KANKER OVARIUM
A. Pengertian
Kanker ovarium adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel abnormal (kanker) pada satu
atau dua bagian indung telur. Kanker ovarium merupakan tumor dengan histogenesis yang
beragam, tumor tersebut dapat berasal dari ketiga dermoblast (ectodermal, endodermal,
mesodermal) memiliki sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer
& Bare, 2002).
1
3. Paritas
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh seorang wanita. Ibu
yang mengalami paritas banyak, memiliki kecenderungan untuk resiko kanker ovarium
(Dewi, 2008). Adapun klasifikasi paritas, yaitu:
Nullipara (wanita yang belum pernah melahirkan sama sekali)
Primiara (wanita yang telah melahirkan seorang anak)
Multipara (wanita yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali)
Grandemultipara (wanita yang telah melahirkan 5 orang anak atau lebih)
4. Faktor hormonal
Penggunaan hormon estrogen pada terapi hormone yang dilakukan oleh wanita
menjelang menopause maupun yang sedang mengalami menopause berhubungan dengan
peningkatan risiko kanker ovarium baik dari insidensi maupun tingkat mortalitasnya.
Peningkatan risiko secara spesifik terlihat pada wanita dengan penggunaaan hormon estrogen
tanpa disertai progesteron karena peran progesteron yaitu menginduksi terjadinya apoptosis
sel epitel ovarium. Pada kehamilan, tingginya kadar progesteron akan membantu menurunkan
risiko tumor ganas ovarium. (Cannistra SA, 2009)
5. Faktor Reproduksi
Riwayat reproduksi terdahulu serta durasi dan jarak reproduksi memiliki dampak
terbesar pada penyakit ini. Infertilitas, menarche dini (sebelum usia 12 tahun), memiliki anak
setelah usia 30 tahun dan menopause yang terlambat dapa tjuga meningkatkan risiko untuk
berkembang menjadi kanker ovarium.
Pada kanker ovarium, terdapat hubungan jumlah siklus menstruasi yang dialami
seorang perempuan sepanjang hidupnya, di mana semakin banyak jumlah siklus menstruasi
yang dilewatinya maka semakin tinggi pula risiko perempuan terkena kanker ovarium.
(Coughlinn SS, 2009)
6. Pil Kontrasepsi
Kontrasepsi berarti mengurangi kemungkinan atau mencegah konsepsi.Penggunaan
kontrasepsi merupakan salah satu masalah kesehatan reproduksi yang cukup penting pada
wanita saat ini. Pada tahun 2005, megacu kepada United Nation di mana lebih dari 660 juta
wanita yang menikah atau hidup bersama pada usiaproduktif (15-49 tahun) menggunakan
beberapa metode kontrasepsi dan 450 juta orang menggunakan kontrasepsi oral dan
Intrauterina Devices (IUD).
2
Penelitian dari Center for Disease Control menemukan penurunan risiko terjadinya
kanker ovarium sebesar 40% pada wanita usia 20-54 tahun yang memakai pil kontrasepsi,
yaitu dengan risiko relatif 0,6. Penelitian ini juga melaporkan bahwa pemakaian pil
kontrasepsi selama satu tahun menurunkan risiko sampai 11%, sedangkan pemakaian pil
kontrasepsi sampai lima tahun menurunkan risiko sampai 50%. Penurunan risiko semakin
nyata dengan semakin lama pemakaiannya.
7. Kerusakan sel epitel ovarium (Incessant Ovulation )
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Fathalla tahun 1972, yang menyatakan
bahwa pada saat ovulasi, terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium. Untuk penyembuhan
luka yang sempurna diperlukan waktu. Jika sebelum penyembuhan, terjadi lagi ovulasi atau
trauma baru, proses penyembuhan akan terganggu dan tidak teratur sehingga dapat
menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor. (Cannistra SA, 2009)
8. Obat-Obat yang Meningkatkan Kesuburan (Fertility Drugs )
Obat-obat yang meningkatkan fertilitas seperti klomifen sitrat, yang diberikan secara
oral, dan obat-obat gonadotropin yang diberikan dengan suntikan seperti follicle stimulating
hormone (FSH), kombinasi FSH dengan Luteinizing hormone (LH), akan menginduksi
terjadinya ovulasi atau multiple ovulasi. Pemakaian obat penyubur tersebut dapat
meningkatkan resiko relatif terjadinya kanker ovarium. (Kurageorgi, et al, 2010)
9. Penggunaan Bedak Tabur
Penggunaan bedak tabur langsung pada organ genital atau tissue pembersih bersifat
karsinogenik (menyebabkan kanker) terhadap ovarium. Selain itu, bedak tabur juga
mengandung asbes yaitu bahan mineral penyebab kanker. (Huncharek M. et al, 2003).
yang kecil. Sebagian besar tanda dan gejala akibat dari pertumbuhan, aktivitas endokrin, dan
komplikasi tumor.
a. Adanya tumor di dalam perut bagian bawah bisa menyebabkan pembengkakan pada
perut. Tumor yang membesar dapat menekan oang-organ yang ada disekitar. Apabila
tumor membesar an mendesak kandung kemih maka akan mengakibatkan gangguan
miksi sedangkan tumor yng terletak di dalam rongga perut terkadang menimbulkan rasa
berat dalam perut dan mengakibatkan obstipasi edema pada tungkai.
b. Akibat aktivitas hormonal
1) Tumor ovarium tidak mengubah pola haid kecuali tumor itu sendiri mengeluarkan
hormon
c. Akibat komplikasi
1) Perdarahan di dalam kista
Biasanya terjadi sedikit demi sedikit yang kemudian menyebabkan pembesaran luka
dan hanya menimbulkan gejalagejala klinik yang minial. Akan tetapi bila perdarah
terjadi dalam jumlah yang banyak dapat menimbulkan nyeri.
2) Putaran tangkai
Terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter 5 cm atau lebih. Adanya putaran
peritoneum parietal dan ini menimbulkan rasa sakit
3) Infeksi pada tumor
Terjadi bila tumor berada pada sumber kuman pathogen. Kista dermoid cenderung
mengalami peradangan disusul penanahan.
4) Robek dinding kista
Terjadi pada torsi tangkai, tetai juga dapat terjadi karena trauma seperti jatuh atau
pukulan pada perut dan juga pada saat melakukan hubungan seks. Jika robekan kista
terjadi
5) Perubahan keganasan
mencurigakan, adanya metastasi memperkuat diagnosa keganasan
4
Patofisiologi
Patofisiologi
Zat karsinogenik
Zat onkogen
Masuk ke tubuh
Antionkogen inadekuat
IIc Tumor stadium IIa atau IIb tetapi dengan tumor pada
permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah, atau
dengan asites yang mengandung sel ganas atau dengan
bilasan peritoneum positif.
Stadium III Tumor mengenai satu atau kedua ovarium, dengan bukti
mikroskopik metastasis kavum peritoneal di luar pelvis,
dan/atau metastasis ke kelenjar limfe regional.
IIIa Tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening
negatif tetapi secara histologik dan dikonfirmasi secara
mikroskopik adanya pertumbuhan (seeding) di permukaan
peritoneum abdominal.
IIIb Tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di
permukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopik,
diameter tidak melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening
negatif.
IIIc Implan di abdomen dengan diameter > 2 cm dan/atau
kelenjar getah bening retroperitoneal atau inguinal positif
Stadium IV Pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan
metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya
positif dimasukkan dalam stadium IV. Begitu juga
metastasis ke parenkim liver.
E. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang harus dilakukan, yaitu:
1. Laparaskopi yaitu untuk mengetahui apakah sebuah kista berasal dari ovarium atau tidak,
serta untuk menentukan sifat-sifat kista,
2. Ultrasonografi untuk menentukan letak dan batas kista, apakah kista berasal dari uterus,
ovarium, atau kandung kencing, apakah kista kistik atau solid, dan dapat pula dibedakan
antara cairan dalam rongga perut yang bebas dan yang tidak,
3. Foto Rontgen yaitu pemeriksaan ini berguna untuk menentukan adanya hidrotoraks.
Selanjutnya, pada kista dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi dalam kista,
4. Parasentesis yaitu pungsi asites berguna untuk menentukan sebab asites. Perlu diperhatikan
bahwa tindakan tersebut dapat mencemarkan kavum peritonei dengan isi kista bila dinding
kista tertusuk.
G. Penatalaksanaan
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya kanker
ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b dengan derajat diferensiasi sel yang baik/sedang)
yang tidak memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak 6 seri dengan
interval 3 - 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efek samping kemoterapi
secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem saluran cerna, sistem
saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler.
1. Penatalaksanaan yang sesuai dengan stadium yaitu :
2. Operasi (stadium awal)
3. Kemoterapi (tambahan terapi pada stadium awal)
4. Radiasi (tambahan terapi untuk stadium lanjut)
H. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas klien
- Nama, usia, tanggal lahir, suku bangsa, agama, diagnosa medis, pendidikan, pekerjaan,
lamanya perkawinan, tanggal pengkajian, alamat
- Nama suami/ penanggungjawab, pendidikan, pekerjaan, alamat
b. Keluhan utama (alasan datang ke RS)
- Nyeri akut atau kronis pada abdomen
c. Riwayat kesehatan sekarang
- Klien datang dengan keluhan nyeri dan lingkar abdomen yang semakin membesar, yang
dapat dijabarkan dengan PQRST.
d. Riwayat kesehatan dahulu
- Perlu ditanyakan pada pasien dan keluarga, apakah pasien pernah mengalami hal yang
demikian. Selain itu juga ditanyakan siklus menstruasi, obstetric, dan perkawinan.
e. Riwayat kesehatan keluarga
- Perlu ditanyakan apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit seperti ini atau
penyakit kanker lainnya.
f. Riwayat kontrasepsi
Jenis dan lamanya menggunakan alat kontrasepsi
Dimana pasangnya?
Apakah ada keluhan selama memakai kontrasepsi
g. Aktifitas hidup sehari-hari (ADL)
Nutrisi dan cairan : frekuensi, pola, porsi/ menu, pantangan
Eliminasi BAB dan BAK
Istirahat dan tidur : pola lamanya, keluhan yang mengganggu
Aktivitas
Personal hygiene
h. Riwayat psikososial
- Dalam pemeliharaan kesehatan dikaji tentang pemeliharaan gizi di rumah dan bagaimana
pengetahuan keluarga tentang penyakit kanker ovarium.
- Psikologis : status emosi, koping mekanisme, dan penerimaan.
- Spiritual : agama dan kepercayaan, pengaruh pemuka agama.
I. Analisa Data
-klien bisa mengikuti o Anjurkan klien untuk latihan o Menguatkan otot-otot yang
latihan bladder bladder training mengontrol bak
-tidak terjadi iritasi kulit o Anjurkan klien untuk latihan o Untuk membantu
karena keasaman urin perineal atau kegel’s menguatkan kontrol
exercise muskuler ( jika di
Latihan ini dapat dengan indikasikan )
berbaring, duduk atau berdiri
a. Kontr
aksikan otot perineal
untuk menghentikan
pengeluaran urine
b. Kontr
aksi dipertahankan
selama 5-10 detik dan
kemudian
mengendorkan atau
lepaskan
c. Ualngi
sampai 10 kali, 3-4 x /
hari
o Obat-obatan bisa
o Cek obat-obat yang diminum mempengaruhi banyaknya
( narkotik, sedative, diuretik, urin
antihistamin dan anti
hipertensi ), mungkin
berkaitan dengan
inkontinensia.
o Keadaan psikologi bisa
o Cek psikologis klien. menyebabkan ingin bak
5 Resiko terhadap Tujuan o Pantau masukan makanan o Mengidentifikasi kekuatan /
perubahan nutrisi Asupan nutrisi terpenuhi setiap hari defisiensi nutrisi
kurang dari kebutuhan secara adekuat
tubuh berhubungan Kriteria Hasil o Motivasi pasien untuk o Kebutuhan jaringan
dengan anorexia, - Berat badan stabil makan diet tinggi kalori kaya metabolic ditingkatkan serta
penurunan masukan - Nafsu makan meningkat nutrien dengan masukan cairan ( menghilangkan
sekunder terhadap - Porsi makanan yang cairan adekuat produksi sisa )
pembedahan, terapi dihidangkan dihabiskan
radiasi ,penurunan o Hidangkan makanan yang o Untuk menambah nafsu
pemasukan oral, mual sesuai selera pasien makan pasien
muntah dan ketidak
nyamanan mulut o Hindari makanan dengan o Dapat menstimulus respon
bumbu merangsang dan mual muntah
berlemak
7 Resiko tinggi infeksi Tujuan :infeksi tidak o Cuci tangan sebelum o Mencegah terjadinya
berhubungan dengan terjadi. melakukan tindakan. infeksi silang.
tidak adekuatnya kriteria hasil: Pengunjung juga dianjurkan
pertahanan tubuh 1. Klien mampu melakukan hal yang sama.
sekunder dan sistem mengidentifikasi dan o Jaga personal hygine klien
imun (efek berpartisipasi dalam dengan baik. o Menurunkan/mengurangi
kemotherapi/radiasi), tindakan pecegahan adanya organisme hidup.
malnutrisi, prosedur infeksi
invasif. 2. Tidak menunjukkan o Monitor temperatur.
tanda-tanda infeksi. Kaji semua sistem untuk o Peningkatan suhu
. melihat tanda-tanda infeksi. merupakan tanda
terjadinya infeksi.
o Hindarkan/batasi prosedur o Mencegah/mengurangi
invasif dan jaga aseptik terjadinya resiko infeksi.
prosedur.
o Kolaboratif
Monitor CBC, WBC, o Segera dapat diketahui
granulosit, platelets. apabila terjadi infeksi.
o Berikan antibiotik bila
diindikasikan
o Adanya indikasi yang jelas
sehingga antibiotik yang
diberikan dapat mengatasi
organisme penyebab
infeksi.
8 Resiko tinggi terhadap Tujuan : o Mendengarkan pernyataan o Untuk mengeksplorasi
disfungsi seksual b.d Mengidentifikasi klien dan pasangan perasaan klien dan
perubahan struktur atau kepuasan/ praktik seksual pasangan yang
fungsi tubuh, yang diterima dan sesungguhnya
perubahan kadar beberapa alternatif cara
hormon mengekspresikan o Diskusikan sensasi atau o Untuk menentukkan
keinginan seksual. ketidaknyamanan fisik, intervensi yang tepat
Criteria hasil: klien dan perubahan pada respons
pasangan bisa memaklumi individu
kondisi kesehatan klien.
o Kaji informasi klien dan o Untuk mengetahui sejauh
pasangan tentang anatomi/ mana pengetahuan klien
fungsi seksual dan pengaruh tentang organ
prosedur pembedahan reproduksinya sehingga
bisa menentukkan
intervensi lebih lanjut