Anda di halaman 1dari 3

ES Cendol, Mantap…!

Siapa yang tidak ngiler ketika mendengar kata es cendol?


Apalagi ketika berada di bawah panasnya terik matahari menyantap es cendol bisa
menjadi pelepas dahaga yang menyegarkan. Es cendol selama ini dikenal sebagai
minuman khas dari daerah Jawa Barat. Namun kini, es cendol sudah menjadi minuman
rakyat Indonesia karena dimana-mana bisa ditemui dengan mudah penjual es cendol
meskipun namanya berbeda-beda. Di daerah Banjarnegara misalnya, es cendol tersebut
lebih dikenal sebagai dawet. Begitu juga di daerah Purbalingga, Kebumen, dan daerah
Jawa Tengah yang lainnya.

Es cendol selain menyegarkan juga mengeyangkan, apalagi ditambah dengan berbagai


bahan tambahan yang lain makin menjadikan es cendol bisa menjadi alternatif minuman
dikala senggang. Bahan pembuat es cendol sendiri berupa tepung beras yang
mengandung karbohidrat, selain itu juga minuman ini mengandung protein dan lemak
yang berasal dari santan. Dalam membuatnya, sebaiknya menggunakan tepung beras
yang berkualitas baik dan hindari menggunakan tepung beras yang sudah apek karena
akan mempengaruhi rasa. Selain itu, santan yang tidak habis dalam sehari sebainya tidak
digunakan pada hari berikutnya karena kualitasnya sudah berkurang.

Selama ini kebanyakan penjual es cendol menggunakan media gerobak untuk berjualan.
Namun, tidak sedikit juga yang menetap pada suatu lokasi (mangkal) menggunakan
gerobak. Lokasi yang selama ini menjadi tempat potensial untuk berjualan es cendol
adalah di depan minimarket yang cukup ramai. Karena untuk membuka usaha ini tidak
membutuhkan tempat yang terlalu luas, sehingga dengan ‘menumpang’ di tempat-tempat
yang potensil bisa menjadi alternatif pilihan.

Perlengkapan dalam membuka usaha es cendol ini antara lain gerobak dorong, kemudian
ada ember plastic, stoples kaca untuk wadah cendol, santan, dan gula merah, selain itu
juga ada gelas dan sendok secukupnya.

Salah satu resiko dalam membuka usaha es cendol ini adalah sepinya pembeli. Hal ini
biasa terjadi akrena salah perhitungan dalam menentukan lokasi. Jika lokasi dirasa cukup
potensial tetapi tetap sepi pemblei, maka teknik penetapan harga promosi bisa menajdi
salah satu solusi. Sementara resiko persaingan cukup kecil karena belum terlalu banyak
yang berjualan minuman ini.

Resep membuat es cendol


Bahan:

• 125 gram tepung beras


• 50 gram tepung sagu
• 75 cc air daun pandan/suji
• 450 cc air
• garam secukupnya

Bahan pelengkap:

• 200 gram gula jawa, rebus dengan 125 cc air sampai larut dan kental (sirup gula
merah)
• 500 cc santan dari ½ butir kelapa, peras dengan air matang

Cara Membuat:

• Campur tepung beras dan sagu menjadi satu lalu cairkan dengan sebagian air.
• Didihkan sisa air dengan garam dan air daun pandan/suji.
• Masukkan cairan tepung ke dalam air yang sudah mendidih tadi, aduk rata, masak
hingga matang dan kental.
• Saring adonan cendol dengan saringan cendol (berbentuk bulat-bulat pada
permukaan saringannya) sambil ditekan-tekan sehingga ke luar dalam bentuk
bulat pendek-pendek. Tampung cendol yang sudah disaring dalam baskom yang
berisi air matang yang diisi es batu. Jika cendol sudah mengeras, saring, sisihkan.
• Cara menghidangkan: masukkan cendol ke dalam gelas, tuang sirup gula merah
dan santan. Tambahkan dengan es batu atau es serut.

Analisa ekonominya:

Asumsi

• Masa pakai gerobak 3 tahun


• Masa pakai perlatan aneka wadah gentong, ember, dan stoples 2 tahun
• Masa pakai perlatan makan, minum, dan kompor 2 tahun

a. Biaya investasi
Gerobak Rp. 2.000.000
Aneka wadah Rp. 100.000
Peralatan makan dan minum Rp. 500.000
Total investasi Rp. 2.600.000

b. Biaya operasional per bulan


1. Biaya tetap
Penyusutan gerobak 1/36 x Rp.2.000.000 Rp. 55.600
Penyusutan Aneka wadah 1/24 x Rp. 100.000 Rp. 4.200
Penyusutan peralatan minum 1/24 x Rp. 500.000 Rp. 20.800
Uang kebersihan Rp. 10.000
Upah karyawan 1 orang Rp. 500.000
Total biaya tetap Rp. 590.600
2. Biaya variabel
Tepung aren (1/2 kg x Rp.10.000/kg x 30 hari) Rp. 150.000
Tepung beras (1/4 kg x Rp.12.000/kg x 30 hari) Rp. 90.000
Daun suji (Rp. 4.000 x 30 hari) Rp. 120.000
Daun pandan (Rp.1.000 x 30 hari) Rp. 30.000
Kelapa (2 butir x Rp.5.000/butir x 30 hari) Rp. 300.000
Gula merah (Rp.8.000 x 30 hari) Rp. 240.000
Nangka (Rp. 3.000 x 30 hari) Rp. 90.000
Es batu (Rp.5.000 x 30 hari) Rp. 150.000
Gas ( Rp.15.000/7 hari x 30 hari) Rp. 64.300
Total biaya variable Rp. 1.234.300
Total biaya operasional Rp. 1.824.900

c. Penerimaan per bulan


Es cendol 50 gelas x Rp.2.000/gelas x 30 hari Rp. 3.000.000

d. Keuntungan per bulan


Keuntungan = Total penerimaan-total biaya operasional
= Rp. 3.000.000-Rp. 1.824.900
= Rp. 1.175.100

e. Revenue Cost Ratio (R/C)


R/C = Total penerimaan:Total biaya operasional
= Rp.3.000.000 : Rp.1.824.900
= 1,64

f. Pay Back Period


Pay back period = (Total biaya investasi:keuntungan x 1 bulan)
= (Rp. 2.600.000 : Rp. 1.175.100) x 1 bulan
= 2,2 bulan

Diolah dari berbagai sumber dan buku “40 peluang bisnis makanan dan minuman kaki
lima modal 2-8 juta: Agromedia”

Sumber gambar : http://yanssukmapratama.files.wordpress.com/2008/12/gambar-4.jpg

Dipublikasikan pada 5 February 2010 oleh admin · Kategori Berita-Info Bisnis, Info
Produk, Kategori lainnya, kuliner

Anda mungkin juga menyukai