Anda di halaman 1dari 60

PERBANDINGAN MISKONSEPSI SISWA KELAS X DAN XI PADA

MATERI STOIKIOMETRI MELALUI TES DIAGNOSTIK PILIHAN


GANDA DUA TINGKAT

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari


Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Jurusan Pendidikan Kimia

oleh
Alvia Imanur Ramadhianti
NIM 1000111

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


2014
PERBANDINGAN MISKONSEPSI SISWA KELAS X DAN XI PADA
MATERI STOIKIOMETRI MELALUI TES DIAGNOSTIK PILIHAN
GANDA DUA TINGKAT

Oleh:
Alvia Imanur Ramadhianti

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Alvia Imanur Ramadhianti 2014


Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2014

Hak Cipta dilindungi undang-undang.


Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN

ALVIA IMANUR RAMADHIANTI

PERBANDINGAN MISKONSEPSI SISWA KELAS X DAN XI PADA


MATERI STOIKIOMETRI MELALUI TES DIAGNOSTIK PILIHAN
GANDA DUA TINGKAT

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I:

Dra. Wiwi Siswaningsih, M.Si.


NIP. 196203011987032001

Pembimbing II:

Dr. Harry Firman, M.Pd.


NIP. 195210081974121001

Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia

Dr. rer. nat. H. Ahmad Mudzakir, M.Si.


NIP. 196611211991031002
ABSTRAK
Miskonsepsi sulit diperbaiki, berulang, mengganggu konsepsi berikutnya, sehingga dapat
menjadi penghambat. Oleh karena itu penting untuk mendiagnosis miskonsepsi
siswa, sehingga dapat dilakukan usaha untuk mengatasinya. Penelitian ini
bertujuan untuk membandingkan miskonsepsi siswa kelas X dan XI pada materi
stoikiometri berdasarkan kunci determinasi. Penelitian ini dilakukan di salah satu
SMA negeri di Kota Bandung. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA
kelas X dan XI IPA yang telah mempelajari materi stoikiometri, yang berjumlah
62 siswa. Metode yang digunakan adalah metode komparatif. Instrumen tes
diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang digunakan adalah hasil pengembangan
peneliti sebelumnya (Rizki, 2013) yang sudah memenuhi kriteria yang baik dari
segi reliabilitasnya serta dilakukan uji validitas ulang untuk mengetahui tingkat
ketepatan penilaian instrumen. Berdasarkan hasil revalidasi oleh tujuh orang
validator dengan menggunakan metode CVR, dihasilkan 15 butir soal yang
memenuhi kriteria yang baik, sedangkan berdasarkan uji reabilitas oleh peneliti
sebelumnya diperoleh reliabilitas sebesar 0,51 yang termasuk ke dalam kategori
cukup tinggi, artinya instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat yang
dikembangkan mempunyai keterandalan yang cukup baik. Berdasarkan analisis
perbandingan jawaban siswa dengan kunci determinasi, siswa kelas X mengalami
miskonsepsi diseluruh soal yang diujikan dibandingkan siswa kelas XI, siswa
kelas X lebih banyak mengalami miskonsepsi dibandingkan siswa kelas XI;
siswa menganggap bahwa dalam menerapkan hukum perbandingan tetap, pereaksi
yang massanya paling sedikit dijadikan sebagai penentu perhitungan 42,94%
(kelas X), 16,19% (kelas XI); siswa menganggap bahwa pada persamaan reaksi
gas, kekekalan massa direpresentasikan dengan koefisien, sehingga jumlah
koefisien sebelum dan setelah reaksi harus sama 12,90% (kelas X), 6,46% (kelas
XI); siswa mengabaikan koefisien pada persamaan reaksi ketika akan menetapkan
pereaksi pembatas, sehingga siswa salah menetapkan pereaksi yang bertindak
sebagai pereaksi pembatas 9,68% (kelas X).
Kata kunci: miskonsepsi, stoikiometri, tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT

Misconception is difficult to correct, recurrent, intrusive subsequent conception,


so it can become an obstacle. Therefore, it is important to diagnose student
misconceptions, so that the business can be done to overcome them. This study
aimed to compare the misconceptions students of class X and XI in stoichiometric
material based on the determination key. This study was conducted in one country
high school in Bandung. Subjects in this study were high school students of class
X and XI IPA who have studied the stoichiometric material, which amounted to
62 students. The method used is the comparative method. Multiple choice
diagnostic test instruments used two levels are the result of the development of
previous researchers (to Rizki, 2013), which already meets the criteria both in the
reliability and validity of the test repeated to determine the level of accuracy of
the instrument ratings. Based on the results of revalidation by seven people
validator using the CVR, produced 15 items that meet the criteria of a good, while
based test reliability by previous researchers obtained a reliability of 0.51 which
fall into the category is quite high, meaning multiple choice diagnostic test
instrument two level which has developed a fairly good reliability. Based on
comparative analysis of students answers with the key determination, class X
students experiencing misconceptions about who tested compared across class XI
student, class X students experienced more than a class XI student
misconceptions; students assume that in applying the law of constant comparison,
the mass of the reactants at least serve as the computation of 42.94% (class X),
16.19% (Class XI); students assume that the gas equation, conservation of mass
represented by the coefficients, so that the number of coefficients before and after
the reaction must equal 12.90% (class X), 6.46% (Class XI); students ignore the
coefficients in the equation when it will set the limiting reagent, so the students
one set of reagents that act as a limiting reagent 9.68% (class X).

Keywords: misconceptions, stoichiometry, two-tier multiple choice diagnostic


test

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI

PERNYATAAN .............................................................................................. i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ....................................................... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ......................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
F. Struktur Organisasi ........................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Miskonsepsi .............................................................................. 8
1. Definisi Miskonsepsi... 8
2. Sifat-Sifat Miskonsepsi . 9
3. Terbentuknya Miskonsepsi ....................................................... 9
4. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi ............................................ 10
5. Cara Mengidentifikasi Miskonsepsi .......................................... 12
B. Tes Diagnostik .................... 13
a. Definisi Tes Diagnostik .. 13
b. Fungsi Tes Diagnostik 13

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
c. Karakteristik Tes Diagnostik ....................................................... 14
C. Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat.. 14
D. Topik Stoikiometri pada Jenjang SMA ........................................ 17
E. Silabus Kimia Kurikulum 2006 .................................................... 18
F. Studi tentang Miskonsepsi pada Topik Stoikiometri ................... 25
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian ............................................... 26
B. Metode dan Desain Penelitian ................................................ 27
C. Definisi Operasional ............................................................. 29
D. Instrumen Penelitian ............................................................. 30
E. Prosedur Penelitian ............................................................. 30
F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ................................... 31
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............ ................................................................. 56
1. Perbandingan Jenis Miskonsepsi .. 57
2. Analisis Perbandingan Miskonsepsi Siswa pada Materi
Stoikiometri ............................................................................... 61
B. Pembahasan Hasil Analisis Data ................................................... 83
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................ 83
B. Saran .............................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 85
LAMPIRAN .................................................................................................... 89
RIWAYAT HIDUP ........................................................................................ 145

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Silabus Kimia Kurikulum 2006 ..................................................... 18


Tabel 2.2 Uraian Materi Pokok Stoikiometri ................................................ 20
Tabel 3.1 Skor Minimum CVR ......................................................... 32
Tabel 3.2 Nilai CVR untuk setiap butir soal ................................................. 33
Tabel 3.3 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas .................................................... 34
Tabel 3.4 Pola Respon Siswa ..................................................... 34
Tabel 3.5 Kategori Pemahaman Siswa ........................................................... 35
Tabel 3.6 Kriteria Persentase Siswa ............................................................ 36
Tabel 3.7 Kunci Determinasi ............................................................. 37
Tabel 4.1 Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X dan XI........................ 57
Tabel 4.2 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 1 .................................... 61
Tabel 4.3 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 2 .................................... 63
Tabel 4.4 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 3 .................................... 64
Tabel 4.5 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 4 ................................... 65
Tabel 4.6 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 5 .................................... 66
Tabel 4.7 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 6 .................................... 67
Tabel 4.8 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 7.................................... 68
Tabel 4.9 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 8 .................................... 69
Tabel 4.10 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 9 .................................... 71
Tabel 4.11 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 10 .................................. 72
Tabel 4.12 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 11 .................................. 73
Tabel 4.13 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 12 .................................. 74

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 4.14 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 13 ................................ 75
Tabel 4.15 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 14 ................................. 76
Tabel 4.16 Soal Pilihan Ganda Dua Tingkat nomor 15 ................................. 77
Tabel 4.17Persentase Jawaban Siswa ............................................................. 80

DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Alur Penelitian ......................................................................... 28
Gambar 2.2 Persentase Total Miskonsepsi .................................................... 81

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A
Lampiran A.1 Soal Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat materi
Stoikiometri ................................................................... 89
Lampiran A.2 Rubrik Validasi ............................................ 93
Lampiran A.3 Kisi-kisi Soal Stoikiometri ........................................... 109
Lampiran A.4 Label Konsep ......................................................................... 111
Lampiran A.5 Struktur Makro ...................................................................... 112

Lampiran B
Lampiran B.1 Pola Instrumen...................................................................... 114
Lampiran B.2 Rekapitulasi Hasil Validasi .................................. 123
Lampiran B.3 Perhitungan Reliabilitas .................................................. 135
Lampiran B.4 Perhitungan CVR ................................................................. 136
Lampiran B.5 Silabus Kurikulum 2006........................................................ 138

Lampiran C
Lampiran C.1 Surat Izin Penelitian ........................................................ 141

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Surat Bukti Telah Melakukan Penelitian ........................... 142
Lampiran C.2 Dokumentasi ......................................................................... 143

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian


Kimia merupakan cabang ilmu yang paling penting dan dianggap sebagai
pelajaran yang sulit untuk siswa oleh guru kimia, peneliti, dan pendidik pada
umumnya. Menurut Sunyono (2012), materi pelajaran Kimia di SMA banyak
berisi konsep-konsep yang cukup sulit untuk dipahami siswa, karena menyangkut
reaksi-reaksi kimia dan hitungan-hitungan serta menyangkut konsep-konsep yang
bersifat abstrak dan dianggap oleh siswa merupakan materi yang relatif baru. Ada
dua alasan utama kesulitan yang dihadapi oleh siswa, pertama materi dalam kimia
sangat abstrak dan kedua kata-kata yang biasa digunakan dalam kehidupan sehari-
hari memiliki arti berbeda dalam kimia.
Kesulitan yang dialami oleh siswa dalam pelajaran kimia sering
menimbulkan konsepsi yang berbeda pada setiap siswa atau kesalahan-kesalahan
dalam pemahaman konsep (miskonsepsi). Menurut Dahar (2011), miskonsepsi
adalah konsepsi siswa yang dibangun dari pengalamannya sehari-hari yang tidak
sesuai dengan konsep ilmiah. Miskonsepsi dipandang sebagai penghambat dan
berdampak negatif bagi siswa. Dahar (2011) menyatakan bahwa siswa tidak
mungkin menguasai konsep lebih lanjut apabila struktur kognitifnya tersusun dari
miskonsepsi- miskonsepsi.
Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi miskonsepsi
pada siswa adalah dengan menggunakan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat.
Tuysuz (2009) mengatakan bahwa miskonsepsi siswa harus diidentifikasi agar
dapat dilakukan tindakan untuk membantu siswa dalam memperbaiki konsepsi
mereka (Taber, 1998), beberapa metode yang digunakan untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa adalah peta konsep (Novak, 1996), wawancara (Carr, 1996)
dan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat (twotier multiple choice diagnostic
test) (Treagust, 1995).

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2

Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat memiliki keunggulan dibandingkan


metode peta konsep dan wawancara, yaitu mudah dilaksanakan dan mudah dalam
pemberian skor, sehingga lebih memudahkan guru di dalam kelas (tan dan
Treagust; 1999). Tes pilihan ganda dua tingkat merupakan bentuk tes pilihan
ganda yang terdiri dari dua tingkat. Menurut Treagust (1995), tes plihan ganda
dua tingkat merupakan instrumen diagnostik yang dapat mengidentifikasi dan
mengevaluasi konsepsi siswa pada bidang tertentu, yaitu melalui pilihan pada
tingkat pertama untuk menentukan pengetahuan faktual atau konseptual
sedangkan pilihan pada tingkat kedua digunakan untuk mengetahui alasan dibalik
pilihan pada tingkat pertama.

Tuysuz (2009) menjelaskan bahwa tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat
memiliki dua keuntungan utama dibandingkan tes satu tingkat yang konvensional.
Keuntungan pertama adalah menurunkan kesalahan pengukuran, pada tes pilihan
ganda satu tingkat dengan lima opsi, terdapat 20% kemungkinan siswa menjawab
benar dengan cara menebak, sedangkan pada tes pilihan ganda dua tingkat dengan
lima opsi pada tingkat pertama dan lima opsi pada tingkat kedua, kemungkinan
siswa menjawab benar dengan cara menebak hanya sebesar 4%. Keuntungan
kedua dari tes pilihan ganda dua tingkat adalah dapat mengetahui dua aspek
informasi dari satu fenomena yang sama, yaitu jawaban dari tingkat pertama dan
tingkat kedua yang merupakan penjelasan dari jawaban pada tingkat pertama.

Pengembangan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dalam pelajaran


kimia telah banyak dilakukan di luar negeri, beberapa diantaranya dilakukan oleh
Treagust (1988), Tan dan Treagust (1999), Tan et al. (2005), Chandrasegaran
(2007) dan Tuysuz (2009). Di Indonesia, penelitian tentang tes diagnostik pilihan
ganda dua tingkat sebagai alat untuk mendiagnosis miskonsepsi khususnya dalam
mata pelajaran kimia masih sangat sedikit jumlahnya. Salah satu materi pelajaran
kimia yang sering mengalami miskonsepsi adalah stoikiometri.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3

Stoikiometri adalah konsep yang sangat penting untuk dipelajari siswa karena
konsep stoikiometri menjadi dasar pembelajaran kimia. Hampir semua materi
kimia berhubungan dengan stoikiometri. Konsep ini diaplikasikan pada konsep-
konsep kimia lain misalnya asam-basa, kesetimbangan kimia dan laju reaksi.
Menurut Fach (2007), beberapa ahli setuju bahwa konsep ini sangat sulit untuk
dipahami sehingga konsep ini cukup menakutkan bagi siswa, oleh karena itu tidak
menutup kemungkinan bahwa selama proses pembelajaran siswa dapat
mengalami miskonsepsi dan jika tidak segera diremediasi, miskonsepsi dapat
bersifat persisten dan sulit untuk diperbaiki. Miskonsepsi akibat pemahaman
siswa yang tidak benar dapat terbawa sampai jenjang pendidikan selanjutnya
(perguruan tinggi). Dengan demikian perlu perhatian khusus agar siswa tidak
mengalami miskonsepsi dalam konsep stoikiometri demi menunjang
pembelajaran kimia selanjutnya.
Salah satu sub pokok materi dalam pokok bahasan materi stoikiometri adalah
hukum gas yang meliputi konsep hukum Dalton, Avogadro, Proust, hukum Gay-
Lussac, hukum Avogadro. Konsep ini merupakan salah satu konsep abstrak
berhubungan dengan atom. Di samping itu, konsep tersebut juga berjenjang dan
saling berkaitan satu sama lain. Jika siswa tidak paham terhadap salah satu
hukum, maka dapat mengakibatkan kesulitan dalam memahami hukum yang lain.
Beberapa miskonsepsi dalam belajar stoikiometri, diantaranya :

1. mengalami salah konsep dalam konsep kekekalan atom dan kemungkinan


bahwa molekul dapat berubah; mengabaikan hukum kekekalan atom
khususnya dan kekekalan massa secara keseluruhan (Mitchell dan Gunstone,
1984),
2. tidak dapat menentukan pereaksi pembatas dalam suatu soal ketika suatu
senyawa diberikan berlebih (Huddle dan Pillay, 1996),
3. tidak mengetahui definisi dan hubungan konsep-konsep dalam stoikiometri
secara umum (Furi, et. al., 2002).

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4

Untuk mendiagnosis miskonsepsi tersebut, diperlukan alat ukur yang dapat


mendeteksinya. Alat ukur tersebut diantaranya berupa alat tes diagnostik pilihan
ganda dua tingkat yang dapat mendeteksi miskonsepsi pada siswa tentang materi
stoikiometri. Peneliti dalam penelitian ini menggunakan instrumen yang telah ada
hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan sebelumnya (Rizki, 2013) berupa
instrumen tes diagnostik pilihan ganda sebanyak 15 butir soal tervalidasi dengan
konsep materi. Instrumen ini digunakan karena telah memenuhi nilai reliabilitas
yang baik sebagai suatu instrumen, sehingga peneliti tidak melakukan uji
kelayakan instrumen untuk mengetahui reliabilitas instrumen, tetapi cukup
melakukan uji validitas ulang.
Materi stoikiometri diaplikasikan pada konsep-konsep kimia lain di jenjang
kelas selanjutnya misalnya penggunaan stoikiometri kelas X semester ganjil pada
kurikulum 2006 sub pokok materi penyetaraan reaksi sederhana yang
diaplikasikan dalam materi asam-basa, kesetimbangan kimia dan laju reaksi yang
dipelajari di kelas XI semester genap. Berdasarkan pengalaman di lapangan, yang
dialami oleh peneliti saat melaksanakan program latihan profesi (PLP) pendidikan
kimia di salah satu sekolah menengah atas negeri di kota cimahi, ternyata hampir
sebagian siswa banyak yang salah dalam menyatarakan persamaan reaksi kimia,
rumus kimia zat, padahal sub materi pokok tersebut telah dipelajari di kelas X
semester ganjil pada kurikulum 2006 pada standar kompetensi nomor dua
mengenai memahami hukum-hukum dasar kimia dan penerapannya dalam
perhitungan kimia (stoikiometri).
Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan miskonsepsi materi
stoikiometri di kelas X dan XI yang telah mempelajari materi stoikiometri. Hal ini
dilakukan agar diketahui sejauh mana miskonsepsi materi stoikiometri pada siswa
kelas X dan XI. Materi stoikiometri di kelas X pada kurikulum 2006 (KTSP)
terdapat di semester satu, sedangkan pada kurikulum 2013 materi stoikiometri
terdapat di semester dua.
Berdasarkan penjelasan tersebut maka peneliti mengajukan judul
Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X dan XI pada Materi Stoikiometri

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
5

melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat. Dengan mengambil judul ini
diharapkan dapat memberikan gambaran miskonsepsi siswa kelas X dan XI pada
materi stoikiometri, serta nantinya dapat memberikan panduan pada guru untuk
membantu memperbaiki miskonsepsi siswa pada materi stoikiometri.

B. Identifikasi Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, peneliti
mengidentifikasi masalah sebagai berikut:
1. Siswa kelas XI masih banyak yang mengalami miskonsepsi materi
stoikiometri yang telah diajarkan di kelas X.
2. Miskonsepsi perlu diketahui karena miskonsepsi bersifat mengakar dan sulit
untuk dihilangkan.
3. Instrumen tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat perlu diterapkan untuk
mengetahui keberhasilan instrumen dalam mengidentifikasi miskonsepsi pada
materi stoikiometri.

C. Rumusan Masalah Penelitian


Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan sebelumnya, maka masalah
yang menjadi pokok penelitian ini adalah Bagaimana perbandingan miskonsepsi
siswa kelas X dan XI pada materi stoikiometri melalui tes diagnostik pilihan
ganda dua tingkat?

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka perlu dijabarkan menjadi


pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perbandingan miskonsepsi siswa kelas X dan XI pada materi


pokok hukum dasar kimia melalui tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat?
2. Bagaimana perbandingan miskonsepsi siswa kelas X dan XI pada materi
pokok konsep mol melalui tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat?

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
6

D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan, maka tujuan penelitian
ini adalah:
1. Mengetahui perbandingan miskonsepsi siswa kelas X dan XI pada materi
pokok hukum dasar kimia melalui tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat.
2. Mengetahui perbandingan miskonsepsi siswa kelas X dan XI pada materi
pokok konsep mol melalui tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat.

E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
a. Bagi siswa
Dengan teridentifikasinya miskonsepsi, maka siswa dapat memperbaiki
miskonsepsi yang dialami pada materi stoikiometri.
b. Bagi guru
Tersedia alat ukut miskonsepsi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa pada materi stoikiometri sehingga guru dapat melakukan
tindak lanjut dari informasi yang diperoleh.
c. Bagi peneliti lain
Sebagai informasi mengenai penerapan instrumen diagnostik pilihan ganda
dua tingkat untuk mengukur ketidakpahaman konsep siswa, serta menjadi salah
satu masukan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
7

F. Struktur Organisasi
Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I berisi tentang pendahuluan, meliputi:
latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan.
Bab II berisi tentang tinjauan pustaka, meliputi: miskonsepsi, alat tes diagnostik
untuk mengevaluasi miskonsepsi siswa, dan deskripsi uraian materi stoikiometri.
Bab III berisi tentang metodologi penelitian, meliputi: metode dan desain
penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian,
prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. Bab IV berisi
tentang hasil penelitian dan pembahasan, meliputi: hasil penelitian, dan
pembahasan hasil analisis data. Bab V berisi tentang simpulan dan saran.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Subjek Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Bandung. Subyek penelitian
dalam penelitian ini adalah siswa SMA kelas X dan XI yang telah mempelajari
materi stoikiometri. Profil siswa SMA kelas X dan XI yang menjadi subjek
penelitian adalah profil yang sama, dimana kategori subjeknya adalah siswa-siswi
kelas X dan XI IPA dalam kategori taraf kecerdasan yang tinggi berdasarkan
urutan pembagian kelasnya, yaitu di X-MIA 1 dan XI-MIA I. Pemilihan kelas
untuk penelitian ini berdasarkan rekomendasi dari guru kimia di SMA Negeri 2
Bandung.
Miskonsepsi ini diungkap melalui tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat.
Siswa yang diteliti dikondisikan dalam keadaan siap untuk menjalani proses
pengambilan data. Pengkondisian tersebut dilakukan dengan cara diberitahu
bahwa akan dilakukan tes stoikiometri melalui guru kimia. Tujuan dari proses ini
adalah agar saat dilakukan pengambilan data siswa berada dalam keadaan siap
untuk dilakukan pengujian terhadap materi stoikiometri, sehingga jawaban pada
instrumen penelitian benar-benar berdasarkan pengetahuan dan pemahaman yang
dimiliki siswa.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
27

B. Metode dan Desain Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk membandingkan miskonsepsi siswa kelas X


dan XI pada materi stoikiometri melalui tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat.
Merujuk pada tujuan penelitian di atas, maka metode penelitian yang digunakan
adalah penelitian komparatif. Penelitian komparatif adalah penelitian yang bersifat
membandingkan. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan persamaan dan
perbedaan dua atau lebih dari satu atau dalam waktu yang berbeda. Menurut Nazir
(2005: 58) penelitian komparatif adalah sejenis penelitian deskriptif yang ingin
mencari jawaban secara mendasar tentang sebab-akibat, dengan menganalisis
faktor-faktor penyebab terjadinya ataupun munculnya suatu fenomena tertentu.

Desain penelitian disusun untuk memberikan gambaran mengenai alur


penelitian yang dilakukan peneliti dari awal hingga akhir, sehingga penelitian
yang dilakukan sesuai dengan sistematika yang seharusnya. Desain penelitian
dilakukan dengan tujuan untuk dapat menjawab pertanyaan penelitian. Desain
penelitian yang dilakukan pada penelitian ini ditunjukkan pada gambar 3.1.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
28

Secara garis besar alur dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Soal pilihan ganda dua tingkat


stoikiometri yang telah diuji
reliabilitasnya

Validasi oleh para ahli

Ditolak Perhitungan Revisi


CVR
CVR < 0,99
CVR 0,99

Diterima

Soal pilihan ganda dua


tingkat materi stoikiometri

Uji coba soal stoikiometri


kelas X dan XI di SMA
Negeri 2 Bandung

Pengolahan dan analisis data


menggunakan kunci determinasi

Miskonsepsi siswa kelas X Miskonsepsi siswa kelas


materi stoikiometri XI materi stoikiometri
Alvia Imanur Ramadhianti, 2014
Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
29

Hasil analisis
perbandingan miskonsepsi
siswa kelas X dan XI pada
materi stoikiometri

Gambar 3.1. Alur Penelitian


C. Definisi Operasional
Definisi operasional yang terkait dengan penelitian ini adalah:
1. Miskonsepsi merupakan konsepsi anak sebagai hasil konstruksi tentang
pengalaman sehari-hari di alam sekitarnya, yang berbeda dengan konsepsi
ilmiah (Dahar, 2011). Menurut Fowler dalam Suparno (2005) miskonsepsi
adalah suatu pengertian yang tidak akurat terhadap konsep, penggunaan
konsep yang salah, klasifikasi contoh-contoh yang salah, kekacauan konsep-
konsep yang berbeda, dan hubungan konsep-konsep yang tidak benar. Dalam
Tan et al. (2005) mendefinisikan miskonsepsi sebagai konsepsi siswa yang
berbeda dengan konsepsi yang diterima secara ilmiah
2. Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan siswa, sehingga dari kelemahan-kelemahan tersebut dapat
diberikan perlakuan yang tepat (Arikunto, 2009). Menurut Depdiknas (2007),
tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-
kelemahan siswa, sehingga hasil tersebut dapat digunakan sebagai dasar
untuk memberikan tindak lanjut, berupa perlakuan yang tepat dan sesuai
dengan kelemahan yang dimiliki siswa.
3. Tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat (two-tier multiple choice)
merupakan bentuk tes pilihan ganda yang terdiri dari dua tingkat. Menurut
Treagust (1995), tes pilihan ganda dua tingkat merupakan instrumen
diagnostik yang dapat mengidentifikasi dan mengevaluasi konsepsi siswa
pada bidang tertentu, yaitu melalui pilihan pada tingkat pertama untuk

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
30

menentukan pengetahuan faktual atau konseptual sedangkan pilihan pada


tingkat kedua digunakan untuk mengetahui alasan dibalik pilihan pada
pertama.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen soal pilihan
ganda dua tingkat materi stoikiometri. Instrumen ini berupa set soal stoikiometri
yang telah disusun oleh peneliti lain (Rizki, 2013) sehingga pada penelitian ini
peneliti melakukan aplikasi terhadap soal yang telah dibuat untuk mengetahui
perbandingan miskonsepsi siswa kelas X dan XI terhadap materi stoikiometri.

E. Prosedur Penelitian
Pada penelitian sebelumnya dihasilkan 15 butir soal tes diagnostik pilihan
ganda dua tingkat dengan kriteria nilai reliabilitas cukup tinggi, sehingga peneliti
menggunakan instrumen tersebut sebagai instrumen penelitian tanpa melakukan
uji kelayakan instrumen kembali. 15 butir soal hasil penelitian sebelumnya
dilakukan validasi kembali sebelum di ujikan kepada 7 validator, yang terdiri dari
2 orang dosen dan 5 orang guru kimia. Dua orang dosen yang dijadikan validator
berasal dari dosen pendidikan kimia, sementara 5 orang guru berasal dari
perwakilan sekolah tempat penelitian, yaitu guru kimia SMA Negeri 2 Bandung.
Soal hasil validasi dari para validator kemudian dihitung validitasnya untuk
setiap butir soal dengan menggunakan CVR, selain itu dihitung juga nilai CVI
untuk mengetahui rata-rata nilai CVR soal. Butir soal yang dinyatakan tidak valid
secara CVR dihilangkan, sedangkan butir soal yang memenuhi kriteria minimal

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
31

CVR dilakukan perbaikan ulang sesuai dengan saran yang diberikan oleh
validator. Soal yang valid dan baik secara nilai reliabilitas diujikan pada siswa
kelas X dan kelas XI. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal adalah sama,
yaitu 60 menit.

F. Teknik Pengumpulan dan Analisis Data


1. Teknik Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data hasil jawaban siswa
kelas X dan kelas XI sekolah menengah atas negeri 2 kota Bandung dengan
menggunakan soal tes tulis berupa tes pilihan ganda dua tingkat materi
stoikiometri. Sebelum dilakukan pengambilan data, peneliti memberi tahu siswa
yang akan dijadikan subjek penelitian melalui guru mata pelajaran kimia yang
mengajar di kelas yang bersangkutan bahwa akan diadakan tes soal stoikiometri,
sehingga siswa membaca materi yang akan diujikan, yaitu stoikiometri. Tujuan
dari kegiatan ini adalah agar data yang diujikan benar-benar berdasarkan
kemampuan siswa dalam menjawab soal, sehingga miskonsepsi siswa dari dua
kelas yang berbeda, yaitu kelas X dan kelas XI menjadi terlihat.
2. Analisis Data
Berikut ini analisis data yang digunakan.
a. Data Revalidasi
Pengolahan data hasil revalidasi digunakan untuk mengetahui kevalidan
untuk setiap butir soal. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk
memperoleh data hasil validasi adalah sebagai berikut:

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
32

1) 15 butir soal tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat hasil penelitian
sebelumnya pada materi stoikiometri dilakukan validasi oleh 7 validator,
yang terdiri dari dua orang dosen dan lima orang guru pelajaran kimia
SMAN di kota Bandung.
2) Hasil dari validasi dihitung nilai CVR dan CVI dengan menggunakan
rumus:



Keterangan :
Ne : Jumlah validator yang menyatakan Ya
N : Jumlah validator
3) Menentukan kevalidan dari setiap butir soal berdasarkan skor minimal CVR.
Pada penelitian ini jumlah validator yang terlibat sebanyak 7 orang, sehingga
seperti uraian bab II, skor minimal untuk 7 validator adalah 0,99.

Tabel 3.1. Skor Minimum CVR pada Jumlah Validator Tertentu


Jumlah Validator Skor CVR
5 0,99
6 0,99
7 0,99
8 0,78
9 0,75
10 0,62
11 0,59
12 0,56
13 0,54
14 0,51
15 0,49

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
33

20 0,42
25 0,37
30 0,33
35 0,31
40 0,29

(Lawshe, C.H., 1975: 567-568).

Tabel 3.2. Nilai CVR Hasil revalidasi soal pilihan ganda dua tingkat
pada 7 orang validator untuk Setiap Butir Soal yang pada Materi Stoikiometri

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
34

Nilai CVR
Nilai CVR
Kesesuaian
Kesesuaian
No Konsep Target S oal Butir Soal Keputusan
Stem dengan
dengan
Option
Miskonsepsi
1 Hukum Kekekalan Massa 1 1 1 Diterima
yang berbunyi Dalam sistem
tertutup, massa zat sebelum
dan sesudah reaksi adalah
sama
2 Hukum Perbandingan Tetap 2 1 1 Diterima
yang berbunyi perbandingan
massa unsur-unsur dalam satu
senyawa adalah tertentu dan
tetap
3 Hukum Kelipatan 3 1 1 Diterima
perbandingan (Hukum Dalton
4 Hukum Perbandingan Volume 4 1 1 Diterima
5 Hipotesis Avogadro 5 1 1 Diterima

6 Hubungan antara jumlah mol 6 1 1 Diterima


(n) dengan jumlah partikel (X)
7 Hubungan jumlah mol (n) 7 1 1 Diterima
dengan massa zat (m)
8 Hubungan jumlah mol dengan 8 1 1 Diterima
volume
9 Rumus Empirik 9 1 1 Diterima

10 Rumus molekul 10 1 1 Diterima

11 Menentukan rumus air kristal 11 1 1 Diterima


12 Kadar zat dalam suatu 12 1 1 Diterima
senyawa
13 Kadar zat dalam suatu 13 1 1 Diterima
senyawa
14. Pereaksi pembatas dalam suatu 14 1 1 Diterima
reaksi
15. Banyak zat pereaksi atau hasil 15 1 1 Diterima
reaksi

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
35

Berdasarkan Tabel 3.2. butir soal yang mempunyai nilai CVR sama dengan
1 adalah sebanyak 15 soal, yakni soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13
14, 15. Nilai CVR sama dengan 1 didapat karena tujuh validator menilai sesuai.,
Dengan demikian, berdasarkan nilai minimum CVR untuk validator berjumlah
lima (0,99) sebanyak 15 soal dikatakan memenuhi kriteria baik (layak) dari segi
validitasnya.
Tabel 3.3. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Butir soal yang tidak memenuhi
Butir soal yang memenuhi kriteria dari segi
kriteria dari segi validitas (CVR
validitas (CVR

1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, -


Adapun saran dari validator menjadi perbaikan di dalam soal diagnostik
pilihan berganda dua tingkat yang tervalidasi. Nilai reliabilitas dari instrumen
yang digunakan adalah sebesar 0,51. Nilai ini diperoleh berdasarkan hasil uji
instrumen yang dilakukan peneliti sebelumnya Rizki (2013), sehingga pada
penelitian ini peneliti tidak melakukan uji pendahuluan instrumen karena nilai
reliabilitas sudah memenuhi kriteria sebagai alat ukur instrumen yang baik, dan
langsung pada tahap aplikasi soal tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat
b. Data Jawaban Siswa
Pengolahan data jawaban siswa dilakukan untuk mengetahui jenis dan
perbedaan miskonsepsi siswa kelas X dan kelas XI. Adapun langkah-langkah
yang dilakukan untuk memperoleh data tersebut adalah sebagai berikut:
1) Soal yang dinyatakan valid diujikan kepada 62 siswa yang berasal dari kelas
yang berbeda, yaitu 31 siswa kelas X dan 31 siswa kelas XI . Data yang
mungkin diperoleh dari hasil jawaban siswa adalah dalam menjawab soal tes
diagnostik pilihan ganda dua tingkat adalah seperti pada tabel 3.4

Tabel 3.4 Beberapa pola respon siswa pada soal yang diujikan
Soal
(%) jawaban siswa a.1 a.2 a.3

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
36

untuk setiap pola b.1 b.2 b.3


respon c.1 c.2 c.3

1) Pengkatagorian pemahaman dan miskonsespsi siswa. Pengkatagorian


dilakukan berdasarkan pada acuan seperti pada tabel 3.5.

Tabel 3.5. Kategori Pemahaman Siswa


Kombinasi Jawaban Klasifikasi Jawaban Siswa
Jawaban benar-alasan benar Pemahaman utuh
Jawaban benar-alasan salah Pemahaman parsial dengan miskonsepsi
Jawaban salah-alasan benar Pemahaman parsial dengan miskonsepsi
Jawaban salah-alasan salah Tidak paham
(Tekkaya, et al., 1999)

2) Data yang didapat dari hasil uji aplikasi skala kecil instrumen tes diagnostik
pilihan ganda dua tingkat dianalisis dan diinterpretasikan miskonsepsi yang
terkandung dalam setiap jawaban siswa dengan menggunakan kunci
determinasi miskonsepsi (tabel 3.5). Miskonsepsi siswa yang terungkap di
hitung presentasenya dengan menggunakan persamaan berikut:

Keterangan:
NP = Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi
PR = Jumlah siswa yang memilih pola respon tertentu
n = Total jumlah siswa pada aplikasi produk skala kecil

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37

Untuk menafsirkan persentase siswa yang mengalami miskonsepsi pada setiap


konsep stoikiometri dapat digunakan kriteria sebagai berikut:

Tabel 3.6 Kriteria Persentase Siswa yang Mengalami


Miskonsepsi pada Setiap Konsep Stoikiometri

No. Persentase (%) Kriteria


1. 0 Tidak satupun
2. 1-25 Sedikit dari jumlah respon
3. 26-49 Hampir setengahnya
4. 50 Setengahnya
5. 51-75 Lebih dari setengahnya
6. 76-99 Hampir seluruhnya
7. 100 Seluruhnya
(Sudjana, 2005)

Untuk siswa yang mengalami miskonsepsi, maka penentuan miskonsepsi


yang dialami oleh siswa tersebut menggunakan kunci determinasi miskonsepsi.
Kunci determinasi miskonsepsi untuk materi stoikimetri ditunjukan pada tabel
3.7.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
37

Tabel 3.7 Kunci Determinasi Miskonsepsi pada Materi Stoikiometri

Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
1 Hukum 1. Seorang siswa melakukan tiga kali percobaan a.3
Kekekalan Massa memanaskan logam merkuri dalam tabung tertutup Siswa berfikir pada Hukum Kekekalan Massa
yang berbunyi dan dihasilkan merkuri oksida. Data percobaannya a.5;b.1 (Hukum Lavoisier) massa suatu pereaksi dan hasil
Dalam sistem adalah sebagai berikut: reaksi ditentukan dari perbandingan.
tertutup, massa Massa Siswa beranggapan bahwa massa suatu unsur saat
Massa Massa
zat sebelum dan Merkuri beraksi harus mempunyai nilai kelipatan dari Ar
Percobaan Merkuri Oksigen
sesudah reaksi Oksida e.1 unsur tersebut, terlebih karena data unsur lain
(gram) (gram)
adalah sama (gram)
(merkuri) yang diberikan adalah kelipatan dari nilai
I 200 19 ?
Ar nya
II 400 ? 442
III 600 ? 645 a.1;a.2; Tidak paham
Menurut hukum Lavoisier, pernyataan di bawah ini
yang benar adalah . (Ar Hg=200, O=16) Siswa berfikir pada Hukum Kekekalan Massa
a. Massa merkuri oksida pada percobaan I adalah b.4 (Hukum Lavoisier) massa suatu hasil reaksi
219 gram mengalami penambahan massa karena proses
b. Oksigen yang bereaksi pada percobaan II pembakaran
adalah 38 gram
c. Massa merkuri oksida pada percobaan I adalah
215 gram
d. Jika merkuri yang digunakan 100 gram maka
hasil reaksinya 119 gram
e. Oksigen yang bereaksi seharusnya kelipatan
dari 16 gram
Alasan:
1. Karena massa merkuri pada percobaan II 2 kali
lipat dari percobaan I, maka oksigen yang yang

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
38

dibutuhkan adalah dua kali lipat


2. Jumlah oksigen yang dibutuhkan adalah kelipatan
dari 21 gram
3. Jumlah massa hasil reaksi adalah penjumlahan
massa zat-zat sebelum bereaksi
4. Jumlah massa hasil reaksi mengalami
penambahan
5. Perbandingan massa merkuri dan oksigen adalah
25:2

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
39

No Konsep Soal Pola Miskonsepsi Siswa


Respon
2. Hukum 2. Perbandingan massa kalsium dan massa oksigen Siswa mengganggap pereaksi yang massanya paling sedikit
Perbandingan membentuk kalsium oksida ialah 5:2. a.2 adalah penentu perhitungan, tanpa membandingkan dengan
Tetap yang Jika 40 gram kalsium direaksikan dengan 10 gram perbandingan massa yang diberikan
berbunyi oksigen, maka massa kalsium oksida yang terbentuk Siswa tidak menganggap perbandingan masssa yang
perbandingan ialah... gram. (Ar O=16, Ca=40)
diberikan berpengaruh pada hasil reaksi, sehingga siswa
massa unsur- menggunakan hukum Kekekalan Massa dengan
unsur dalam satu a. 70 d. 35 c.1
b. 56 e. 25 menjumlahkan secara langsung massa pereaksi dan massa
senyawa adalah hasil reaksi tanpa menggunakan perbandingan massa masing-
c. 50
tertentu dan masing unsur yang telah diberikan datanya
Alasan:
tetap 1. Sesuai hukum Lavoisier, maka kalsium oksida
d.3
yang dihasilkan adalah 50 gram
2. Perbandingan massanya 5:2, sehingga hasil Kesalahan atau kekurangtelitian yang dilakukan oleh
reaksinya 7. Karena massa yang paling kecil e.5;d.5; responden dalam mengisi jawaban (tidak paham)
oksigen maka hasil reaksinya adalah 10 x 7 e.3;b.4
gram= 70 gram

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
40

3. Kalsium yang bereaksi hanya 25 gram sehingga


massa kalsium oksida 35 gram
4. Ar C=40 dan Ar O=16 sehingga hasilnya adalah
56 gram
5. Massa kalsium yang bereaksi hanya 15 gram
sehingga hasilnya 25 gram

Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
3 Hukum b.5
Kelipatan 3. Dua buah unsur A dan B dapat membentuk dua Siswa dalam aplikasi hukum kelipatan perbandingan
perbandingan macam senyawa. Senyawa I mengandung A 50% dan
menghitung perbandingan suatu unsur dalam senyawa
(Hukum senyawa II mengandung A 25%. Untuk A yang sama,
maka perbandingan B pada senyawa I dan II ialah . c.1:a.2 langsung menggunakan perbandingan persentasenya
Dalton) yang
dengan mengabaikan kelipatan perbandingan unsur
berbunyi jika a. 1 : 2 d. 3 : 2
dua jenis unsur b. 1 : 3 e. 2 : 3 pembentuk lainnya
bergabung c. 2 : 1 Siswa dalam aplikasi hukum kelipatan perbandingan
membentuk Alasan: membandingkan unsur B tanpa menyamakan terlebih
1. 50:25 = 2:1
e.3;d.4
lebih dari satu dahulu dengan perbandingan unsur A nya. Ini tidak
2. 25:50 = 1:2 sesuai dengan bunyi hukum perbandingan tetap

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
41

senyawa, dan 3. 50:75 = 2:3 Tidak paham


jika massa- 4. 75:50 = 3:2
massa salah 5. 50:150 = 1:3
satu unsur
dalam
senyawa-
senyawa
tersebut sama,
sedangkan
massa-massa
unsur lainnya
berbeda, maka
perbandingan
massa unsur
lainnya dalam
senyawa-
senyawa
tersebut
merupakan
bilangan bulat
dan sederhana

No Konsep Soal Pola Miskonsepsi Siswa


Respon
4 Hukum 4. Suatu senyawa hidrokarbon tepat bereaksi dengan a.1;a.4 Siswa menganggap kekekalan massa direpresentasikan
perbandingan 10 L O2 dan menghasilkan 6 L CO2 berdasarkan dengan koefisien, sehingga jumlah koefisien sebelum
volume yang persamaan berikut: dan setelah reaksi harus sama

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
42

berbunyi Pada x Cn H2n+2 (g) + 5 O2 (g) 3 CO2 (g) + 4 H2 O (l) c.1;c.2 Siswa beranggapan bahwa volume merepresentasikan
suhu dan Pernyataan berikut yang benar adalah. massa sehingga volume sebelum reaksi harus sama
tekanan yang a. Nilai x adalah 2 dengan setelah bereaksi
sama, volume b. Volume gas hasil reaksi adalah 14 L
gas-gas yang c. Volume senyawa hidrokarbon adalah 4 L
bereaksi dan d. Volume senyawa hidrokarbon adalah 2 L
d.3
volume gas-gas e. Volume senyawa hidrokarbon adalah 8 L d.4 Siswa beranggapan bahwa nilai koefisien menunjukkan
hasil reaksi Alasan: nilai volume secara mutlak, artinya nilai koefisien harus
berbanding 1. Jumlah koefisien sebelum reaksi dan setelah sama dengan nilai volume
sebagai bilangan reaksi sama a.2;a.3;d.2 Tidak paham
bulat sederhana. 2. Jumlah volume sebelum reaksi dan setelah
Hukum reaksi sama
perbandingan 3. Perbandingan koefisien sama dengan
volume perbandingan volume
dinyatakan 4. Perbandingan volume reaksi di atas adalah
sebagai 2:5:3:4
perbandingan 5. Perbandingan volume sama dengan
volume gas-gas perbandingan massa
sesuai dengan
koefisien
masing-masing
gas.
.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
43

No Konsep Soal Pola Miskonsepsi Siswa


Respon
5 Hipotesis a.3 Perbandingan koefisien antara dua senyawa tidak dapat
Avogadro yang
2 H2 S(g) + 3 O2 (g) 2 H2 O(g) + 2 SO2 (g). Jika suhu
5. Terdapat persamaan reaksi sebagai berikut: menunjukkan perbandingan molnya
berbunyi b.5;c.3;c. Tidak paham
Pada suhu dan dan tekanan sebelum dan setelah reaksi sama, maka 4;d.2;d.5
tekanan yang pernyataan berikut yang tidak benar adalah....
sama, semua gas a. Jika O2 yang direaksikan 6 mol, maka H2 O yang
c.4
dengan volume terbentuk adalah 4 mol e.3 Siswa menggunakan hukum perbandingan volume
yang sama akan b. Jika jumlah molekul H2 S adalah 6,02 x 1023 dalam menyelesaikan soal ini hipotesis Avogadro,
mengandung maka jumlah molekul SO2 adalah 6,02 x 1023 dimana pada suatu persamaan reaksi gas, perbandingan
jumlah molekul c. Jika H2 S yang bereaksi 20 gram, maka H2 O koefisien dapat pula menunjukkan perbandingan
yang sama pula yang dihasilkan adalah 20 gram volume. Konsep ini benar sehingga seharusnya tidak
Perbandingan d. Jika H2 S yang bereaksi 3 L, maka H2 O yang dipilih oleh responden.
volume gas-gas dihasilkan adalah 3 L

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
44

itu juga e. Jika H2 S yang bereaksi 1 L, maka volume gas


merupakan hasil reaksi adalah 2L
perbandingan Alasan:
jumlah molekul 1. Jumlah molekul H2 S yang bereaksi sama dengan
yang terlibat molekul SO2 yang dihasilkan
dalam reaksi. 2. Jumlah volume SO2 dan H2 O yang dihasilkan
Dengan kata adaalah sama
lain 3. Perbandingan mol O2 dan H2 O adalah 3:2
perbandingan 4. Massa H2 S yang bereaksi dan H2 O yang
volume gas-gas dihasilkan bereaksi sama
yang bereaksi 5. Perbandingan volume H2 S dan SO2 =1:1
sama dengan
koefisien
reaksinya.

Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
45

6 Konversi jumlah 6. Dalam 10 mol senyawa ion K2 Cr2 O7 , banyaknya ion a.4 Siswa beranggapan bahwa jumlah mol ion sama dengan
mol zat dengan K+ adalah. (Ar K=39, O=16, Cr=52) jumlah muatannya
jumlah partikel a. 6,02 x 1023 d. 9,03 x 1024
24
Hubungan b. 1,2 x10 e. 1,2 x1025
c. 6,02 x 10 24 b.2 Siswa beranggapan bahwa jumlah atom atau ion
antara jumlah
Alasan: merepresentasikan jumlah mol
mol (n) dengan 1. Mol ion K+ adalah 10, maka jumlah ionnya 10 x
6,02 x 1023 c.2;d.1;d.2
jumlah partikel Tidak paham
2. Mol ion K+ adalah 2, maka jumlah ionnya 2 x
(X) dalam zat 6,02 x 1023
3. Mol ion K+ adalah 20, maka jumlah ionnya 20 x e.3
dapat
6,02 x 1023
dinyatakan 4. Mol ion K+ adalah 1, maka jumlah ionnya 1 x
6,02 x 1023
sebagai berikut.
5. Mol ion K+ adalah 15, maka jumlah ionnya 15 x
X = n 6,02 6,02 x 1023
1023
atau

n=

Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
7 Konversi 7. Sebanyak 5 mol gas X2 mempunyai massa 799 gram. c.1

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
46

jumlah mol Unsur X adalah. Siswa menganggap indeks unsur suatu senyawa tidak perlu
b.2;c.2;c.
dengan massa a. F d. I diikutsertakan saat menghitung Ar dari massa dan mol
Hubungan b. Cl e. At
3
yang diketahui
c. Br
jumlah mol (n)
Alasan: b.1 Siswa tidak mengetahui nomor massa suatu unsur
dengan massa 1. Ar X adalah 79,9
2. Ar X adalah 159,8
zat (m) adalah:
3. Ar X adalah 126,9 d.3; Tidak paham
n= 4. Ar X adalah 35,5

5. Ar X adalah 63,5
1.

Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon

NaBrO3 (s) NaBr(s) + O2 (g)


8. Konversi 8. Diketahui persamaan reaksi sebagai berikut: a.5
jumlah mol d.4 Siswa mengabaikan koefisien dalam perhitungan mol

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
47

dengan volume Volume gas yang dihasilkan pada reaksi pemanasan e.2;b.3;d.5 Tidak dapat membedakan penggunaan rumus P = nRT
Volume per mol 75,45 gram natrium bromat pada suhu 25C dan dan V = n
gas disebut tekanan 1 atm adalah.... (Ar C=12, O=16, Na=23 dan Mengabaikan koefisien dalam perhitungan mol
volume molar Br=79,9) e.1 Siswa tidak mengerti simbol fasa (g) pada sebuah persamaan
dan a. 18 reaksi
dilambangkan . b. 16,8 c.1;c.2;c.4; Tidak paham
V=n c. 13,44 c.5
Volume molar d. 12
gas bergantung e. 11,2
pada suhu dan Alasan :
tekanan dengan 1. Volume NaBr = 0,5 x 22,4 L
rumus sebagai 2. Volume O2 = 0,5 x 22,4 L
berikut: 3. Volume O2 = 0,75 x 22,4 L
P = nRT 4. Volume O2 = nRT/P =12 L
dengan: 5. Volume O2 = nRT/P =18 L
P = tekanan
(atm)
= volume gas
(liter)
n = jumlah mol
(mol)
R = tetapan gas
= 0,082 L
atm/mol K
T = suhu
(Kelvin)
dilambangkan .

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
48

Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
9. Rumus Empirik a.1;d.3; Siswa tidak melibatkan massa dan Ar masing-masing
9. Suatu senyawa nitrogen oksida dihasilkan dari reaksi e.2 unsur.
28 gram nitrogen dan 64 gram oksigen (Ar N = 14
dan O = 16). Tentukan rumus empiris nitrogen oksida b.3; Siswa menganggap bahwa menyelesaikan soal
tersebut! rumus empirik dengan membagi massa gas dengan
a. N2 O3 Ar unsur bukan Mr molekul gas
b. N2 O4
c. NO
c.4 Tidak paham
d. NO2
e. NO4 d.4 .
Alasan:
1. 14 :16 = 2:3
2. : = 1:4
3. : = 2:4
4. : = 1:2
5. : = 1:1

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
49

Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
10. Rumus molekul a.2 Siswa mencari rumus molekul dengan mengabaikan Mr
10. Suatu gas seberat 51 gram mempunyai volume molekulnya
18,327 liter pada T=25C dan P= 1 atm. Jika rumus b.3;e.3 Tidak paham
empiris gas tersebut ialah Cn H2n-2 maka rumus
molekul gas tersebut ialah.... (Ar H=1, C=12)
e.3
a. C2 H2
b. C3 H4
c. C4 H6 d.3
d. C5 H8
e. C6 H10
Alasan:
1. Mol adalah data yang paling penting untuk d.4
menentukan rumus molekul d.5 Siswa berfikir bahwa suatu senyawa memiliki massa
2. Nilai n didapat dari membagi volume dengan
atom relatif bukan massa molekul relatif
massa
3. Rumus molekul didapat dengan menghitung Mr
4. Mr Cn H2n-2 adalah 12, jadi nilai n didapat dengan
membagi Mr dengan 12
5. Nilai n dihitung dengan membagi massa dengan
Ar C

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
50

Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
11. Menentukan a.2; c.3 Siswa mencari rumus air kristal dengan cara
rumus air 11. Sebanyak 2 gram kalsium klorida (CaCl2 ) menyerap membandingkan massa senyawa anhidrat dengan massa air,
kristal uap air dari udara dan membentuk hidrat dengan bukan molnya. Seharusnya membandingkan molnya, bukan
massa 3,94 gram. Tentukan rumus air kristal tersebut! massanya.
(Ar Ca = 40, Cl = 35,5, H = 1, dan O = 16) e.5; a.3 Siswa mengkonversi massa suatu zat ke dalam volume
a. CaCl2 .H2 O d. CaCl2 .6H2 O dengan membaginya dengan 22,4 L. Siswa mengadopsi
b. CaCl2 .2H2 O e. CaCl2.10H2 O rumus yang terdapat pada hukum Avogadro, dimana
c. CaCl2 .4H2 O volume suatu gas dapat diketahui dengan membagi molnya
Alasan: dengan 22,4 L dengan catatan dalam keadaan standar, yaitu
1. Perbandingan massa 3,94 : 2 = 2 T= 00 C dan P = 1 atm
2. Massa hidrat 3,94 2 = 1,94 c.4:d.2; Tidak paham
3. Jadi perban-dingannya 2 : 1,94 = 1
d.5; e.4
4. Perbandingan mol = : =6
d.3

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
51

5. Perbandingan mol = : =4
Volume = 3,94/22,4 = 0,089

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
52

Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
12. Kadar zat 12. Cuplikan bubuk besi sebanyak 50 gram dipanaskan a.1 Mencari persentase Fe dengan cara membandingkan mol Fe dalam
dalam suatu dengan gas klor menghasilkan 100 gram besi (II) FeCl2 dengan mol Fe mula (yang sebenarnya adalah mol cuplikan
klorida. Kadar unsur besi dalam cuplikan tersebut bubuk besi)
senyawa
ialah (Ar Fe=56, Cl=35,5)
a. 50% d. 87,4% b.5 Menentukan muatan suatu atom dalam suatu senyawa dimana muatan
b. 89% e. 88,20% atom A nilainya akan dengan angka indeks atom B begitupun
c. 78,7% sebaliknya
Alasan: c.3 Siswa menentukan kadar unsur dalam suatu senyawa dilihat dari
jumlah atom yang menyusun senyawa tersebut, bukan massanya.
a. x 100% = 50%

b. Mol besi= =0,89 d.3 Siswa menganggap bahwa menghitung kadar suatu unsur dalam
senyawa dengan membagi Ar unsur tersebut dengan Mr senyawa tan pa
%=0,89 x 100% = 89% melibatkan indeks yang menunjukkan jumlah atom unsur tersebut.
c. Mol FeCl= = 0,787 d.4
%=0,78 x 100% = 78,7%
d. Massa Fe= 0,787 mol x 56 g/mol= 44,1 g
d.5
%= x 100% = 88,2%

e. Mol Fe= = 0,89 e.4


Mol FeCl2 = = 0,78

%= x 100%= 87,4%

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
53

No Konsep Soal Pola Respon Miskonsepsi Siswa


13. Kadar zat dalam d.1; b.2;c;5 Siswa menghitung kadar unsur dalam suatu senyawa dilihat
suatu senyawa. 13. Kadar unsur vanadium dalam senyawa dari jumlah atom yang menyusun senyawa tersebut, bukan
V2 O3 adalah . (Ar V=50,95 dan O=16) massanya
a. 34,0% a.3 Siswa tidak menggunakan indeks sebagai acuan bahwa
b. 40,0% indeks sebagai jumlah atom dalam senyawa
c. 60,0%
d. 66,7% e.4
e. 68,0%
Alasan:
1. x 100% = 66,7% d.3;d.4;e.2 Tidak paham

2. x 100% = 40%
3. x 100% = 34%
4. x 100 % = 68%

5. x 100% = 60%

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
54

Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon

14. Pereaksi pembatas 14. Sebanyak 8,1 gram logam aluminium direaksikan a.3

2 Al(s) + Cr2 O3 (aq) Al2 O3 (aq) + 2 Cr(s)


dalam suatu reaksi dengan 38 gram Cr2 O3 sesuai persamaan reaksi:
e.5
Siswa menganggap bahwa pereaksi pembatas adalah pereaksi
Berapa gram logam kromium yang dihasilkan? yang massanya paling kecil
(Ar Al = 27, Cr = 52, dan O = 16)
a. 15,6 gram e.1 Siswa menganggap bahwa pereaksi pembatas ditentukan dari
b. 26 gram massanya, bukan dari jumlah mol
c. 52 gram
b.4;c.4 Setaranya jumlah atom Cr pada molekul Cr dan senyawa
d. 78 gram
Cr2 O3, maka jumlah molnya pun sama
e. 156 gram
Alasan:
1. Pereaksi pembatas adalah Al karena massa Al
a.5;e.5;c.2 Siswa mengabaikan koefisien pada persamaan reaksi ketika
lebih kecil
akan menetapkan pereaksi pembatas, sehingga siswa salah
2. Pereaksi pembatas adalah Cr2 O3 karena mol
menetapkan pereaksi yang bertindak sebagai pereaksi
Cr2 O3 lebih kecil
pembatas

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55

3. Mol Cr sama dengan mol Al a.1;d.5 Tidak paham


4. Mol Cr sama dengan mol Cr2 O3
5. Mol Cr dua kali lebih besar dari mol Cr2 O3

Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
15. Banyak zat 15. Pada pemanasan 24,5 gram KClO3 menurut a.3 Siswa menggeneralisasikan rumus rumus ke dalam

KClO3 (s) KCl(s) + O2 (g)


pereaksi atau hasil reaksi:
semua senyawa dalam fasa apapun, termasuk fasa padat.
reaksi
tentukan volume gas oksigen yang dihasilkan jika
pada suhu dan tekanan yang sama, 8,4 gram gas b.2;b.3;c.4 Siswa menggunakan rumus bukan pada senyawa gas
nitrogen mempunyai volume 7,2 liter! (Ar K = yang ditanyakan, yaitu oksigen, melainkan pada pereaksi.
39, Cl = 35,5, N=14 dan O = 16)
a. 0,12 L c.2

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56

b. 9L c.3;c.5 Siswa menganggap bahwa data tambahan yang berisi senyawa


c. 7,2 L lain yang kondisi suhu dan temperaturnya sama dengan data
d. 3,6 L utama, nilai variabel yang diberikan akan selalu sama dengan
e. 4,8 L pereaksi pada data utama, bukan dengan senyawa yang
ditanyakan.
d.5;e.3 Menggeneralisasikan rumus rumus ke dalam semua
senyawa dalam fasa apapun, termasuk fasa padat.
b.2 Menganggap bahwa data tambahan yang berisi senyawa lain
yang kondisi suhu dan temperaturnya sama dengan data
utama, nilai variabel yang diberikan akan selalu sama dengan
pereaksi pada data utama, bukan dengan senyawa yang
ditanyakan.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
55

3) Kunci Determinasi Miskonsepsi


Butir soal pilihan ganda dua tingkat yang digunakan pada penelitian ini terdiri
dari lima pilihan pada pilihan pertama dan lima pilihan pada pilihan kedua.
Dengan demikian akan ada beberapa kemungkinan pola jawaban. Berdasarkan
pola jawaban siswa tersebut dapat dilihat siswa yang mengalami miskonsepsi dan
siswa yang tidak mengalami miskonsepsi. Untuk siswa yang mengalami
miskonsepsi, diperlukan identifikasi miskonsepsi yang dialami siswa tersebut.
Dengan demikian, untuk memudahkan pengidentifikasian, disusun suatu kunci
determinasi miskonsepsi untuk menentukan miskonsepsi yang dialami masing-
masing siswa pada setiap butir soal. Kunci determinasi miskonsepsi untuk tes
pilihan ganda dua tingkat pada materi stoikiometri ditunjukan pada tabel 3.5. Pada
masing-masing butir soal terdapat kotak abu yang menunjukan bahwa siswa yang
memilih pola jawaban tersebut memiliki pemahaman penuh atau tidak mengalami
miskonsepsi dan kotak putih yang menunjukan siswa mengalami tidak paham
penuh. Seperti pada soal nomor 1, siswa yang memilih pola jawaban a.3
menunjukan bahwa siswa tersebut tidak mengalami miskonsepsi.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
56

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka didapatkan kesimpulan sebagai


berikut:
Miskonsepsi siswa SMA kelas X dan kelas XI pada materi stoikiometri yang
teridentifikasi dengan tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat dan analisis
menggunakan kunci determinasi diantaranya sebagai berikut:
1. Miskonsepsi siswa kelas X dan XI pada hukum dasar kimia menunjukkan
bahwa siswa kelas X lebih banyak mengalami miskonsepsi dibandingkan
dengan siswa kelas XI. Siswa kelas X mengalami miskonsepsi lebih
dominan dari segi nilai persentase pada hukum kekekalan massa, hukum
perbandingan tetap, hukum kelipatan perbandingan, serta hukum
perbandingan volume, sedangkan kelas XI mengalami persentase
miskonsepsi paling besar dibandingkan kelas X pada konsep hipotesis
Avogadro.
2. Miskonsepsi siswa SMA kelas X dan XI pada konsep stoikiometri reaksi
menunjukkan bahwa siswa kelas XI lebih banyak mengalami miskonsepsi
dibandingkan dengan siswa kelas X. Siswa kelas XI mengalami
miskonsepsi lebih dominan dari segi nilai persentase pada hubungan
jumlah mol dengan jumlah partikel dan pada konsep hubungan jumlah mol
dengan volume. Siswa kelas X lebih banyak mengalami miskonsepsi
dibandingkan dengan siswa kelas XI berdasarkan persentase jumlah
miskonsepsi pada konsep rumus empirik, menentukan rumus air kristal,
pereaksi pembatas dalam suatu reaksi serta banyak zat pereaksi atau hasil
reaksi.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
84

B. Saran

Berdasarkan hasil pengolahan data, maka peneliti memberikan saran sebagai


berikut:
1. Penggunaan tes diagnostik ini digunakan secara luas oleh guru agar
miskonsepsi siswa dapat diketahui sehingga proses remediasi dapat
dilakukan dengan efektif.
2. Tes diagnostik yang digunakan guru sebaiknya berupa pilihan ganda dua
tingkat karena dapat memperkecil kemungkinan siswa menebak jawaban
sehingga hasil interpretasi jawaban siswa lebih akurat.
3. Dalam pelaksanaan tes sebaiknya guru tidak hanya menanyakan soal
hitungan saja tetapi juga menanyakan konsep-konsep agar pemahaman
siswa mengenai konsep dan hitungan dapat seimbang.
4. Melakukan analisis perbandingan miskonsepsi untuk mendeteksi pola
fikir ataupun miskonsepsi siswa dalam materi stoikiometri khususnya,
harus lebih memperhatikan kehomogenitasan/kesamaan dari yang akan
dibandingkan, berupa variabel tingkat kecerdasan, gender dan lain-lainnya
5. Diperlukan metode yang lebih tepat yang harus digunakan guru dalam
menyampaikan materi, sehingga miskonsepsi materi kimia dapat
diminimalisir.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
85

Daftar Pustaka

Annisa, N. (2013). Pengembangan Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat


untuk Mengidentifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X pada materi
Hidrokarbon. (Skripsi). Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung.

Arifin, Z. (2009). Evaluasi Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan


Islam.

Arifin, Z. (2012). Evaluasi Pembelajaran (edisi revisi). Jakarta: Direktorat


Jenderal Pendidikan Islam.

Arikunto, S. (2003). Dasar-dasar Evaluasi Pendiikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi


Aksara.

Arikunto, S. (2009). Dasar-dasar Evaluasi Pendiikan (edisi revisi). Jakarta: Bumi


Aksara.

Bayrak, B.K. (2013). Using Two-Tier Test to Identify Primary Students


Conceptual Understanding and Alternative Conceptions in Acid Base.
Mevlana International Journal of Education, 3 (2): 19-26.

Chandrasegaran, A.L. et al. (2007). The development of a two-tier multiple-


choice diagnostic instrument for evaluating secondary school students ability
to describe and explain chemical reactions using multiple levels of
representation. Chemistry Education Research and Practice, 2007, 8 (3):
293-307.

Chang, R. (2010). Chemistry 10th edition. New York: The McGraw-Hill


Companies, Inc.

Dahar, R.W. (2011). Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Erlangga.

Depdiknas. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta: Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar


dan Menengah.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
86

Devi et al. (2009). Kimia 1, Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.

Fach, M., de Boer, Tanja dan Parchmann, Ilka. (2007). Results of an Interview
Study as Basis for The Development of Stepped Supporting Tools for
Stoichiometric Problems. Chemistry Education Research and Practice. 8
(1), 13-31.

Hermawan et al. (2009). Aktif Belajar Kimia untuk SMA & MA.Jakarta:
Depdiknas.

Jutmini, Sri, et al. (2007). Panduan Evaluasi Pembelajaran. Surakarta: Lembaga


Pengambangan Pendidikan Universitas Negeri Malang.

Firman, H. (2000). Penilaian Hasil Belajar dalam Pengajaran Kimia. Bandung:


Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI.

Hart-Suminar. (1983). Kimia Organik Suatu Kuliah Singkat (edisi ke enam).


Bogor: Erlangga.

Lawshe, C.H. (1975). A Quantitative Approach to Content Validity. Personnel


Physichology, 28: 563-575.

Lewis & Evans. (2006). Chemistry Third Edition. New York: PALGRAVE
MACMILLAN.

McKenzie, J.F. et al. (1999). Establishing Content Validity: Using Qualitative


and Quantitative Steps. Am J Health Behav TM, 23(4): 311-318.

M. Nazir. (2005). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Moore & Langley. (2007). Chemistry for the Utterly Confused. New York:
McGraw-Hill.

Morgil, I., Seyhan, H.G., Secken, N., Yucel, A.S., Temel, S., dan Ural, E. (2009).
Overcoming the Determined Misconception in Melting and Dissolution
Alvia Imanur Ramadhianti, 2014
Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
87

Through Question and Answer and Discussion Methods. Chemistry, 3, (3),


49-61.

Mulyono. (2012). Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara.

Myers, R. (2003). The Basics of Chemistry. London: Greenwood Press

Purba, M. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI 2A. Jakarta: Penerbit Erlangga

Purtadi dan Sari. (TT). Analisis Miskonsepsi Konsep laju dan Kesetimbangan
Kimia pada Siswa SMA. [Online]. Tersedia:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Makalah%20Semnas%20MIPA%20
%20Analisis%20Miskonsepsi%20Konsep%20laju%20dan%20Kesetimbang
an%20Kimia_0.pdf [4 Februari 2014].

Puspitasari, D. (2009). Remediasi Miskonsepsi Siswa SMA Kelas X pada Bahan


Kajian Struktur Atom Melalui Penggunaan Software Multimedia Interaktif.
Skripsi pada FPMIPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Rizki, I. (2013). Mengungkap Miskonsepsi Topik Stoikiometri Pada Siswa Kelas


X melalui Tes Diagnostik Two-Tier. Skripsi. Universitas Pendidikan
Indonesia, Bandung.

Schmidt, H.C., Kaufmann B., dan Treagust, F.D. (2009). Students


Understanding of Boiling Point and Intermolecular Forces. Chemistry
Education Research and Practice. 10, 265-272.

Silberberg, M.S. (2007). Principles of General Chemistry. Boston: McGraw-Hills.

Sudjana, N. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja


Rosdakarya: Bandung.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
88

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,


Kualitatif , dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sukardi. (2011). Evaluasi Pendidikan, Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi


Aksara.
Sunarya, Y dan Setiabudi A. (2009). Mudah dan Aktif Belajar Kimia untuk SMA
& MA. Jakarta: Depdiknas.

Sunyono, dkk. (2012). IDENTIFIKASI MASALAH KESULITAN DALAM


PEMBELAJARAN KIMIA SMA KELAS X DI PROPINSI LAMPUNG.
Jurnal Pendidikan MIPA FKIP Universitas Lampung, Th 2009 1.

Suyanti, R.D. (2010). Strategi Pembelajaran Kimia. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Tan, Daniel, et al. (2005). Development of a Two-Tier Multiple Choice Diagnostic


Instrument to Determine A-Level Students. Singapore: NTU.

Tekkaya, Ozden, et al. (1999). A Cross-age Study of High School Students


Understanding of Diffusion and Osmosis. Hacettepe University Egitim
FakUltesi Dergisi. 15: 84-93.

Treagust, D.F., et al. (1995). Diagnostic assessment of students science


knowledge. Learning science in the schools: Research reforming practice,
327 - 346.

Tsai, C.C. dan Chou, C. (2002). Diagnosing Students Alternative Conceptions


in Science Through A Networked Two-Tier Test System. Int. J. Comp.
Assisted Learn. 18, (2), 157-165.

Tuysuz, C. (2009). Development of two-tier diagnostic instrument and assess


students understanding in chemistry. Scientific Research and Essay. 4:
626-631.

Uno & Koni.(2012). Assessment Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
89

Whitten. (2004). General Chemistry 7th edition. Philadelphia: Saunders College


Publishing.

Alvia Imanur Ramadhianti, 2014


Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Anda mungkin juga menyukai