Anda di halaman 1dari 17

Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Allah SWT,yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kunjungan ke Museum Basoeki
Abdullah yang dilaksanakan pada Sabtu, 09 Februari 2019
Lewat laporan ini juga kami mengucapkan terima kasih khususnya kepada Bapak Cecep
selaku guru seni rupa yang telah memberi kesempatan kepada kami untuk melakukan
perjalanan wisata ini, serta kepada orangtua kami yang telah mengizinkan kami untuk
melakukan perjalanan wisata ini, sehingga kegiatan perjalanan wisata ini dapat berjalan
dengan baik.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan,
maka dari itu saran dan kritik yang membangun, sangat kami harapkan dari pembaca demi
menyempurnakan laporan ini.
Harapan kami semoga penyusunan laporan ini dapat diterima dan dimengerti serta
bermanfaat bagi kami khususnya maupun pembaca.

Jakarta, 10 Februari 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................. 2
DAFTAR ISI................................................................................................................. 3
BAB I............................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN........................................................................................................ 4
1.1 Latar Belakang....................................................................................................... 4
1.2 Tujuan..................................................................................................................... 4
BAB II........................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN........................................................................................................... 5
2.1 Deskripsi Perjalanan.......................................................................................... 5
2.2 Deskripsi Museum Basoeki Abdullah.............................................................. 5-10
BAB III......................................................................................................................... 11
3.1 Analisa Kunjungan ............................................................................................ 11
PENUTUP.................................................................................................................... 12
Kesimpulan........................................................................................................ 12
Saran................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................... 17

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Museum merupakan salah satu tempat wisata yang menyimpan dan mengoleksi benda-
benda bersejarah, dimana benda-benda tersebut memiliki nilai yang terkandung didalamnya.
Museum juga merupakan salah satu tempat yang digunakan untuk menemukan informasi dan
untuk menambah wawasan kepada para pengunjungnya. Namun, di zaman sekarang ini
museum sepi pengunjung. Anak-anak dan orang tua sangat jarang pergi ke museum pada masa
liburan. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, bahwa museum dapat digunakan untuk
menambah wawasan dan pengetahuan kita maka dari itulah kita sebagai pelajar harus bisa
meningkatkan kembali animo masyarakat untuk datang ke museum.

1.2 Tujuan
Untuk menambah pengetahuan tentang karya seni yang dibuat oleh maestro tekenal
Basoeki Abdullah dan juga sejarah perjalanan maestro Basoeki Abdullah hingga menjadi
pelukis yang terkenal di dunia.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Deskripsi Perjalanan


Kami mempunyai tujuan untuk pergi ke Museum Basoeki Abdullah yang berada di Kota
Jakarta pada hari Sabtu, 09 Februari 2019 pada pukul 11 siang. ,Museum Basoeki Abdullah
merupakan museum kesenian yang mempunyai banyak sekali seni lukis dan peninggalan
maestro Basoeki Abdullah,Untuk biaya masuknya terbilang murah hanya Rp.2000,- untuk satu
orang,kami disana sangat terkesan atas semua koleksi kesenian yang di miliki oleh Museum
Basoeki Abdullah.
2.2 Deskripsi Museum Basoeki Abdullah

 Sejarah Museum
Pada tahun 1998 rumah di Jalan Keuangan Raya No. 19 Cilandak Barat Jakarta Selatan
di serahkan kepada Pemerintah Republik Indonesia melalui Direktorat Jenderal
Kebudayaan cq. Direktorat Permuseuman. Bangunan rumah dua tingkat seluas +- 600
m2 dan luas tanah +- 450 m2. Rumah ini kemudian direnovasi agar dapat difungsikan
sebagai museum. Pada tanggal 25 September 2001 Museum Basoeki Abdullah
diresmikan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Drs. I Gede Ardika.
Koleksi Museum Basoeki Abdullah terdiri dari koleksi lukisan dan koleksi pribadi
pelukis Basoeki Abdullah berupa patung, topeng, wayang, senjata dan sebagainya.
Jumlah koleksi museum yang dihibahkan berdasarkan data yang ada sebanyak 123
buah, sedangkan koleksi pribadi (barang dan benda seni) milik Basoeki Abdullah
sebanyak 720 buah, dan buku-buku/majalah +- 3000 buah.
Museum Basoeki Abdullah melayani masyarakat dengan menggelar pameran, seminar,
penelitian dan workshop, serta menerbitkan bermacam bentuk publikasi berupa
katalog, biografi, kumpulan artikel, dan hasil penelitian dan dari serangkaian kegiatan
yang lain.

Jam Berkunjung:
Selasa – Jumat: 08.30 – 16.00 WIB
Sabtu – Minggu: 09.00 – 15.00 WIB
Libur: Senin dan libur nasional

4
VISI :
"Menjadikan Museum Basoeki Abdullah sebagai lembaga pelestari dan pusat informasi
tentang Basoeki Abdullah dan karya lukisnya".
MISI :
1. Menghimpun lukisan dan benda yang terkait dengan Basoeki Abdullah,
2. Melestarikan dan melindungi koleksi museum beserta bangunannya dengan cara
memelihara, merawat, mengawetkan, dan mengamankan dari gangguan yang
disebabkan oleh alam maupun manusia,
3. Melakukan pendokumentasian dan penelitian yang berkaitan dengan Basoeki
Abdullah dan karya lukisnya,
4. Menyajikan tata pameran yang menarik, estetik, edukatif, dan informatif
tentang Basoeki Abdullah dan karya lukisnya,
5. Meningkatkan apresiasi masyarakat dan generasi muda terhadap Museum Basoeki
Abdullah dengan cara memberikan pelayanan yang baik melalui pameran, publikasi
hasil kajian/penelitian, interpretasi tentang Basoeki Abdullah dan karya lukisnya

 Biografi - Sebagai Duta Seni Lukis Indonesia

Pengabdian Basoeki Abdullah dalam bidang seni lukis tampak nyata ketika
mendapatkan panggilan untuk melukis raja, Kepala-kepala Negara, dan mengadakan
pameran hasil karya lukisnya di mancanegara seperti di Singapura (1951), Italia (1955),
Portugal dan Inggris (1956), Singapore (1958), Tokyo, Jepang (1959), Kuala Lumpur,
Malaysia (1959), dan Thailand (1960). Diantara pameran tersebut yang menonjol pada
peroide tahun 1950-1960, yaitu pameran Jepang di Tokyo Jepang pada tahun 1959 yang
dibuka oleh Pangeran Mikasa. Anak Kaisar Hirohito.

Lukisan yang naturalis dan akademis membuat masyarakat Jepang kala itu cukup
terkesima. Dunia seni lukis Jepang yang masih menyandang pola-pola tradisional
seperti mendapatkan pemandangan baru, yaitu pemandangan seni lukis Eropa yang
dibawah oleh orang Indonesia dengan tema-tema yang cenderung Indonesia pula.

Peran Basoeki Abdullah dalam kancah perjuangannya memperkenalkan eksistensinya


sebagai seorang pelukis diberbagai Negara tersebut diatas tanpa disadarinya
menjadikan ia sebagai duta seni lukis Indonesia, karena dengan melukis, Basoeki
Abdullah telah membawa nama bangsa dan Negara Indonesia diluar negeri. Bahkan
Basoeki Abdullah pernah menempati posis yang begitu terhormat dengan menjadi
pelukis istana kerajaan Thailand, dan mendapatkan penghargaan berupa bintang emas
Poporo dari Raja Bhumibol Aduljadej (Raja Thailand), yaitu sebuah penghargaan

5
tertinggi kerajaan Thailand kepada seorang Royal Court Artist yang mempunyai jasa
besar kepada pemerintah dan istana.

 Biografi - Menyelisik Kisah Pameran Awal Basoeki Abdullah


“Bas, dengan lukisan ini kamu akan dapat berkah, “ ujar Raden Mas (R.M)
Sosrokartono, kakak dari Raden Ajeng (RA) Kartini, kepada Basoeki Abdullah, saat
berkonsultasi mengenai lukisannya yang akan dipamerkannya pada sebuah pameran
di Bandung.
Pameran yang akan diikuti oleh Basoeki Abdullah tersebut berlangsung di Jaarbeurs,
atau Pameran Dagang Bandung. Untuk seorang Indonesia, kesempatan tersebut
sangatlah langka karena biasanya yang mengikuti pameran Jarbeeurs hanyalah
pelukis-pelukis asal Eropa saja. Namun seolah-seolah mematahkan “hukum” tersebut,
Basoeki Abdullah, pun turut mengikuti pameran di gedung yang sekarang beralih rupa
menjadi Markas Komando Pendidikan dan Pelatihan (MAKODIKLAT ) Komando
Daerah Militer III/Siliwangi.

Gedung Jaarbeurs pada tahun 1920-an


*sumber foto: Istimewa
Semua berawal dari keikutsertaan Basoeki Abdullah dalam pameran pada sebuah pasar
malam di Bandung, tahun 1933. Lukisannya yang bermodelkan adiknya sendiri,
Trijono, banyak dikagumi oleh wartawan dan pengamat seni lukis, salah satunya Romo
Koch, SY, yang berjanji akan mengusahakan Basoeki Abdullah untuk belajar di
Belanda. Belajar di Belanda sendiri merupakan cita-cita Basoeki Abdullah, karena
menurutnya untuk mengalahkan Belanda harus dengan ilmu dari Belanda. Semenjak
itulah sosok Basoeki Abdullah mulai diperhatikan oleh orang-orang, terutama bangsa
Eropa.
Adalah Prof. Wolff Schoemacher, seorang guru besar atanomi di Technische
Hoogeschool, Bandung, yang turut mengagumi karya Basoeki Abdullah, yang
kemudian memberikan kesempatan pada Basoeki Abdullah untuk memamerkan
lukisannya di Jaarbeurs. Kesempatan tersebut dimanfaatkan sebaik mungkin oleh
Basoeki Abdullah dengan membuat lukisan yang berjudul “Gatotkaca dan Antasena
Sedang Memperebutkan Dewi Sembrada.” Menurutnya cerita dari lukisan tersebut
akan dilihat sebagai sesuatu yang eksotis bagi orang-orang Eropa, sekaligus akan
mematahkan dominasi pelukis-pelukis asing di Jaarbeurs.

6
Betul saja. Keyakinannya dan ucapan R.M Sosrokartono, menjadi kenyataan. Banyak
pengunjung yang kagum dan terhipnotis oleh semburan api dan sambaran halilintar
pada lukisan tersebut. Sekonyong-konyong seorang pengunjung asal Belanda menaruh
uang sebesar seringgit di bawah lukisan tersebut, yang kemudian diikuti oleh para
pengun jung lainnya, bahkan hingga berhari-hari. Walhasil, melalui pameran tersebut
Basoeki Abdullah memperoleh uang dalam jumlah yang besar.

Lukisan Pertempuran Gatotkaca dan Antasena, yang dipamerkan Basoeki Abdullah


pada Jaarbeurs Bandung, 1933.
Pameran Basoeki Abdullah di Jaarbeurs merupakan salah satu pameran awal yang turut
menjadi tonggak dari awal karir lukis Beliau. Selang beberapa waktu, di tahun yang sama,
Basoeki Abdullah pun bertolak ke Belanda, untuk menempuh pendidikan di Koninklijke
Academie Van Beeldenden Kunsten, Den Haag, untuk menjadi pelukis andal. Lebih dari
pada itu, melalui pameran tersebut Basoeki Abdullah menunjukan pada masyarakat Eropa
di Bandung, bahwa Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang berkesenian dan berbudaya
tinggi, sekaligus meningkatkan derajat pelukis-pelukis Indonesia di mata mereka.

 Biografi - Pameran Keliling & Organisasi yang Pernah Diikuti


Pada tahun 1939, Basoeki Abdullah melakukan perjalanan keliling di Indonesia dengan
membawa hasil karya lukisnya agar dapat dinikmati oleh masyarakat Indonesia. Hal ini
dilakukan setelah merasa bahwa selama bertahun-tahun karyanya hanya dinikmati oleh bangsa
asing. Pameran keliling ini dilakukan Basoeki Abdullah, diantaranya di kota Surabaya,
Yogyakarta, Bandung, dan di Medan.
Berbagai kritikan dan sanjungan senantiasa datang bersama-sama, tetapi Basoeki Abdullah
tetap bertahan. Dalam perjalanan seninya itu, Basoeki Abdullah bukan sekedar mencari
pengakuan akan keberadaannya sebagai seorang pelukis, tetapi Basoeki Abdullah juga
mengharapkan masukan-masukan kritis yang mampu mendorong untuk terus berkarya.
Perjalanan pemeran ini, berlangsung cukup lama. Pada tahun 1939 Basoeki Abdullah
berpameran di Jakarta dan Bandung, kemudian pada tahun 1941 Basoeki Abdullah berpameran
di kota Solo, Surabaya, Semarang, dan kota Yogyakarta. Basoeki Abdullah kembali
berpameran di Jakarta pada tahun 1942.
Pada tahun 1942, Basoeki Abdullah mulai nampak dalam pergerakan revolusi secara nyata
dengan melukis tokoh-tokoh perjuangan. Pada tahun 1943, Basoeki Abdullah bergabung dalam
organisasi PUTERA (Pusat Tenaga Rakyat), yaitu sebuah organisasi yang didirikan oleh
pemerintahan Jepangpada tanggal 9 Maret 1943. Didalam organisasi Putera ini, Basoeki

7
Abdullah ini mendapatkan tugas mengajar seni lukis. Antara lain, muridnya yaitu : Kusnadi
(yang kemudian terkenal sebagai kritikus seni), dan Zaini (pelukis), Selain organisasi
PUTERA, Basoeki Abdullah juga aktif dalam Keimin Bunka Sdhojo (Pusat Kebudayaan milik
Pemerintahan Jepang) bersama dengan Affandi, S. Soedjojono, Otto Djaja, dan Basoeki
Resobowo.

Selama masa kemerdekaan, Basoeki Abdullah berada dieropa bersama istrinya Maya Michel.
Sampai saat ini, belum diketahui apa yang melatar belakanginya, tetapi dari beberapa peristiwa
yang terjadi, bahwa Basoeki Abdullah terus aktif berpameran di Eropa (Belanda dan Inggris).
Pameran-pameran tersebut diantaranya di Merdag Museum Nederland (1945), di Bristol
Inggris (1946), di Apeldoorn, Amersfoort dan Maritim Museum (1947), di Nieuwe Muzick
School-Zeist (1948), dan di Scheveningen Nederland dan Victoria Hotel (1949).

Pada tahun 1949 ini pula, Basoeki Abdullah sempat melukis Bung Hatta, Mr. M. Roem, dan
Sultan Hamid II dalam rangka Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda. Hal
lain yang sangat menonjol pada masa ini, yaitu ketika Basoeki Abdullah memenangkan
sayembara melukis yang diselenggarakan dalam rangka penobatan Ratu Yuliana pada tanggal
6 September 1948 di New Kerk, Amsterdam (Belanda). Sayembara ini dikuti oleh 87 pelukis
Eropa. Peristiwa ini cukup mencengangkan kala itu.

 Macam-Macam Koleksi Museum


Museum ini berisi beragam karya dari Basoeki Abdullah, diantaranya lukisan asli, lukisan
repro, patung, topeng, wayang kulit, wayang golek, pakaian, senjata, hiasan, peralatan dapur,
mebelair, peraga, musik, foto, buku, dan ruang memorial. Jumlah koleksi pribadi (barang dan
benda seni) milik Basoeki Abdullah sebanyak 720 buah, buku dan majalah sebanyak 3000
buah. Sementara itu, koleksi yang dihibahkan sebanyak 123 buah.

Lantai 1

Di lantai ini terdapat sebuah ruangan memorial berupa kamar tidur milik Basoeki Abdullah.
Selain itu, ada lukisan Basoeki Abdullah ketika masih berumur 10 tahun dengan menggambar
wajah Mahatma Gandhi dan wajah ayahnya Abdullah Suryo Subroto.

Lantai 2

Di lantai ini terdapat 40 lukisan hasil karya Basoeki Abdullah yang dipamerkan dari 115 karya
lukisannya. Di lantai tersebut terdapat lukisan-lukisan dengan tema yang beragam, seperti
pemandangan alam, tokoh-tokoh besar negara dan lukisan abstrak. Tokoh-tokoh besar yang
pernah dia lukis adalah Pangeran Diponegoro, R.A. Kartini, Sri Sultan Hamengkubuwono IX,
Ibu Tien Soeharto, Ferdinand Marcos, Raja Fahd, Lee Kuan Yew dan tokoh lainnya sedangkan
untuk lukisan pemandangan alam sendiri terdiri dari lukisan pegunungan, binatang, dan laut.

Selain itu, terdapat lukisan tiga dimensi dengan tema flora fauna kekayaan
langka. Lukisan ini menggambarkan seorang wanita yang menyelam di dalam laut dengan
terumbu karang dan ikan-ikan. Di lantai dua juga terdapat dua buah ruangan untuk
perpustakaan dan ruangan untuk penyimpanan lukisan. Di ruangan perpustakaan ini terdapat
3.000 koleksi buku milik Basoeki Abdullah.

8
LUKISAN BUNG KARNO
LUKISAN BUNG HATTA

LUKISAN IMELDA MARCO


LUKISAN IBU TIEN SOEHARTO
10
Bab III
ANALISA KUNJUNGAN
1. Alur Penyajian Koleksi dan Alur Pengunjung
Untuk alur penyajian koleksi Museum Basoeki Abdullah disebar begitu saja. Semua
koleksi berada di dalam ruangan. Penyajian koleksi tidak runtut disajikan menurut
kurun waktu tetapi juga tematik jadi setiap koleksi mempunyai tema-tema sendiri.
Untuk alur pengunjung itu sendiri, karna mengunakan alur penyajian dengan
pendekatan gabungan, dapat memudahkan pengunjung. Pengunjung tidak harus
bergerak secara linear saja, akan tetapi juga pengunjung dapat bergerak secara
bebas menentukan tema-tema yang diinginkan. Namun untuk aksesibilitas keluar-
masuk pengunjung kurang diperhatikan, dimana ruang galeri hanya mempunyai
satu pintu untuk keluar-masuk ruangan
2. Comfort
Saat pengunjung memasuki kawasan Museum, kesan pertama yang didapat dari
pengunjung yaitu merasa nyaman dan sejuk. Karena kawasannya cukup asri dan
banyak pepohanan yang rindang terlebih lagi lokasi museum yang berada di dalam
perumahan membuat pengunjung cukup merasa aman.
3. Competence
Pengunjung merasa kompeten terhadap koleksi-koleksi yang ada di museum,
karena penjaga museum menyampaikan kandungan informasi dari setiap
koleksinya dengan sangat jelas dan dengan bahasa yang mudah dimengerti.
Filosofi-filosofi dari koleksi pun ternyata tidak serumit wujud koleksinya. Jadi
koleksi-koleksi tersebut tidak hanya bisa dinikmati oleh seniman saja namun juga
bisa dinikmati oleh pengunjung yang bukan berlatar belakang seni.
4. Engagement
Mungkin ada sebagian dari pengunjung yang saat melihat koleksi Museum Basoeki
Abdullah merasa ada ikatan dengan objek yang dipamerkan, baik dengan alur
ceritanya, kandungan filosofinya atau tempat kejadiannya. Pengunjung yang
memang berjiwa seni akan lebih mengerti dengan lukisan-lukisan yang bercerita
didalamnya. Penjaga Museum tersebut menceritakan, bahwa ada salah satu lukisan
apabila kita mengamatinya secara sendirian dan dengan seksama diri kita seolah-
olah akan masuk kedalam lukisan tersebut.
5. Meaningfulness
Setiap pengunjung pasti memiliki pemaknaan yang berbeda-beda. Pemaknaan itu
bisa diambil dari mana saja. Baik dari pesan yang disampaikan melalui lukisan, dari
sang seniman, atau pun dari konsep desain yang dipakai. Misalnya saat pengunjung
mendengarkan penjelasan dari penjaga museum mengenai lukisan yang menjadi
modelnya adalah nyi roro kidul, pengunjung merasa takjud dengan penjelasan
tersebut.
6. Satisfaction
Pengunjung memiliki kepuasan tersendiri setelah datang Museum Basoeki
Abdullah. Pengunjung tidak hanya mendapatkan secara visualisasi saja, namun
pengunjung juga mendapatkan pelajaran berharga dari filosofi lukisan-lukisan
ataupun koleksi peninggalan Maestro Baseoki Abdullah yang disajikan. Bukan
hanya itu, pengunjung juga mendapatkan pelajaran dari sang seniman.

11
PENUTUP
KESIMPULAN

Museum Baseoki Abdullah dapat dikatakan museum yang baru dibangun. Museum tersebut
pun dibangun atas permintaan sang Maestro. Dari kunjungan tersebut kami menjadi tahu kisah
sang maestro bisa menjadi seniman yang dikenal dunia dan diakui oleh negara sendiri. Kami
pun juga mengetahi mengenai filosofi-filosofi lukisan sang maestro tersebut sampai membuat
kami takjub mendengar penjelasan mengenai filosofi tersebut.

Dengan adanya kunjungan tersebut membuat wawasan kami sebagai pelajar menjadi lebih luas.

SARAN

Publikasi dari Museum Basoeki Abdullah harus dilakukan lebih gencar lagi agar
semakin diketahui oleh khalayak banyak dan tentunya agar masyarakat mengetahui karya seni
dan sejarahnya.

12
LAMPIRAN

13
14
15
16
BAB V
DAFTAR PUSTAKA

 http://museumbasoekiabdullah.or.id/index.php/web/informasi

17

Anda mungkin juga menyukai