SKRIPSI
oleh
Alvia Imanur Ramadhianti
NIM 1000111
Oleh:
Alvia Imanur Ramadhianti
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Pembimbing I:
Pembimbing II:
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia
PERNYATAAN .............................................................................................. i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
UCAPAN TERIMA KASIH ......................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................................. v
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1
B. Identifikasi Masalah Penelitian ....................................................... 5
C. Rumusan Masalah Penelitian ......................................................... 5
D. Tujuan Penelitian ........................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ......................................................................... 6
F. Struktur Organisasi ........................................................................ 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Miskonsepsi .............................................................................. 8
1. Definisi Miskonsepsi... 8
2. Sifat-Sifat Miskonsepsi . 9
3. Terbentuknya Miskonsepsi ....................................................... 9
4. Penyebab Terjadinya Miskonsepsi ............................................ 10
5. Cara Mengidentifikasi Miskonsepsi .......................................... 12
B. Tes Diagnostik .................... 13
a. Definisi Tes Diagnostik .. 13
b. Fungsi Tes Diagnostik 13
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Alur Penelitian ......................................................................... 28
Gambar 2.2 Persentase Total Miskonsepsi .................................................... 81
Lampiran A
Lampiran A.1 Soal Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat materi
Stoikiometri ................................................................... 89
Lampiran A.2 Rubrik Validasi ............................................ 93
Lampiran A.3 Kisi-kisi Soal Stoikiometri ........................................... 109
Lampiran A.4 Label Konsep ......................................................................... 111
Lampiran A.5 Struktur Makro ...................................................................... 112
Lampiran B
Lampiran B.1 Pola Instrumen...................................................................... 114
Lampiran B.2 Rekapitulasi Hasil Validasi .................................. 123
Lampiran B.3 Perhitungan Reliabilitas .................................................. 135
Lampiran B.4 Perhitungan CVR ................................................................. 136
Lampiran B.5 Silabus Kurikulum 2006........................................................ 138
Lampiran C
Lampiran C.1 Surat Izin Penelitian ........................................................ 141
Tuysuz (2009) menjelaskan bahwa tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat
memiliki dua keuntungan utama dibandingkan tes satu tingkat yang konvensional.
Keuntungan pertama adalah menurunkan kesalahan pengukuran, pada tes pilihan
ganda satu tingkat dengan lima opsi, terdapat 20% kemungkinan siswa menjawab
benar dengan cara menebak, sedangkan pada tes pilihan ganda dua tingkat dengan
lima opsi pada tingkat pertama dan lima opsi pada tingkat kedua, kemungkinan
siswa menjawab benar dengan cara menebak hanya sebesar 4%. Keuntungan
kedua dari tes pilihan ganda dua tingkat adalah dapat mengetahui dua aspek
informasi dari satu fenomena yang sama, yaitu jawaban dari tingkat pertama dan
tingkat kedua yang merupakan penjelasan dari jawaban pada tingkat pertama.
Stoikiometri adalah konsep yang sangat penting untuk dipelajari siswa karena
konsep stoikiometri menjadi dasar pembelajaran kimia. Hampir semua materi
kimia berhubungan dengan stoikiometri. Konsep ini diaplikasikan pada konsep-
konsep kimia lain misalnya asam-basa, kesetimbangan kimia dan laju reaksi.
Menurut Fach (2007), beberapa ahli setuju bahwa konsep ini sangat sulit untuk
dipahami sehingga konsep ini cukup menakutkan bagi siswa, oleh karena itu tidak
menutup kemungkinan bahwa selama proses pembelajaran siswa dapat
mengalami miskonsepsi dan jika tidak segera diremediasi, miskonsepsi dapat
bersifat persisten dan sulit untuk diperbaiki. Miskonsepsi akibat pemahaman
siswa yang tidak benar dapat terbawa sampai jenjang pendidikan selanjutnya
(perguruan tinggi). Dengan demikian perlu perhatian khusus agar siswa tidak
mengalami miskonsepsi dalam konsep stoikiometri demi menunjang
pembelajaran kimia selanjutnya.
Salah satu sub pokok materi dalam pokok bahasan materi stoikiometri adalah
hukum gas yang meliputi konsep hukum Dalton, Avogadro, Proust, hukum Gay-
Lussac, hukum Avogadro. Konsep ini merupakan salah satu konsep abstrak
berhubungan dengan atom. Di samping itu, konsep tersebut juga berjenjang dan
saling berkaitan satu sama lain. Jika siswa tidak paham terhadap salah satu
hukum, maka dapat mengakibatkan kesulitan dalam memahami hukum yang lain.
Beberapa miskonsepsi dalam belajar stoikiometri, diantaranya :
melalui Tes Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat. Dengan mengambil judul ini
diharapkan dapat memberikan gambaran miskonsepsi siswa kelas X dan XI pada
materi stoikiometri, serta nantinya dapat memberikan panduan pada guru untuk
membantu memperbaiki miskonsepsi siswa pada materi stoikiometri.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan pertanyaan penelitian yang dirumuskan, maka tujuan penelitian
ini adalah:
1. Mengetahui perbandingan miskonsepsi siswa kelas X dan XI pada materi
pokok hukum dasar kimia melalui tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat.
2. Mengetahui perbandingan miskonsepsi siswa kelas X dan XI pada materi
pokok konsep mol melalui tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini antara lain:
a. Bagi siswa
Dengan teridentifikasinya miskonsepsi, maka siswa dapat memperbaiki
miskonsepsi yang dialami pada materi stoikiometri.
b. Bagi guru
Tersedia alat ukut miskonsepsi yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
miskonsepsi siswa pada materi stoikiometri sehingga guru dapat melakukan
tindak lanjut dari informasi yang diperoleh.
c. Bagi peneliti lain
Sebagai informasi mengenai penerapan instrumen diagnostik pilihan ganda
dua tingkat untuk mengukur ketidakpahaman konsep siswa, serta menjadi salah
satu masukan untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut.
F. Struktur Organisasi
Skripsi ini terdiri dari lima bab. Bab I berisi tentang pendahuluan, meliputi:
latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah
penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan.
Bab II berisi tentang tinjauan pustaka, meliputi: miskonsepsi, alat tes diagnostik
untuk mengevaluasi miskonsepsi siswa, dan deskripsi uraian materi stoikiometri.
Bab III berisi tentang metodologi penelitian, meliputi: metode dan desain
penelitian, populasi dan sampel, definisi operasional, instrumen penelitian,
prosedur penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data. Bab IV berisi
tentang hasil penelitian dan pembahasan, meliputi: hasil penelitian, dan
pembahasan hasil analisis data. Bab V berisi tentang simpulan dan saran.
Secara garis besar alur dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
Diterima
Hasil analisis
perbandingan miskonsepsi
siswa kelas X dan XI pada
materi stoikiometri
D. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen soal pilihan
ganda dua tingkat materi stoikiometri. Instrumen ini berupa set soal stoikiometri
yang telah disusun oleh peneliti lain (Rizki, 2013) sehingga pada penelitian ini
peneliti melakukan aplikasi terhadap soal yang telah dibuat untuk mengetahui
perbandingan miskonsepsi siswa kelas X dan XI terhadap materi stoikiometri.
E. Prosedur Penelitian
Pada penelitian sebelumnya dihasilkan 15 butir soal tes diagnostik pilihan
ganda dua tingkat dengan kriteria nilai reliabilitas cukup tinggi, sehingga peneliti
menggunakan instrumen tersebut sebagai instrumen penelitian tanpa melakukan
uji kelayakan instrumen kembali. 15 butir soal hasil penelitian sebelumnya
dilakukan validasi kembali sebelum di ujikan kepada 7 validator, yang terdiri dari
2 orang dosen dan 5 orang guru kimia. Dua orang dosen yang dijadikan validator
berasal dari dosen pendidikan kimia, sementara 5 orang guru berasal dari
perwakilan sekolah tempat penelitian, yaitu guru kimia SMA Negeri 2 Bandung.
Soal hasil validasi dari para validator kemudian dihitung validitasnya untuk
setiap butir soal dengan menggunakan CVR, selain itu dihitung juga nilai CVI
untuk mengetahui rata-rata nilai CVR soal. Butir soal yang dinyatakan tidak valid
secara CVR dihilangkan, sedangkan butir soal yang memenuhi kriteria minimal
CVR dilakukan perbaikan ulang sesuai dengan saran yang diberikan oleh
validator. Soal yang valid dan baik secara nilai reliabilitas diujikan pada siswa
kelas X dan kelas XI. Waktu yang diberikan untuk mengerjakan soal adalah sama,
yaitu 60 menit.
1) 15 butir soal tes diagnostik pilihan ganda dua tingkat hasil penelitian
sebelumnya pada materi stoikiometri dilakukan validasi oleh 7 validator,
yang terdiri dari dua orang dosen dan lima orang guru pelajaran kimia
SMAN di kota Bandung.
2) Hasil dari validasi dihitung nilai CVR dan CVI dengan menggunakan
rumus:
Keterangan :
Ne : Jumlah validator yang menyatakan Ya
N : Jumlah validator
3) Menentukan kevalidan dari setiap butir soal berdasarkan skor minimal CVR.
Pada penelitian ini jumlah validator yang terlibat sebanyak 7 orang, sehingga
seperti uraian bab II, skor minimal untuk 7 validator adalah 0,99.
20 0,42
25 0,37
30 0,33
35 0,31
40 0,29
Tabel 3.2. Nilai CVR Hasil revalidasi soal pilihan ganda dua tingkat
pada 7 orang validator untuk Setiap Butir Soal yang pada Materi Stoikiometri
Nilai CVR
Nilai CVR
Kesesuaian
Kesesuaian
No Konsep Target S oal Butir Soal Keputusan
Stem dengan
dengan
Option
Miskonsepsi
1 Hukum Kekekalan Massa 1 1 1 Diterima
yang berbunyi Dalam sistem
tertutup, massa zat sebelum
dan sesudah reaksi adalah
sama
2 Hukum Perbandingan Tetap 2 1 1 Diterima
yang berbunyi perbandingan
massa unsur-unsur dalam satu
senyawa adalah tertentu dan
tetap
3 Hukum Kelipatan 3 1 1 Diterima
perbandingan (Hukum Dalton
4 Hukum Perbandingan Volume 4 1 1 Diterima
5 Hipotesis Avogadro 5 1 1 Diterima
Berdasarkan Tabel 3.2. butir soal yang mempunyai nilai CVR sama dengan
1 adalah sebanyak 15 soal, yakni soal nomor 1, 2, 3, 4, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13
14, 15. Nilai CVR sama dengan 1 didapat karena tujuh validator menilai sesuai.,
Dengan demikian, berdasarkan nilai minimum CVR untuk validator berjumlah
lima (0,99) sebanyak 15 soal dikatakan memenuhi kriteria baik (layak) dari segi
validitasnya.
Tabel 3.3. Rekapitulasi Hasil Uji Validitas
Butir soal yang tidak memenuhi
Butir soal yang memenuhi kriteria dari segi
kriteria dari segi validitas (CVR
validitas (CVR
Tabel 3.4 Beberapa pola respon siswa pada soal yang diujikan
Soal
(%) jawaban siswa a.1 a.2 a.3
2) Data yang didapat dari hasil uji aplikasi skala kecil instrumen tes diagnostik
pilihan ganda dua tingkat dianalisis dan diinterpretasikan miskonsepsi yang
terkandung dalam setiap jawaban siswa dengan menggunakan kunci
determinasi miskonsepsi (tabel 3.5). Miskonsepsi siswa yang terungkap di
hitung presentasenya dengan menggunakan persamaan berikut:
Keterangan:
NP = Persentase siswa yang mengalami miskonsepsi
PR = Jumlah siswa yang memilih pola respon tertentu
n = Total jumlah siswa pada aplikasi produk skala kecil
Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
1 Hukum 1. Seorang siswa melakukan tiga kali percobaan a.3
Kekekalan Massa memanaskan logam merkuri dalam tabung tertutup Siswa berfikir pada Hukum Kekekalan Massa
yang berbunyi dan dihasilkan merkuri oksida. Data percobaannya a.5;b.1 (Hukum Lavoisier) massa suatu pereaksi dan hasil
Dalam sistem adalah sebagai berikut: reaksi ditentukan dari perbandingan.
tertutup, massa Massa Siswa beranggapan bahwa massa suatu unsur saat
Massa Massa
zat sebelum dan Merkuri beraksi harus mempunyai nilai kelipatan dari Ar
Percobaan Merkuri Oksigen
sesudah reaksi Oksida e.1 unsur tersebut, terlebih karena data unsur lain
(gram) (gram)
adalah sama (gram)
(merkuri) yang diberikan adalah kelipatan dari nilai
I 200 19 ?
Ar nya
II 400 ? 442
III 600 ? 645 a.1;a.2; Tidak paham
Menurut hukum Lavoisier, pernyataan di bawah ini
yang benar adalah . (Ar Hg=200, O=16) Siswa berfikir pada Hukum Kekekalan Massa
a. Massa merkuri oksida pada percobaan I adalah b.4 (Hukum Lavoisier) massa suatu hasil reaksi
219 gram mengalami penambahan massa karena proses
b. Oksigen yang bereaksi pada percobaan II pembakaran
adalah 38 gram
c. Massa merkuri oksida pada percobaan I adalah
215 gram
d. Jika merkuri yang digunakan 100 gram maka
hasil reaksinya 119 gram
e. Oksigen yang bereaksi seharusnya kelipatan
dari 16 gram
Alasan:
1. Karena massa merkuri pada percobaan II 2 kali
lipat dari percobaan I, maka oksigen yang yang
Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
3 Hukum b.5
Kelipatan 3. Dua buah unsur A dan B dapat membentuk dua Siswa dalam aplikasi hukum kelipatan perbandingan
perbandingan macam senyawa. Senyawa I mengandung A 50% dan
menghitung perbandingan suatu unsur dalam senyawa
(Hukum senyawa II mengandung A 25%. Untuk A yang sama,
maka perbandingan B pada senyawa I dan II ialah . c.1:a.2 langsung menggunakan perbandingan persentasenya
Dalton) yang
dengan mengabaikan kelipatan perbandingan unsur
berbunyi jika a. 1 : 2 d. 3 : 2
dua jenis unsur b. 1 : 3 e. 2 : 3 pembentuk lainnya
bergabung c. 2 : 1 Siswa dalam aplikasi hukum kelipatan perbandingan
membentuk Alasan: membandingkan unsur B tanpa menyamakan terlebih
1. 50:25 = 2:1
e.3;d.4
lebih dari satu dahulu dengan perbandingan unsur A nya. Ini tidak
2. 25:50 = 1:2 sesuai dengan bunyi hukum perbandingan tetap
berbunyi Pada x Cn H2n+2 (g) + 5 O2 (g) 3 CO2 (g) + 4 H2 O (l) c.1;c.2 Siswa beranggapan bahwa volume merepresentasikan
suhu dan Pernyataan berikut yang benar adalah. massa sehingga volume sebelum reaksi harus sama
tekanan yang a. Nilai x adalah 2 dengan setelah bereaksi
sama, volume b. Volume gas hasil reaksi adalah 14 L
gas-gas yang c. Volume senyawa hidrokarbon adalah 4 L
bereaksi dan d. Volume senyawa hidrokarbon adalah 2 L
d.3
volume gas-gas e. Volume senyawa hidrokarbon adalah 8 L d.4 Siswa beranggapan bahwa nilai koefisien menunjukkan
hasil reaksi Alasan: nilai volume secara mutlak, artinya nilai koefisien harus
berbanding 1. Jumlah koefisien sebelum reaksi dan setelah sama dengan nilai volume
sebagai bilangan reaksi sama a.2;a.3;d.2 Tidak paham
bulat sederhana. 2. Jumlah volume sebelum reaksi dan setelah
Hukum reaksi sama
perbandingan 3. Perbandingan koefisien sama dengan
volume perbandingan volume
dinyatakan 4. Perbandingan volume reaksi di atas adalah
sebagai 2:5:3:4
perbandingan 5. Perbandingan volume sama dengan
volume gas-gas perbandingan massa
sesuai dengan
koefisien
masing-masing
gas.
.
Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
6 Konversi jumlah 6. Dalam 10 mol senyawa ion K2 Cr2 O7 , banyaknya ion a.4 Siswa beranggapan bahwa jumlah mol ion sama dengan
mol zat dengan K+ adalah. (Ar K=39, O=16, Cr=52) jumlah muatannya
jumlah partikel a. 6,02 x 1023 d. 9,03 x 1024
24
Hubungan b. 1,2 x10 e. 1,2 x1025
c. 6,02 x 10 24 b.2 Siswa beranggapan bahwa jumlah atom atau ion
antara jumlah
Alasan: merepresentasikan jumlah mol
mol (n) dengan 1. Mol ion K+ adalah 10, maka jumlah ionnya 10 x
6,02 x 1023 c.2;d.1;d.2
jumlah partikel Tidak paham
2. Mol ion K+ adalah 2, maka jumlah ionnya 2 x
(X) dalam zat 6,02 x 1023
3. Mol ion K+ adalah 20, maka jumlah ionnya 20 x e.3
dapat
6,02 x 1023
dinyatakan 4. Mol ion K+ adalah 1, maka jumlah ionnya 1 x
6,02 x 1023
sebagai berikut.
5. Mol ion K+ adalah 15, maka jumlah ionnya 15 x
X = n 6,02 6,02 x 1023
1023
atau
n=
Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
7 Konversi 7. Sebanyak 5 mol gas X2 mempunyai massa 799 gram. c.1
jumlah mol Unsur X adalah. Siswa menganggap indeks unsur suatu senyawa tidak perlu
b.2;c.2;c.
dengan massa a. F d. I diikutsertakan saat menghitung Ar dari massa dan mol
Hubungan b. Cl e. At
3
yang diketahui
c. Br
jumlah mol (n)
Alasan: b.1 Siswa tidak mengetahui nomor massa suatu unsur
dengan massa 1. Ar X adalah 79,9
2. Ar X adalah 159,8
zat (m) adalah:
3. Ar X adalah 126,9 d.3; Tidak paham
n= 4. Ar X adalah 35,5
5. Ar X adalah 63,5
1.
Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
dengan volume Volume gas yang dihasilkan pada reaksi pemanasan e.2;b.3;d.5 Tidak dapat membedakan penggunaan rumus P = nRT
Volume per mol 75,45 gram natrium bromat pada suhu 25C dan dan V = n
gas disebut tekanan 1 atm adalah.... (Ar C=12, O=16, Na=23 dan Mengabaikan koefisien dalam perhitungan mol
volume molar Br=79,9) e.1 Siswa tidak mengerti simbol fasa (g) pada sebuah persamaan
dan a. 18 reaksi
dilambangkan . b. 16,8 c.1;c.2;c.4; Tidak paham
V=n c. 13,44 c.5
Volume molar d. 12
gas bergantung e. 11,2
pada suhu dan Alasan :
tekanan dengan 1. Volume NaBr = 0,5 x 22,4 L
rumus sebagai 2. Volume O2 = 0,5 x 22,4 L
berikut: 3. Volume O2 = 0,75 x 22,4 L
P = nRT 4. Volume O2 = nRT/P =12 L
dengan: 5. Volume O2 = nRT/P =18 L
P = tekanan
(atm)
= volume gas
(liter)
n = jumlah mol
(mol)
R = tetapan gas
= 0,082 L
atm/mol K
T = suhu
(Kelvin)
dilambangkan .
Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
9. Rumus Empirik a.1;d.3; Siswa tidak melibatkan massa dan Ar masing-masing
9. Suatu senyawa nitrogen oksida dihasilkan dari reaksi e.2 unsur.
28 gram nitrogen dan 64 gram oksigen (Ar N = 14
dan O = 16). Tentukan rumus empiris nitrogen oksida b.3; Siswa menganggap bahwa menyelesaikan soal
tersebut! rumus empirik dengan membagi massa gas dengan
a. N2 O3 Ar unsur bukan Mr molekul gas
b. N2 O4
c. NO
c.4 Tidak paham
d. NO2
e. NO4 d.4 .
Alasan:
1. 14 :16 = 2:3
2. : = 1:4
3. : = 2:4
4. : = 1:2
5. : = 1:1
Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
10. Rumus molekul a.2 Siswa mencari rumus molekul dengan mengabaikan Mr
10. Suatu gas seberat 51 gram mempunyai volume molekulnya
18,327 liter pada T=25C dan P= 1 atm. Jika rumus b.3;e.3 Tidak paham
empiris gas tersebut ialah Cn H2n-2 maka rumus
molekul gas tersebut ialah.... (Ar H=1, C=12)
e.3
a. C2 H2
b. C3 H4
c. C4 H6 d.3
d. C5 H8
e. C6 H10
Alasan:
1. Mol adalah data yang paling penting untuk d.4
menentukan rumus molekul d.5 Siswa berfikir bahwa suatu senyawa memiliki massa
2. Nilai n didapat dari membagi volume dengan
atom relatif bukan massa molekul relatif
massa
3. Rumus molekul didapat dengan menghitung Mr
4. Mr Cn H2n-2 adalah 12, jadi nilai n didapat dengan
membagi Mr dengan 12
5. Nilai n dihitung dengan membagi massa dengan
Ar C
Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
11. Menentukan a.2; c.3 Siswa mencari rumus air kristal dengan cara
rumus air 11. Sebanyak 2 gram kalsium klorida (CaCl2 ) menyerap membandingkan massa senyawa anhidrat dengan massa air,
kristal uap air dari udara dan membentuk hidrat dengan bukan molnya. Seharusnya membandingkan molnya, bukan
massa 3,94 gram. Tentukan rumus air kristal tersebut! massanya.
(Ar Ca = 40, Cl = 35,5, H = 1, dan O = 16) e.5; a.3 Siswa mengkonversi massa suatu zat ke dalam volume
a. CaCl2 .H2 O d. CaCl2 .6H2 O dengan membaginya dengan 22,4 L. Siswa mengadopsi
b. CaCl2 .2H2 O e. CaCl2.10H2 O rumus yang terdapat pada hukum Avogadro, dimana
c. CaCl2 .4H2 O volume suatu gas dapat diketahui dengan membagi molnya
Alasan: dengan 22,4 L dengan catatan dalam keadaan standar, yaitu
1. Perbandingan massa 3,94 : 2 = 2 T= 00 C dan P = 1 atm
2. Massa hidrat 3,94 2 = 1,94 c.4:d.2; Tidak paham
3. Jadi perban-dingannya 2 : 1,94 = 1
d.5; e.4
4. Perbandingan mol = : =6
d.3
5. Perbandingan mol = : =4
Volume = 3,94/22,4 = 0,089
Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
12. Kadar zat 12. Cuplikan bubuk besi sebanyak 50 gram dipanaskan a.1 Mencari persentase Fe dengan cara membandingkan mol Fe dalam
dalam suatu dengan gas klor menghasilkan 100 gram besi (II) FeCl2 dengan mol Fe mula (yang sebenarnya adalah mol cuplikan
klorida. Kadar unsur besi dalam cuplikan tersebut bubuk besi)
senyawa
ialah (Ar Fe=56, Cl=35,5)
a. 50% d. 87,4% b.5 Menentukan muatan suatu atom dalam suatu senyawa dimana muatan
b. 89% e. 88,20% atom A nilainya akan dengan angka indeks atom B begitupun
c. 78,7% sebaliknya
Alasan: c.3 Siswa menentukan kadar unsur dalam suatu senyawa dilihat dari
jumlah atom yang menyusun senyawa tersebut, bukan massanya.
a. x 100% = 50%
b. Mol besi= =0,89 d.3 Siswa menganggap bahwa menghitung kadar suatu unsur dalam
senyawa dengan membagi Ar unsur tersebut dengan Mr senyawa tan pa
%=0,89 x 100% = 89% melibatkan indeks yang menunjukkan jumlah atom unsur tersebut.
c. Mol FeCl= = 0,787 d.4
%=0,78 x 100% = 78,7%
d. Massa Fe= 0,787 mol x 56 g/mol= 44,1 g
d.5
%= x 100% = 88,2%
%= x 100%= 87,4%
2. x 100% = 40%
3. x 100% = 34%
4. x 100 % = 68%
5. x 100% = 60%
Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
14. Pereaksi pembatas 14. Sebanyak 8,1 gram logam aluminium direaksikan a.3
Pola
No Konsep Soal Miskonsepsi Siswa
Respon
15. Banyak zat 15. Pada pemanasan 24,5 gram KClO3 menurut a.3 Siswa menggeneralisasikan rumus rumus ke dalam
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
Devi et al. (2009). Kimia 1, Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen
Pendidikan Nasional.
Fach, M., de Boer, Tanja dan Parchmann, Ilka. (2007). Results of an Interview
Study as Basis for The Development of Stepped Supporting Tools for
Stoichiometric Problems. Chemistry Education Research and Practice. 8
(1), 13-31.
Hermawan et al. (2009). Aktif Belajar Kimia untuk SMA & MA.Jakarta:
Depdiknas.
Lewis & Evans. (2006). Chemistry Third Edition. New York: PALGRAVE
MACMILLAN.
Moore & Langley. (2007). Chemistry for the Utterly Confused. New York:
McGraw-Hill.
Morgil, I., Seyhan, H.G., Secken, N., Yucel, A.S., Temel, S., dan Ural, E. (2009).
Overcoming the Determined Misconception in Melting and Dissolution
Alvia Imanur Ramadhianti, 2014
Perbandingan Miskonsepsi Siswa Kelas X Dan Xi Pada Materi Stoikiometri Melalui Tes
Diagnostik Pilihan Ganda Dua Tingkat
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
87
Purba, M. (2006). Kimia Untuk SMA Kelas XI 2A. Jakarta: Penerbit Erlangga
Purtadi dan Sari. (TT). Analisis Miskonsepsi Konsep laju dan Kesetimbangan
Kimia pada Siswa SMA. [Online]. Tersedia:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/Makalah%20Semnas%20MIPA%20
%20Analisis%20Miskonsepsi%20Konsep%20laju%20dan%20Kesetimbang
an%20Kimia_0.pdf [4 Februari 2014].