Anda di halaman 1dari 14

Rabu, 09 September 2015

Buku Ajar Mata Kuliah Komunikasi dan Konseling

BUKU AJAR
KOMUNIKASI DAN KONSELING

Disusun oleh :
Mei Lia Nindya Zulis Windyarti
Nomor 38

Kegiatan Belajar
KOMUNIKASI DAN KONSELING

1
PENDAHULUAN

Komunikasi merupakan hal terpenting dalam kehidupan. Komunikasi


dibuat untuk menyebarluaskan pesan kepada publik, mempengaruhi khalayak
dan menggambarkan kebudayaan pada masyarakat. Hal ini membuat media
menjadi bagian dari salah satu institusi yang kuat di masyarakat. Untuk
memenuhi kebutuhan berinteraksi yang bersifat antarpribadi, dipenuhi melalui
kegiatan komunikasi interpersonal atau antarpribadi. Sedangkan kebutuhan
untuk berkomunikasi secara publik dengan orang banyak, dipenuhi melalui
aktivitas komunikasi massa.
Dengan demikian komunikasi menjadi unsur penting dalam
berlangsungnya kehidupan suatu masyarakat. Selain merupakan kebutuhan,
aktivitas komunikasi sekaligus merupakan unsur pembentuk suatu masyarakat.
Sebab tidak mungkin manusia hidup di suatu lingkungan tanpa berkomunikasi
satu sama lain.
Komunikasi merupakan metode utama dalam mengimplementasikan
proses asuhan. Bidan perlu memahami dan mengaplikasikan konsep dan proses
komunikasi untuk meningkatkan hubungan saling percaya dengan klien yang
akan membantu perubahan perilaku klien ke arah yang positif. Komunikasi juga
merupakan dasar interaksi antara bidan dengan tim kesehatan lain. Penggunaan
komunikasi yang tepat saat bidan berinteraksi dengan tim kesehatan lain akan
memengaruhi hasil pelayanan kesehatan yang dilakukan.
Dalam praktik kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas
sangat dibutuhkan. Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina
hubungan, baik sesama rekan sejawat ataupun dengan orang yang diberi asuhan.
Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga ditentukan oleh
keterampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan
konseling yang baik kepada klien. Karena melalui komunikasi yang efektif serta
konseling yang berhasil, kelangsungan dan kesinambungan penggunaan jasa
pelayanan bidan untuk kesehatan perempuan selama siklus kehidupan akan
tercapai.

TUJUAN MATA KULIAH


A. Deskripsi Singkat Mata Kuliah
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk
melakukan komunikasi interpersonal/konseling kepada individu, keluarga dan
masyarakat dengan pokok-pokok bahasan : komunikasi, komunikasi efektif,
prinsip hubungan antar manusia, komunikasi interpersonal/konseling,
keterampilan inti komunikasi interpersonal / konseling, penerapan komunikasi
interpersonal / konseling dalam kegiatan asuhan kebidanan, dan keterampilan
komunikasi dalam kegiatan kelompok.

2
B. Kegunaan/Manfaat Mata Kuliah
Dengan adanya mata kuliah asuhan komunikasi dan
konseling diharapkan mahasiswa menjadi lebih kompeten dan lebih profesional
dalam :
1. Menjelaskan komunikasi dan bentuk komunikasi
2. Menjelaskan bentuk-bentuk komunikasi
3. Menjelaskan komunikasi Teraprutik
4. Menjelaskan hubungan antar manusia (HAM)
5. Menjelaskan konsep dasar konseling
6. Menjelaskan komunikasi inter personal / konseling (KIP/K)
7. Menjelaskan pengaruh pemahaman diri terhadap proses KIP/K
8. Menjelaskan ketrampilan dalam KIP/K
9. Menjelaskan macam-macam klien dalam asuhan kebidanan
10. Menjelaskan strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan
11. Menjelaskan kegiatan kelompok
12. Menjelaskan proses konselinh dalam kegiatan asuhan kebidanan
13. Menjelaskan praktek konseling dalam kegiatan asuhan kebidanan

C. Standar Kompetensi Mata Kuliah


Standar kompetensi mata kuliah komunikasi konseling adalah
mahasiswa mampu melaksanakan komunikasi dan konseling meliputi
komunikasi dan bentuk komunikasi, komunikasi teraprutik, hubungan antar
manusia (HAM), konsep dasar konseling, komunikasi inter personal / konseling
(KIP/K), pengaruh pemahaman diri terhadap proses KIP/K, ketrampilan dalam
KIP/K, macam-macam klien dalam asuhan kebidanan, strategi membantu klien
dalam pengambilan keputusan, kegiatan kelompok, proses konseling dalam
kegiatan asuhan kebidanan, praktek konseling dalam kegiatan asuhan
kebidanan.
D. Susunan Urutan Bahan Ajar
1. Komunikasi dan bentuk komunikasi,
2. Bentuk-bentuk komunikasi
3. Komunikasi teraprutik,
4. Hubungan antar manusia (HAM),
5. Konsep dasar konseling,
6. Komunikasi inter personal / konseling (KIP/K),
7. Pengaruh pemahaman diri terhadap proses KIP/K,
8. Ketrampilan dalam KIP/K,
9. Macam-macam klien dalam asuhan kebidanan,
10. Strategi membantu klien dalam pengambilan keputusan,
11. Kegiatan kelompok,
12. Proses konseling dalam kegiatan asuhan kebidanan,
13. Praktek konseling dalam kegiatan asuhan kebidanan.

3
E. Petunjuk Bagi Mahasiswa
Mahasiwa dapat mempelajari bahan ajar (modul) ini dan membaca
referensi yang direkomendasikan sebagai buku acuan yang sudah ada.

URAIAN MATERI
BAB I

A. Kompetensi Dasar dan Indikator


NO Kompetensi Dasar Indikator
1. Mahasiswadiharapkan mampu 1. Komunikasi
menjelaskan pengertian, 1.1. Menjelaskan Pengertian Komunikasi
unsur-unsur, komponen, 1.2. Menjelaskan Unsur – unsur
proses komunikasi dan faktor Komunikasi
yang mempengaruhi 1.3. Menjelaskan Komponen Komunikasi
komunikasi, dan bentuk 1.4. Menjelaskan Proses Komunikasi
komunikasi 1.5. Menjelaskan Faktor-
faktor yang mempengaruhi komunikasi
2. Bentuk Komunikasi
2.1. Menjelaskan Komunikasi Massa
2.2. Menjelaskan Komunikasi
Interpersonal
2.3. Menjelaskan Komunikasi Kelompok

B. Diskripsi Singkat
Mata kuliah ini memberikan kemampuan kepada mahasiswa untuk memahami
konsep dasar komunikasi yang meliputi pengertian komunikasi, unsur-unsur
komunikasi, komponen komunikasi, proses komunikasi dan faktor-faktor yang
memperngaruhi komunikasi
Mata kuliah ini mendukung kompetensi lulusan : mampu
memahami tentang konsep dasar komunikasi sehingga mahasiswa dapat
langsung mengaplikasikannya ke masyarakat.

C. Materi
BAB I
KOMUNIKASI DAN BENTUK-BENTUK KOMUNIKASI

A. Komunikasi
1. Pengertian Komunikasi
Istilah ‘komunikasi’ (communication) berasal dari bahasa Latin
‘communicatus’ yang artinya berbagi atau menjadi milik bersama. Dengan

4
demikian komunikasi menunjuk pada suatu upaya yang bertujuan berbagi untuk
mencapai kebersamaan.
Menurut Effendi (1995) komunikasi itu sendiri bisa diartikan sebagai
suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku baik secara
langsung (lisan) maupun tak langsung.
Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang (komunikator)
menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk kata-kata) dengan tujuan
mengubah atau membentuk perilaku orang lain (khalayak). (Hovland, Janis dan
Kelley : 1953).
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi,
keahlian dan lain-lain melalui penggunaan simbol-simbol seperti kata-kata,
gambar-gambar, angka-angka dan lain-lain. (Barelson dan Steiner, 1964).
Berdasarkan bahwa pengertian komunikasi ini akan digunakan untuk
memahami komunikasi organisasi, maka kami berusaha menyusun definisi
sendiri sebagai berikut : komunikasi adalah pertukaran pesan verbal maupun
nonverbal antara pengirim dengan penerima pesan untuk mengubah tingkah
laku.
Pengirim pesan dapat berupa seorang individu, kelompok atau organisasi.
Begitu juga halnya dengan penerima pesan dapat berupa seorang anggota
organisasi, seorang kepala bagian,pimpinan, kelompok orang dalam organisasi,
atau organisasi secara keseluruhan. Istilah proses maksudnya bahwa
komunikasi itu berlangsung melalui tahap-tahap tertentu secara terus menerus,
berubah-ubah, dan tidak ada henti-hentinya. Proses komunikasi merupakan
proses yang timbal balik karena antara si pengirim dan si penerima saling
mempengaruhi satu sama lain.
Perubahan tingkah laku maksudnya dalam pengertian yang luas yaitu
perubahan yang terjadi di dalam diri individu mungkin dalam aspek kognitif,
afektif atau psikomotor.

2. Unsur –Unsur Komunikasi


Unsur – unsur komunikasi :
a. Pihak yang mengawali komunikasi/ sumber /komunikator
Pihak yang mengawali komunikasi untuk mengirim pesan disebut sender
dan ia menjadi sumber pesan (source). Pengirim yang dimaksud disini adalah
orang yang masuk ke dalam hubungan, baik interpersonal dengan diri sendiri,
interpersonal dengan orang lain dalam kelompok kecil atau dalam kelompok
besar.

b. Pesan yang dikomunikasikan / massage/ content/ information


Pesan yang dimaksud adalah sesuatu yang disampaikan pengirim kepada
penerima. Agar dapat diterima dengan baik pesan hendaknya dirumuskan dalam
bentuk yang tepat, disesuaikan, dipertimbangkan berdasarkan keadaan

5
penerima, hubungan pengirim dan penerima, dan situasi waktu komunikasi
dilakukan.

c. Media atau saluran yang digunakan untuk komunikasi dan gangguan


gangguan yang terjadi pada waktu komunikasi dilakukan.
Media merupakan alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari
sumber kepada penerima pesan. Setelah dikemas pesan dapat disampaikan
melalui saluran (chanel) atau media. Media dapat berupa lisan (oral), tertulis
atau elektronik.
1) Media lisan
Dapat dilakukan dengan menyampaikan sendiri pesan secara lisan (oral),
baik melalui telepon atau saluran yang lainnya kepada perorangan, kelompok
kecil, kelompok besar, atau masa. Keuntungan dari penyampaian pesan secara
lisan ini adalah si penerima pesan mendengar secara langsung tanggapan atau
pertanyaan, memungkinkan disertai nada atau warna suara, gerak- gerik tubuh
atau raut wajah, dan dapat dilakukan dengan cepat.
2) Media tertulis
Pesan disampaikan secara tertulis melalui surat, memo, hand- out, gambar
dll.keuntungannya adalah ada catatannya sehingga data dan informasi tetap utuh
tidak dapat berkurang atau tambah seperti informasi lisan, memberi waktu
untuk dipelajari isinya, cara penyusunannya dan rumusan kata- katanya.
3) Media elektronik
Disampaikan melalui faksimili, email, radio, televisi. Keuntungannya adalah
prosesnya cepat, data bisa disimpan. Penggunaan media dalam penyampaian
pesan tentunya dapat mengalami gangguan atau masalah sehingga dapat
menghambat komunikasi. Gangguan itu dapat berupa hal- hal yang dapat
menggangu panca indera seperti suara terlalu keras atau lemah, udara panas,
faktor pribadi seperti prasangka, persaan tidak cakap dll.

d. Lingkungan/ situasi ketika komunikasi dilakukan


Lingkungan atau situasi (tenpat, waktu, cuaca, iklim keadaan alam dan
psikologis) ialah faktor- faktor yang dapat mempengaruhi proses komunikasi.
Karena itu pada waktu berkomunikasi dengan orang lain kita perlu
memperhatikan situasi. Faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi empat macam,
yaitu lingkungan fisik, lingkungan sosial budaya, lingkungan psikologis dan
dimensi waktu.
Lingkungan fisik yang dimaksud contohnya adalah keadaan geografi, ini dapat
menyebabkan kesulitan dalam komunikasi, hal ini bisa disebabkan karena jarak
yang jauh, dimana tidak terdapat fasilitas komunikasi seperti telepon, faksimili,
kantor pos dll. Faktor sosial menunjukkan faktor sosial budaya, ekonomi dan
politik bisa

6
menjadi hambatan untuk komunikasi, misalnya kesamaan bahasa, orang yang
punya bahasa berbeda dan tidak saling memahami bahasa yang digunakan maka
dapat menimbulkan macetnya suatu komunikasi.

e. Pihak yang menerima pesan


Penerima pesan adalah pihak yang menerima pesan atau menjadi sasaran
pesna yang dikirim oleh sumber. Penerima biasa disebut juga dengan khalayak,
sasaran, komunikan, atau audi- ence/receiver. Penerima pesan adalah elemen
penting karena menjadi sasaran dalam komunikasi. Apabila pesan tidak diterima
dengan baik oleh penerima pesan maka dapat mengakibatkan berbagai masalah
yang seringkali menuntut perubahan, entah pada sumber pesan atau saluran.
Penerima pesan ini bisa perorangan, atau suatu kelompok, organisasi atau
negara.

f. Umpan balik (Feedback)


Umpan balik merupakan tanggapan penerima terhadap pesan yang diterima
dari pengirim. Tetapi ada juga yang beranggapan bahwa umpan balik terjadi
sebagai akibat pengaruh yang berasal dari penerima. Umpan balik ini dapat
berupa umpan balik positif atau negatif. Umpan balik positif bila tanggapan
penerima menunjukkan kesediaan menerima atau mengerti pesan dengan baik,
serta memberi tanggapan sesuai yang diinginkan pengirim. Umpan balik positif
ini bisa membuat komunikasi tetap berlanjut, urusan balik positif ini bisa
membuat komunikasi tetap berlanjut, urusan selesai dan hubungan tetap baik
atau bertambah baik.
Umpan balik negatif adalah umpan balik yang menunjukkan penerima pesan
tidak dapat menerima dengan baik pesan yang diterimanya. Umpan balik negatif
dapat benar atau salah. Benar jika cara penyampaiannya dilakukan dengan
benar, serta penafsiran pesan juga benar. Salah jika isi dan cara penyampaian
pesan dilakukan secara benar tetapi penafsiran penerima yang salah.

3. Komponen Komunikasi
Komponen dari proses komunikasi meliputi pengirim pesan (sender),
penerima pesan (receiver), pesan (massage), serta variable pesan (massage
variables) yang meliputi komunikasi verbal dan nonverbal, bunyi (noise),
keterampilan komunikasi (communication skill), penempatan (setting), media,
umpan balik (feed back), dan lingkungan (environment).
a. Pesan
Adalah informasi yang dikirim oleh pengirim pesan dan diterima oleh
penerima pesan. Pesan yang efektif adalah pesan yang jelas dan teroganisasi
serta diekspresikan oleh pengirim pesan.
b. Pengirim pesan
Adalah encorder, yaitu seseorang yang mempunyai inisiatif untuk
menyampaikan pesan kepada orang lain di mana pesan tersebut disampaikan

7
secara verbal maupun nonverbal. Pengirim pesan akan menyampaikan stimulus
berupa ide ke dalam bentuk yang dapat diterima oleh orang lain atau penerima
pesan secara tepat.
c. Variabel Pesan
Meliputi komunikasi verbal dan nonverbal, bunyi, keterampilan komunikasi,
penempatan, media, umpan balik dan lingkungan.
1) Komunikasi verbal. Bahasa merupakan ekspresi ide atau perasaan. Kata-
kata merupakan alat atau simbol yang dipakai untuk mengekspresikan ide atau
perasaan, mengembangkan dan membangkitkan respons emosional, atau
menguraikan objek, observasi, dan ingatan.
2) Komunikasi nonverbal. Merupakan penyampaian pesan tanpa
menggunakan kata- kata. Perilaku nonverbal yang umum adalah menangis,
tertawa, berteriak atau menjerit, dan mengerang. Bentuk lain dari komunikasi ini
meliputi ekspresi wajah, suara atau bunyi, isyarat, sikap tubuh, dan cara
berjalan.
3) Suara atau bunyi. Bunyi mengacu pada sistem komunikasi untuk
menghindari penyampaian pesan yang tidak akurat.
4) Keterampilan komunikasi. Meliputi kemampuan pengirim dan penerima
pesan untuk mengobservasi, mendengar, mengklarifikasi, dan memvalidasi arti
pesan.
5) Penempatan. Mengacu pada tempat atau lokasi di mana komunikasi
berlangsung.
6) Media. Merupakan channels sensory yang membawa pesan. Channels
sensory meliputi pendengaran, penglihatan, peraba, perasa, dan penciuman.
Sebagai contoh, bidan melalui channels sensory penglihatan, melihat air mata
klien.
Saluran komunikasi itu meliputi:
a) Pendengaran (lambang berupa suara)
b) Penglihatan (lambang berupa sinar, pantulan sinar, atau gambar)
c) Penciuman (lambang yang berupa bau- bauan),
d) Rabaan (lambang berupa rangsangan perabaan).
7) Umpan balik. Merupakan proses lanjutan dari pesan yang diterima.
Penerima pesan akan memberikan tanggapan atau pesan kembali kepada
pengirim pesan. Umpan balik ini membantu memberikan kejelasan kepada
pengirim pesan bahwa pesan yang dikirim dapat diterima dengan tepat oleh
penerima pesan atau sebaliknya. Respons verbal atau nonverbal dari penerima
pesan memberikan umpan balik kepada pengirim pesan.
d. Penerima pesan
Adalah decorder, yaitu seseorang yang menerima pesan. Pengiriman dan
penerimaan pesan terjadi secara bersamaan dan merupakan aktivitas dari
pengiriman pesan dan penerima pesan.

8
4. Proses Komunikasi
a. Perspektif psikologis
Ketika komunikator berniat akan menyampaikan pesan, dalam dirinya akan
terjadi proses encoding (proses mengemas dan membungkus pikiran dengan
bahasa yang dilakukan komunikator), hasil encoding berupa pesan itu kemudian
ditransmisikan kepada komunikan. Kemudian komunikan terlibat dalam proses
komunikasi intrapesonal. Proses dalam diri komunikan ini disebut
decoding (seolah- olah membuka kemasan atau bungkus pesan yang diterima
dari komunikator).
b. Perspektif mekanis
Ini berlangsung saat komunikator mentransfer dengan bibir atau tangan, pesan
sampai tertangkap komunikan. Ini dapat dilakukan dengan indera telinga atau
indera lainnya. Proses komunikasi ini bersifat kompleks karena bergantung
situasi.

5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Komunikasi


Proses komunikasi dipengaruhi oleh beberapa faktor (Potte; & Perry, 1993).
a. Perkembangan
Agar dapat berkomunikasi efektif dengan seseorang, bidan harus mengerti
pengaruh perkembangan usia, baik dari sisi bahasa maupun proses berpikir
orang tersebut. Cara berkomunikasi anak usia remaja berbeda dengan anak usia
balita. Kepada remaja, Anda mungkin perlu belajar bahasa “ gaul “ mereka
sehingga remaja yang kita ajak bicara akan merasa kita mengerti mereka dan
komunikasi diharapkan akan lancar.
b. Persepsi
Persepsi adalah pandangan pribadi seseorang terhadap suatu kejadian atau
peristiwa. Persepsi ini dibentuk oleh pengharapan atau pengalaman. Perbedaan
persepsi dapat mengakibatkan terhambatnya komunikasi. Misalnya, kata “ beton
“ akan menimbulkan perbedaan persepsi antara ahli bangunan dengan orang
awam.
c. Nilai
Nilai adalah standar yang mempengaruhi perilaku sehingga penting bagi bidan
untuk menyadari nilai seseorang. Bidan perlu berusaha untuk mengetahui dan
mengklarifikasi nilai sehingga dapat membuat keputusan dan interaksi yang
tepat dengan klien. Dalam hubungan profesional, bidan diharapkan tidak
terpengaruh oleh nilai pribadi.
Perbedaan nilai tersebut dapat dicontohkan sebagai berikut, misalnya klien
memandang abortus tidak sebagai perbuatan dosa, sementara bidan
memandang abortus sebagai tindakan dosa. Hal ini dapat menyebabkan konflik
antara bidan dengan klien.
d. Latar Belakang Sosial Budaya
Bahasa dan gaya komunikasi akan sangat dipengaruhi oleh faktor- faktor
budaya. Budaya juga akan membatasi cara bertindak dan berkomunikasi.

9
Seorang remaja putri yang berasal dari daerah lain ingin membeli makanan khas
di suatu daerah. Pada saat membeli makanan tersebut, remaja ini tiba- tiba
menjadi pucat ketakutan karena penjual menanyakan padanya berapa banyak
cabai merah yang dibutuhkan untuk campuran makanan yang akan dibeli. Apa
yang terjadi ? remaja tersebut merasa dimarahi oleh penjual karena cara
menanyakan cabai itu seperti membentak, padahal penjual merasa tidak
memarahi remaja tersebut. Hal ini dikarenakan budaya dan logat bicara penjual
yang memang keras dan tegas sehingga terkesan seperti marah bagi orang
dengan latar budaya yang berbeda.
e. Emosi
Emosi merupakan perasaan subjektif terhadap suatu kejadian. Emosi seperti
marah, sedih, senang akan dapat mempengaruhi bidan dalam berkomunikasi
dengan orang lain. Bidan perlu mengkaji emosi klien dengan tepat. Selain itu,
bidan juga perlu mengevaluasi emosi yang ada dirinya agar dalam melakukan
asuhan kebidanan tidak terpengaruh oleh emosi bawah sadarnya.
f. Jenis Kelamin
Setiap jenis kelamin mempunyai gaya komunikasi yang berbeda. Tanned (1990)
menyebutkan bahwa wanita dan laki- laki mempunyai perbedaan gaya
komunikasi. Dari usia tiga tahun, wanita bermain dengan teman baiknya atau
dalam group kecil, menggunakan bahasa untuk mencari kejelasan dan
meminimalkan perbedaan, serta membangun dan mendukung keintiman. Laki-
laki di lain pihak, menggunakan bahasa untuk mendapatkan kemandirian
aktivitas dalam grup yang lebih besar, dan jika ingin berteman, mereka
melakukannya dengan bermain.
g. Pengetahuan
Tingkat pengetahuan mempengaruhi komunikasi. Seseorang yang tingkat
pengetahuannya rendah akan sulit merespons pertanyaan yang mengandung
bahasa verbal dengan tingkat pengetahuan yang lebih tinggi. Bidan perlu
mengetahui tingkat pengetahuan klien sehingga dapat berinteraksi dengan baik
dan akhirnya dapat memberi asuhan yang tepat kepada klien.
h. Peran dan Hubungan
Gaya dan komunikasi sesuai dengan peran dan hubungan antarorang yang
berkomunikasi. Cara komunikasi seorang bidan dengan kolganya, dengan cara
komunikasi seorang bidan pada klien akan berbeda, tergantung peran. Demikian
juga antara orang tua dan anak.
i. Lingkungan
Lingkungan interkasi akan mempengaruhi komunikasi yang efektif. Suasana
yang bising, tidak ada privasi yang tepat, akan menimbulkan keracunan,
ketagangan, dan ketidaknyamanan. Misalnya, berdiskusi di tempat yang ramai
tentu tidak nyaman. Untuk itu bidan perlu menyiapkan lingkungan yang tepat
dan nyaman sebelum interaksi dengan klien.

10
Begitu juga dengan lingkungan fisik. Tingkah laku manusia berbeda dari satu
tempat ke tempat lain. Misalnya, saat seseorang berkomunikasi dengan
sahabatnya akan berbeda apabila berbicara dengan pimpinannya.
j. Jarak
Jarak dapat mempengaruhi komunukasi. Jarak tertentu akan memberi rasa aman
dan kontrol. Misalnya, individu yang merasa terancam ketika seseorang tidak
dikenal tiba- tiba berada pada jarak yang sangat dekat dengan dirinya. Hal ini
juga yang dialami oleh klien pada saat pertama kali berinterkasi dengan bidan.
Untuk itu, bidan perlu memperhitungkan jarak yang tepat pada saat melakukan
hubungan dengan klien.
k. Citra Diri
Manusia mempunyai gambaran tertentu mengenai dirinya, status sosial,
kelebihan dan kekurangannya. Citra diri terungkap dalam komunikasi.
l. Kondisi Fisik
Kondisi fisik mempunyai pengaruh terhadap komunikasi. Artinya, indra
pembicaraan mempunyai andil terhadap kelancaran dalam berkomunikasi.

B. Bentuk Komunikasi
1. Komunikasi Massa
Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media masa modern yang meliputi
surat kabar, siaran radio dan televisi. Komunikasi massa menyiarkan informasi,
gagasan, dan sikap kepada komunikan yang beragam dalam jumlah yang banyak
menggunakan media melakukan komunikasi massa ini kebih sukar dibanding
komunikasi antar pribadi.
2. Komunikasi Interpersonal
Komunikasi interpersonal didefinisikan sebagai komunikasi yang terjadi antara
dua orang atau lebih secara tatap muka (R. Wayne Pace, 1979). Sedangkan
menurut Joseph A. Devito komunikasi interpersonal adalah proses pengiriman
dan penerimaan pesan- pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil
orang – orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika.
a. Menurut sifatnya komunikasi interpersonal dibedakan menjadi dua yaitu:
1) Komunikasi diadik yaitu komunikasi antara dua orang dalam situasi tatap
muka. Dapat dilakukan dalam bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog
dilakukan bentuk percakapan dialog dan wawancara. Dialog dilakukan dalam
situasi yang lebih intim, akrab, lebih personil, sedang wawancara lebih serius.
2) Komunikasi triadik yaitu adalah komunikasi antar pribadi yang pelakunya
lebih dari tiga orang yakni seorang komunikator dan dua orang komunikan.
Komunikasi interpersonal berlangsung secara dialogis sehingga memungkinkan
interkasi dan dianggap sebagai komunikasi yang paling ampuh dalam mengubah
sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan, karena dilakukan secara
tatap muka.
b. 3 perilaku dalam komunikasi interpersonal yaitu :

11
1) Perilaku spontan (spontaneus behaviour) adalah perilaku yang dilakukan
berdasar desakan emosi dan dilakukan tanpa sensor serta revisi secara kognisi.
2) Perilaku menurut kebiasaan (script behaviour) adalah perilaku
berdasarkan kebiasaan kita. Perilaku itu khas dilakukan pada suatu keadaan
misal mengucapkan selamat pagi dll.
3) Perilaku sadar (contrived behaviour) adalah perilaku yang dipilih
berdasarkan situasi yang ada.
c. Kompetensi dan kecakapan komunikasi interpersonal
Agar berjalan sesuai yang diharapkan diperlukan kemampuan dan kecakapan
dalam melakukan komunikasi interpersonal. Kompetensi komunikasi adalah
tingkat dimana perilaku kita dalam komunikasi interpersonal sesuai dan cocok
dengan situasi dan membantu kita mencapai tujuan komunikasi interpersonal
yang kita lakukan dengan orang lain.
3. Komunikasi intrapersonal/intrapribadi/intrapersonal communication
Merupakan proses komunikasi yang terjadi pada diri seseorang. Orang tersebut
berperan sebagai komunikator maupun komunikan, orang berbicara sendiri,
berdialog sendiri dan dijawan sendiri. Terjadinya proses komunikasi ini karena
seseorang yang memberi arti terhadap suatu objek yang diamati atau tersirat
dalam pikirannya. Dalam proses pengambilan keputusan biasanya dihadapkan
pada jawaban ya atau tidak. Untuk menjawabnya perlu pemikiran yang bisa
dilakukan dengan komunikasi intrapersonal atau dengan diri sendiri.
4. Komunikasi kelompok
Komunikasi kelompok atau group communication adalah komunikasi yang
berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang jumlahnya
lebih dari dua orang. Sekelompok orang yang menjadi komunikan bisa sedikit
atau banyak. Jika komunikan dalam kelompok kecil maka disebut komunikasi
kelompok kecil (small group communication), dan jika jumlahnya banyak maka
disebut komunikasi kelompok besar (large group communication). Secara
teoritis dalam ilmu komunikasi yang membedakan kelompok kecil atau besar
bukan dari jumlahnya secara matematis tetapi berdasarkan kualitas proses
komunikasi.

Adapun karakteristik yang membedakan antara kelompok kecil dan besar


adalah:
a. Komunikasi kelompok kecil
Adalah kelompok yang ditunjukkan kepada kogniktif komunikan dan prosesnya
berlangsung secara dialogis (umpan balik terjadi secara verbal).Dalam kelompok
kecil komunikator menunjukkan pesannya pada benak komunikan misalnya
kuliah, ceramah, diskusi, rapat dll. Dalam situasi ini logika berperan penting dan
komunikan dapat menilai logis tidaknya uraian komunikator.
b. Komunukasi kelompok besar
Komunikasi kelompok besar adalah komunikasi yang ditujukan kepada efeksi
komunikan (hatinya atau perasaan) dan proses brlangsung liner. Umumnya

12
komunikan bersifat heteregon dari jenis kelamin, usia, jenis, pekerjaan, tingkat
pendidikan, agama dll.

RANGKUMAN
1. Komunikasi adalah suatu proses interaksi manusia dengan berbagai
bentuk/cara untuk menyampaikan informasi atau untuk tujuan tertentu.
2. Unsur-unsur komunikasi :
a. Pihak yang mengawali komunikasi/ sumber /komunikator
b. Pesan yang dikomunikasikan / massage/ content/ information
c. Media atau saluran yang digunakan untuk komunikasi dan gangguan –
gangguan yang terjadi pada waktu komunikasi dilakukan.
d. Lingkungan/ situasi ketika komunikasi dilakukan
e. Pihak yang menerima pesan
f. Umpan balik ( Feedback)
3. Komponen komunikasi meliputi pesan, pengirim pesan, variabel pesan,
penerima pesan
4. Proses Komunikasi
a. Perspektif psikologis
b. Perspektif mekanis
5. Faktor yang mempengaruhi komunikasi meliputi perkembangan, persepsi,
nilai, latar belakang sosial budaya, emosi, jenis kelamin, pengetahuan, peran dan
hubungan, lingkungan, jarak, citra diri dan kondisi fisik.
6. Bentuk-bentuk komunikasi yaitu komunikasi massa, komunikasi
interpersonal, komunikasi intrapersonal dan komunikasi kelompok.

TES FORMATIF
1. komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan oleh seseorang
kepada orang lain untuk memberikan atau untuk mengubah sikap, pendapat
atau perilaku baik secara langsung (lisan) maupun tak langsung, dikemukakan
oleh ...
a. Effendi
b. Hovland, Janis dan Kelley
c. Barelson dan Steiner
d. Sujiwo

2. Unsur-unsur dalam komunikasi adalah ...


a. Komunikator, komunikan, pesan, feedback
b. Komunikator, komunikan
c. Komunikator, komunikan, gangguan
d. Komunikator, komunikan, pakaian

13
3. Yang bukan merupakan 3 perilaku dalam komunikasi interpersonal adalah
...
a. Perilaku spontan
b. Perilaku menurut kebiasaan
c. Perilaku sadar
d. Perilaku menghormati
4. Kegiatan konseling bidan yang mencakup kegiatan mencari jalan keluar,
memilih salah satu jalan keluar dan melaksanakan jalan keluar tersebut. Hal
tersebut termasuk …
a. Bagian pendahuluan
b. Bagian inti
c. Bagian akhir
d. Bagian penutup
5. Yang bukan termasuk tujuan kegiatan kelompok adalah …
a. Menjelaskan pentingnya melakukan kegiatan kelompok
b. Merencanakan pengorganisasian kegiatan kelompok
c. Memperagakan pelaksanaan kegiatan kelompok
d. Mengetahui kegiatan kelompok

DAFTAR PUSTAKA
Tyastuti, dkk.. 2008. Komunikasi & Konseling Dalam Praktik Kebidanan,
Yogyakarta: Fitramaya.
Uripni,Charistina Lia,dkk. 2003. Komunikasi Kebidanan. Jakarta: EGC.
William I. Gorden. 2005. Komunikasi Kesehatan. Jakarta
Yulifah, rita. 2009. Komunikasi dan konseling dalam kebidanan. Jakarta
: Salemba.

14

Anda mungkin juga menyukai