WAWASAN KEMARITIMAN
“POTENSI DAN MITIGASI BENCANA DI LAUT”
OLEH
ACI
A1L1 15 086
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Dalam makalah ini penulis menjelaskan mengenai Potensi dan Mitigasi
Bencana di Laut. Makalah penullis buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
Wawasan Kemaritiman.
Penulis menyadari, dalam makalah ini masih banyak kesalahan dan
kekurangan. Hal ini disebabkan terbatasnya kemampuan, pengetahuan dan
pengalaman yang penulis miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan
saran. Demi perbaikan dan kesempurnaan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi kita semua.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia, dikenal sebagai negeri maritim. Tak kurang dari 17.842.000 Pulau
menghiasi wilayah perairan Indonesia. Total luas perairan laut Indonesia berada di
angka luasan ±8.800.000 Km2. Dengan luasan wilayah laut yang menghampar jutaan
kilometer persegi itu, Indonesia memiliki garis pantai terluar terpanjang ke-2 di dunia
setelah Kanada, dengan panjang garis pantai jika ditotal mencapai 95.181 km.
Keeksotisan laut Indonesia bukan lagi menjadi isapan jempol. Laut dan garis
pantai Indonesia memliki potensi strategis sebagai sumber ekonomi dan sumber
kekayaan mineral tiada batas. Kekayaan ikan yang tak terhingga, hingga milyaran
dolar aneka barang tambang seperti minyak dan gas bumi, timah, batu bara, gas bumi
punya kontribusi yang amat masif bagi masyarakat Indonesia.
Namun, dibalik indahnya deburan ombak. Gelombang laut Indonesia
menyimpan beragam kekhawatiran dan ancaman. Ancaman tersebut berwujud
bencana alam yang muncul dari laut.
1.3 Tujuan
Laut Indonesia yang sangat indah, namun bumi khatulistiwa ini ternyata
menyimpan potensi bencana alam yang sangat besar. Wilayah nusantara dihimpit
lempengan,serta dikelilingi “Ring of Fire”, ratusan gunung berapi. Melihat ke-
suburan dan ketentraman ibu pertiwi, sulit rasanya menerima ke-nyataan bahwa
wilayah yang kaya sumber daya alam ini, bak " surga dunia di atas tungku neraka".
Ledakan gunung berapi, gempa bumi dan tsunami mengancam. Topografi dan
struktur geologi Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Maluku Utara, Papua hingga
Sulawesi Utara memperlihatkan keberadaan lempeng bumi dan patahan serta 154
gunung berapi aktif. Bahkan Jakarta yang dinilai wilayah aman pernah dilanda empat
kali gempa bumi besar pada periode tiga Abad terakhir. Peta rawan gempa
menunjukkan dua per tiga wilayah Indonesia merupakan area Sumber Gempa dan
atau rawan dampak gempa. Hanya sebagian area yang relatif aman, meliputi wilayah
pantai timur Sumatera (Riau,sebagian lambi, Sumatera Selatan), Laut China Selatan,
Kalimantan dan bagian utara Laut Jawa, serta perairan Laut IArafuru selatan Papua.
Terletak di jalur "ring of hre" .Indonesia jugamenjadi negara yang memiliki jumlah
gunung berapi terbanyak di dunia. Tercatat 130 gunung berapi mengitari wilayah
Nusantar.
Dari posisi wilayah Indonesia yang merupakan zona tumbukan dari tiga
lempeng dan merupakan wilayah yang dilalui jalur ‘Ring of Fire’ membuat Indonesia
memiliki potensi bencana alam geologis. Bencana alam ini diakibatkan dari aktivitas
ketiga lempeng yang terus tertekan, maupun akitivitas magma didalam perut Bumi.
Jalur "Ring of Fire' sendiri adalah rangkaian lempeng atau pa- tahan besar yang
menjadi ancaman potensial.
2.2.1 Tsunami
Gelombang laut adalah pergerakan turun dan naiknya air laut dengan tegak
lurus ada permukaan air yang membentuk sebuah kurva. Terjadinya gelombang air
laut disebabkan oleh embusan angin. Angin yang berhembus dilautan dapat
menimbulkan riak-riak yang lama kelamaan berubah menjadi gelombang. Ketika
angin yang berhembus dengan tenang maka gelombang dilaut pun akan terlihat lebih
tenang. Akan tetapi, jika angin berhembus dengan kencang maka gelombang lautpun
akan semakin besar. Gelombang yang terbentuk oleh angin yang sangat kuat Dengan
Kecepatan angin lebih dari 91 Km/jam, Tinggi gelombang 7 meter – 30 meter,
Berbahaya bagi pelayaran dan pemukiman /bangunan di pantai serta Dapat
menyebabkan abrasi pantai.
Sebelum tsunami menerjang memang air laut biasanya surut drastis tetapi hal
ini tidak cukup untuk menduga akan datangnya tsunami. Namun demikian, tanda-
tanda alam dan perilaku binatang dalam merespon akan datangnya bencana tersebut
dapat digunakan untuk melengkapi kesempurnaan teknologi sistem peringatan dini
yang hendak dibangun. Artinya dalam sistem peringatan dini, semua indikator
dijadikan sebagai komponen yang saling sinergi untuk membangun kehandalan
sistem.
Kebijakan dalam mitigasi bencana tsunami yang ke dua adalah dengan
meningkatkan pemahaman dan peranserta masyarakat pesisir terhadap kegiatan
mitigasi bencana gelombang pasang. Kebijakan ini bisa dilakukan dengan berbagai
cara, antara lain mensosialisasikan dan meningkatkan kesadaran masyarakat
mengenai bencana alam dan kerusakan lingkungan yang ditimbulkan,
mengembangkan informasi bencana dan kerusakan yang ditimbulkan termasuk
pengembangan basis data dan peta resiko bencana, menggali berbagai kearifan lokal
dalam mitigasi bencana. Indonesia yang terdiri dari beraneka ragam suku dan entitas,
sangat banyak memiliki kearifan lokal dalam usaha untuk mempertahankan hidup dan
bersahabat dengan alam.
Kebijakan ke tiga adalah meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat terhadap
bencana. Kebijakan ini bisa diimplementasikan dalam hal-hal sebagai berikut:
pengembangan sistem yang menunjang komunikasi untuk peringatan dini dan
keadaan darurat, menyelenggarakan latihan dan simulasi tanggapan terhadap bencana
dan kerusakan yang ditimbulkan, serta penyebarluasan informasi tahapan bencana
dan tanda-tanda yang mengiringi terjadinya bencana. Implementasi kebijakan ke tiga
ini dalam kondisi sekarang memang sudah sangat ditunjang oleh kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi.
Kebijakan ke empat adalah meningkatkan koordinasi dan kapasitas
kelembagaan mitigasi bencana. Implementasi dari kebijakan ke empat ini antara lain
peningkatan peran serta kerjasama yang sinergis dari berbagai pihak, pengembangan
forum koordinasi dan integrasi program antar sektor, antar level birokrasi.
Kebijakan ke lima adalah menyusun payung hukum yang efektif dalam upaya
mewujudkan upaya-upaya mitigasi bencana yaitu dengan jalan penyusunan produk
hukum yang mengatur pelaksanaan upaya mitigasi, pengembangan peraturan dan
pedoman perencanaan dan pelaksanaan bangunan penahan bencana, serta
pelaksanaan peraturan dan penegakan hukum terkait mitigasi. Kebijakan ini relevan
dengan kenyataan yang ada sekarang.
Sedangkan kebijakan yang ke enam adalah mendorong keberlanjutan aktivitas
ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat pesisir melalui melakukan
kegiatan mitigasi yang mampu meningkatkan nilai ekonomi kawasan, meningkatkan
keamanan dan kenyamanan kawasan pesisir untuk kegiatan perekonomian.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
http://blog.act.id/ini-potensi-bencana-yang-mengintai-di-laut-indonesia/.html
http://document.tips.com/mitigasi-bencana-di-laut.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Persiapan_bencana.html
http://kelautan-sman5.blogspot.com/2011/08/potensi-bahaya-laut.html
http://www.slideshare.net/christianisilalahi/laporan-mitigasi-bencana-pesisir-dan-laut
DAFTAR ISI
KAT A PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Rumusan Maslah...............................................................................................1
1.3 Tujuan................................................................................................................1
BAB II
PEMBAHASAN............................................................................................................2
2.1 Pengertian Bencana di Laut…………….................................................................2
2.2 Potensi Bencana di Laut…... ..................................................................................3
2.3 Pengertian dan Tujuan Mitigasi Bencana di laut……………..…...........................5
2.4 Mitigasi Bencana di Laut…………………………… ............................................7
BAB III
PENUTUP.....................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan........................................................................................................9
3.2 Saran .................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA