Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN

I. AKUNTANSI
Laporan keuangan adalah produk yang dihasilkan dari proses akuntansi.
Kesimpulannya; informasi akuntansi yang terdapat di dalam laporan keuangan dapat berfungsi
sebagai jendela untuk melihat aktivitas nyata dari sebuah organisasi (perusahaan, emiten), meskipun
masih ada juga jendela lain yang tidak berdasarkan informasi akuntansi.
II. LAPORAN KEUANGAN DAN HUBUNGANNYA DENGAN NILAI EFEK
 Seorang analis fundamental menggunakan informasi yang terdapat di dalam laporan
keuangan, utamanya yang berhubungan dengan laba dan hutang, untuk menghitung harga
wajar dari saham suatu perusahaan, atau seberapa besar beban hutang dapat mengurangi
marjin laba perusahaan tsb.
 Seorang investor obligasi juga dapat menilai kemampuan suatu perusahaan dalam melunasi
hutangnya setelah melihat perbandingan besarnya hutang perusahaan tsb terhadap ekuitas,
aset, atau laba, baik yang aktual maupun perkiraan.
III. JENIS PERUSAHAAN DAN LAPORAN KEUANGANNYA
Perlu diketahui bahwa pelaporan keuangan setiap perusahaan bisa memiliki sudut pandang yang
berbeda, tergantung dari sektor industrinya. Adapun pembagian sektor industri dari beberapa emiten
yang tercatat di pasar modal Indonesia dapat dilihat pada Fact Book yang diterbitkan oleh Bursa Efek
Indonesia (BEI).

IV. RUMUS DAN PERSAMAAN AKUNTANSI


Sebelum membaca sebuah laporan keuangan, ada baiknya untuk mengerti rumus dan persamaan
akuntansi berikut ini.
PROFIT = INCOME – EXPENSE

EKUITAS = ASET – LIABILITAS

LIABILITAS = ASET – EKUITAS

V. PELAPORAN NERACA KEUANGAN (BALANCE SHEET)


Neraca terdiri dari 3 bagian besar yaitu Aset, Liabilitas, dan Ekuitas. Harap diingat persamaan
akuntansi A=L+E yang menjadi dasar pelaporan Neraca agar memiliki keseimbangan (balance).
Liabilitas terdiri dari 2 bagian besar yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang.

VI. PELAPORAN LABA RUGI (INCOME STATEMENT)

 Pendapatan Penjualan: adalah variabel Income, harap diingat penjelasan pada rumus dan
persamaan akuntansi sebelumnya.
 Beban Pokok Penjualan: segala biaya yang timbul untuk pembuatan barang/jasa yang akan
dijual.
 Laba Kotor: Penjualan dikurangi Beban Pokok Penjualan.
 Beban-beban Operasional Lainnya: umum dan administrasi, keuangan, dll.
 Pajak: dihitung dari jumlah penghasilan kena pajak perseroan sesuai dengan peraturan UU
yang berlaku.
 Kepentingan Non Pengendali: bagian ekuitas dari anak perusahaan yang tidak dapat
diatribusikan secara langsung kepada induknya.
 Laba: Laba Komprehensif membukukan aktifitas lain yang tidak ada hubungan langsung
dengan kegiatan usaha utama perusahaan, misalnya keuntungan atau kerugian yang
ditimbulkan dari perubahan kurs mata uang. Sementara Laba Bersih berasal dari semua
aktifitas utama perusahaan.
 Laba Per Saham: Laba bersih dibagi jumlah lembar saham perseroan yang beredar. Biasa
digunakan sebagai salah satu acuan untuk melakukan valuasi nilai wajar saham berdasarkan
rasio P/E (Price to Earning) yang didapat dari membagi harga saham di pasar dengan Laba
Per Saham.

VII. PELAPORAN ARUS KAS (CASH FLOW)


Menyajikan perubahan posisi kas sebagai akibat dari penerimaan (collections) dan pengeluaran kas
(cash outlays) selama periode tertentu. Laporan arus kas terdiri dari 3 bagian besar, yaitu Arus Kas
Dari Aktivitas Operasi, Arus Kas Dari Aktivitas Investasi, dan Arus Kas Dari Aktivitas Pendanaan.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

I. ANALISIS HORIZONTAL
Disebut juga dengan Trend Analysis. Adalah metode analisis yang dilakukan dengan membandingkan
suatu pos (akun) pada laporan keuangan di dalam satu periode terhadap pos yang sama di periode
sebelumnya. Periode yang menjadi patokan biasanya adalah tahunan atau kuartalan.

II. ANALISIS VERTIKAL


Disebut juga Common Size Analysis. Adalah metode analisis dengan membandingkan 2 pos (akun)
dalam periode yang sama. Pos (akun) Total Aset dan Pendapatan Penjualan biasanya menjadi faktor
pembagi utama dalam metode ini.
III. ANALISIS RASIO
Laporan keuangan melaporkan aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan (emiten) dalam suatu
periode tertentu. Aktivitas ini kemudian dituangkan dalam angka, baik dalam mata uang Rupiah
maupun dalam mata uang asing. Angka-angka ini menjadi lebih berarti apabila diperbandingkan
antara satu pos (akun) dengan yang lainnya. Setelah melakukan perbandingan, kemudian dapat
diperoleh kesimpulan mengenai posisi keuangan suatu emiten untuk periode tertentu. Pada akhirnya
kita dapat menilai kinerja manajemen dalam periode tersebut. Perbandingan ini kita kenal dengan
nama Analisis Rasio Keuangan.

IV. KATEGORI RASIO KEUANGAN

Berikut ini adalah pembagian rasio keuangan berdasarkan 4 kategori besar, yaitu: Rasio Likuiditas,
Pembiayaan, Aktivitas, dan Kinerja.

IV.1. Rasio Likuiditas: Semakin tinggi rasionya, maka perusahaan dianggap memiliki
margin of safety yang cukup tinggi pula. Disebut juga Liquidity Warning Ratio, terdiri dari:

Cash+Acc Rcvbl+ST Investments


a. Acid Test: Acid Test= Current Liabilities
EBIT
b. Interest Coverage: Interest Coverage Ratio= Interest Expense
Current Assets
c. Working Capital: Working Capital Ratio= Current Liabilities

Working Capital = Current Assets - Current Liabilities


IV.2. Rasio Pembiayaan: menunjukkan besarnya pembiayaan terhadap modal atau
penghasilan perusahaan, sehingga dapat mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka panjangnya.
a. Debt to Equity Ratio: mengindikasikan besarnya hutang yang digunakan perusahaan untuk
permodalannya dalam menjalankan bisnis.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒆𝒃𝒕
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑬𝒒𝒖𝒊𝒕𝒚
b. Debt to Asset Ratio: menunjukkan besarnya asset yang diperoleh dari hutang. Semakin besar
rasionya dapat diartikan perusahaan memiliki resiko keuangan yang juga besar.
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑫𝒆𝒃𝒕
𝑫𝒆𝒃𝒕 𝒕𝒐 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
c. Solvency Ratio: mengukur kecukupan Cash Flow perusahaan untuk membayar hutang jangka
panjang dan jangka pendeknya. Dianggap dapat mengukur kemampuan perusahaan dalam
menyelesaikan masalah (solvency), terutama yang terkait dengan hutang.
IV.3. Rasio Aktivitas: mengukur kemampuan perusahaan untuk merubah aset dan modal
yang dimiliki untuk dijadikan Kas atau Penjualan. Terdiri dari:
a. Asset Turnover: mengukur besarnya pemanfaatan aset oleh perseroan untuk dijadikan pendapatan
penjualan.
𝑹𝒆𝒗𝒆𝒏𝒖𝒆
𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕 𝑻𝒖𝒓𝒏𝒐𝒗𝒆𝒓 =
𝑻𝒐𝒕𝒂𝒍 𝑨𝒔𝒔𝒆𝒕
b. Average Collection Period: memperkirakan waktu yang dibutuhkan oleh perseroan untuk
menerima pembayaran atas piutangnya.
𝑫𝒂𝒚𝒔 𝒙 𝑨𝒗𝒈 𝑨𝒎𝒐𝒖𝒏𝒕 𝒐𝒇 𝑨𝒄𝒄 𝑹𝒆𝒄𝒆𝒊𝒗𝒂𝒃𝒍𝒆𝒔
𝑨𝒗𝒈 𝑪𝒐𝒍𝒍𝒆𝒄𝒕𝒊𝒐𝒏 𝑷𝒆𝒓𝒊𝒐𝒅 =
𝑵𝒆𝒕 𝑪𝒓𝒆𝒅𝒊𝒕 𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔 𝑫𝒖𝒓𝒊𝒏𝒈 𝑻𝒉𝒆 𝑷𝒆𝒓𝒊𝒐𝒅
c. Inventory Turnover: menunjukkan berapa kali persediaan dapat dijual dalam suatu periode
tertentu.
𝑺𝒂𝒍𝒆𝒔
𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚 𝑻𝒖𝒓𝒏𝒐𝒗𝒆𝒓 =
𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚
𝑪𝑶𝑮𝑺
𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚 𝑻𝒖𝒓𝒏𝒐𝒗𝒆𝒓 =
𝑨𝒗𝒈 𝑰𝒏𝒗𝒆𝒏𝒕𝒐𝒓𝒚
IV.4. Rasio Kinerja: mengukur kinerja perseroan pada suatu periode tertentu, terhadap
periode sebelumnya. Rasio ini tidak akan banyak berguna apabila tidak dibandingkan terhadap
perseroan lain yang ada di dalam satu sektor industri.Pada dasarnya memiliki metode yang sama
seperti pada Analisa Vertikal. Terdiri dari: Earnings Per Share, Price to Earnings, Book Value Per
Share, Price to Book Value, Return on Assets, Cash Return on Assets, Dividend Payout Ratio,
Dividend Yield, Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return on Equity.

V. EVALUASI RASIO KEUANGAN


Berikut ini adalah tabel yang menterjemahkan secara singkat bagaimana kinerja perusahaan apabila
suatu rasio keuangan mengalami kenaikan atau penurunan.

VI. ANALISIS DUPONT


Persamaan DuPont memberikan cara lain dalam melakukan analisis terhadap ROE, di mana ROE
dibagi-bagi berdasarkan komponen pembentuknya untuk kemudian dilakukan analisis terhadap
masing-masing komponen tsb, agar dapat diketahui pada area mana kinerja perusahaan perlu untuk
ditingkatkan.
Bentuk yang paling sederhana dari metode analisis DuPont adalah membagi ROE menjadi dua
bagian, yaitu ROA dan Financial Leverage Ratio..
Berikutnya adalah memecah ROA menjadi dua faktor yang terpisah, yaitu Net Profit Margin dan
Asset Turnover.

Dalam melakukan penjabaran ini, kita masih belum dapat dapat menentukan bahwa perubahan dalam
ROE dapat dikaitkan dengan perubahan dalam marjin laba bersih, efisiensi aset (asset turnovers) dan
penggunaan leverage (hutang). Langkah terakhir dalam menjabarkan persamaan DuPont adalah
melihat marjin laba bersih

Ini memungkinkan kita untuk menganalisa perubahan pada marjin laba bersih perusahaan
berdasarkan perubahan operasional (EBIT margin), perubahan utang biaya jasa keuangan (beban
bunga) dan tarif pajak. Akhirnya, kita dapat menggabungkan semua perhitungan ini untuk berakhir
dengan lima langkah analisis DuPont.

Anda mungkin juga menyukai