Anda di halaman 1dari 6

BAB 4

KONSEP PENELITIAN
4.1 Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualiasasi hubungan atau kaitan
antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin diteliti,
Notoatmodjo (2010). Berdasarkan teori tersebut, peneliti mengembangkan kerangka
konsep penelitian mengenai “Hubungan Antara Keterampilan Komunikasi Bidan dan
Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan di Puskesmas Jambe Kabupaten Tangerang
Tahun 2014 sebagai berikut:

Definisi Operasional
Definisi operasional adalah mengidentifikasi variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
penomena (Hidayat, 2008).

4.3 Hipotesis Penelitian


Hipotesis merupakan sebuah pernyataan tentang hubungan yangdiharapkan
antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji (Hidayat, 2008). Berdasarkan pada
data yang sebelumnya telah dipaparkan diatas, maka hipotesis dari penelitian ini
adalah:

4.4 Desain Penelitian


Merupakan bentuk rancangan yang digunakan dalam melakukan prosedur
penelitian, rancangan penelitian yang peneliti gunakan untuk penelitian ini adalah
deskriptif analitik dengan penelitian cross sectional yaitu variabel sebab atau resiko
dan akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur dandikumpulkan
secara simulasi, sesaat atau satu kali waktu (dalam waktu yang bersamaan) (Setiadi,
2007:133).

4.5 Populasi Dan Sampel


4.5.1 Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,2012:80).
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah Perawat Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum
Kabupaten Tangerang.
4.5.2 Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi. Apa yang dipelajari dari sampel, kesimpulannya akan dapat
diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi
harus betul-betul respresentatif (mewakili) (Sugiono, 2012:81). Sampel
dalam penelitian ini adalah Perawat Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Kabupaten
Tangerang dengan minimal sampel orang pasien yang dihitung
dengan menggunakan rumus:

N Z21- /2 P (1-P)
n = ------------------------------
(N-1) d2 + Z2 1-α/2 P (1-P)
Keterangan :
N : Besar populasi
Z²1-α/2 : Harga normal baku sesuai dengan luas area dibawah kurva baku
sebesar (1-α/2) untuk α = 0,05 – nilai Z = 1,96
p : Proporsi kasus yang diteliti dalam populasi (0,5)
d : Tingkat kesalahan yang dapat ditoleransi 0,05 (WHO, samplesize
determation for health stady: geneva).

4.6 Waktu dan Tempat Penelitian


Dilakukan pada bulan Agustus Tahun 2014. Penelitian dilakukan di
Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang.

4.7 Jenis Data Dan Pengumpulan Data


Jenis data yang digunakan dalam penelitian adalah data primer dan data
sekunder (Setiadi, 2013:139).
4.7.1 Data Primer
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dari
kuesioner yang dibagikan kepada Perawat Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Kabupaten
Tangerang mengenai umur, jenis kelamin, pendidikan, imbalanpengetahuan, pengalaman
bekerja dan motivasi perawat terhadap kinerja perawat.
4.7.2 Data Sekunder
Selain data primer, data yang digunakan oleh penelitian adalah data sekunder
yang didapatkan penelitian dari Rumah Sakit, meliputi
jumlah karyawan di Rumah Sakit, struktur organisasi di
Rumah Sakit dan jumlah perawat rawat inap di Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang.
4.7.3 Pengumpulan Data
Data primer dikumpulkan oleh peneliti dibantu dengan pembimbing lapangan
yang telah ditentukan. Data sekunder didapatkan dari data tahunan Rumah Sakit Umum
Kabupaten Tangerang
4.8 Alat Pengukuran
Alat pengukuran yang digunakan dalam penelitian berupa angket atau
kuesioner dengan beberapa pertanyaan yang akan diberikan kepada responden yang
mendapatkan pelayanan di Rumah Sakit.
4.10 Etika Penelitian
Setiap penelitian yang menggunakan subjek manusia harus mengikuti aturan
etik yang ada. Demikian pula dalam penelitian ini, penelitian mengikuti standar baku
penelitian yang telah ada, yaitu:
4.10.1 Lembar Persetujuan (Informed Consent)
Lembar Persetujuan adalah bentuk persetujuan antara peneliti dan responden
penelitian ini memberikan lembar persetujuan untuk responden, sehingga
mempunyai hak untuk dapat berpartisipasi atau menolak menjadi responden
(Nursalam, 2009). Aplikasi dalam penelitian ini adalah lembar persetujuan
diberikan dan dijelaskan sebelum penelitian dilaksanakan agar responden
mengetahui maksud dan tujuan peneliti. Jika responden bersedia diteliti
mereka harus menandatangani lembar persetujuan tersebut, jika tidak peneliti
harus menghormati hak – hak responden.
4.10.2 Lembar persetujuan Tanpa Nama (Anomity)
Lembar persetujuan tanpa nama adalah salah satu hak responden untuk
melindungi privasinya dan salah satu cara yang paling aman untuk melindungi
kerahasiaan dari data yang diberikan dengan cara menulis data dengan kode
tertentu (Polit & beck, 2008). Aplikasi dalam penelitian ini adalah untuk
menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidakakan mencantumkan
nama responden pada lembar pengumpulan data yang diisi responden, tetapi
lembar tersebut hanya diberi kode tertentu.
4.10.3 Kerahasiaan (Confidentility)
Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh subjek yaitu masalah ini
merupakan masalah etika dengan memberikan janji bahwa setiap informasi
yang diberikan oleh responden tidak akan dipublikasikan dandiakses oleh orang lain
(Polit&Beck, 2008). Aplikasi dalam penelitian ini adalah
kerahasiaan informasi responden dijamin peneliti, hanya kelompok data
tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.
4.10.3 Keadilan (justice)
Keadilan disini yaitu setiap responden harus diperlakukan secara adilbaik
sebelum, selama dan sesudah keikut sertaannya dalam penelitian tanpa adanya
diskriminasi apabila ternyata mereka tidak bersedia atau dikeluarkan dari
penelitian (Nursalam, 2009:115). Aplikasi dalam penelitian ini adalah hak-hak
responden dihargai dengan tidak membedabedakan.
4.11 Pengolahan Data
Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses untuk memperoleh
data atau data ringkasan suatu kelompok data mentah dengan menggunakan rumus
tertentu sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan (Setiadi, 2013:139). Ada
beberapa kegiatan yang dilakukan oleh peneliti dalam pengolahan data dibagi
menjadi 5 tahap, yaitu:
4.11.1 Editing/memeriksa
Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir
atau kuesioner tersebut (Notoatmodjo, 2010:176). Aplikasi dalam penelitian
ini adalah peneliti melakukan pengecekan pengisian kuesioner apakah
jawaban yang ada di kuesioner sudah lengkap, jelas, relevan dan konsisten.
4.11.2 Coding/ Memberi tanda kode
Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2009:108). Aplikasi dalam penelitian
ini adalah peneliti melakukan kegiatan merubah data berbentuk huruf menjadi
data berbentuk angka atau bilangan.
4.11.3 Processing
Processing/data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah
dikumpulkan ke dalam master tabel atau data base komputer, kemudian
membuat distribusi frekuensi sederhana atau bisa juga dengan membuat table kontigensi
(Hidayat, 2009:108). Aplikasi dalam penelitian ini adalah peneliti
memasukan data ke dalam paket komputer yg dikenal sebagai SPSS
(statistical product and service solutions).
4.11.4 Cleaning
Cleaning yaitu apabila semua data dari setiap sumber data atau responden
selesai dimasukan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan-kesalahan kode, ketidak lengkapan, dan sebagainya, kemungkinan
dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses inidisebut pembersihan data (data
cleaning) (Notoadmojo, 2010:177-179).Aplikasi dalam penelitian ini adalah
peneliti melakukan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di entry
apakah ada kesalahan atau tidak dengan 3 cara, yaitu: mengetahui missing
data, mengetahui variasidata, dan mengetahui konsistensi data.
4.12 Uji Validitas dan Uji Reabilitas
4.12.1 Uji Validitas
Validitas menyatakan apa yang seharusnya diukur. Sebuah instrument
dikatakan valid apabila instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur
apa yang hendak diukur (Sugiyono, 2010:348).
Validitas suatu pertanyaan dapat dilihat dari hasil output program
komputer pada tabel dengan judul Item-Total-Statistik. Menilai validitas
masing-masing pertanyaan, dapat dilihat dari hasil coreected Item-Total-
Correlation. Tekhnik korelasi yang digunakan adalah Pearson Product
Moment, setelah diuji dengan menggunakan uji t kemudian baru dilihat
penafsiran dari indeks korelasinya (Hidayat, 2007:93)
Rumus Pearson Product Moment:

Keterangan:
t hitung : Koefisien korelasi
ΣXi : Jumlah skor item
ΣYi : Jumlah skor total
N : Jumlah responden
RumusUji t

Keterangan:
t : nilai t hitung
r : koefisiensi hasil r hitung
n : Jumlah responden
Jika t hitung> t table Ho ditolak; Ha diterima
Jika t hitung< t table Ho diterima; Ha ditolak (Hastono, 2007).

4.12.2. Uji Reliabilitas


Reliabilitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan sejauh mana hasil
pengukuran tetap konsisten bila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama dan dengan alat ukur yang sama.
Pengukuran reliabilitas pada dasarnya dapat digunakan dengan dua cara:
a. Repeated Measure atau ukur ulang. Pertanyaan dilakukan pada responden
berulang pada waktu yang berbeda (misalnya sebulan kemudian) dan
dilihat apakah dia tetap konsisten dengan jawabannya atau tidak.
b. One Shot atau diukur sekali saja. Pengukurannya hanya sekali dan
kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain. Pada umumnya
pengukuran dilakukan menggunakan one shot dengan beberapa
pertanyaan. Pengujian reliabilitas dimulai dengan menguji validitas
terlebih dahulu, jadi jika pertanyaan tidak valit maka pertanyaan tersebut dibuang. Pertanyaan
– pertanyaan yang sudah valit secara bersama – sama
diukur reliabilitasnya.
4.13 Analisa data
Analisa data yang dilakukan setelah semua kegiatan pengumpulan datadan
pengolahan selesai dilakukan adalah analisa data penelitian denganmenggunakan
analisis univariat dan analisis bivariat (Utami, 2012:53).
4.13.1 Analisis Univariat
Analisis univariat adalah analisis yang digunakan untuk mendapatkan
gambaran dan menjelaskan atau mendeskripsikan distribusi frekuensi atau
besarnya proporsi menurut berbagai variabel yang diteliti, baik untuk variabel
dependen maupun independen. Analisis ini dilakukan setelah tabulasi data,
masing-masing frekuensi kemudian dihitung besarnya persentasi dengan
menggunakan rumus sebagai berikut (Sugiyono, 2008:81).

Keterangan:
P = Persentase
F = Frekuensi tiap kategori
n = Jumlah sampel
Pada Penelitian iniyang meliputi analisa univariat adalah presentase
intonasi bidan terhadap pelayanan pasien, presentase ekpresi wajah bidan
terhadap pelayanan pasien,presentase kontak mata bidan terhadap pelayanan
pasien, presentase sentuhan bidan terhadap pelayanan pasien, presentase
penampilan fisik bidan terhadap pelayanan pasien dan presentase empati
bidan terhadap pelayanan pasien.

4.13.2 Analisis bivariat


Analisa bivariat yang digunakan pada penelitian ini digunakan untuk
menguji hubungan antara masing-masing variabel yaitu intonasi (nada suara),
ekpresi wajah, kontak mata, sentuhan, penampilan fisik dan empati bidan
terhadap variabel dependen yaitu kepuasan pasien mengenai pelayanan
kesehatan di Puskesmas.
Uji yang dilakukan adalah uji dengan menggunakan Chi Square.
Proses pengujian Chi Square adalah membandingkan frekuensi yang terjadi
(observasi) dengan nilai frekuensi harapan (ekspektasi). Bila nilai kedua
frekuensi ini sama, maka dikatakan tidak ada perbedaan yang bermakna.
Sebaliknya bila nilai frekuensi observasi dan nilai frekuensi harapan berbeda,
maka dikatakan ada perbedaan yang bermakna (Hastono, 2007:116).
Pembuktian ini dengan menggunakan rumus:
Rumus Chi Square:

Dengan df=(k-1)(n-1)
Keterangan:
O : Nilai observasi
E : Nilai ekspetasi (yang diharapkan)
b : Jumlah baris
k :Jumlah kolom
X2 :Statistik Chi-Square
Σ : Jumlah
Jika X2 hitung ≥X2 tabel = H0 ditolak
Jika X2 hitung <X2 tabel = H0 diterima
(Sugiono, 2010:143)
Adapun keterbatasan uji Chi Square adalah :
1. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan kurang dari 1
2. Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai harapan kurang dari 5, lebih
dari 20% dari jumlah sel.
Jika keterbatasan tersebut terjadi pada saat uji Chi Square, peneliti harus
menggabungkan kategori-kategori yang berdekatan dalam rangka
memperbesar frekuensi harapan dari sel-sel tersebut (penggabungan ini
dilakukan untuk analisis tabel silang lebih dari 2x2, misalnya 3x2, 3x4, dsb)
(Hastono, 2007).

Anda mungkin juga menyukai