Anda di halaman 1dari 2

Bagian dhevi sukma (Hal 36-37)

Kata Ilmiah Kata Populer


harmonis sesuai
argumen bukti
konklusi simpulan

Kata-kata yang tergolong jargon, slang, atau kata percakapan hendaknya dihindari
pemakaiannya dalam karangan ilmiah. Kata yang tergolong jargon adalah kata-kata khusus yang
hanya digunakan dalam bidang (lingkungan) tertentu, seperti kata yang digunakan oleh montir,
tukang kayu, atau kata rahasia para pramuka. Kata slang merupakan kata-kata nonstandard
kalangan remaja, seperti mana tahan hendaknya tidak digunakan dalam karangan formal.
Demikian juga, kata-kata yang hanya digunakan dalam percakapan, seperti dok, prof, atau kep
tidak digunakan dalam karangan ilmiah.
Berikut ini adalah beberapa contoh lain kata-kata yang harus digunakan sesuai ranahnya.
Kata Lisan Takbaku Kata Tulis Baku
boleh dibilang dapat dikatakan
(mem) bikin membuat
bercokol tinggal, berdiam
cekcok bertikai, berselisih
tergantung bergantung pada
gampang mudah
ribut gaduh
enteng ringan
gelandangan tunawisma
idiot tunagraha
tidak bisa baca-tulis tunaksara
pingin ingin
cuma hanya
seperti misalnya seperti/misalnya
nampak(nya) tampak(nya)
lantas kemudian, lalu
ketimbang alih-alih
meski meskipun
karenanya, karena itu oleh karena itu

(2) Ketepatan Pilihan Kata


Syarat ketepatan kata mempersonalkan ketepatan kata yang dipilih dihubungkan dengan
konsep makna yang hendak disampaikan. Banyak kata yang menunjukkan adanya hubungan
makna di dalam kelompok kata yang mirip. Misalnya kata melirik, memandang, melihat,
menonton, menatap, dan menyaksikan memiliki hubungan makna yang dekat (disebut kata
bersinonim). Kata tersebut harus digunakan dengan tepat sesuai dengan nuansa makna kata itu
masing-masing. Untuk itu, agar dapat menggunakan kata dengan tepat, perlu diperhatikan
pemakaian diksi yang memperhatikan konsep hubungan makna kata-kata, yaitu hubungan
sinonim, oposisi (antonim), polisemi, homonim, dan hiponim, serta hubungan makna denotasi-
konotasi, konkret-abstrak, umum-khusus, idiom, dan majas.
Dalam hal ini kata harus digunakan dengan tepat, misalnya kata jam dan pukul. Kata jam
menunjukkan “lama waktu”, sedangkan pukul menunjukkan “saat”. Dengan demikian, tidak
tepat jika digunakan Jam berapa kita berangkat? Seharusnya digunakan Pukul berapa kita
berangkat? Untuk menyatakan lama waktu, digunakan jam, sepeti dalam lima jam atau berapa
jam.
Selanjutnya, kata juga dapat dipilih karena denotasi dan konotasinya, umum dan
khususnya, konkret dan abstraknya, idiom, atau majasnya. Pemilihan kata-kata secara tepat
sangat ditentukan oleh sikap dan perasaan masing-masing pengguna bahasa. Pemilihan kata
dengan tepat, seperti kata yang berkonotasi (misal amplop, ular dan penyesuaian harga); kata-
kata abstrak (misalnya panas, dingin, dan baik); kata-kata umum-khusus (misalnya burung-pipit,
kenari, jalak); kata-kata idiom (misalnya panjang tangan, rendah hari, terdiri atas, bergantung
pada); dan kata-kata bermajas (misalnya tunakarya, membebastugaskan {eufemisme}) sangat
ditentukan oleh konteks dan konteks pemakaian kata-kata bersangkutan.

Anda mungkin juga menyukai