Perdes Wartek
Perdes Wartek
KABUPATEN………
TENTANG
WARUNG TEKNOLOGI DAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM MENGEMBANGKAN TEKNOLOGI TEPAT GUNA
MEMUTUSKAN :
BAB I
KETENTUAN UMUM
PASAL 1
Dalam Peraturan Kepala Desa ini yang dimaksud dengan :
1. Teknologi Tepat Guna yang selanjutnya disebut TTG adalah teknologi yang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat, dapat menjawab permasalahan masyarakat, tidak merusak
lingkungan, dapat dimanfaatkan dan dipelihara oleh masyarakat secara mudah, serta
menghasilkan nilai tambah dari aspek ekonomi dan aspek lingkungan.
4. Desa adalah desa dan desa adat atau yang disebut dengan nama lain, selanjutnya disebut
Desa, adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang
untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/atau hak tradisionalyang diakui dan
dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
6. Pemerintah Desa adalah Kepala Desa atau yang disebut dengan nama lain dibantu
perangkat Desa sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Desa.
7. Rukun Warga (RW) adalah pembagian wilayah di Indonesia di bawah Desa atau Desa (atau
di bawah :Dusun atau Lingkungan Desa).
8. Rukun Tetangga (RT) adalah pembagian wilayah di Indonesia di bawah Rukun Warga.
Rukun Tetangga bukanlah termasuk pembagian administrasi pemerintahan, dan
pembentukannya adalah melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka
pelayanan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Desa atau Desa.
9. APBDes adalah rencana keuangan tahunan WARTEKyang dibahas dan disetujui bersama
oleh pemerintah desa dan Badan Permusyawaratan Desa, dan ditetapkan dengan
Peraturan Desa
BAB II
SASARAN
Pasal 2
(2) Pemberdayaan masyarakat melalui pengelolaan TTG sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilaksanakan secara partisipatif, keterpaduan, mempertimbangkan potensi sumber daya
lokal, berwawasan lingkungan dan memberdayakan masyarakat setempat.
BAB IV
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 4
.Maksud pembentukan WARTEK adalah untuk mempercepat pemanfaatan TTG oleh masyarakat,
meningkatkan kemampuan keuangan Pemerintah Desa dalam penyelenggaraan Pemerintah Desa,
pelaksanaan Pembangunan Desa, pembinaan kemasyarakatan Desa, dan pemberdayaan masyarakat Desa,
serta meningkatkan pendapatan masyarakat melalui berbagai kegiatan ekonomi masyarakat berbasis TTG.
Pasal 5
Tujuan Pembentukan dan Pengembangan Wartek desa adalah untuk :
a. Memperdayakan masyarakat melalui peningkatan kapasitas perencanaan dan
pengelolaan TTG;
b. Mewujudkan kelembagaan TTG masyarakat yang tangguh dan mandiri untuk
memberikan pelayanan terhadap kebutuhan masyarakat;
c. menciptakan kesempatan berusaha dan mengurangi angka pengangguran di desa;
d. Menjembatani masyarakat pemanfaat/pengguna TTG dengan sumber TTG;
e. Memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan teknis,
pelayanan informasi dan promosi TTG;
f. Meningkatkan kerjasama dan kordinasi terpadu berbagai pemangku kepentingan yang
ada mulai dari tingkat RT, RW dan lembaga yang ada di desa guna tercapainya
pemanfaatan TTG.
BAB V
MEKANISME
Bagian Kesatu
Pemberdayaan Masyarakat
Pasal 7
Pasal 8
(2) Kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuat dalam Perjanjian Kerjasama yang
memuat paling sedikit:
a. subjek kerja sama;
b. objek kerja sama;
c. ruang lingkup kerja sama;
d. hak dan kewajiban para pihak;
e. jangka waktu kerja sama;
f. pengakhiran kerja sama;
g. keadaan memaksa; dan
h. penyelesaian perselisihan.
(3) Dalam perjanjian kerjasama sebagaimana dimaksud pada ayat (2) memuat pengalihan TTG
dari sumber teknologi kepada masyarakat.
Bagian Kedua
Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat
Paragraf 1
Umum
Pasal 9
(1) Pemetaan kebutuhan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a, antara lain dilakukan
melalui pengumpulan data dan informasi jenis TTG, jenis usaha, sosial budaya dan potensi
sumber daya lokal.
(2) Hasil pemetaan kebutuhan TTG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk perencanaan
pemanfaatan dan pengembangan TTG.
Paragraf 3
Pengkajian
Pasal 11
Pengkajian TTG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf b dilakukan dengan
menganalisis hasil pemetaan untuk pemanfaatan dan pengembangan TTG.
Paragraf 4
Pengembangan
Pasal 12
(1) Pengembangan TTG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf c, antara lain dilakukan
melalui inovasi TTG dan uji coba TTG.
(2) Hasil pengembangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) untuk penerapan TTG di
masyarakat.
Pasal 13
(1) WARTEK melakukan fasilitasi perlindungan hukum terhadap inovasi TTG sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 12.
(2) Fasilitasi perlindungan hukum sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
mengupayakan sertifikat paten terhadap inovasi TTG.
Pasal 14
WARTEK memfasilitasi inovasi TTG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12, untuk dapat di
usulkan di kecamatan, agar mengikuti lomba TTG baik tingkat Kabupaten, Provinsi dan Pusat.
Paragraf 5
Pemasyarakatan
Pasal 15
(1) Pemasyarakatan TTG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf d, dilakukan melalui
kegiatan antara lain:
a. gelar/pameran TTG;
b. lokakarya TTG;
c. temu informasi TTG;
d. pelatihan;
e. pendampingan;
f. magang;
g. komunikasi informasi dan edukasi TTG; atau
h. media massa.
(2) Pemasyarakatan TTG sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk mengkomunikasikan
penerapan TTG.
Paragraf 6
Penerapan
Pasal 16
(1) Penerapan TTG sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf e, dilakukan oleh masyarakat.
(2) Dalam rangka penerapan TTG oleh masyarakat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
dilakukan pemberdayaan masyarakat melalui:
a. pelatihan;
b. pemberian bantuan langsung; dan
c. pendampingan.
Pasal 17
Pelatihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf a, dapat berbentuk:
a. pelatihan teknis;
b. pelatihan managemen;
c. studi banding; dan
d. pemagangan.
Pasal 18
(1) Pemberian bantuan langsung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf b,
dapat berupa bantuan hibah dan bantuan sosial yang diberikan dalam bentuk uang dan/atau
barang kepada kelompok masyarakat.
(2) Pemberian bantuan langsung sebagaimana dimaksud pada ayat (1), untuk memberdayakan
masyarakat dalam memanfaatkan TTG.
Pasal 19
Pendampingan di tingkat desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 ayat (2) huruf c dapat
meminta bantuan kepada Pendamping Lokal Desa dan Pendamping Desa, dilakukan untuk
memberdayakan masyarakat dalam penerapan TTG.
BAB V I
LEMBAGA PELAYANAN TTG
Pasal 20
(2) Lembaga pelayanan TTG sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan lembaga
kemasyarakatan.
Pasal 21
Pasal 22
(1) Lembaga Teknologi Tepat Guna berhak mengelola pemasukan yang didapat dan
membagi hasil usaha keuntungan yang didapat dengantujuan untuk kemajuan desa dan
masyarakat.
(2) Bagi hasil usaha merupakan pendapatan WARTEK yang diperoleh dalam 1 (satu)
tahun buku dikurangi dengan penyusutan dan kewajiban termasuk pajak dalam tahun
yang bersangkutan.
(3) Pembagian hasil usaha adalah sebagai berikut :
a. penambahan modal usaha : …………………………….. 20 %
b. pendapatan asli desa : …………………………….. 20%
c. penelitian TTG : …………………………….. 15 %
d. pengembangan TTG : ……………………………. 15 %
e. pelaksana operasional : ……………………………. 15 %
f. pendidikan dan social : …………………………… 10 %
g. Cadangan : ……………………………. 5%
Pasal 23
(1) Pengurus Wartek berdasarkan hasil musyawarah Desa, sebagaimana diatur dalam
Pereturan Mentri Desa, Pembanguan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Tentang
Pedoman Tata Tertib dan Mekanisme Pengambilan Keputusan Musyawarah Desa, dengan
syarat sebagai berikut :
(2) Susunan dan jumlah pengurus Wartek sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disesuaikan
dengan kebutuhan;
(3) Pengangkatan, hak dan kewajiban pengurus Wartek ditetapkan dalam AD/ART.
Pasal 24
(1) Hubungan kerja antara Pemerintahan Desa dengan Wartek bersifat Pembina.
(2) Hubungan kerja antara Wartek dengan lembaga kemasyarakatan lainnya di Desa bersifat
koordinatif dan konsultatif.
(3) Hubungan kerja antara Wartek dengan pihak ketiga di desa bersifat kemitraan.
BAB VII
PEMBINAAN
Pasal 25
Pasal 26
BAB VII
PELAPORAN
Pasal 32
(1) Pengurus WARTEK membuat laporan setiap 3 (tiga) bulan kepada Kepala Desa;
(2) Pengurus WARTEK membuat laporan kepada masyarakat melalui BPD setiap 1 (satu) tahun
anggaran.
Pasal 33
Sistem pelaporan dibuat berdasarkan jenis usaha dengan sistematika sebagai berikut
b. kegiatan TTG; memuat materi pelaksana atau tenaga kerja, produksi, penjualan dan/atau
pemasaran serta keuntungan ; dan
Pasal 34
(1) Pendanaan WARTEK didanai dari dan atas beban APBDes, Sumber-sumber lain yang
sah dan tidak mengikat;
(2) Pendanaan berasal dari APB Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat
bersumber dari :
a. bantuan Pemerintah;
d. hibah dari pihak swasta, lembaga sosial ekonomi kemasyarakatan dan/atau lembaga
donor yang disalurkan melalui mekanisme APBDes;
(3) Bantuan Pemerintah dan pemerintah daerah kepada BUM Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) huruf a dan b disalurkan melalui mekanisme APB Desa.
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 35
Ditetapkan di ......................
pada tanggal Juli 2016
Diundangkan di…
Pada Tanggal …..
SEKERTARIS DESA …. (NAMA DESA)
TTD
NAMA