Anda di halaman 1dari 7

JIPEN

Delik Adat
• Ter Haar mengartikan suatu delik itu sebagai tiap-tiap gangguan
dari keseimbangan, tiap-tiap gangguan dari barang-barang materiil
dan imateriil milik hidup seseorang atau kesatuan (persatuan)
orang-orang, yang menyebabkan timbulnya reaksi adat,
keseimbangan akan dan harus dapat dipulihkan kembali. macam
serta besarnya reaksi ditentukan oleh hukum adat yang
bersangkutan, lazimnya wujud reaksi tersebut wujud reaksi tersebut
adalah suatu pembayaran delik dalam uang atau barang.
• Jadi menurut pengertian Ter Haar untuk dapat disebut sebagai
delik perbuatan harus mengakibatkan keguncangan neraca
keseimbangan masyarakat. dan keguncangan ini tidak hanya
terdapat apabila peraturan-peraturan hukum dalam suatu
masyarakat dilanggar, melainkan juga apabila norma-norma
kesusilaan, keagaan dan sopan santun dalam masyaraat dilanggar.
Bentuk Jipen Dulu
• Sampai tahun 1857 budaya Dayak Ngaju masih
tetap utuh dijalankan, salah satunya adalah
mengenai Jipen atau perbudakan. Menusia
ciptaan Tuhan dikotak-kotakan menjadi tiga
golongan:
• Golongan Tinggi atau disebut “Utus Gantung”
atau “Utus Tatau”.
• Golongan Rendah atau disebut “Utus Randah”.
• Golongan budak atau disebut “Utus JIpen”.
Bentuk Jipen Sekarang
• Denda adat sebelum Perjanjian Damai Tumbang
Anoi Tahun 1894 masih berupa benda-benda
berharga maupun hewan atau binatang
peliharaan yang memilki nilai yang tinggi.
Denda adat masih belum dikonversikan kedalam
bentuk alat tukar
Hukum Adat Terhadap Orang Asing
• Didalam hukun Adat Dayak, ditemukan juga hal istimewa untuk
melindungi dan menjaga orang asing atau pendatang yang
merantau didaerah suku Dayak. Orang Dayak akan merasa terhina
jika ada orang asing yang datang kedaerahnya, selagi dalam
perjalanan didaerah suku Dayak kemudian orang tersebut
menderita, mengalami kesusuhan dan kelaparan.
• Oleh karena itu ada Hukum Adat Dayak yang isinya antara lain
harus menerima dan memelihara keamanan orang asing yang
masuk ke daerahnya, dan telah berjanji menyerahkan nasib kepada
Kepala Adat dan berjanji untuk tunduk kepada Hukum Adat suku
Dayak dimana orang asing atau pendatang itu berada.
• Akan tetapi apabila orang asing yang masuk ke daerag suku Dayak
tersebut tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan,
mungkin saja terjadi pembunuhan, karena orang asing tersebut
dianggap merusak dan mengganggu kemanan suku.
Contoh Jipen
• Dewan Adat Dayak (DAD) Kabupaten Kotawaringin
Barat, Kalimantan Tengah menjatuhkan sanksi
denda adat dua buah pantis (guci antik), dan 15
belanga senilai Rp 30 juta kepada perwiran TNI
Angkatan Udara, Keputusan nilai denda itu
berdasarkan pertimbangan, Fatkur telah melakukan
dua kali pemukulan, yang nilai dendanya dua pantis
(Rp 10 juta), dan satu pantis karena telah membuat
gaduh kampung. Vonis berasal dari tuntutan tujuh
orang let (jaksa) adat Dayak. Sementara denda 15
belanga dari DAD Kotawaringin Barat sebagai
denda kemaparan laman.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai