PROPOSAL PENELITIAN
WAHYUNINGSI ODE
A1L1 15 049
2018
BAB I
PENDAHULUAN
dapat menjadi manusia yang berkualitas dalam arti dapat membentuk pola pikir
yang kritis, penalaran yang mantap, kreatif dan inovatif dalam mencapai tujuan
merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
mencakup berbagai mata pelajaran, salah satunya cabang sains yang merupakan
mata pelajaran yang erat kaitannya dengan kehidupan alam sekitar (Istikomah, et
al., 2010). Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran sains di
SMA, sehingga peserta didik dituntut untuk dapat mengaitkan materi dengan
life skill.
Pendidikan life skill adalah pendidikan yang memberikan bekal dasar dan
latihan yang dilakukan secara benar kepada peserta didik tentang nilai-nilai
didik. Dengan demikian pendidikan life skill harus dapat merefleksikan kehidupan
nyata dalam proses pengajaran agar peserta didik memperoleh kecakapan hidup
Malik fajar (2002) mengatakan bahwa life skill adalah kecakapan yang dibutuhkan
untuk bekerja selain kecakapan dalam bidang akademik. Sementara itu team
kecakapan yang dimiliki oleh seseorang agar berani dan mau menghadapi segala
menyelesaikannya.
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak yang mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga
untuk bernegara dan berbangsa, (4) mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti
pendidikan yang lebih tinggi. Konsekuensinya adalah apa yang diajarkan harus
tantangan diatas, Pendidikan life skill muncul sebagai alternatif dan usaha untuk
hidup (life skill) pada umumnya sudah diterapkan pada sekolah-sekolah kejuran.
Namun pada kurikulum 2013 ini, dituntut tidak hanya sekolah-sekolah kejuruan
yang mendapatkan pendidikan berbasis life skill, akan tetapi seluruh sekolah
aspek life skill pada pembelajaran kimia. Untuk keperluan tersebut, penulis
1.2.1. Apa saja aspek-aspek life skill yang muncul pada pembelajaran kimia,
Batauga?
1.2.2. Seberapa besar tingkat penguasaan aspek-aspek life skill siswa pada
1.3.1. Untuk mengungkap aspek-aspek life skill yang muncul pada pembelajaran
N 1 Batauga.
1.3.2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat penguasaan aspek-aspek life skill
diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat baik secara praktis maupun teoritis.
guru kiia pada khususnya, tentang kegiatan belajar mengajar yang tepat
1.4.3. Secara teoritis, memberikan wacana pada siswa dan masyarakat bahwa
makna yang sama dengan kecakapan fisik dan pekerjaan tangan. Kemampuan
(skill) adalah sesuatu yang dimiliki oleh individu untuk melakukan tugas atau
pekerjaan yang dibebankan kepadanya (Mulyasa, 2014: 67). Hal ini menyebabkan
life skill sering dimaknai hanya sebagai vocational skill, keterampilan kerja
kejuruan atau kemampuan yang perlu dimiliki oleh siswa agar mereka dapat
serta dapat juga digunakan untuk melatih kecakapan personal seseorang (Carrol,
et al., 2013). Pengertian dari life skill adalah kecakapan yang selalu diperlukan
dalam mengatasi berbagai persoalan hidup, baik bekerja atau tidak bekerja dan
apapun profesinya (Kusuma & Siadi, 2010). Life skill adalah suatu pembelajaran
yang berfokus untuk melatih pendidikan dan keterampilan (Powney, et al., 2000).
kehidupannya.
Menurut Kosasih (2014: 41), pendidikan kecakapan hidup yang diberikan
mempersiapkan siswa menghadapi era informasi dan era globalisasi. Pada intinya,
belajar yang perlu dinilai sejauh mana kesesuaiannya dengan kebutuhan mereka
2013: 184). Menurut Supriyatna (2010), komponen life skill dibagi menjadi dua
macam, yaitu general life skill (GLS) dan spesific life skill (SLS). Masing-masing
2.1.1. General life skill meliputi personal skill dan social skill
a. Personal skill terdiri dari 2 komponen yang meliputi awarennes skill mencakup
tentang penghayatan diri sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa dan thinking
lisan maupun komunikasi tertulis dan kecakapan dalam bekerja sama dengan
orang lain.
2.1.2. Spesific life skill meliputi academic skill dan vocational skill
tertentu.
didalam mencari ilmu pengetahuan dari berbagai sumber, baik lisan maupun
tulisan (Kosasih, 2014: 37). Hal ini, karena keberhasilan siswa dalam mencapai
prestasi akademik atau kemampuan dalam membekali life skill dipengaruhi oleh
semester genap. Adapun Kompetensi Inti (KI) yang digunakan adalah KI 3 dan KI
kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan
masalah. Pada KI 4 yaitu mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret
Larutan penyangga dapat terbentuk dari asam lemah dan basa konjugasinya atau
relatif tidak berubah jika ditambah sedikit asam atau basa, atau diencerkan dengan
air. Larutan penyangga dengan pH lebih kecil dari 1 dapat dibuat dari asam lemah
dan basa konjugasinya, sedangkan larutan penyangga dengan pH lebih besar dari
7 dapat dibuat dari basa lemah dengan asam konjugasinya. Larutan penyangga
yang artinya masih efektif untuk menaham pH (Supardi & Gatot, 2012: 15-16).
Larutan yang mengandung suatu asam lemah (HA) dan basa konjugasinya.
Larutan penyangga asam dapat dibuat dengan mencampurkan langsung asam
lemah dengan basa konjugasinya. Contoh: larutan HCN (asam lemah) dicampur
langsung basa lemah dengan asam konjugasinya. Contoh: larutan NH4OH (basa
pengaruh ini adalah ketika asam asetat dilarutkan dalam air dan selanjutnya
Dengan hal yang sama, jika asam asetat dilarutkan ke dalam larutan
natrium asetat, ion asetat dan ion H+ dari disosiasi asam asetat masuk ke dalam
larutan. Ion asetat (dari garam) yang ada dalam larutan akan menekan disosiasi
asam asetat sehingga menurunkan [H+]. Jadi, adanya ion senama (CH3COO-)
menurunkan disosiasi asam, sehingga larutan menjadi kurang asam (pH
ketahui bahwa hampir semua ion CH3COO– dalam larutan berasal dari garam
sebab CH3COOH hanya sedikit sekali yang terionisasi. Seperti pada penjelasan
dibawah ini:
[𝐻+][𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻−]
Ka = [𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻]
[𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻]
[H+] = [𝐶𝐻3𝐶𝑂𝑂𝐻−] x Ka
Campuran basa lemah dan asam konjugasinya, misalnya NH3 dan NH4+
[𝑂𝐻−][𝑁𝐻4+]
Kb = [𝑁𝐻3]
[𝑁𝐻3]
[OH-] = [𝑁𝐻4] x Kb
Penyangga karbonat berasal dari air campuran asam karbonat dengan basa
oksigen inilah selanjutnya dibawa ke seluruh sel tubuh. Keberadaan oksigen dapat
Ion H+ yang dilepaskan dari peruraian H2CO3 merupakan asam yang diproduksi
Pada cairan intra sel, adanya penyangga fosfat sangat penting dalam
Penggunaan utama asam sitrat saat ini adalah sebagai zat pemberi cita rasa
dan pengawet makanan dan minuman, terutama minuman ringan. Sifat asam sitrat
Air ludah dapat mempertahakan pH dalam mulut tetap pada kisaran 6,8.
Air ludah mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menjaga kerusakan
gigi dan kikisan asam-asam yang terbentuk dari sisa-sisa makanan disela-sela gigi
yang membusuk.
penurunan atau kenaikan pH dalam perut akibat dari reaksi obat tersebut.
Contohnya adalah larutan penyangga yang ditambahkan oleh obat aspirin, dll.
Pada bidang farmasi (obat-obatan) banyak zat aktif yang harus berada
tubuh. pH untuk obat tetes mata harus disesuaikan dengan pH air mata agar tidak
menimbulkan iritasi yang mengakibatkan rasa perih pada mata. Selain itu, pada
komponen utama dari sampo bila sabun ini langsung digunakan untuk kulit atau
rambut akan dapat menyebabkan iritasi pada kulit atau mata, terutama pada anak-
anak balita, sehingga pengontrolan terhadap harga pH sangat penting. Harga pH
yang direkomendasikan untuk sampo adalah 5,5 untuk menurunkan harga pH dari
8,3 menjadi 5,5 dapat digunakan asam sitrat. Dalam hal ini asam sitrat berfungsi
untuk mengatur kesetimbangan ion H+ atau harga pH, Asam sitrat sebagai asam
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
menunjukkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia yang rendah serta
hasil dari riset internasional yang dilakukan oleh Global Institute dan Programme
for International Student Assessment (PISA) merujuk pada suatu simpulan bahwa
prestasi peserta didik Indonesia tertinggal dan terbelakang (Mulyasa, 2013: 60).
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
2013:4).
Kurikulum 2013 mempunyai empat kompetensi inti (KI) yang berisi
sebagai berikut (Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan
Sesuai dengan kompetensi inti (KI) yang telah ditentukan oleh Kemendikbud, KI
merupakan sifat alami seseorang dalam merespons situasi secara bermoral. Sifat
alami tersebut dimanifestasikan dalam tindakan nyata melalui tingkah laku yang
baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain dan karakter mulia
karakter kepada siswa, yaitu knowing, loving, and acting the good.
Keberhasilan pendidikan karakter dimulai dengan pemahaman yang benar,
adalah proses pembentukan nilai yang membantu orang dapat lebih baik hidup
bersama dengan orang lain dan dunianya (learning to live together) untuk menuju
sesama (orang tua, keluarga), diri sendiri (learning to be), hidup bernegara, alam
unsur afektif (perasaan), dan unsur psikomotor (perilaku) (Masnur Muslich, 2011:
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
tersebut dalam diri siswa maka akan terbentuk pribadi yang berkarakter dan
bangsa Indonesia nilai-nilai yang akan dapat memberi karakter khas Indonesia
melengkapi nilai-nilai yang telah mulai tumbuh dengan nilai-nilai yang ada di
2011: 8).
deskripsi teori dan kajian pustaka yang telah diungkapkan dibagian depan life skill
bertaqwa kepada Tuhan YME., berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
pembelajaran kimia yang berorientasi pada pengembangan life skill pada siswa
Pada penelitian ini, digunakan metode penelitian ex post facto yaitu penelitian
Penelitian ex post facto adalah suatu penelitian yang dilakukan untuk meneliti
peristiwa yang telah terjadi dan kemudian melihat kebelakang untuk mengetahui
post facto, peneliti tidak dapat mengendalikan variabel bebas melalui manipulasi
bagaimana menetapkan sebab dari akibat yang diamati itu (sugiyono, 1999:7).
instrumen, peneliti akan mengadakan observasi ke sumber data yaitu pada siswa
terhada aspek-aspek life skill yang dapat ditemukan dalam pembelajaran kimia.
Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah
dua jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan tak terbatas. Pada penelitian ni
SMA N 1 Batauga.
sampel diambil dan ditetapkan dengan tabel morgan dan subjek dipilih secara
acak.
3.3.1. Instrumen
suatu penelitian. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pengamatan terhadap kegiatan belajar siswa disekolah dan tes yang mengandung
kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Dalam menggunakan metode observasi cara
yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau blangko pengamatan
sebagai instrumen. Dengan metode ini diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat
pembelajaran kimia yang mengarah pada pengembangan life skill siswa, sebagai
bentuk kinerja siswa dalam pembelajaran kimia pokok bahasan larutan penyangga
3.3.2.2.Tes (test)
Tes adalah serentetan pernyataan atau latihan yang digunakan untuk mengukur
siswa. Metode tes ini diberikan kepada siswa untuk mengetahui tingkat
pemahaman siswa terhadap konsep yang dilakukan melalui uji coba dalam
praktikum.
Dengan tes tersebut, peneliti akan mengolah data hasil tes untuk seberap
jauh pengenalan maupun penguasaan siswa terhadap aspek-aspek life skill yang
salah satu jawaban yang dianggap benar. Kemudian jawaban yang benar diberi
skor 1 dan jawaban yang salah diberi skor 0. Adapun acuan atau rambu-rambu
aspek life skill dengan mengkaji ulang kalimat perkalimat pada bahan ajar yang
akan digunakan sebagai paduan dan dengan memberikan tes yang disertai gambar
Sulawasi Tenggara.
Penelitian terbagi menjadi dua tahap, yaitu observasi dan tes tertulis.
aspek-aspek life skill mulai dari awal kegiatan sampai pada akhir kegiatan. Dalam
hal ini, peneliti hanya memfokuskan pada satu aspek pokok bahasan masalah
Pada penelitian ini didapat data atau hasil penelitian yang berupa angka
dan non angka. Data yang berupa angka di dapat dari hasil instrumen yang berupa
tes yang di berikan kepada siswa pada akhir kegiatan (pertemuan terakhir dari satu
pokok bahasan) dan hasil analisis terhadap bahan ajar yang digunakan siswa
selama kegiatan belajar berlangsung. Sedangkan non angka di peroleh dari hasil
aspek-aspek life skill yang muncul pada waktu kegiatan belajar mengajar
berlangsung. Aspek-aspek life skill secara umum atau menyeluruh telah di uraikan
belajar mengajar berlangsung, apakah semua aspek life skill teridentifikasi atau
sebagian saja.
Dari hasil penelitian yang berupa angka diperoleh dari dua cara, yaitu
analisis dari bahan ajar dan tes pada akhir kegiatan. Data yang berupa angka yang
di dapat dari analisi bahan ajar ini hanya untuk menguatkan keberadaan aspek-
aspek yang muncul dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Sedang data yang
berupa angka yang diperoleh dari tes yang digunakan untuk mengukur tingkat
tingkat penguasaan siswa pada aspek-aspek tersebut, maka dari data yang didapat
di cari rerata jawaban benar dari setiap nomor soal dan dari setiap siswa. Selain
itu, dicari pula rerata secara umum yang digunakan sebagai batasan pembanding.
Maksudnya, ketika rerata jawaban benar siswa berada dibawah rerata umum,
maka tingkat penguasaan siswa terhadap life skill sangat kurang atau dapat
dikatakan belum paham. Akan tetapi, jika perolehan rerata siswa berada diatas
rerata umum, maka penguasaan siswa terhadap aspek life skill sangat bagus atau
dapat dikatakan sudah paham. Kemudian dari rerata masing-masing siswa tersebut
dijumlahkan menjadi satu dan dibagi sejumlah siswa, apakah berada diatas rerata
umum atau berada dibawah rerata umum. Jika berada di atas rerata umum, maka
skill. Begitu pula sebaliknya, sehingga dari gambaran tersebut, peneliti dapat
tersebut dan seberapa besar tingkat penguasaan siswa terhadap life skill tersebut.