Anda di halaman 1dari 10

TUGAS KELOMPOK

KIMIA ANALITIK I

“MENGEVALUASI DATA – DATA ANALITIK “

OLEH

KELOMPOK 4

ACI (A1L1 15 086)

RASMILA (A1L1 15 036)

ULUL AZMI (A1L1 15 028)

WA ODE SANTI (A1L1 15 052 )

JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2016
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


lmu kimia sangat bergantung pada pengukuran. Sebagai contoh, kimiawan
menggunakan pengukuran untuk membandingkan sifat dari berbagai zat dan untuk
mempelajari perubahan yang terjadi dalam sebuah percobaan. Tingkat ketelitian
sangat mempengaruhi pengukuran dan hasilnya.
Dalam merancang dan mengevaluasi metoda analitik, ada 3 hal utama untuk
mengatasi galat eksperimen, yang pertama sebelum malakukan analisis, terlebih dulu
mengevalusasi galat yang berhubungan dengan setiap pengukuran untuk memastikan
bahwa efek penumpukan tidak membatasi kepentingan analisis. Kedua Selama
melakukan analisis, proses pengukuran senantiasa dipantau untuk memastikan bahwa
proses ada di bawah kendali. Di akhir analisis, kualitas hasil dan pengukuran
dievaluasi dan dibandingkan dengan kriteria rancangan semula.

1.2 Tujuan
1. Menjelaskan data-data hasil pengukuran
2. Menjelaskan kesalahan (error) dalam percobaan
3. Menjelaskan metoda statistika dalam menangani data-data hasil percobaan
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengukuran dan Hasilnya


2.1.1 Pengukuran

lmu kimia sangat bergantung pada pengukuran. Sebagai contoh, kimiawan


menggunakan pengukuran untuk membandingkan sifat dari berbagai zat dan untuk
mempelajari perubahan yang terjadi dalam sebuah percobaan. Sejumlah peralatan
sehari-hari dapat kkita gunakan untuk melaukan pengukuran sederhana
terhadap sifat-sifat zat: Penggaris untuk mengukur panjang; buret; tabung;
volumetric, dan labu ukur untuk mengukur volume; timbangan untuk menggukur
massa; temometer untuk menggukur suhu. Alat-alat ini dapat mengukur sifat-sifat
makroskopik (macroscopik properties), yang dapat ditentukan secara langsung. Sifat-
sifat mikroskopik (microscopic properties) pada tingkat atom atau molekul, harus
ditentukan dengan metode tidak langsung,.Suatu besaran hasil pengukuran biasanya
ditulis sebagai sebuah bilangan yang disertai dengan satuan untuk bilangan itu. Tidak
ada artinya mengatakan bahwa jarak antara Jakarta dan Bandung adalah 180. kita
harus menyebutkan secara spesifik bahwa jaraknya adalah 180 km. kita
harus menyebutkan secara spesifik bahwa jaraknya adalah 180 km. dalam
sains, satuan amat diperlukan agar kita data menyatakan hasil pngukuran secara
benar.

Pada tahun 1960, General Conference of Weights and Measures, konferensi


tingkat internasional yang membahas masalah satuan, mengusulkan perbaikan sistem
metric yang disebut Satuan Sistem Internasional (Internasional of Units) (disingkat
Si, dari bahasa Perancis System International d’United). Pengukuran yang akan
sering kita gunakan dalam ilmu kimia adalah penggukuran waktu, massa, volume,
kerapatan, dan suhu.
2.1.2 Angka signifikan

Kita mungkin memperoleh nilai yang tepat untuk kuantitas yang dihitung
kecuali jika semua bilangan yang terlihat adalah bilangan bulat (misalnya, ketika
menghitung jumlah siswa dalam satu kelas). Karena alasan ini, kita harus
menunjukkan batas kesalahan dalam suatu pngukuran dngan menunukkan dengan
jelas jumlah angka signifikan (significant figure), atau banyaknya digit yang
diperhitungkan didalam suatu komunitas yang di ukur atau dihitung. Ketika angka
signifikan digunakan, digit terakhir dianggap tidak pasti. Sebagai contoh, kita dapat
mengukur volume sejumlah cairan dengan menggunakan tabung volumetrik dengan
skala yang memberikan ketidakpastian sebesar 1 mL dalam pengukuran.
Jika volumenya adalah 6 mL, maka volume sebernanya berada dalam rentang
5 mL hingga 7 mL. kita menuliskan volume cairan sebangai (6  1) mL. Dalam
kasus ini, hanya terdapat satu angka signifikan (digit 6) dengan ketidakpastian Plus
atau minus 1 mL. Agar ketepatanya lebih tinggi, kita bisa menggunakan tabung
volumetrik yang memiliki skala lebih kecil, agar volume yang kita ukur sekarang
memberikan ketidakpastian sebesar 0,1 mL saja. Jika volume cairan sekarang 6,0 mL,
kita dapat menyatakan kuantitas ini sebagai (6,0  0,1) mL, sehingga nilai sebenarnya
berada di antara 5,9 mL dan 6,1 mL. untuk memperoleh lebih banyak angka
signifikan, kita dapat menggunakan alat ukur dengan ketepatan yang lebih tinggi lagi.
Tetapi dalam setiap kasus, digit terakhir selalu tidak pasti; tingkat ketidakpastian ini
bergantung pada alat ukur yang kita gunakan.

2.2 Karakterisasi Kesalahan (Error) dalam Percobaan

Perbedaan antara harga perkiraan dengan harga sesungguhnya disebut


simpangan (deviation). Sebutan lain bagi simpangan bagi pengukuran yang dilakukan
berulangkali (replikasi), antara lain adalah: ketidakpastian simpangan, atau kesalahan,
atau galat. Kesalahan dalam percobaan dikategorikan menjadi, kesalahan acak
(random error, indeterminate error) dan kesalahan sistematik (systematic error,
determinate error) serta kesalahan mutlak dan relatif.

2.2.1 Kesalahan Sistimatik dan Kesalahan Acak


Kesalahan sistimatik (systematic error) disebabkan oleh simpangan tetap dari
setiap kali hasil pengukuran dilakukan. Misalnya kesalahan yang berasal kesalahan
kalibrasi, pemilihan metode analisa, pemilihan indikator dalam titrasi atau pemakaian
buret yang kotor, kesalahan pembacaan pemakaian labu ukur kelas A lebih kecil dari
labu ukur kelas B dan pereaksi yang digunakan. Kesalahan sistematik atau galat
tertentu berhubungan dengan akurasi (atau ketidak akuratan) hasil pengukuran.
Sumber-sumber penyebab galat acak antara lain, selektivitas terhadap gangguan
yang kurang, efek matriks dan koreksi terhadap blangko (latar) yang kurang.
Kesalahan acak (random error) adalah kesalahan yang timbul karena tidak
dapat ditentukan. Kesalahan acak atau galat tak menentu umumnya menimbulkan
hasil pengukuran yang tidak presis dan dapat ditaksir melalui presisi (atau melalui
ketidakpresisian). Sebagai contoh adalah keterbatasan daya pengamatan seseorang
dalam membaca buret 50 ml yaitu hanya sampai 0,02 ml, keterbatasan membaca
neraca analitis sampai 0,0001 g. Sumber kesalahan lain adalah lingkungan
laboratorium.
2.2.2 Kesalahan Mutlak Dan Relatif
Kesalahan mutlak merupakan kesalahan yang besarnya adalah tertentu sedang
kesalahan relatif adalah kesalahan yang besarnya tidak tentu.
Contoh :
Dalam pembacaan buret 50 ml, kesalahan pembacaan adalah 0,02 ml, jadi kesalahan
mutlaknya = 0,02 ml
0,02
Sedang kesalahan relatif = 0.02/ 50 x 100 % = 0,04%

2.2.3 Ketelitian (Presisi) dan Ketepatan (Akurasi)


Pengertian yang jelas mengenai ketelitian (presisi) dan ketepatan (akurasi)
dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu hasil analisis. Ketelitian (presisi) adalah
kesesuaian diantara beberapa data pengukuran yang sama yang dilakukan secara
berulang. Tinggi rendahnya tingkat ketelitian hasil suatu pengukuran dapat dilihat
dari harga deviasi hasil pengukuran.
Sedangkan ketepatan (akurasi) adalah kesamaan atau kedekatan suatu hasil
pengukuran dengan angka atau data yang sebenarnya (true value / correct result).
Akurasi dinyatakan dengan galat mutlak (absolut error) , atau persen kesalahan
relatifnya, Secara analitik, akurasi diestimasi melalui metoda penambahan standar
(standard addition methode). Besaran yang penting diukur adalah % perolehan
kembali (% recovery). Untuk memperjelas perbedaan antara ketepatan dan ketelitian
diberikan contoh hasil pengukuran pada Tabel 2.1

Data tersebut merupakan hasil analisis dari percobaan yang sama tetapi
dilakukan oleh empat orang yang berbeda, dimana masing-masing dengan lima kali
ulangan. Sedangkan angka yang sebenarnya adalah 10,00. Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil yang diperoleh A mempunyai ketelitian yang tinggi karena
standar deviasinya kecil (0,02), sedangkan ketepatannya rendah karena rata-ratanya
10,10 (jauh terhadap 10,00). Hasil pengukuran yang diperoleh B mempunyai
ketelitian yang rendah karena deviasinya besar yaitu 0,17, sedangkan ketepatannya
tinggi karena hasil rata-ratanya 10,01 (dekat terhadap 10,00). Hasil analisis oleh C
mempunyai ketelitian yang rendah karena deviasinya besar yaitu 0,21, sedangkan
ketepatannya juga rendah karena harga rata-rata hasil pengukuran 9,90 (jauh terhadap
10,00). Dan hasil pengukuran oleh D mempunyai ketelitian yang tinggi dan ketepatan
yang tinggi pula, hal ini karena deviasinya cukup kecil yaitu 0,03 dan harga rata-rata
hasil pengukuran sebesar 10,01 (dekat terhadap 10,00).
Untuk menghitung harga rata-rata dan deviasi digunakan persamaan :

2.3 Perambatan Ketidakpastian (uncertainty)

Jika suatu variable merupakan fungsi dari variable lain yng disertai oleh
ketidakpastin, maka variable ini akan diserti pula oleh ketidakpastian. Hal ini disebut
sebagai permbatan ketidakpastian. Untuk jelasnya, ketidakpastian variable yang
merupakan hasil operasi variabel-variabel lain yang disertai oleh ketidakpastian.
Misalkan dari suatu pengukuran diperoleh (a ± Δa) dan (b ± Δb). Kepada kedua hasil
pengukuran tersebut akan dilakukan operasi matematik dasar untuk memperoleh
besaran baru.

a. Penjumlahan dan Pengurangan

Dalam memperhitungkan kesalahan pada penjumlahan dan pengurangan


menggunakan kesalahan mutlak.

7
Harga sebenarnya Kesalahan mutlak
X=U
X=U+V
X=U–V
X=ΔU
X=ΔU+ΔV
X=ΔU+ΔV
b. Perkalian dan Pembagian
Dalam memperhitungkan kesalahan pada perkalian dan pembagian
menggunakan kesalahan relatif.
Harga sebenarnya Kesalahan relatif
X=U.V
U
X = ____
V
ΔX ΔU ΔV
____ = ___ + ___
XUV
ΔX ΔU ΔV
____ = ___ + ___
XUV
Contoh :
1. (0,31 ± 0,02) + (0,71 ± 0,03 ) =
= (0,31 + 0,71) ± (0,02 + 0,03 )
= (1,02 ± 0,05)
2. (0,71 ± 0,03) – (0,31 ± 0,02) =
= (0,71 – 0,31) ± (0,03 + 0,02)
= (0,40 ± 0,05)
3. (0,31 ± 0,02) x (0,71 ± 0,03)
= (0,31 ± 6,45%) x (0,71 ± 4,23%)
= (0,31 x 0,71) ± (6,45 + 4,23)%
= (0,2201 ± 10,68%)
= (0,2201 ± 0,0235) = (0,22 + 0,02)
4. (0,31 ± 0,02) (0,31 ± 6,45%)
_____________ = ______________
(0,71 ± 0,03) (0,71 ± 4,23%)
0,31
= _____ ± (6,45 + 4,23)%
0,71
= (0,4366 ± 10,68%)
= (0,4366 ± 0,0466) = (0,44 + 0,05)

2.4 Distribusi Pengukuran, Statistika, Distribusi Normal


BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan

lmu kimia sangat bergantung pada pengukuran. Sebagai contoh, kimiawan


menggunakan pengukuran untuk membandingkan sifat dari berbagai zat dan untuk
mempelajari perubahan yang terjadi dalam sebuah percobaan.
Konsentrasi larutan adalah banyaknya zat terlarut di dalam sejumlah
pelarut.Konsentrasi larutan dapat dinyatakan baik secara kualitatif atau kuantitatif.
Ada beberapa satuan yang menyatakan konsentrasi larutan, yaitu Molaritas,
Molalitas, Fraksi Mol, dan Normalitas.
Salah satu aspek penting dari reaksi kimia adalah hubungan kuantitatif antara
zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia, baik sebagai pereaksi maupun sebagai hasil
reaksi. Stoikiometri (stoi-kee-ah-met-tree) merupakan bidang dalam ilmu kimia yang
menyangkut hubungan kuantitatif antara zat-zat yang terlibat dalam reaksi kimia.
Ketetapan hasil analisa kimia sangat tergantung pada mutu bahan kimia dan
peralatan yang dipergunakan, disamping pengertian pelaksanaan tentang dasar analisa
yang sedang dikerjakan serta kecermatan dan ketelitian kerjanya sendiri.

Anda mungkin juga menyukai