KIMIA ANALITIK I
OLEH
KELOMPOK 4
KENDARI
2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Menjelaskan data-data hasil pengukuran
2. Menjelaskan kesalahan (error) dalam percobaan
3. Menjelaskan metoda statistika dalam menangani data-data hasil percobaan
BAB II
PEMBAHASAN
Kita mungkin memperoleh nilai yang tepat untuk kuantitas yang dihitung
kecuali jika semua bilangan yang terlihat adalah bilangan bulat (misalnya, ketika
menghitung jumlah siswa dalam satu kelas). Karena alasan ini, kita harus
menunjukkan batas kesalahan dalam suatu pngukuran dngan menunukkan dengan
jelas jumlah angka signifikan (significant figure), atau banyaknya digit yang
diperhitungkan didalam suatu komunitas yang di ukur atau dihitung. Ketika angka
signifikan digunakan, digit terakhir dianggap tidak pasti. Sebagai contoh, kita dapat
mengukur volume sejumlah cairan dengan menggunakan tabung volumetrik dengan
skala yang memberikan ketidakpastian sebesar 1 mL dalam pengukuran.
Jika volumenya adalah 6 mL, maka volume sebernanya berada dalam rentang
5 mL hingga 7 mL. kita menuliskan volume cairan sebangai (6 1) mL. Dalam
kasus ini, hanya terdapat satu angka signifikan (digit 6) dengan ketidakpastian Plus
atau minus 1 mL. Agar ketepatanya lebih tinggi, kita bisa menggunakan tabung
volumetrik yang memiliki skala lebih kecil, agar volume yang kita ukur sekarang
memberikan ketidakpastian sebesar 0,1 mL saja. Jika volume cairan sekarang 6,0 mL,
kita dapat menyatakan kuantitas ini sebagai (6,0 0,1) mL, sehingga nilai sebenarnya
berada di antara 5,9 mL dan 6,1 mL. untuk memperoleh lebih banyak angka
signifikan, kita dapat menggunakan alat ukur dengan ketepatan yang lebih tinggi lagi.
Tetapi dalam setiap kasus, digit terakhir selalu tidak pasti; tingkat ketidakpastian ini
bergantung pada alat ukur yang kita gunakan.
Data tersebut merupakan hasil analisis dari percobaan yang sama tetapi
dilakukan oleh empat orang yang berbeda, dimana masing-masing dengan lima kali
ulangan. Sedangkan angka yang sebenarnya adalah 10,00. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh A mempunyai ketelitian yang tinggi karena
standar deviasinya kecil (0,02), sedangkan ketepatannya rendah karena rata-ratanya
10,10 (jauh terhadap 10,00). Hasil pengukuran yang diperoleh B mempunyai
ketelitian yang rendah karena deviasinya besar yaitu 0,17, sedangkan ketepatannya
tinggi karena hasil rata-ratanya 10,01 (dekat terhadap 10,00). Hasil analisis oleh C
mempunyai ketelitian yang rendah karena deviasinya besar yaitu 0,21, sedangkan
ketepatannya juga rendah karena harga rata-rata hasil pengukuran 9,90 (jauh terhadap
10,00). Dan hasil pengukuran oleh D mempunyai ketelitian yang tinggi dan ketepatan
yang tinggi pula, hal ini karena deviasinya cukup kecil yaitu 0,03 dan harga rata-rata
hasil pengukuran sebesar 10,01 (dekat terhadap 10,00).
Untuk menghitung harga rata-rata dan deviasi digunakan persamaan :
Jika suatu variable merupakan fungsi dari variable lain yng disertai oleh
ketidakpastin, maka variable ini akan diserti pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut
sebagai permbatan ketidakpastian. Untuk jelasnya, ketidakpastian variable yang
merupakan hasil operasi variabel-variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian.
Misalkan dari suatu pengukuran diperoleh (a ± Δa) dan (b ± Δb). Kepada kedua hasil
pengukuran tersebut akan dilakukan operasi matematik dasar untuk memperoleh
besaran baru.
7
Harga sebenarnya Kesalahan mutlak
X=U
X=U+V
X=U–V
X=ΔU
X=ΔU+ΔV
X=ΔU+ΔV
b. Perkalian dan Pembagian
Dalam memperhitungkan kesalahan pada perkalian dan pembagian
menggunakan kesalahan relatif.
Harga sebenarnya Kesalahan relatif
X=U.V
U
X = ____
V
ΔX ΔU ΔV
____ = ___ + ___
XUV
ΔX ΔU ΔV
____ = ___ + ___
XUV
Contoh :
1. (0,31 ± 0,02) + (0,71 ± 0,03 ) =
= (0,31 + 0,71) ± (0,02 + 0,03 )
= (1,02 ± 0,05)
2. (0,71 ± 0,03) – (0,31 ± 0,02) =
= (0,71 – 0,31) ± (0,03 + 0,02)
= (0,40 ± 0,05)
3. (0,31 ± 0,02) x (0,71 ± 0,03)
= (0,31 ± 6,45%) x (0,71 ± 4,23%)
= (0,31 x 0,71) ± (6,45 + 4,23)%
= (0,2201 ± 10,68%)
= (0,2201 ± 0,0235) = (0,22 + 0,02)
4. (0,31 ± 0,02) (0,31 ± 6,45%)
_____________ = ______________
(0,71 ± 0,03) (0,71 ± 4,23%)
0,31
= _____ ± (6,45 + 4,23)%
0,71
= (0,4366 ± 10,68%)
= (0,4366 ± 0,0466) = (0,44 + 0,05)