Anda di halaman 1dari 13

AKTUALISASI PANCASILA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah: Pancasila

Dosen Pembimbing : Ali Murthado, S.A.g., M.H.

oleh:

AHMAD HIDAYAT
1702110572

AHMAD RIZALDI
1702110570

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PALANGKA RAYA


FAKULTAS SYARI’AH
PRODI AL- AHWAL AL- SYAKHSHIYAH
TAHUN 2017 M/1439 H
KATA PENGANTAR

‫الرحي ِْم‬
ِ ‫الرح َم ِن‬
ْ ‫هللا‬
ِ ‫ِب ْس ِم‬
Assalamualaikum Wr.Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehdirat Allah SWT, karena atas limpah
rahmat dan karunia-nya, kami dapat menyelesaikan makalah sederhana ini,
meskipun sangat jauh dari kata sempurna. Shalawat serta salam tak lupa pula
kami haturkan kepada keharibaan junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW,
keluarga, sahabat, tabi’in, serta kita umat beliau hingga Akhir zaman.

Tujuan dalam pembuatan makalah ini antara lain untuk memenuhi salah
satu tugas mata kuliah teologi islam dengan judul “Teologi Fazlurrahman dan
Ismail Faruqy”. Akhirnya, penulis berharap semoga makalah sederhana ini
berguna bagi pembaca. Kritik dan saran yang membangun selalu penulis harapkan

demiperbaikan makalah ini. Segala sesuatu yang benar itu datangnya dari
Allah, dan yang salah itu berasal dari penulis sendiri. Semoga bermanfaat.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Palangka Raya, september 2017

Penulis

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 1

C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Aktualisasi Pancasila ..................................................................................... 2

B. Tri Dharma Perguruan Tinggi ....................................................................... 3

C. Budaya Akademik ......................................................................................... 5

D. Kampus Sebagai Moral Force Pengembangan Hukum Dan Ham ................ 6

BAB III KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri
dari dua kata dari Sanskerta yaitu pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau
asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan
bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum di pembukaan
Pargraf 4 UUD 1945 .

B.RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang di atas, maka untuk mengarahkan pembahasan


sesuai topik permasalahan, maka penulis merumuskan rumusan masalahnya yaitu:

1. Menjelaskan tentang aktualisasi Pancasila!


2. Apa itu tri darma perguruan tinggi?
3. Bagaimana kampus bisa menjadi sarana force pengembangan hukum
dan HAM?

C.TUJUAN PENULISAN

Adapun hal-hal yang menjadi tujuan penulisan dalam makalah ini yaitu :

1.Mengetahui tentang aktualisasi Pancasila.


2.Mengetahui apa itu Tri Darma perguruan tinggi.
3.Mengetahui cara agar kampus menjadi sarana force hukum dan HAM.

[Type text] [Type1 text] [Type text]


BAB II
PEMBAHASAN

A.AKTUALISASI PANCASILA

Aktualisasi berasal dari kata aktual, yang berarti betul-betul ada, terjadi
atau sesungguhnya. Aktualisasi Pancasila adalah bagaimana nilai-nilai Pancasila
benar-benar tercermin dalam sikap dan perilaku seluruh warga Indonesia mulai
dari aparatur pimpinan nasional sampai kepada rakyat biasa.
Aktualisasi Pancasila, berarti penjabaran nilai-nilai Pancasila dalam
bentuk norma-norma, serta merealisasikannya dalam kehidupan berBangsa dan
berNegara. Aktualisasi juga merupakan suatu bentuk kegiatan melakukan realisasi
antara pemahaman akan nilai dan norma dengan tindakan dan perbuatan yang
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
Aktualisasi Pancasila juga dapat dijumpai dalam bentuk norma hukum,
kenegaraan, dan norma-norma moral. Realisasinya dikaitkan dengan tingkah laku
bangsa Indonesia itu sendiri dalm kehidupannya sehari-hari.

Aktualisasi Pancasila terbagi menjadi 2 jenis yaitu :

1.Aktualisasi Pancasila secara Obyektif


Aktualisasi Pancasila secara Obyektif artinya, realisasi penjabaran nilai-
nilai Pancasila dalam bentuk norma-norma dalam setiap aspek penyelenggaraan
negara, baik dalam bidang Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif, maupun semua
bidang kenegaraan lainnya. Aktualisasi Obyektif ini terutama berkaitan dengan
peraturan perundang-undangan Indonesia.

Contohnya : dalam penyelenggaraan kenegaraan maupun tertib hukum Indonesia,


asas politik dan tujuan negara, serta pelaksanaan konkretnya didasarkan pada
dasar falsafah negara (Pancasila)

[Type text] [Type2 text] [Type text]


Seluruh hidup kenegaraan dan tertib hukum di Indonenesia didasarkan atas
serta diliputi oleh dasar filsafat negara, asas politik dan tujuan negara, yaitu
Pancasila, diantaranya:
a. Garis-garis Besar Haluan Negara.
b. Hukum, perundang-undangan dan peradilan.
c. Pemerintahan.
d. Politik dalam negeri dan luar negeri.
e. Keselamatan, keamanan dan pertahanan.
f. Kesejahteraan
g. Kebudayaan
h. Pendidikan dan lain sebagainya.

2.Aktualisasi Pancasila secara Subjektif


Aktualisasi Subyektif, artinya realisasi penjabaran nilai-nilai Pancasila
dalam bentuk norma-norma ke dalam diri setiap pribadi, perseorangan, setiap
warga negara, setiap individu, setiap penduduk, setiap penguasa dan srtiap orang
Indonesia. Aktualisasi Pancasila Subyektif ini lebih berkaitan dengan norma-
norma moral.
Aktualisasi Subyektif ini lebih penting dari Aktualisasi Obyektif, karena
Aktualisasi Pancasila yang subyektif merupakan kunci keberhasilan Aktualisasi
Pancasila secara Obyektif.

B.TRI DHARMA PERGURUAN TINGGI

Tri Dharma perguruan tinggi merupakan tiga pilar dasar pola pikir dan
menjadi kewajiban bagi mahasiswa sebagai kaum intelektual di negara ini. Karena
mahasiswa adalah ujung tombak perubahanbangsa kita ke arah yang lebih baik.
Pernyataan ini menjadi terbukti ketika kita melihat sejarah bangsaini dimana
sebagian perubahan besar yang ada di negara ini dimulai oleh mahasiswa, dalam
hal ini pemuda-pemudi Indonesia. Adapun isi dari Tri Dharma Perguruan Tinggi ialah :

1.Pendidikan dan Pengajaran

[Type text] [Type3 text] [Type text]


Pengertian pendidikan dan pengajaran disini adalah dalam rangka
meneruskan pengetahuan atau dengan kata lain dalam rangka transfer of
knowledge ilmu pengetahuan yang telah dikembangkan melalui penelitian oleh
mahasiswa di perguruan tinggi. Dalam pendidikan tinggi dinegara kita dikenal
dengan istialh strata, mulai dari strata satu(S-1) yaitu merupakan pendidikan
program sarjana, strata dua(S-2) merupakan program magister dan strata tiga(S-3)
yaitu pendidikan doktor dalam sutau disiplin ilmu,serta pendidikan jalur
'okasional non gelar diploma.

2.Penelitian dan Pengembangan

kegiatan penelitian dan pengembangan mempunyai peranan yang sangat


penting dalam rangka kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa
penelitian,maka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi akan menjadi
terhambat. Penelitian ini tidaklah berdiri sendiri, akan tetapi harus dilihat
keterkaitannya dalam pembangunan dalam arti luas. artinya penelitain tidak
semata-mata hanya untuk hal yang diperlukan atau langsung dapat digunakan oleh
masyarakat pada saat itu saja,akan tetapi harus dilihat dengan proyeksi kemasa
depan. Dengan kata lain penelitian dipergurun tinggi tidak hanya diarahkan untuk
penelitian terapan saja,tetapi juga sekaligus melaksanakan penelitian ilmu-ilmu
dasar yang manfaatnya baru terasa penting artinya jauh dimasa yang akan datang.

3.Pengabdian pada Masyarakat

Mahasiswa menempati lapisan kedua dalam relasi kemasyarakatan, yaitu


berperan sebagai penghubung antara masyarakat dengan pemerintah. Mahasiswa
adalah yang paling dekat dengan rakyat dan memahami secara jelas kondisi
masyarakat tersebut. Kewajiban sebagai mahasiswa menjadi front line dalam
masyarakat dalam mengkritisi berbagai kebijakan pemerintah terhadap rakyat
karenasebagaian besar keputusan pemerintah di masa ini sudah terkontaminasi
oleh berbagai kepentingan politik tertentu dan kita sebagai mahasiswa yang memiliki mata
yang masih bening tanpa ternodai kepentingan-kepentingan serupa mampu melihat
secara jernih, melihat yang terdalam dari yangterdalam terhadap intrik politik

[Type text] [Type4 text] [Type text]


yang tidak jarang mengeksploitasi kepentingan rakyat. Disini mahasiswaberperan
untuk membela kepentingan masyarakat, tentu tidak dengan jalan kekerasan danaksichaotic,
namun menjunjung tinggi nilai-nilai luhur pendidikan, kaji terlebih dahulu,
pahami, dansosialisasikan pada rakyat, mahasiswa memiliki ilmu tentang
permasalahan yang ada, mahasiswa jugayang dapat membuka mata rakyat sebagai
salah satu bentuk pengabdian terhadap rakyat.

C.BUDAYA AKADEMIK

Akademik berasal dari academia, yaitu sekolah yang diadakan Plato


(Pranarka, 1983:37-375). Kemudian berubah menjadi istilah akademi yang
berkaitan dengan proses belajar-mengajar, sebagai tempat dilakukannya kegiatan
mengembangkan intelektual. Istilah akademi selanjutnya mencakup pengertian
kegiatan intelektual yang bersifat refleksif, kritis, dan sistematis.

Dalam kaitannya dengan nilai-nilai Pancasila ruang lingkup pemikiran


akademik menurut Pranarka (1983:37-375) adalah sebagai berikut. Pertama,
pengolahan ilmiah mengenai Pancasila, adanya atau eksistenti objektif Pancasila,
Pancasila sebagai data empiris, yaitu sebagai ideology, dasar Negara, dan sumber
hukum yang terjadi di dalam sejarah. Sasaran ini dilakukan dengan penelusuran
ilmiah terutama dengan menggunakan disiplin sejarah. Kedua, mengungkapkan
ajaran yang terkandung dalam Pancasila, yaitu mempelajari factorfaktor objektif
yang membentuk adanya Pancasila itu. Penelusurannya dilakukan dengan
pendekatan disiplin ilmu kebudayaan, termasuk di dalamnya ethnologi,
anthropologi, sosiologi,

hukum, bahasa, dan ilmu kenegaraan. Dengan menggali factor-faktor yang


ikut membentuk perkembangan pemikiran mengenai Pancasila, dapat pula
diungkapkan isi maupun fungsi Pancasila secara analitis.

Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi, dan
akademik adalah keadaan orang-orang bisa menyampaikan dan menerima

[Type text] [Type5 text] [Type text]


gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan sekaligus dapat mengujinya secara
jujur, terbuka, dan leluasa. Jadi Budaya akademik dapat dipahami sebagai suatu
totalitas kehidupan dan kegiatan akademik yang dihayati, dimaknai dan diamalkan
oleh warga masyarakat akademik, di lembaga pendidikan tinggi dan lembaga
penelitian.

Budaya akademik sebenarnya adalah budaya universal. Artinya, dimiliki


oleh setiap orang yang melibatkan dirinya dalam aktivitas akademik. Membangun
budaya akademik bukan perkara yang mudah. Diperlukan upaya sosialisasi
terhadap kegiatan akademik, sehingga terjadi kebiasaan di kalangan akademisi
untuk melakukan norma-norma kegiatan akademik tersebut.

Pemilikan budaya akademik ini seharusnya menjadi idola semua insan


akademisi perguruan tinggi, yakni dosen dan mahasiswa . Derajat akademik
tertinggi bagi seorang dosen adalah dicapainya kemampuan akademik pada
tingkat guru besar (profesor). Sedangkan bagi mahasiswa adalah apabila ia
mampu mencapai prestasi akademik yang setinggi-tingginya.

D. KAMPUS SEBAGAI MORAL FORCE PENGEMBANGAN


HUKUM DAN HAM

1. Kampus Sebagai Sumber Pengembangan Hukum

Dalam rangka bangsa Indonesia melaksanakan reformasi dewasa ini suatu


agenda yang sangat mendesak untuk mewujudkan adalah reformasi dalam bidang
hukum dan peraturan perundang- undangan.

Negara indonesia adalah negara yang berdasarkan hukum, oleh karena itu
dalam rangka melakukan penataan Negara untuk mewujudkan masyarakat yang
demokratis maka harus menegakkan supremasi hukum. Agenda reformasi yang
pokok untuk segera direalisasikan adalah untuk melakukan reformasi dalam

[Type text] [Type


6 text] [Type text]
bidang hukum. Konsekuensinya dalam mewujudkan suatu tatanan hukum yang
demokratis, maka harus dilakukan pengembangan hukum positif.

Sesuai dengan tata tertib hukum Indonesia dalam rangka pengembangan


hukum harus sesuai dengan tatib hukum Indonesia. Berdasarkan tatib hukum
Indonesia maka dalam pengembangan hukum positif Indonesia, maka falsafah
negara merupakan sumber materi dan sumber nilai bagi pengembangan hukum.
Hal ini berdasarkan Tap No. XX/MPRS/1966, dan juga Tap No. III/MPR/2000.
namun perlu disadari, bahwa yang dimaksud dengan sumber hukum dasar
nasional, adalah sumber materi dan nilai bagi penyusunan peraturan perundang-
undangan di Indonesia. Dalam penyusunan hukum positif di Indonesia nilai
pancasila sebagai sumber materi, konsekuensinya hukum di Indonesia harus
bersumber pada nilai-nilai hukum Tuhan (sila I), nilai yamh terkandung pada
harkat, martabat dan kemanusiaan seperti jaminan hak dasar (hak asasi) manusia
(sila II), nilai nasionalisme Indonesia (sila III), nilai demokrasi yang bertumpu
pada rakyat sebagai asal mula kekuasaan negara (sila IV), dan nilai keadilan
dalam kehidupan kenegaraan dan kemasyarakatan (sila V).

Selain itu, tidak kalah pentingnya dalam penyusunan dan pengembangan


hukum aspirasi dan realitas kehidupan masyarakat serta rakyat adalah merupakan
sumber materi dalam penyusunan dan pengembangan hukum.

2.Kampus Sebagai Kekuatan Moral Pembangunan Hak Asasi Manusia


Dalam penegakan hak asasi manusia tersebur, mahasiswa sebagai
kekuatan moral harus bersikap obyektif, dan benar-benar berdasarkan kepentingan
moral demi harkat dan martabat manusia, bukan karena kepentingan politik
terutama kepentingan kekuasaan politik dan konspirasi kekuatan internasional
yang ingin menghancurkan negara Indonesia. Perlu kita sadari bahwa dalam
penegakan hak asasi tersebut, pelanggaran hak asasi dapat dilakukan oleh
seseorang, kelompok orang termasuk aparat negara, penguasa negara baik
disengaja ataupun tidak disengaja (UU. No. 39 Tahun 1999).

[Type text] [Type7 text] [Type text]


Dasawarsa ini, kita melihat dalam menegakkan hak asasi seringkali kurang
adi. Misalnya kasus pelanggaran di Timur-timur, banyak kekuatan yang mendesak
untuk mengusut dan mernyeret bangsa sendiri ke Mahkamah Internasional.
Namun, ratusan ribu rakyat kita. Seperti korban kerusuhan Sambas,
Sampit, Poso dan lainnya tidak ada kelompok yang mau memperjuangkannya.
Padahal hak asasi mereka sudah diinjak-injak, jelaslah kejadian serta
menderitanya mereka sama. Akan tetapi tetap tidak ada yang mau menolong.
Jadi, marilah kita sebagai mahasiswa pencetus terjadinya reformasi, mari
kita tujukan pada dunia bahwa kita mampu dalam merealisasikan semua cita-cita
dan tujuan dasar dari reformasi. Akan tetapi disamping itu, perlu kita sadari juga
bahwasanya kita merupakan mahasiswa sebagai tonggak dari penjunjung tinggi
hak asasi manusi masihlah belum maksimal kinerjanya untuk hal yang disebutkan
diatas. Maka, dari detik ini. Kita sebagai generasi bangsa haruslah benar-benar
menanamkan nilai-nilai pancasila dalam setiap prilaku kita. Dimanapun, dan pada
siapapun.

[Type text] [Type8 text] [Type text]


BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN
Sebagai bangsa Indonesia yang baik sudah seharusnya kita menjunjung
tinggi Pancasila sebagai contoh untuk di teladani dalam kehidupan sehari – hari
baik itu di lingkungan tempat tinggal, sekolah , atau sekolah. Tapi selain Pancasila
sebagai dasar hukum ada juga hukum agama yang melengkapi Pancasila, seperti
pada sila pertama Pancasila yang berbunyi “Ketuhanan Yang Maha Esa”, dari
bunyi sila pertama tersebut kita tahu bahwa budaya serta perilaku keseharian
warga Indonesia tidak akan terbentuk dengan baik tanpa adanya Pancasila dan
keberagaman agama yang melengkapinya dan diamalkan dalm kehidupan sehari –
hari.

B. SARAN
Dengan terselesaikannya makalah yang sederhana ini penulis berharap bisa
bermanfaat untuk diri kami sendiri dan bagi yang membacanya lain pada
umumnya. Disini kami sebagai penulis menyarankan dengan kemajuan dan
perkembangan zaman akan ada banyak sekali perubahan baik itu dari segi aspek
kehidupan berbangsa atau budayanya sendiri yang mulai hilang, kita seharusnya
sebagai pemuda pemudi melestarikan apa yang ditinggalkan oleh para pendahulu
kita dan menjaganya dengan sepenuh hati agar anak cucu kita bisa melihat di
masa depan nanti budaya – budaya bangsa Indonesia yang luar biasa.

[Type text] [Type text] [Type text]


DAFTAR PUSTAKA

A.Buku
Aman, Sofyan, dkk., 1982, Pedoman Didaktik Metodik Pendidikan Moral
Pancasila untuk para Guru SD, SLTP dan SLTA, Jakarta: PN Balai Pustaka.

Darmodiharjo, D. (1980). ―Orientasi Singkat Pancasila‖ Laboratorium


Pancasila IKIP Malang. Santiaji Pancasila. Surabaya: Usaha Nasional.

Deddy Mulyana dan Jalaluddin Rakhmat. Komunikasi Antarbudaya:


Panduan Berkomunikasi dengan Orang-Orang Berbeda Budaya. 2006.
Bandung:Remaja Rosdakarya.

Astrid S. Susanto Sunario, 1999, Masyarakat Indonesia Memasuki Abad


ke Duapuluh Satu, Jakarta: Ditjen Dikti Depdikbud. Kompas, 1999

Suara Merdeka. (2001). ―Kuntowijoyo: Kembalikan Pancasila sebagai


Ideologi Negara,‖ 25 Januari.

B.Internet

http://maknaartikel.blogspot.com/2010/01/budaya-akademik/survei.html
http://blogkita.info/budaya-akademik-2/Kaelan, M,S. Pendidikan Pancasila. Edisi
8.2004.Yogyakarta:Paradigma

Brainly.co.id/tugas/257469…Diakses pada hari minggu, 28 September


2017.Asiatracoprima-sthbkk.blogspot.com.

[Type text] [Type text] [Type text]

Anda mungkin juga menyukai