Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH FISIOLOGI HEWAN

SISTEM PENCERNAAN

Disusun oleh:

Nanda Desima Silalahi ACD 115 073

Ika Agusta Br. Ketaren ACD 115 028

Geovany Monisa ACD 115 032

Francyus Kaharaf ACD 115 055

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

UNIVERSITAS PALANGKA RAYA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN PENDIDIKAN MIPA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga Kami dapat menyelesaikan Makalah
yang berjudul “Sistem Pencernaan”

Dimana pada makalah kami ini, akan dijelaskan tentang jenis-jenis


makanan dan hewan-hewan apa saja yang memakan makanan tersebut. Nantinya,
akan dibahas pula tentang kelas hewan berdasarkan jenis makanan yang
dimakannya sehari-hari. Dalam makalah ini kami juga akan membahas bagaimana
proses pencernaan dari hewan Herbivora, Karnivora, dan Omnivora serta beberapa
contoh hewan yang invertebrate.

Makalah ini dibuat masih jauh dari kata sempurna. Kami masih perlu
bimbingan dalam pepnyelesainnya agar makalah ini dapat lebih berisi ilmu yang
lebih dari awal kami membuatnya. Akhir kata kami kelompk 2 ucapkan
terimakasih.

Palangka Raya, 23 Maret 2018

Penulis

DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

Setiap makhluk hiduo di bumi ini harus makan dan mencerna makanan
agar dapat mempertahankan kehidupannua (tumbuh, berkembang, berbiak, dan
sebagainya) hewan memerlukan masukan makanan yang mengandung berbagai
senyawa (nutrisi). Nutrisi dapat dibagi menjadi beberapa kelompok. Hewan pada
umumnya tidak dapat memproduksi sendiri (dalam tubuhnya) nutrisi ini, jadi
harus ada masukan dari luar. Di dalam tubuh, bahan ini dapat diubah atau
dikonversikan menjadi berbagai senyawa lain yang diperlukan, langsung
digunakan untuk membentuk struktur tubuh, energi, metabolisme, berbiak dan
sebagainya atau disimpan sebagai cadangan. Nutrisi yang masuk saling emmbantu
dan mempengaruhi, sehingga seringkali tidak dapat dikatakan bahwa salah satu
nutrisi selalu lebih penting dari pada yang lainnya.

Hewan memiliki sistem pencernaan. Hewan sederhana atau satu sel


mempunyai sistem pencernaannya sederhana, sedang hwan yang lenih kompleks
atau multiseluler memiliki sistem percernaan yang kompleks pula. Hewan dapat
dibagi ke dalam berbagai golongan atas dasar sistem pencernaan atau cara makan
ataupun jenis pakan yang dipilihnya. Hewan mampu mencerna pakan secara
mekanis atau secara kimia. Pada hewan multiselulas dapat dijumpai berbagai
organ dan ”peralatan” yang berperan dalam pencernaan dengan fungsi khusus
yang tidak terdapat pada hewan yang lebih sederhana.

Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme di mana suatu makhluk


hidup memproses sebuah zat, dalam rangkak untuk mengubah secara kimia atau
mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi. Pencernaan terjadi pada organisme multi sel,
sel, dan tingakat sub-sel, biasanya pada hewan.

Pencernaan biasanya dibagi menjadi aktivitas mekanik dan kimia. Dalam


kebanyakan vertebrata, pencernaan adalah suatu proses banyak-tingkat dalam
sebuah sistem pencernaan, setelah ingesti dari bahan mentah, kebanyakan
organisme lain. Proses ingesti biasanya melibatkan beberapa tipe manipulasi
mekanik.

Strutur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan,


tergantung pada tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis
makanannya. Pada hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih
sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hwan-
hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan
secara ekstrasel.

BAB II
ISI

A. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata

Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara


intrasel, seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan
dalam alat khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga
gastrovaskuler. Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat
pencernaannya belum sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. Pencernaan
dilakukan dengan cara absorbsi langsung melalui kulit.

1. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah

Gambar 1. Organ Pencernaan Cacing

Cacing memiliki alat-alat pencernaan mulai dari mulut, kerongkongan,


tembolok, empedal, usus dan anus. Bagian depan kerongkongan agak
membesar disebut paring yang berfungsi untuk menghisap makanan dari
mulut dan membasahinya dengan lendir, makanan cacing tanah berupa humus
yang terdapat di tanah yang bersifat asam, dikelilingi kerongkongan terhadap
tifa pasang kelenjar yang menghasilkan zat kapur yang dapat menetralkan
sifat asam makanannya. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan serta
sampah organik yang sudah lapuk.
Sistem pencernaan makanan pada cacing tanah sudah sempurna. Proses
pencernaan dibantu oleh enzim-enzim yang dikeluarkan oleh getah-getah
pencernaan secara ekstrasel,. Makanan cacing tanah berupa daun-daunan
serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna
senyawa organik tersebut menjadi ,olekul yang sederhana yang dapat diserap
oleh tubuhnya. Isisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.

2. Sistem Pencernaan Pada Serangga

Gambar 2. Orggan Pencernaan pada serangga (Belalang)

Sebagaimana pada cacing tanah, serangga memiliki sistem pencernaan


makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus,
samapi anus. Pencernaan pada serangga dilakukakn secara ekstrasel.
Mekanisme sistem pencernaan pada serangga, misalnya tembolok berfungsi
menyimpan makanan sementara di sebelah bawah tembolok terdapat kelenjar
ludah yang menghasilkan ludah. Ludah tersebut dialirkan melalui saluran induk ke
dalam rongga mulut. Dari tembolok makanan masuk ke empedal dan dalam
empedal makanan dihancurkan, selaanjutnya makanan diteruskan ke dalam
lambung. Di bagian depan lambung terdapat enam pasang usus buntu yang
berfungsi sebagai kelenjar pencernaan. Makanan yang tidak dicerna diserap di
dalam lambung. Sisa-sisa makanan dari usus melalui peletum dikeluarkan melalui
anus.

3. Sistem Pencernaan Pada Hewan Vertebrata


a. Sistem Pencernaan Pada Ikan

Gambar 3. Organ Pencernaan Pada Ikan

ikan mempunyai lidah yang pendek terdapat pada dasar mulut,


lidah itu tidak dapat digunakan seperti lidah pada hewan lainnya. Ikan mas
tidak mempunyai kelenjar ludah tetapi mempunyai kelenjar lendir dari
mulutnya. Lambung merupakan pelebaran dari saluran pencernaan.
Mekanisme Sistem Pencernaan Pada Ikan adalah sebagai berikut :
dari rongga mulut makanan masuk ke esophagus melalui faring yang
terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek,
terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan, lumennya
menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung
pada umumnya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada
beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang
penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa
pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus.
Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati
merupakan kelenjar yang berukuran besar, bewarna merah kecoklatan,
terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus, bentuknya
tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang
menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang
diseimpan dalam kantung empedu untuk membantu proses pencernaan
lemak. Kantung empedu untuk membantu proses pencernaan lemak.
Kantung empedu berbentuk bulatm bewarna kehijauan terletak di sebelah
kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu
berfungsi untuk menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila
diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik
sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim-
enzim pencernaan dan hormon insulin.
b. Sistem Pencernaan Pada Amfibi

Gambar 4. Organ Pencernaan Pada Katak

Secara berurutan, saluran penceranaan pada katak meliputi, rongga


mulut, terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah
untuk menangkap mangsa. Esofagus; berupa saluran pendek;ventrikulus,
berbentuk kantung yang bila terisi makanan menjadi lebar. Lambung katak
dapat dibedakan menjadi 2 yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang
keluar menuju usus. Intestinum atau usus dapat dibedakan atas usus halus
dan usus tebal. Usus halus meliputi; duodenum, jejenum, dan ileum, tetapi
belum jelas batas-batasnya. Usus tebal berakhir pada rektum danmenuju
kloaka, dan kloaka ; merupakan muara bersama antara saluran pencernaan
makanan, saluran reproduksi, dan urine.
Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas.
Hati bewarna merah kecoklatan, terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi
menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu yang disimpan
dalam kantung empedu yang lambung dan usus dua belas jari. Pankreas
berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.

Mekanisme Sistem Pencernaan Makanan Pada Katak


Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan,
meliputi saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Salah satu binatang
amphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan kecil
(serangga). Lidah pada katak digunakan untuk menangkap mangsa.
Makanan dari mulut masuk ke dalam lambung melalui kerongkongan. Di
dalam lambung makanan di cerna kemudian masuk ke dalam usus. Di usus,
zat makanan diserap. Sisa makanan dikeluarkan melalui kloaka. Kloaka
merupakan muara tiga saluran, yaiut saluran pencernaan, saluran ekskresi,
dan saluran alat kelamin.

c. Sistem Pencnaan Pada Reptil

Gambar 5. Organ Pencernaan Pada Reptil


Organ-organ Pencernaan
Secara berturut-turut pencernaan pada reptil meliputi :
1) Rongga mulut, pada bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas
dan rahang bawah, masing-masing memiliki deretan gigi yang
berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi dan sedikit melengkung
ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang
melekat pada tulang lidah dengan ujung bercapang dua.
2) Esofagus (kerongkongan)
3) Ventrikulus (Lambung)
4) Intestinum; terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada
anus.

Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati, kantung empedu, dan


pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir dan bewarna
kemerahan). Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati.
Pankreas berada di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih
kekuning-kuningan.

Mekanisme Pencernaan Pada Reptil

Pada ular berbisa, terdapat gigi bisa yang tumbuh pada langit-langit
mulutnya. Bisa digunakan untuk melumpuhkan atau membunuh
mangsanya. Lidah pada cicak digunakan untuk menangkap mangsa.
Ular, berkarung dan cicak tidak mengunyah mangsa. Makanan yang
ditangkap langsung dikunyaknya. Bentuk lambung pada reptilian
sesuai dengan bentuk tubuhnya. Kura-kura memiliki lambung
membulat, ular dan berkarung memiliki bentuk lambung yang
memanjang. Sistem pencernaan makanan pada reptil, memiliki kelenjar
pencernaan yaitu hati, kantung empedu dan pakreas. Setelah makanan
masuk kedalam rongga mulut yang dikunyah oleh gigi yang berbentuk
kerucut, menuju ke esofagus lalu menuju ke ventrikulus. Kemudian
menuju intestinum lalu bermuara ke anus.

d. Sistem pencernaan pada burung

Gambar 6. Organ pencernaan Burung

Organ-Organ Pencernaan
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil,
dan buah-buahan.

Saluran pencernaan pada burung dapat diliat pada gambar 6, yaitu terdiri
dari;

1. Paruh; merupakan modifikasi dari gigi


2. Rongga mulut; terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara
rongga mulut dan tanduk
3. Faring; berupa saluran pendek, esofagus pada burung terdapat pelebaran
pada bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan
makanan yang dapat diisi dengan cepat.
4. Lambung terdiri atas; proventrikulus, banyak menghasilkan enzim
pencernaan, dinding ototnya tipis. Ventrikulus; ototnya berdinding tebal.
Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir yang tertelan
bersama makanan yang berguna untuk membantu pencernaan dan disebut
sebagai ”hen’s teeth”,
5. Intestinum : terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada
kloaka. Usu halus pad aburung terdiri dari duodenum, jejenum, dan ileum.

Kelenjar pencernaan burun gmeliputi : hati, kantung empedu, dan pankreas.


Pada burung merpati tidak terdapat kantun gempedu.

Mekanisme Sistem Pencernaan Pada Burung

Misalnya burung Finch pemakan biji, mempunyai paruh kuat disesuaikan


secara khusus untuk memecah biji. Tepinya tajam dan permukaan dalam
mempunyai relung-relung. Pada waktu makan, biji mula-mula masuk ke dalam
lambung tetapi setelah lambung itu penuh, tembolok itu menyalurkan biji ke
dalam lambung. Seperti kebanyakan vertebrata, bagian depan lambung burun gitu
berkelanjar dan menghasilkan protease dalam medium asam. Bagian bawah
lambung mengalami perubahan sebagai rempel dengan dinding otot yang tebal.
Permukaan dalam bersifat seratin dan mempunyai relung-relung. Butir mineral
yang tertelan terdapat diantara relung-relung tersebut dan membantu dalam
menggiling makanan.

Berlawanan dengan burung finch, burun ghantu adalah pemangsa, memakan


tikus dan rodentia kecil lainnya yang ditelan secara utuh. Mangsa ditangkap dan
dimatikan dengan cakr dan paruh pendek bengkok yang kuat. Tidak terdapat
tembolok, dan bagian lambung yang berkelenjar berkembang dengan baik.
Empela mengecil menjadi katup yang mencegah rambut dan tulang masuk ke
dalam usus. Usus burung hantu lebih pendek dari pada usus burung finch.

e. Sistem Pencernaan pada Hewan Memamah Biak (Ruminansia)


Gambar 7. Organ pencernaan Ruminansia

Organ-organ pencernaan
Gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar berfungsi untuk
mengunyak rerumputan yang sulut di cerna. Di samping itu, pada hewan
ruminansia terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu :
Rumen (perut besar), Retikulum (Perut jala), Omasum (perut kitab), dan
abomasum (perut masam).

Mekanisme Sistem Pencernaan Pada Ruminansia


Mula-mula makanan masuk ke perut besar (rumen) dan perut jala
(retikulum), dimana terjadi fermentasi, percampuran dan pemilihan materi
tumbuhan. Isi rumen di muntahkan dan di pemah lagi, untuk menghancurkan
serabut tanaman secara mekanis kembali. Secara periodik materi yang dipamah
dan di fermentasi di salurkan dari retikulo rumen ke omasum yang berkelenjar,
yang mirip dengan lambung mamalia lainnya.

 Rumen

Bahan makanan seperti amilum, rumput, gula, urea, dan lemak


difermentasi oleh mikroba menjadi VFA dan gas (CH4, CO2, NH3, H2S) lalu
diserap oleh tubuh. VFA (Volatile Fatty Acid) adalah asam lemak yang mudah
menguap (Asam asetat =60-70%; asam butirat =10-15%, asam propionate =
15-20%). Pada rumput yang mengandung gula dan karbohidrta, asam asetat
menurun dan propionate meningkat, pada molasses asam asetat menurun dan
butirat meningkat. HCL dari abomasum masuk ke rumen. Dirumen makanan
sebagai sumber protein mikroba akan berubah menjadi vitamin B kompleks
dengan bantuan Mo dan Co. Berbeda dengan protein, lemak makanan di dalam
rumen diubah menjadi asam-asam lemak atau gliserol dengan bantuan
hidrolisis mikroba, kemudian diubah menjadi asam propionate dengan
difermentasi, lalu sisa lemaknya masuk kedalam usus.

 Usus Halus/Halus Ruminansia


Pada usus kecil atau usus halus perjalanan sisa makanan
diperlambat di usus halus dengan cepat menjadi hiopotonis terhadap
plasma (disebabkan penurunan cepat konsi Na, Cl, CO2, VFA, dan
amonia). Absorbsi air dilakukan di usus besar.

 Karbohidrat struktural
Perombakan karbohidrat struktural (selulosa dan hemiselulosa)
oleh bakteri sebagian besar menghasilkan asam asetat. Bakteri
pendegredasi karbohidrat struktural ini sensitif terhadap kandungan lemak
dan tingkat keasaman dalam rumen. Bahan pakan dengan kandungan
lemak yang tinggi atau kondisi rumen yang terlalu asam dapaat menekan
pertumbuhan atau membunih bakteri pendegredasi selulosa. Kondisi ini
dapat menurunkan kecernaan dan konsumsi pakan oleh ternak.
Karbohidrat struktural yang keluar dari rumen kecil kemungkinan dapat
dipecah dalam saluran pencernaan selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai