat pemisah contoh (Riffle Sample) atau cara perempat
(Quartering) sebanyak 5 kg.

2.5.2.2 Langkah Kerja


a. Cuci benda uji untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang
melekat pada permukaan agregat.
b. Keringkan benda uji dalam oven pada suhu (110±5)oC sampai berat
tetap, sebagai catatan, bila penyerapan dan harga berat jenis digunakan
dalam pekerjaan beton dimana agregatnya digunakan pada keadaan
kadar air aslinya, maka tidak perlu dilakukan pengerinan dalam oven.
c. Dinginkan benda uji pada suhu kamar selama 1-3 jam dalam desikator,
kemudian timbang beratnya dengan ketelitian 0,5 gram (Bk).
d. Rendam benda uji dalam air pada suhu kamar selama 24±4 jam.
e. Keluarkan benda uji dari air, lap dengan kain penyerap sampai selaput
air pada permukaan agregat hilang (agregat ini dinatakan dalam keadaan
kering permukaan jenuh atau SSD), untuk butiran yang besar
pengeringan harus satu persatu.
f. Timbang berat benda uji dalam keadaan jenuh air kering permukaan
(Bj).
g. Letakkan benda uji ke dalam keranjang, goncangkan batunya untuk
mengeluarkan udara yang tersekap dan tentukan beratnya didalam air
(Ba), dan ukur suhu air untuk penyesuaian perhitungan kepada suhu
standard 25oC.
h. Banyak jenis bahan campuran yang mempunyai bagian butir-butir yang
berat dan ringan, bahan semacan ini memberikan harga-harga berat jenis
yang tidak tetap walaupun pemeriksaan dialkukan dengan hati-hati,
dalam hal ini beberapa pemeriksaan ulangan diperlukan untuk
mendapatkan harga rata-rata yang memuaskan.
2.5.2.3 Analisa

BENDA UJI
ITEM PENGUJIAN Rata-rata SATUAN
I II
Berat benda uji kering oven ……………………………….Bk 500,97 500,93 500,95 Gram
Berat benda uji kering permukaan jenuh ( ssd ) ………..Bj 507,94 509,11 508,525 Gram
Berat benda uji didalam air ( t = 25°C ) …………………...Ba 319,54 315,49 317,515 Gram

Bk
Berat Jenis ( Bulk ) : 2,66 2,59 2,62
Bj - Ba
Bj
Berat Jenis Jenuh Air : 2,70 2,63 2,66
( Ssd ) Bj - Ba
Bk
Berat Jenis Semu : 2,76 2,70 2,73
( Apparent ) Bk - Ba
Bj - Bk
Penyerapan Air : x 100% 1,39 1,63 1,51 %
Bk

2.6 Kadar Air


Kadar air agregat adalah perbandingan antara berat air yang dikandung agregat
dengan berat agregat keadaan kering. Jumlah air yang terkandung di dalam agregat
perlu diketahui, karena akan mempengaruhi jumlah air yang diperlukan didalam
campuran beton. Agregat yang basah (banyak mengandung air), akan membuat
campuran juga lebih basah dan sebaliknya.
2.6.1 Persiapan Alat dan Bahan
a. Peralatan
1. Timbangan, ketelitian 0,15% berat contoh
2. Oven, dilengkapi pengatur suhu untuk memanasi sampai
(110±5)oC.
3. Talam logam tahan karat, kapasitas cukup besar untuk
mengeringkan benda uji.
b. Bahan
Berat benda uji untuk pemeriksaan kadar air agregat, minimum
tergantung pada ukuran butir maksimum sesuai tabel.

Ukuran butir maksimum Berat contoh agregat


(mm) (inchi) minimum (kg)
6,3 3/4’’ 0,5
9,5 3/8’’ 1,5
12,7 1/2’’ 2,0
19,1 3/4’’ 3,0
25,4 1’’ 4,0
38,1 1 1/2’’ 6,0
50,8 2’’ 8,0
63,5 2 1/2’’ 10,0
76,2 3’’ 13,0
88,9 3 1/2 ’’ 16,0
101,6 4’’ 25,0
152,4 6’’ 50,5

2.6.2 Langkah Kerja


a. Timbang dan catat berat talam (W1).
b. Masukkan benda uji ke dalam talam kemudian timbang dan catat
beratnya (W2).
c. Hitunglah berat benda uji (W3 = W2 – W1).
d. Keringkan benda beserta talam dalam oven dengan suhu
(110±5)oC sampai beratnya tetap.
e. Setelah kering, timbang dan catat berat benda uji beserta talam
(W4).
f. Hitunglah berat benda uji kering oven (W5 = W4 – W1).
2.6.3 Analisa
Kadar air agregat halus

BENDA UJI
ITEM PENGUJIAN Rata-rata SATUAN
I II
1. Berat talam + contoh basah 676,96 670,12 673,54 Gram

2. Berat talam + contoh kering 636,52 628,92 632,72 Gram

3. Berat air : 1 - 2 40,44 41,20 40,82 Gram

4. Berat talam 143,56 106,23 124,895 Gram

5. Berat contoh kering : 2 - 4 492,96 522,69 507,83 Gram

6. Kadar air : 3 / 5 x 100% 8,20 7,88 8,04 %

Kadar air agregat kasar


BENDA UJI
ITEM PENGUJIAN Rata-rata SATUAN
I II
1. Berat talam + contoh basah 650,23 660,21 655,22 Gram

2. Berat talam + contoh kering 642,97 652,13 647,55 Gram

3. Berat air : 1 - 2 7,26 8,08 7,67 Gram

4. Berat talam 103,88 107,39 105,635 Gram

5. Berat contoh kering : 2 - 4 539,09 544,74 541,92 Gram

6. Kadar air : 3 / 5 x 100% 1,35 1,48 1,42 %

2.4. Trial mix


Trial mix adalah perancangan campuran beton yang digunakan dengan tujuan untuk
memperoleh campuran beton dengan mutu sesuai yang diinginkan.
2.4.1 Persiapan alat dan bahan
a. Alat
1. Cetakan beton silinder dan kubus
2. Tongkat pemadat
3. Mista
4. Timbangan kapasitas 20 kg
5. Bak perendaman
6. Mesin penekan
b. Bahan
Benda uji

2.4.2 Langkah kerja


a.
2.4.3 Analisa

Anda mungkin juga menyukai