I. AKUNTANSI
Laporan keuangan adalah produk yang dihasilkan dari proses akuntansi.
Kesimpulannya; informasi akuntansi yang terdapat di dalam laporan keuangan dapat berfungsi
sebagai jendela untuk melihat aktivitas nyata dari sebuah organisasi (perusahaan, emiten), meskipun
masih ada juga jendela lain yang tidak berdasarkan informasi akuntansi.
II. LAPORAN KEUANGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN NILAI EFEK
Seorang analis fundamental menggunakan informasi yang terdapat di dalam laporan
keuangan, utamanya yang berhubungan dengan laba dan hutang, untuk menghitung harga
wajar dari saham suatu perusahaan, atau seberapa besar beban hutang dapat mengurangi
marjin laba perusahaan tsb.
Seorang investor obligasi juga dapat menilai kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi
hutangnya setelah melihat perbandingan besarnya hutang perusahaan tsb terhadap ekuitas,
aset, atau laba, baik yang aktual maupun perkiraan.
III. JENIS PERUSAHAAN DAN LAPORAN KEUANGANNYA
Perlu diketahui bahwa pelaporan keuangan setiap perusahaan bisa memiliki sudut pandang yang
berbeda, tergantung dari sektor industrinya. Adapun pembagian sektor industri dari beberapa emiten
yang tercatat di pasar modal Indonesia dapat dilihat pada Fact Book yang diterbitkan oleh Bursa Efek
Indonesia (BEI).
Pendapatan Penjualan: adalah variabel Income, harap diingat penjelasan pada rumus dan
persamaan akuntansi sebelumnya.
Beban Pokok Penjualan: segala biaya yang timbul untuk pembuatan barang/jasa yang akan
dijual.
Laba Kotor: Penjualan dikurangi Beban Pokok Penjualan.
Beban-beban Operasional Lainnya: umum dan administrasi, keuangan, dll.
Pajak: dihitung dari jumlah penghasilan kena pajak perseroan sesuai dengan peraturan UU
yang berlaku.
Kepentingan Non Pengendali: bagian ekuitas dari anak perusahaan yang tidak dapat
diatribusikan secara langsung kepada induknya.
Laba: Laba Komprehensif membukukan aktifitas lain yang tidak ada hubungan langsung
dengan kegiatan usaha utama perusahaan, misalnya keuntungan atau kerugian yang
ditimbulkan dari perubahan kurs mata uang. Sementara Laba Bersih berasal dari semua
aktifitas utama perusahaan.
Laba Per Saham: Laba bersih dibagi jumlah lembar saham perseroan yang beredar. Biasa
digunakan sebagai salah satu acuan untuk melakukan valuasi nilai wajar saham berdasarkan
rasio P/E (Price to Earning) yang didapat dari membagi harga saham di pasar dengan Laba
Per Saham.
I. ANALISIS HORIZONTAL
Disebut juga dengan Trend Analysis. Adalah metode analisis yang dilakukan dengan membandingkan
suatu pos (akun) pada laporan keuangan di dalam satu periode terhadap pos yang sama di periode
sebelumnya. Periode yang menjadi patokan biasanya adalah tahunan atau kuartalan.
Berikut ini adalah pembagian rasio keuangan berdasarkan 4 kategori besar, yaitu: Rasio Likuiditas,
Pembiayaan, Aktivitas, dan Kinerja.
IV.1. Rasio Likuiditas: Semakin tinggi rasionya, maka perusahaan dianggap memiliki
margin of safety yang cukup tinggi pula. Disebut juga Liquidity Warning Ratio, terdiri dari:
Dalam melakukan penjabaran ini, kita masih belum dapat dapat menentukan bahwa perubahan dalam
ROE dapat dikaitkan dengan perubahan dalam marjin laba bersih, efisiensi aset (asset turnovers) dan
penggunaan leverage (hutang). Langkah terakhir dalam menjabarkan persamaan DuPont adalah
melihat marjin laba bersih
Ini memungkinkan kita untuk menganalisa perubahan pada marjin laba bersih perusahaan
berdasarkan perubahan operasional (EBIT margin), perubahan utang biaya jasa keuangan (beban
bunga) dan tarif pajak. Akhirnya, kita dapat menggabungkan semua perhitungan ini untuk berakhir
dengan lima langkah analisis DuPont.