Critical Insulation Thickness1
Critical Insulation Thickness1
Isolasi dipasang pada suatu dinding alat dimaksudkan agar panas yang
merambat di sekeliling alat itu sekecil mungkin. Selain itu juga faktor safety, yaitu
agar orang yang bekerja di sekitar alat itu tidak merasa terlalu kepanasan.
Harga isolasi tidaklah murah, oleh karenanya perlu perhitungan yang cukup
teliti dalam menentukan tebal isolasi yang dibutuhkan suatu alat. Berikut ini contoh
penentuan tebal isolasi suatu pipa.
Ditinjau: Suatu fluida panas bersuhu Ta, koefisien perpindahan panas hi, mengalir
dalam pipa setebal (R2-R1) sepanjang L, berkonduktivitas kd dan diisolasi dengan
konduktivitas kiso. Pipa berkontak dengan udara lebih dingin bersuhu Tu.
Dicari: tebal isolasi yang memberikan perpindahan panas maksimum.
Penyelesaian:
a. Skema profil suhu dari pusat pipa.
Udara
R3 hu,
Tu
R2
Q
R1
Ta
T1
T2 hu
T3
hi
Tu
b. Asumsi: Steady state, transfer panas satu arah ( T=f(r)), sifat-sifat bahan konstan.
c. Analisis:
Pada saat steady state panas yang dipindahkan adalah sama, yaitu Q (panas/waktu).
Perpindahan panas konveksi dari fluida di dalam pipa ke dinding pipa per satuan
panjang:
Q= hi. (2 π R1) ( T1-Ta)
Q
(T1 − Ta) =
hi(2πR 1 )
Perpindahan panas dalam dinding pipa setiap satuan panjang:
dT
Q = − k d 2 πr
dr
Distribusi suhu pada berbagai jarak dari pusat dievaluasi dengan NP di elemen volum
setebal r :
Rate of heat Input - Rate of heat output = accumulation
q r (2 πr) − q r + ∆r (2 π(r + ∆r)) = 0
(r + ∆r) q r + ∆r − rq r
lim ∆r →0 =0
∆r
d(rq)
=0
dr
rq = C
Substitusi hukum fourier :
dT
− kdr =C
dr
dr
− k d dT = C
r
R2
− k d (T2 − T1 ) = C ln
R1
k (T − T )
C= d 2 1
R2
ln
R1
dT
dengan, Q = − k d 2 πr
dr
Q = 2πC
k d (T2 − T1 )
maka : Q = 2 π
R2
ln
R1
Q
(T1 − T 2) =
2 πk d
R1
ln( )
R2
Perpindahan panas di dalam isolasi diperoleh dengan cara yang sama dengan transfer
panas di dinding pipa, diperoleh:
Q
(T 2 − T 3) =
2 πk iso
R2
ln
R3
Q Q Q Q
(Ta − Tu) = + + +
hi(2 πR 1 ) 2 πkd 2 πk iso hu(2 πR 3 )
R2 R3
ln ln
R1 R2
(Ta − Tu)
Q=
∑R
dengan R = total tahanan
R2 R3
ln ln
1 R1 + R 2 + 1
∑ R = hi(2 πR ) + 2 πkd 2 πk iso hu(2 πR 3 )
1
Disarikan dari:
Kern, ”Heat Transfer”.
Incropera, “Fundamental of Heat and Mass Transfer“.