STEP 7
TQM (total quality management) adalah suatu pendekatan dalam menjalankan usaha yang
mencoba untuk memaksimalkan daya saing organisasi melalui perbaikan terus-menerus atas
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungannya.
Manfaat TQM
Manfaat lain dari implementasi TQM yang mungkin dapat dirasakan oleh perusahaan di
masa yang akan datang adalah:
1. Membuat perusahaan sebagai pemimpin bukan sekedar pengikut.
2. Membantu terciptanya team work.
3. Membuat perusahaan lebih sensitif terhadap kebutuhan pelanggan.
4. Membuat perusahaan siap dan lebih muda beradaptasi terhadap perubahan.
5. Hubungan antara staf departemen yang berbeda lebih muda.
Manfaat tersebut didasarkan pada sistem kerja dari program TQM yang berlandaskan
pada perbaikan berkesinambungan atau berkelanjutan. Hal ini akan mengurangi
berbagai bentuk pemborosan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Kedua faktor
tersebut pada akhirnya akan meningkatkan keuntungan.
http://ekonomi.umsida.ac.id/tinymcpuk/gambar/file/ekonomi/proceeding/1%20-
%20Paper%20Hadiah%20Fitriyah.pdf
man
money
material
jika man dan material (kualitas dan kuantitas) tidak sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan, serta jika dana yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan maka
mutu pelayanan sulit diharapkan baik
i. unsur lingkungan
adalah keadaan sekitar yang mempengaruhi pelayanan kesehatan, antara lain :
kebijakan (policy)
organisasi
manajemen
jika kebijakan, organisasi, dan manajemen tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan maka mutu pelayanan sulit diharapkan baik
ii. unsur proses
adalah semua tindakan yang dilakukan pada pelayanan kesehatan. Tindakan
tersebut dibagi atas 2 macam yaitu :
1. tindakan medis
2. tindakan non medis
jika tindakan medis dan non medis tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan maka mutu pelayanan sulit diharapkan baik
iii. unsur keluaran
menunjuk pada penampilan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Penampilan tersebut dibagi atas 2 macam yaitu :
1. penampilan aspek medis
2. penampilan aspek non medis
jika penampilan aspek medis dan non medis tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan maka mutu pelayanan sulit diharapkan baik
Terdiri dari unsure yang terdiri atas 3 bagian:
1. Unsur filosofi (filsafat, keyakinan)
Fokus kepada pelanggan. Penekanan pada kepuasan pelanggan (pasien,
petugas atau provider dan yang membiayai) dan hasil (outcome)
kesehatan sebagai ukuran penampilan.
Wawasan system. Penekanan pada analisis dari seluruh sistem yang
menyelenggarakan pelayanan atau yang mempengaruhi outcome.
Analisis data yang berkaitan. Penekanan pada pengumpulan dan
penggunaan dari data yang obyektif pada operasi sistern dan
penampilan sistem, dan penyebab penyebab mendasar dari suatu
fenotnena.
Keterlibatan semua secara lintas fungsional. Penekanan pada
keterlibatan seluruh komponen, mencari pengertian bersama dalam
proses pelayanan, tenaga medis, paramedis, non medis dan manajemen.
Identifikasi solusi dan perbaikan berkelanjutan. Mencari solusi untuk
peningkatan mutu penampilan dan melakukan peningkatan
berkelanjutan, terus-menerus melakukan analisis sistem, meski telah
diperoleh solusi untuk kepuasan pelanggan.
Optimasi proses peningkatan. Optimasi dalam proses penghantaran
(delivery process) pada kebutuhan pelanggan internal maupun ekstemal.
2. Unsur struktural, pengorganisasian
Komitmen manajer puncak terhadap CQI - dukungan pelaksanaan CQI
di segala lapisan manajemen.
Tim perbaikan proses - penekanan pada pembetukan dan pemberdayaan
tim pegawai agar sesuai dengan problema dan peluang yang ada,
Metode statistik - penggunaan tujuh alat/metode statistik seperti flow
charts, diagram sebab akibat, check sheets, histogram, diagram Pareto,
control charts, dan analisis korelasi,
Pengukuran kepuasan pelanggan - memonitor di berbagal tingkatan
orgarnsasi.
Pemanfaatan benchmarking - untuk memperoleh kemajuan dengan
membandingkan diri dengan. yang terbaik atau memakai target
penampilan.
3. Unsur spesifik profesi kesehatan
Seperti diketahui, organisasi pelayanan kesehatan sudah mempunyai
tradisi sendiri sejak awal pernbentukannya berabad-abad yang lalu. Pada
awaInya berupa kegiatan sosial menyantuni orang sakit yangdikelola, oleh para
pendeta, ulama atau biarawan. Selanjutnya dokter menjadi pusat kegiatan.
Kernudian berkembang dengan adanya asuransi kesehatan dan akhirnya terjadi
pergeseran dari sosial oriented ke komersial oriented atau kepuasan pelanggan.
Kesemuanya terikat dengan moral - kode etik dan pengabdiannya kepada
kemanusiaan.
Dengan demikian sejak awal organisasi kesehatan telah mengenal
manajemen, kepernimpinan, organisasi dengan riwayatnya, norma-norma dan
nilai-nilai, etika dan kepemimpinan dengan cin-cin yang khusus, penghormatan
kepada senioritas, kolegalitas, loyalitas, kerja tim.
(Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan, Vol.1, Djoko Wijono,1999)
Team mania
Organisasi perlu membentnuk beberapa tim yg melibatkan semua karyawan. Untuk
menunjang dan menumbuhkan kerjasama dalam tim, paling tidak ada 2 hal yg perlu
diperhatikan.
Pertama, baik penyelia maupun karyawan harus memiliki pemahaman yg babik thd
perannya masing2. Penyelia perlu mempelajari cara menjadi pelatih yg efektif,
sedangkan karyawan perlu mempelajari cara menjadi anggota tim yg baik
Kedua , organisasi harus melakukan perubahan budaya supaya kerjasama tim tsb
dapat berhasil. Apabila kedua hal tsb dapat tidak dilakukan sebelum pembentukan
tim maka hanya akan timbul masalah, bukannya pemecahan masalah
Kedua , organisasi harus melakukan perubahan budaya supaya kerjasama tim tsb
dapat berhasil. Apabila kedua hal tsb dapat tidak dilakukan sebelum pembentukan
tim maka hanya akan timbul masalah, bukannya pemecahan masalah
1. Kepuasan pelanggan
2. Respek terhadap setiap orang
Karyawan merupakan sumber daya organisasi yang paling bernilai. Oleh karena itu
setiap orang dalam organisasi diperlakukan dengan baik dan diberi kesempatan untuk
terlibat dan berpartisipasi dalam tim pengambilan keputusan.
Prioritas : sutu konsep bahwa perbaikan tidak dapat dilakukan pada semua aspek
pada saat yang bersamaan mengingat keterbatasan sumber daya yang ada. Sehingga
dengan data dapat memfokuskan usahanya pada situasi tertentu yang vital.
Variasi atau variabilitas kinerja manusia : dengan data dapat memprediksi hasil dari
setiap keputusan dan tindakan yang dilakukan.
4. Perbaikan berkesinambungan
Konsep yang berlaku disini adalah siklus PDCA yang terdiri dari langkah2 perencanaan,
pelaksanaan rencana, pemeriksaan hasil pelaksanaan rencana dan tindakan korektif
terhadap hasil yang diperoleh.
a. Kepemimppinan
b. Pendidikan dan pelatihan
c. Struktur pendukung
d. Komunikasi
e. Pengakuan
f. Ganjaran
g. Pengukuran
1. Kepemimpinan
Pimpinan Senior suatu organisasi harus sepenuhnya menghayati implikasi manajemen di dalam
suatu ekonomi internasional di mana manajer yang paling berhasil, paling mampu dan paling hebat
pendidikannya di dunia, harus diperebutkan melalui persaingan yang ketat. Kenyataan hidup yang
berat ini akan menyadarkan manajer senior mengakui bahwa mereka harus mengembangkan
secara partisipatif, baik misi dan visi mereka maupun proses manajemen, yang dapat mereka
pergunakan untuk mencapai keduanya.
Pimpinan bisnis harus mengerti bahwa MMT adalah suatu proses yang terdiri dari tiga prinsip
dan elemen-elemen pendukung yang harus mereka kelola agar mencapai perbaikan mutu yang
berkesinambungan sebagai kunci keunggulan bersaing.
Mutu didasarkan pada ketrampilan setiap karyawan yang pengertiannya tentang apa yang
dibutuhkan oleh pelanggan ini mencakup mendidik dan melatih semua karyawan, memberikan baik
informasi yang mereka butuhkan untuk menjamin perbaikan mutu dan memecahkan persoalan.
Pelatihan inti inimemastikan bahwa suatu bahasa dan suatu set alat yang sama akan diperbaiki di
seluruh perusahaan. Pelatihan tambahan pada bench marking, statistik dan teknik lainnya juga
dipergunakan dalam rangka mencapai kepuasan pelanggan yang paripurna.
3. Struktur Pendukung
Manajer senior mungkin memerlukan dukungan untuk melakukan perubahan yang dianggap
perlu melaksanakan strategi pencapaian mutu. Dukungan semacam ini mungkin diperoleh dari luar
melalui konsultan, akan tetapi lebih baik kalau diperoleh dari dalam organisasi itu sendiri. Suatu staf
pendukung yang kecil dapat membantu tim manajemen senior untuk mengartikan konsep
mengenai mutu, membantu melalui “network” dengan manajer mutu di bagian lain dalam
organisasi dan membantu sebagai narasumber mengenai topik-topik yang berhubungan dengan
mutu bagi tim manajer senior.
4. Komunikasi
Komunikasi dalam suatu lingkungan mutu mungkin perlu ditempuh dengan cara berbeda-beda
agar dapat berkomunimasi kepada seluruh karyawan mengenai suatu komitmen yang sungguh-
sungguh untuk melakukan perubahan dalam usaha peningkatan mutu. Secara ideal manajer harus
bertemu pribadi dengan para karyawan untuk menyampaikan informasi, memberikan pengarahan,
dan menjawab pertanyaan dari setiap karyawan.
6. Pengukuran
Penggunaan data hasil pengukuran menjadi sangat penting di dalam menetapkan proses
manajemen mutu. Jelaskan, pendapat harus diganti dengan data dan setiap orang harus diberitahu
bahwa yang penting bukan yang dipikirkan akan tetapi yang diketahuinya berdasarkan data. Di
dalam menentukan penggunaan data, kepuasan pelanggan eksternal harus diukur untuk
menentukan seberapa jauh pengetahuan pelanggan bahwa kebutuhan mereka benar-benar
dipenuhi.
Pengumpulan data pelanggan memberikan suatu tujuan dan penilaian kinerja yang realistis
serta sangat berguna di dalam memotivasi setiap orang/karyawan untuk mengetahui persoalan
yang sebenarnya.
http://ekonomi.umsida.ac.id/tinymcpuk/gambar/file/ekonomi/proceeding/1%20-
%20Paper%20Hadiah%20Fitriyah.pdf
9. Bagaimana mutu pelayanan yang baik?
Mutu yang baik :
RS harus memahami dan menghayati konsep dasar dan prinsip utama pelayanan RS
shg dapat menyusun langkah2 upaya peningkatan mutu di masing2 RS
Memberi prioritas kpd peningkatan SDM di RS termasuk didalamnya meningkatkan
kesejahteraan karyawan, memberikan imbalan yg layak, program keselamatan dan
kesehatan kerja, program diklat dsb
Menciptakan budaya mutu di RS. Termasuk di dalamnya menyusun program mutu RS,
menyusun tema yg dipakai sbg pedoman memilih pendekatan yg dipakai dalam
penggunaan standar of procedure (SOP). Kemudian juga menetapkan mekanisme
monitoring dan evaluasi
Plan (Rencanakan) : Meletakkan sasaran dan proses yang dibutuhkan untuk memberikan
hasil yang sesuai dengan spesifikasi.
Check (Cek) : Memantau dan mengevaluasi proses dan hasil terhadap sasaran dan
spesifikasi dan melaporkan hasilnya.
Act (Tindak lanjuti) : Menindaklanjuti hasil untuk membuat perbaikan yang diperlukan. Ini
berarti juga meninjau seluruh langkah dan memodifikasi proses untuk memperbaikinya
sebelum implementasi berikutnya.:
1. Untuk memudahkan pemetaan wewenang dan tanggung jawab dari sebuah unit
organisasi;
2. Sebagai pola kerja dalam perbaikan suatu proses atau sistem di sebuah organisasi;
3. Untuk menyelesaikan serta mengendalikan suatu permasalahan dengan pola yang
runtun dan sistematis;
4. Untuk kegiatan continuous improvement dalam rangka memperpendek alur kerja;
5. Menghapuskan pemborosan di tempat kerja dan meningkatkan produktivitas.
Dalam hal mengimplementasikan PDCA, kunci terlaksana atau tidaknya suatu aktivitas
ada di wewenang dan tanggungjawab, karena disinilah tempat fungsi perencanaan
aktivitas yang akan dilaksanakan yang merupakan deskripsi pekerjaan dan tugas yang
akan dilaksanakan oleh orang yang menduduki jabatan di divisi suatu perusahaan
tersebut (Ibrahim, dalam referensi manajemen kualitas). Wewenang dan tanggungjawab
perlu direkam dalam bentuk dokumen untuk memudahkan dalam mengidentifikasi
aktivitas yang telah dilakukan. Tentu wewenang dan tanggungjawab dari tiap divisi
tidaklah sama, masing-masing sesuai dengan kedudukannya, karena itulah, dalam
merumuskannya perlu dipertimbangkan dengan baik. Artinya, wewenang dan
tanggungjawab tersebut bukan sekedar kumpulan semua aktivitas yang harus dijalankan
namun tetap perlu diharmonisasikan atau diseimbangkan.Jangan sampai wewenang dan
tanggungjawab ini terlalu berat untuk dijalankan atau tidak dapat dijalankan karena tidak
sesuai dengan fungsinya(Ibrahim, dalam referensi manajemen kualitas).
Steve Vasovsk and Jeremy Weinsten – ESD.60 Lean/Six Sigma Systems, LFM, MIT
(2004)
STEP 4
SASARAN
PRINSIP UNSUR
TQM
PLAN DO
PMKP
PENILAIAN
CHECK
MUTU ACTION
KARS 2012