PROPOSAL PENELITIAN
WAHYUNINGSI ODE
A1L1 15 049
2018
2
BAB I
PENDAHULUAN
Adanya anggapan kalau carut marut dunia pendidikan di negeri ini akibat
lemahnya kompetensi para lulusan sekolah, lemahnya life skill para lulusan
sekolah, moral ataupun budaya bangsa yang menginginkan segala sesuatu serba
instan tanpa proses, dan lain sebagainya. Selain itu ada juga indikator
dari sisi perilaku keseharian peserta didik seperti adanya tawuran antar peserta
didik yang kini telah menjadi berita biasa dalam kalangan masyarakat. Contoh
lain dari dunia usaha juga muncul keluhan bahwa lulusan pendidikan yang
memasuki dunia kerja kurang memiliki kesiapan kerja yang baik. Hal ini juga
yang mendasari timbulnya isu perlunya keterampilan hidup (life skill) bagi peserta
membawa konsekuensi membuka peluang masuknya tenaga kerja dari luar negeri
yang berkualitas dan berdaya saing tinggi ke dalam dunia kerja di Indonesia. Hal
ini jelas mengancam keberadaan tenaga kerja Indonesia, lebih-lebih bagi mereka
yang tidak memiliki kecakapan hidup yang memadai untuk memasuki kesempatan
kerja yang ada. Kenyataan ini mengimplikasikan bahwa keterbukaan negara dan
kecakapan hidup yang bermutu dan mampu bersaing dengan tenaga kerja asing.
Pendidikan juga harus mengembangkan potensi dasar peserta didik agar berani
pendidikan kita mulai berbenah diri dengan memperbaiki sistem dan kurikulum
menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan Struktur Kurikulum Sekolah
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif
sebagai berikut (Permendikbud No. 69 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar Dan
4
Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual; 2. Kompetensi Inti-2 (KI-2)
untuk kompetensi inti sikap sosial; 3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi
keterampilan.
life skill muncul sebagai alternatif dan usaha untuk mewujudkan tujuan kurikulum
2013. Pengembangan kurikulum 2013 berbasis life skill atau kecakapan hidup
adalah kecakapan yang dimiliki seseorang (siswa) untuk mau dan berani
menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa merasa tertekan,
kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta menemukan solusi sehingga
Jenis-jenis life skill antara lain, kecakapan mengenal diri (self awareness)
solusi dan mengatasinya. Itulah konsep dari kurikulum 2013 yang berbasis life
skill.
5
Secara khusus pendidikan berorientasi pada kecakapan hidup atau life skill
sumber daya yang ada di masyarakat, sesuai dengan prinsip manajemen berbasis
sekolah.
Kurikulum 2013 diharapkan dapat mewujudkan cita-cita bangsa dan tujuan dari
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
mata pelajaran termasuk dalam pembelajaran sains, salah satunya adalah mata
pelajaran kimia. Mata pelajaran kimia merupakan salah satu mata pelajaran yang
menuntut peserta didik untuk dapat mengaitkan materi dengan fenomena yang ada
pembelajaran kimia yang berbasis “life skill” khususnya keterlaksanaan aspek life
penelitian dengan judul “Identifikasi Aspek-Aspek Life Skill Yang Muncul Pada
Kendari”.
1.2.1. Apa saja aspek-aspek life skill yang muncul pada pembelajaran kimia,
Kendari?
1.2.2. Seberapa besar tingkat penguasaan aspek-aspek life skill siswa pada
di SMA N 7 Kendari?
1.3.1. Untuk mengungkap aspek-aspek life skill yang muncul pada pembelajaran
Kendari.
1.3.2. Untuk mengetahui seberapa besar tingkat penguasaan aspek-aspek life skill
diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat baik secara praktis maupun teoritis.
1.4.2. Secara praktis juga dapat memberikan informasi ilmiah kepada siswa dan
guru kimia pada khususnya, tentang kegiatan belajar mengajar yang tepat
1.4.3. Secara teoritis, memberikan wacana pada siswa dan masyarakat bahwa
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Life Skill atau Kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki seseorang
untuk mampu menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar tanpa
oleh seseorang untuk menjalankan kehidupan dengan nikmat dan bahagia (Slamet
dibutuhkan oleh seseorang untuk berfungsi dan bertindak secara mandiri dan
otonom dalam kehidupan sehari-hari, tidak harus selalu meminta bantuan dan
petunjuk pihak lain. Ini berarti bahwa bentuk kecakapan hidup berupa
pengetahuan sebagai praksis dan kiat (praxis dan techne), bukan teori;
serta dapat juga digunakan untuk melatih kecakapan personal seseorang (Carrol,
2013). Pengertian dari life skill adalah kecakapan yang selalu diperlukan oleh
dalam mengatasi berbagai persoalan hidup, baik bekerja atau tidak bekerja dan
apapun profesinya (Kusuma, 2010). Life skill adalah suatu pembelajaran yang
demikian, dapat disimpulkan bahwa life skill merupakan suatu pembelajaran yang
Education), yaitu suatu pendidikan yang dapat membekali peserta didik dengan
secara wajar tanpa merasa tertekan, kemudian secara kreatif menemukan solusi
berada, bekerja atau tidak bekerja, apa pun profesinya. Dengan bekal kecakapan
hidup (life skills) telah menjadi salah satu hal yang harus dimiliki dan dikuasai
oleh masyarakat, termasuk peserta didik, agar mereka mampu berperan aktif
dalam lapangan kerja yang ada serta mampu berkembang (Kendall & Marzano,
1997). Life skills bertujuan untuk meningkatkan mutu dan relevansi pendidikan
(life skill) bagi warga belajar. Membantu peserta didik untuk mempersiapkan diri
dimasa depan. Dan menghasilkan tenaga kerja yang bermutu dan memiliki
1. Kecakapan mengenal diri sendiri (self awareness), yang sering juga disebut
eksistensi diri sebagai makhluk Tuhan yang Maha Esa, makhluk sosial,
mengembangkannya.
2012).
didalam mencari ilmu pengetahuan dari berbagai sumber, baik lisan maupun
tulisan (Kosasih, 2014). Hal ini, karena keberhasilan siswa dalam mencapai
prestasi akademik atau kemampuan dalam membekali life skill dipengaruhi oleh
kepada warga belajar untuk lebih memaknai tentang hakikat belajar yang
bermakna bagi semua peserta didik.3 Hal ini sebenarnya sudah tersirat dalam
pasal 1 ayat (1) Undang- undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional yaitu: Pendidikan adalah usaha sadar untuk mempersiapkan peserta didik
melalui bimbingan pengajaran dan/atau latihan bagi peranannya dimasa yang akan
datang. Berdasarkan etimologi pengertian dari life skills adalah Kecakapan hidup
menghadapi era informasi dan era globalisasi. Pada intinya, pendidikan kecakapan
sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan
(KI) yang berisi tujuan dari proses pembelajaran. Rumusan kompetensi inti
Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial; 3. Kompetensi Inti-3
(KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan 4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk
skill, dan pendidikan berkarakter, siswa dituntut untuk paham atas materi, aktif
dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki sopan santun disiplin yang tinggi.
14
2013 berbasis life skill merupakan kecakapan yang dimiliki seseorang (siswa)
untuk mau dan berani menghadapi problema hidup dan kehidupan secara wajar
tanpa merasa tertekan, kemudian secara proaktif dan kreatif mencari serta
yang sifatnya positif yang datangnya dari luar atau dalam sendiri,
dengan harapan agar peserta didik dapat menghadapi masa depannya dengan baik.
6). Mengembangkan alat penilaian yang sesuai dengan aspek kecakapan hidup
Kurikulum 2013 diharapkan dapat mewujudkan cita-cita bangsa dan tujuan dari
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
pada kurikulum ini, tak hanya siswa yang dituntut untuk aktif dan kreatif tapi
pengertian asam basa berdasarkan reaksi ionisasi. Menurut Arrhenius asam adalah
zat yang jika dilarutkan dalam air melepaskan ion H+. Dengan kata lain pembawa
sifat asam adalah ion H+. Asam Arrhenius dapat dirumuskan dengan HxZ dan
Jumlah ion H+ yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul asam disebut valensi asam.
Sedangkan ion negatif yang terbentuk dari asam setelah melepaskan ion H+
disebut ion sisa asam. Menurut Arrhenius, basa adalah senyawa yang dalam air
dapat menghasilkan ion OH- . Jadi pembawa sifat basa adalah ion OH-. Basa
16
Jumlah ion OH- yang dapat dihasilkan oleh 1 molekul basa disebut valensi basa.
Tabel 2.3. Contoh Senyawa Asam Basa Menurut Arrhenius dan Reaksi
Ionisasinya
Senyawa Contoh Reaksi Ionisasi
Asam HCl HCl(aq)→ H+(aq) + Cl-(aq)
CH3COOH CH3COOH(aq) → CH3COO-(aq)+ H+(aq)
H2SO4 H2SO4(aq)→ 2H+(aq) + SO42-(aq)
H2CO3 H2CO3(aq)→ 2H+(aq) + CO32-(aq)
Basa NaOH NaOH(aq)→ Na+(aq) + OH-(aq)
KOH KOH(aq)→ K+(aq) + OH-(aq)
Al(OH)3 Al(OH)3(aq)→ Al3+(aq) + 3OH-(aq)
Berdasarkan jumlah ion H+ (untuk asam) atau ion OH- (untuk basa) yang
dihasilkan dari reaksi ionisasi, senyawa asam basa dapat dikelompokkan menjadi
1. Asam monobasis (berbasa satu), yaitu asam yang dalam larutan air
2. Asam polibasis (berbasa banyak), yaitu asam yang dalam larutan air
Asam polibasis dapat mengalami beberapa kali reaksi ionisasi. Sebagai contoh
Berdasarkan konsep asam basa Arrhenius, larutan asam dapat bereaksi dengan
larutan basa menghasilkan garam dan air. Reaksi ini disebut reaksi netralisasi.
Tahun 1923, sebuah definisi asam basa yang lebih luas diperkenalkan oleh
Johannes Bronsted dan Thomas Lowry. Menurut teori ini, asam adalah donor
proton atau penyumbang proton dan basa adalah akseptor atau penerima proton.
Dari Gambar 2.2 diatas, suatu asam (HCl) setelah melepas satu proton
akan membentuk spesi yang disebut basa konjugasi dari asam itu (Cl-). Sedangkan
asam konjugasi (H3O+) dihasilkan dari penambahan sebuah proton pada basa
Bronsted dalam hal ini H2O, sehingga konsep ini disebut konsep pasangan asam
basa konjugat.
18
berikut: asam adalah zat yang dapat menerima sepasang elektron. Sedangkan basa
adalah zat yang dapat menyumbangkan sepasang elektron. Contoh asam basa
Pada Gambar 2.3 diatas, ion H+ dapat terikat pada molekul NH3 karena
molekul NH3 memiliki pasangan elektron bebas yang dapat digunakan bersama
a. Jika suatu cairan mempunyai kadar asam yang cukup tinggi baik karena jenis
c. Jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion Hidrogen (kation) dan ion
b. Jika dilarutkan dalam air akan terurai menjadi ion positif berupa logam dan
c. Pada umumnya basa merupakan senyawa yang sukar larut dalam air kecuali
beberapa basa yang mudah larut dalam air, yaitu KOH, NaOH, NH4OH,
[𝐻 + ][𝐴− ]
Ka =
[𝐻𝐴]
[𝐵𝐻 + ][𝑂𝐻 − ]
Kb =
[𝐻𝐵]
menjadi asam kuat, asam lemah, basa kuat dan basa lemah. Asam kuat adalah
asam yang pada dasarnya mengalami ionisasi sempurna dalam air. Contoh HNO3,
H2SO4. Asam lemah sebaliknya, hanya terionisasi sebagian dalam air. Contoh
H2CO3, CH3COOH. Basa kuat adalah basa yang terionisasi sempurna dalam air
seperti NaOH, Ca(OH)2. Sedangkan basa lemah adalah basa yang terionisasi
menggunakan indikator. Indikator adalah zat warna yang warnanya berbeda jika
berada dalam kondisi asam dan basa. Indikator yang biasa digunakan adalah
Lakmus dapat berbentuk larutan dan kertas. Ada dua jenis kertas lakmus,
yaitu:
Kertas lakmus biru. Didalam larutan asam, warna kertas berubah menjadi
merah, sedangkan di dalam larutan netral atau basa, warnanya tetap biru.
Kertas lakmus merah. Didalam larutan basa, warna kertas berubah menjadi
biru, sedangkan di dalam larutan asam atau netral warnanya tetap merah.
kedalam larutan yang bersifat asam atau basa ditunjukkan pada gambar 2.5 di
bawah ini:
memberikan warna merah pada bunga ganja dan warna biru pada bunga
jagung.Selain itu berbagai tumbuhan yang dapat menjadi indikator asam basa
antara lain mahkota bunga mawar, bunga hydrangea, kol merah, bunga sepatu, kol
Indikator asam basa yaitu zat warna larut yang perubahan warnanya
tampak jelas dalam rentang pH yang sempit. Beberapa larutan indikator asam basa
serta perubahan warnanya dapat dilihat pada Tabel 2.4 di bawah ini :
pH = - log [H3O+]
Hidrogen, maka larutan asam dan basa pada 25oC dapat diidentifikasi berdasarkan
Skala pOH yang analog dengan skala pH dapat dibuat dengan menggunakan
Konstanta kesetimbangan Kw dinamakan konstanta hasil kali ion, yakni hasil kali
antara konsentrasi molar ion H+ dan ion OH- pada suhu tertentu. Konsentrasi ion
H+ dan OH- dalam larutan selalu berada dalam kesetimbangan dengan molekul
Kw = [H+] [OH-]
pH + pOH = 14,00
Untuk menentukan pH dari suatu larutan dapat dilakukan dengan cara sebagai
berikut:
23
Indikator universal terdiri dari dua jenis yaitu dalam bentuk larutan dan dalam
bentuk kertas.
b. Menggunakan pH-meter
larutan.
Asam kuat dan basa kuat mengalami ionisasi sempurna sehingga derajat
dapat ditentukan dengan hanya mengetahui konsentrasi asam saja tetapi harus
diketahui derajat ionisasi (α) atau harga tetapan kesetimbangan ion dari asam (Ka)
[H+] = √𝐾𝑎 𝑀
24
pH larutan tidak dapat ditentukan dengan hanya mengetahui konsentrasi asam saja
tetapi harus diketahui derajat ionisasi (β) atau harga tetapan kesetimbangan ion
Ada dua macam indikator yaitu indikator penunjuk asam dan penunjuk
Dari Gambar 2.10 diatas, hubungan antara pH dan pOH dengan kekuatan
a) Semakin kecil nilai pH, konsentrasi H+ semakin besar dan larutan semakin
b) Semakin kecil nilai pOH, konsentrasi OH- semakin besar dan larutan semakin
BAB III
METODE PENELITIAN
Sulawasi Tenggara.
3.2.1. Populasi
Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah
dua jenis populasi, yaitu populasi terbatas dan tak terbatas. Pada penelitian ini
SMA N 1 Batauga.
3.2.2. Sampel
SMA N 1 Batauga.
26
filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi yang alamiah dan
yang meneliti sekelompok manusia, suatu objek, atau suatu kelas yang tujuannya
gambar 3.1 :
Observasi awal
Observasi Tes
Analisis Data
Kesimpulan
suatu penelitian. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
kegiatan yang dilakukan oleh siswa. Dalam metode pengamatan ini, bertujuan
mengarah pada pengembangan life skill siswa, sebagai bentuk kinerja siswa dalam
dilaksanakan. Adapun aspek life skill yang akan diamati adalah aspek personal
Instrumen kedua berupa soal-soal yang mengandung aspek life skill. Tes
siswa. Metode tes ini diberikan kepada siswa untuk mengetahui aspek-aspek life
skill siswa. Adapun aspek yang akan diamati adalah aspek academik skill dan
28
vocational skill. Bentuk tes yang digunakan berbentuk pilihan ganda beralasan.
Dimana siswa tidak hanya membubuhkan tanda (X) pada salah satu jawaban yang
dianggap benar, tapi juga menambahkan alasan mengapa memilih sebuah option
keberadaan aspek-aspek life skill mulai dari awal kegiatan sampai pada akhir
kegiatan. Dalam hal ini, peneliti hanya memfokuskan pada satu aspek pokok
bahasan masalah yaitu larutan penyangga. Aktivitas dalam analisis data yaitu data
Reduksi data yaitu kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus masalah.
Dimana data yang tidak diperlukan tidak digunakan. Dalam penelitian ini, setelah
terkumpul data-data dari teknik pengumpulan data berupa hasil lembar observasi
dan hasil tes, selanjutnya peneliti mereduksi data dengan cara mengkategorikan
data yang termasuk hasil lembar observasi dan hasil tes. Reduksi data yang
dilakukan dalam penelitian ini yaitu kegiatan yang mengacu pada proses
data. Dalam hal ini yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
berdasarkan hasil reduksi data dari hasil lembar observasi dan hasil tes. Data
yang diperoleh setelah pelaksanaan kegiatan belajar dalam kelas, dari hasil
lembar observasi dan hasil tes adalah berupa data kuantitatif. Maka dilakukanlah
penganalisisan kembali pada data tersebut. Analisis data yang dilakukan adalah
a. Lembar Observasi
kemudian akan dijumlahkan untuk setiap kategori. Skor yang diperoleh kemudian
R
NLS = x100%
SM
30
Keterangan :
NLS = Nilai persen aspek life skill yang dicari
R = Skor mentah yang diperoleh mahasiswa
SM = Skor maksimum ideal yang bersangkutan
100 = Bilangan tetap
b. Tes
Tes ini berfungsi sebagai pemberian skor keterampilan proses sains yang
penskoran soal terlebih dahulu ditentukan skor dari setiap jawaban hasil tes,
setelah ditentukan skor dari setiap jawaban kemudian jawaban dari mahasiswa
akan dinilai sesuai dengan rubrik penilaian yang telah dibuat yang kemudian
R
NP = x100%
SM
Keterangan:
DAFTAR PUSTAKA
Ansyori, Arif Shokhib. 2009. Identifikasi Aspek-Aspek Life Skill Yang Muncul
Pada Pembelajaran Fisika Pokok Bahasan Listrik Dinamis Siswa Kelas X
di MAN Yogyakarta III. Skripsi. Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga.
Carroll, E. B, Dennis. K.O., Andrew Behnke, Catherine M. Smith, Steven Day,
Michael Raburn. 2013. Integrating Life skill Into Relationship And
Mirrage Education: The Essential Life skills For Military Families
Program. Family relation,62(4).
Chan, R., Lau, & Yuen, M. 2011, Interrelationships Among Teacher Care,
Student’s Life skill’s Development, and Academic Achievement :
Implications for School Guidance Work. Asian Journal of Counselling,
18(1&2).
Mujakir. 2012. Pengembangan Life Skill dalam Pembelajran Sains. Jurnal Ilmiah
DIDAKTIKA, 13(1).