Anda di halaman 1dari 7

TUGAS RESUME

MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGELOLAAN GULMA


HERBISIDA METAFURON 20 WG

0)

Nama :
Fristy Kusuma Yosefin
(134150062)
Kelas D

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2017
A. Deskripsi Herbisida Metafuron 20 WG

Metafuron 20 WG merupakan herbisida pra dan purna tumbuh. Herbisida


pra tumbuh adalah jenis herbisida yang diberikan pada lahan setelah diolah
namun sebelum benih ditebar (atau segera setelah benih ditebar) sedangkan
herbisida purna tumbuh adalah jenis herbisida diberikan setelah benih
memunculkan daun pertamanya. Herbisida ini juga merupakan herbisida
sistemik. Herbisida sistemik adalah herbisida yang bisa masuk ke dalam
jaringan gulma dan ditranslokasikan ke bagian gulma lainnya. Karena sifatnya
yang sistemik, herbisida ini mampu mematikan jaringan gulma yang berada di
dalam tanah (akar, rimpang, umbi), namun daya kerjanya lebih lambat terlihat.
Formulasi herbisida Metafuron 20 WG yaitu dalam bentuk butiran halus
yang mudah larut dalam air yang dapat mengendalikan gulma berdaun lebar,
berdaun sempit, pakis-pakisan, dan teki-tekian pada tanaman padi dan
tanaman perkebunan. Metafuron 20 WG berspektrum luas dan termasuk
herbisida yang bersifat selektif dimana herbisida ini tidak mengganggu
tumbuhan pokoknya.
Mode of action dari Metafuron 20 WG yaitu menghambat kerja dari enzim
acetolactate synthase (ALS) dan acetohydroxy synthase (AHAS) dengan
menghambat perubahan dari α ketoglutarate menjadi 2-acetohydroxybutyrate
dan piruvat menjadi 2-acetolactate sehingga mengakibatkan rantai cabang-
cabang asam amino valine, leucine, dan isoleucine tidak dihasilkan. Tanpa
adanya asam amino yang penting ini, maka protein tidak dapat terbentuk dan
gulma mengalami kematian. Kematian gulma dapat terlihat dalam waktu 2-4
minggu. Herbisida metil metsulfuron dalam tanah dihidrolisis secara kimia
dan didegradasi oleh mikroba dengan DT50 selama 52 hari dan degradasi lebih
cepat pada tanah masam.
Keunggulan herbisida Metafuron 20 WG yaitu efektif mengendalikan
gulma berdaun lebar dan daun sempit pada tanaman padi, dapat dicampur
dengan herbisida lainnya sehingga cocok sebagai campuran, dosis penggunaan
yang rendah sehingga biaya penggunaan per hektar menjadi ekonomis, dan
diformulasikan dalam bentuk butiran tetapi mudah larut dalam air serta tidak
meninggalkan endapan. Kemasan dari herbisida ini yaitu sachet (5 gr), 100 gr,
dan 500 gr.

B. Sifat Kimia dan Fisika Metafuron 20 WG


1. Nama Kimia : methyl 2-(4-methoxy-6-methyl-1,3,5-triazin-2ylcar
bamoylsulfamoylbenzoate)
2. Rumus Empiris : C14H15N5O6S
3. Berat Molekul : 381,4
4. Wujud zat : Butiran
5. Warna : Cokelat muda
6. Berat Jenis :-
7. Kekentalan :-
8. Kelarutan : Larut dalam air
9. Titik cair : 165oC
10. Titik didih : > 100 oC
11. Bahan aktif : Metil metsulfuron 20,05%
12. pH : 5-5,5
13. Flammabilitas : Tidak mudah terbakar
14. Explosivitas : Tidak mudah meledak
15. Korosifitas : Tidak menyebabkan korosif
C. Rekomendasi Penggunaan
\
D. Sifat-Sifat Bahaya Metafuron 20 WG
Herbisida Metafuron 20 WG dapat menyebabkan iritasi pada mata dan
berbahaya jika tertelan serta mengenai kulit. Hindari menghirup kabut
penyemprotan. Toksisitas dari herbisida ini yaitu LD50 oral > 4000 mg/kg dan
LD50 dermal > 4000 mg/kg pada tikus. Walaupun herbisida Metafuron 20
WG tidak mudah terbakar, namun kebakaran dapat menimbulkan asap toksis
dari cyanide, hydrogen chloride, phosgene atau nitrogen oxide.
Reaktivitasnya stabil pada kondisi netral dan larutan alkaline serta dapat
bereaksi pada kondisi asam.

E. Keselamatan dan Penanganan


Ketika menggunakan herbisida Metafuron 20 WG hindari kontak langsung
dengan bahan serta hindari penghisapan uap atau kabut pada saat bekerja
dengan bahan ini. Penyimpanan dilakukan dalam kemasan tertutup rapat dan
di ruangan berventilasi baik dan hindarkan dari tempat panas. Jauhkan pula
dari jangkaun anak-anak.
Apabila herbisida tumpah, jangan sentuh tumpahan bahan dan hindari
kontak dengan kulit. Segera sapu dan serap dengan pembersih vakum
sehingga tidak menimbulkan debu, kemudian dikumpulkan dalam tempat
tertutup untuk dimusnahkan. Bersihkan lantai dengan air dan detergen sampai
bersih. Hindari pula pengaliran ke selokan atau aliran air serta dianjurkan
memakai alat pelindung diri dalam menangani tumpahan.
Alat untuk melindungi paru-paru yaitu masker atau respirator udara, untuk
mata dapat menggunakan safety goggles dan pelindung muka, sedangkan
untuk melindungi kulit dapat menggunakan sarung tangan (CPE, neoprene,
PE), pakaian kerja, dan sepatu boot.
Apabila pengguna menghirup herbisida tersebut segera dibawa ke tempat
berudara bersih, dan bila perlu berikan pernafasan sampai pulih kembali,
sedangkan jika herbisida tersebut mengenai mata maka segera buka kelopak
mata dan segera siram dengan air atau normal saline lebih kurang 15 menit.
Apabila tidak mereda hubungi dokter. Jika tertelan, maka dianjurkan minum
air minum yang banyak, usahakan untuk muntah dengan menggelitik bagian
belakang tenggorokan dan ulangi sampai pemuntahan jernih.
Apabila terjadi kebakaran, maka kenakan alat pelindung diri sebelum
menangani pemadaman. Kebakaran dapat dipadamkan dengan foam, dry
chemical atau semprotan air. Untuk pemusnahan herbisida tersebut dapat
dilakukan dengan cara dibakar dalam incinerator atau dikubur ditempat yang
ditentukan. Pembuangan bahan ke tempat umum dapat mengganggu
kehidupan tanaman dan binatang. Semprotan mata, sarung tangan, kacamata,
masker dan alat bantu pernafasan, alat dan bahan pemadam kebakaran harus
dalam kondisi siap pakai.
DAFTAR PUSTAKA

Nufarm. 2017. Herbisida. http://www.nufarm.com/ID/Herbisida#top. Diakses


pada tanggal 30 Oktober 2017 pukul 05.54 WIB

Rahayu, H.L. 1992. Aplikasi Herbisida Metsulfuron Metil dan Campurannya


dengan 2,4-D Pada Dosis dan Tinggi Air yang Berbeda pada Saat
Aplikasi untuk Mengendalikan Gulma pada Padi Sawah. Skripsi Institut
Pertanian Bogor. 64 hal.

Sutrisno, Suvi. 2011. Laporan Gulma Selektivitas.


https://suvisutrisno93.wordpress.com/2013/12/08/laporan-gulma-
selektivitas/. Diakses pada tanggal 30 Oktober 2017 pukul 05.54 WIB

Tomlin, J., Lowis, C., dan Read, N.W., 1991. Investigation of normal flatus
production in healthy volunteers. Gut, 32: 665–669.
Senseman, S.A. 2007. Herbicide Handbook (Ninth edition). Weed Science Society
of America. 546 hal.

Anda mungkin juga menyukai