Anda di halaman 1dari 9

PERJANJIAN KONTRAK PENYEDIAAN JASA LAYANAN TELEKOMUNIKASI

SAMBUNGAN LANGSUNG JARAK JAUH DAN INTERNASIONAL

ANTARA
PT. DIVATEL PRATAMA

DENGAN
PT. ALSTOM DISTRIBUTION

Nomor : 40016/AD/DP/VII/2004

Pada hari ini Jumat tanggal Dua Puluh Tiga bulan Juli tahun Dua Ribu Empat (23-07-2004),
yang bertandatangan di bawah ini :

1. PT. DIVATEL PRATAMA, didirikan dengan Akta Notaris Zainal Almanar, S.H. Nomor 48
tanggal 23 Juli 2001, berkedudukan di Menara Kuningan Lantai 6, Jalan Haji Rangkayo
Rasuna Said Kavling 5 Jakarta 12940 dalam perbuatan hukum ini diwakili secara sah oleh
Ismed Sitepu selaku Direktur Utama, untuk selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut
Pihak Pertama.

2. PT. ALSTOM DISTRIBUTION, berkedudukan di Jalan Pulau Buaran Empat Nomor


Kawasan Industri Pulogadung Jakarta Timur dalam hal ini diwakili oleh His/ Her N a m e,
bertindak untuk dan atas nama PT. ALSTOM DISTRIBUTION selaku His/ Her Position,
untuk selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut Pihak Kedua.

Pihak Pertama dan Pihak Kedua, secara bersama-sama disebut “Para Pihak” dan secara sendiri-
sendiri disebut “Pihak”, dengan terlebih dahulu mempertimbangkan hal- hal sebagai berikut :

1. Bahwa Pihak Pertama telah melakukan Perjanjian Kerjasama dengan PT. INDOSAT dengan
Nomor : 03/TJA/HK.720/2003-17011 tanggal 3 Oktober 2003 dalam hal Penjualan Dan
Pemasaran produk PT. INDOSAT untuk layanan jasa hubungan SLI dan SLJJ. Produk
dimaksud diselenggarakan melalui ijin Pemerintah Republik Indonesia berdasarkan surat
Dirjen Postel nomor 823/DIRJEN/2002 tentang penyelenggaraan jasa VOIP untuk keperluan
publik, tanggal 26 April 2002;

2. Bahwa Pihak Kedua berkeinginan mencari alternatif sambungan telepon jarak jauh SLJJ dan
SLI dengan biaya rutin telekomunikasi yang lebih rendah tanpa mengurangi keberhasilan
sambungan yang dapat mengganggu kegiatan rutin perusahaan;

3. Bahwa Para Pihak sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawabnya masing- masing
bermaksud mengadakan perjanjian kontrak sehingga Pihak Kedua dapat menggunakan
layanan jasa telekomunikasi untuk sambungan SLJJ dan/atau SLI menggunakan teknologi
dan jaringan yang dioperasikan oleh Pihak Pertama;

Berdasarkan hal- hal tersebut di atas dan memperhatikan peraturan perundang- undangan yang
berlaku, Pihak Pertama dan Pihak Kedua sepakat untuk mengikatkan diri satu dengan lainnya
dalam suatu Perjanjian Kontrak Penyediaan Jasa Layanan Telekomunikasi Sambungan Langsung
Jarak Jauh Dan Internasional, untuk selanjutnya disebut “Perjanjian” dengan ketentuan sebagai
berikut :

1
Pasal 1
DEFINISI

Kecuali secara khusus dinyatakan lain, maka dalam perjanjian ini dipergunakan istilah- istilah
yang didefinisikan sebagai berikut :

1. Perjanjian adalah Perjanjian Penyediaan Jasa Layanan Telekomunikasi Sambungan Langsung


Jarak Jauh Dan Internasional antara PT. Divatel Pratama dengan PT. ALSTOM DISTRIBUTION,
termasuk lampiran- lampiran dan perubahan- perubahan dari waktu ke waktu;

2. Pelanggan adalah perseorangan, badan hukum, instansi pemerintah atau badan- badan
lainnya yang menggunakan jasa layanan yang disediakan oleh Pihak Pertama;

3. SLJJ adalah Sambungan Langsung Jarak Jauh;

4. SLI adalah Sambungan Langsung Internasional;

5. Peralatan adalah peralatan yang disediakan oleh Pihak Pertama yang digunakan oleh Pihak
Kedua dalam hubungannya dengan pemakaian jasa yang disediakan Pihak Pertama;

Pasal 2
LINGKUP KERJASAMA

1. Para Pihak sepakat bahwa Perjanjian ini dilaksanakan dalam lingkup sebagai berikut :

(i) Pihak Pertama setuju untuk membuka akses jaringan dan pemasangan peralatan yang
membantu Pihak Kedua untuk melakukan panggilan telpon SLJJ dan SLI dan selanjutnya
melakukan penagihan atas pemakaian jasa dimaksud setiap bulannya;

(ii) Pihak Kedua setuju untuk melakukan pembayaran atas jasa yang ditagih oleh Pihak
Pertama setiap bulannya sesuai dengan perincian data pemakaian yang disampaikan oleh
Pihak Pertama;

2. Para Pihak setuju untuk tidak memanfaatkan kerjasama ini untuk mengambil keuntungan dari
Pihak Lainnya selain dari yang tertuang dalam perjanjian ini.

Pasal 3
HAK DAN KEWAJIBAN

1. Pihak Pertama wajib mengaktifkan nomor- nomor telpon yang akan digunakan oleh Pihak
Kedua dalam penggunaan jasa layanan Pihak Pertama sesuai permintaan Pihak Kedua;

2. Pihak Pertama wajib memberikan rincian data penggunaan jasa layanan yang disediakan oleh
Pihak Pertama kepada Pihak Kedua;

3. Pihak Pertama wajib menerbitkan invoice atas penggunaan jasa layanan yang diberikan oleh
Pihak Pertama berdasarkan data rincian pemakaian untuk setiap percakapan SLJJ dan SLI
bulan berjalan, paling lambat tanggal 15 bulan berikutnya;

4. Pihak Pertama berhak mendapat pembayaran atas invoice yang diterbitkan setiap bulannya;

5. Pihak Pertama wajib menyediakan layanan customer kepada Pihak Kedua;

6. Pihak Kedua berhak memperoleh jasa layanan sambungan SLJJ dan SLI yang disediakan oleh
Pihak Pertama;

7. Pihak Kedua berhak mendapatkan pelayanan customer dari Pihak Pertama atas adanya
gangguan baik secara tertulis maupun lisan;

2
8. Pihak Kedua wajib melakukan pembayaran kepada Pihak Pertama berdasarkan tagihan yang
disampaikan oleh Pihak Pertama setiap bulannya;

Pasal 4
TATA CARA PENAGIHAN DAN PEMBAYARAN

1. Setiap bulannya pihak pertama akan menyampaikan penagihan atas setiap percakapan yang
dilakukan oleh Pihak Kedua melalui jaringan yang disediakan oleh Pihak Pertama;

2. Tagihan yang disampaikan oleh Pihak Pertama akan disertai dengan bukti rinci percakapan
dari setiap nomor telpon yang didaftarkan seperti yang tertera pada Lampiran III;

3. Pihak Kedua melakukan pembayaran tagihan yang disampaikan oleh Pihak Pertama
selambat- lambatnya 14 (empat belas) hari kerja setelah invoice diterima;

4. Apabila jatuh tempo pembayaran jatuh pada hari libur, maka pembayaran dilakukan pada
hari kerja berikutnya;

5. Jumlah tagihan didasarkan pada jumlah percakapan dan tarif yang disetujui oleh Para Pihak
seperti tertera pada Lampiran I dan Lampiran II;

Pasal 5
PAJAK

1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang timbul akan dipungut dan disetor oleh Pihak Pertama
sesuai ketentuan yang berlaku;

2. Pihak yang melakukan penyetoran Pajak Pertambahan Nilai (PPN) wajib mengirimkan salinan
bukti pembayaran Pajak kepada Pihak lainnya.

Pasal 6
JANGKA WAKTU PERJANJIAN

1. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 1 (satu) tahun terhitung mulai ditandatangani oleh
Para Pihak dan dapat diperpanjang atas persetujuan tertulis Para Pihak.

2. Apabila jangka waktu sebagaimana ayat 1 berakhir, namun tidak satu pihakpun mengajukan
keinginan untuk mengakhiri Perjanjian maka secara otomatis Perjanjian diperpanjang untuk
jangka waktu yang sama pada periode berikutnya.

3. Apabila salah satu pihak ingin mengakhiri Perjanjian ini maka harus diajukan secara tertulis
paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum berakhirnya jangka waktu Perjanjian.

Pasal 7
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

1. Perjanjian ini berakhir karena habisnya jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6,
atau karena ketentuan ayat (3) Pasal ini.

2. Perjanjian ini akan berakhir apabila salah satu pihak mengajukan keinginannya untuk
mengakhiri Perjanjian sebagaimana diatur dalam pasal 6 ayat (3).

3. Penyimpangan dan pelanggaran terhadap ketentuan dalam Perjanjian ini dapat berakibat
putusnya Perjanjian ini.

3
4. Para Pihak sepakat untuk mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-Undang
Hukum Perdata terhadap Perjanjian ini, sehingga pemutusan Perjanjian sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (3) Pasal ini cukup dilakukan dengan pemberitahuan
secara tertulis kepada Pihak lainnya.

5. Kewajiban–kewajiban yang belum diselesaikan oleh Para Pihak pada saat berakhirnya
dan/atau diputuskannya Perjanjian, tetap berlaku dan tunduk pada ketentuan-ketentuan
yang telah disepakati sampai dengan kewajiban-kewajiban tersebut selesai dipenuhi oleh
Para Pihak.

6. Walaupun Perjanjian telah berakhir karena sebab apapun juga, Para Pihak setuju untuk tetap
terikat pada ketentuan Pasal 10 Perjanjian ini.

Pasal 8
PENGALIHAN PERJANJIAN

1. Para Pihak tidak dapat mengalihkan hak dan kewajibannya kepada pihak lain baik sebagian
atau keseluruhan, tanpa persetujuan tertulis dari Pihak yang menerima permohonan
pengalihan.

2. Dalam hal terjadi pengalihan, maka persetujuan pengalihan hanya akan diberikan apabila
Pihak yang akan menerima pengalihan telah menyatakan persetujuannya secara tertulis
untuk mengikatkan diri dan sanggup menggantikan kedudukan Pihak yang mengajukan
permohonan pengalihan.

Pasal 9
FORCE MAJEURE

1. Yang dimaksud dengan Force Majeure dalam perjanjian ini adalah kejadian- kejadian yang
berada diluar kekuasan dan kemampuan Para Pihak untuk mencegahnya yang
mengakibatkan tertundanya atau terhentinya pelaksanaan Perjanjian ini dan tidak dapat
dituntut, seperti namun tidak terbatas pada bencana alam, wabah penyakit, pemberontakan,
huru- hara, perang sabotase, pemogokan umum dan kebijakan Pemerintah yang berisikan
larangan mengenai apa yang diperjanjikan dalam Perjanjian ini.

2. Dalam hal terjadi Force Majeure sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini, pihak yang
mengalami kejadian Force Majeure wajib memberitahukan secara tertulis kepada pihak
lainnya dalam waktu selambat- selambatnya 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya
Force Majeure dan diterangkan secara resmi oleh pejabat pemerintah berwenang.

3. Semua kerugian dan biaya yang diderita oleh salah satu pihak sebagai akibat terjadinya Force
Majeure bukan merupakan tanggung jawab pihak lainnya.

Pasal 10
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Apabila terjadi perbedaan pendapat yang timbul akibat dari pelaksaan Perjanjian ini maka
Para Pihak sepakat untuk menyelesaikannya secara musyawarah dan mufakat.

2. Jika dalam waktu 3 (tiga) bulan, perselisihan tidak dapat diselesaikan dengan jalan
musyawarah sebagaimana dimaksud ayat (1), maka penyelesaiannya akan dilakukan dengan
cara Arbitrase sesuai dengan ketentuan UU Arbitrase dan peraturan- peraturan lain yang
berlaku di Badan Arbitrase Nasional Indonesia (BANI), untuk diputuskan oleh Arbiter tunggal
menurut Peraturan Prosedur BANI yang keputusannya final mengikat Para Pihak.

4
Pasal 11
KERAHASIAAN

1. Para Pihak sepakat bahwa “informasi Rahasia” adalah seluruh informasi, data teknis atau hal-
hal yang diketahui yang diberikan oleh Pemilik Informasi untuk dan terkait dengan
pelaksanaan Perjanjian ini, yang terdiri dari namun tidak terbatas kepada seluruh informasi,
data teknis, atau hal-hal yang diketahui yang terkait dengan kegiatan teknis atau keuangan
Pemilik Informasi.

2. Informasi Rahasia, untuk kepraktisan, diberikan dalam bentuk dokumen atau bentuk nyata
dan dibubuhi tanda Rahasia, atau apabila pemberian informasi bukan diberikan dalam bentuk
dokumen melainkan secara lisan maupun melalui penglihatan atau jika diminta dari Penerima
Informasi, wajib dinyatakan rahasia oleh Pemilik Informasi secara tertulis dalam jangka
waktu 60 (enam puluh) hari setelah diberikan, dalam hal mana informasi tersebut adalah
rahasia dan dilindungi berdasarkan ketentuan ini. Jumlah dan bentuk Informasi Rahasia yang
akan diberikan adalah hak dari Pemilik Informasi.

3. Informasi Rahasia tidak termasuk informasi, data teknis, atau hal-hal yang diketahui (I) yang
telah diketahui oleh publik pada saat diberikan (II) dalam waktu selanjutnya diketahui oleh
umum tanpa kesalahan dari Penerima Informasi (III) Penerima Informasi dapat membuktikan
bahwa informasi dimiliki sebelum diberikan oleh Pemilik Informasi (IV) diberikan kepada
penerima informasi tanpa ada larangan pembukaan informasi dari pihak ketiga yang memiliki
hak untuk memberikan informasi tersebut.

4. Para Pihak sepakat untuk tidak mempergunakan informasi rahasia yang diberikan oleh pihak
yang lain untuk tujuan selain dari pengimplementasian Perjanjian ini dan selanjutnya sepakat
untuk tidak membuka informasi rahasia tersebut kepada pihak ketiga atau karyawannya
kecuali penasehat hukum, akuntan dan karyawan yang memerlukan informasi rahasia
tersebut untuk menjalankan kewajiban yang dituangkan dalam Perjanjian ini.

5. Penerima informasi berhak untuk membuka informasi Rahasia milik Pemilik Informasi dalam
hal diminta berdasarkan ketentuan hukum yang berlaku, peraturan, regulasi atau perintah
pengadilan, pemerintah atau badan regulasi dengan syarat Penerima Informasi akan
memberikan pemberitahuan tertulis kepada pemilik informasi terhadap permintaan tersebut
dengan pembuktian yang benar terhadap permintaan tersebut sehingga Pemilik Informasi
dapat melakukan tindakan seperlunya untuk menjamin kerahasiaan dari Informasi Rahasia
tersebut.

Pasal 12
KOORDINASI

1. Para Pihak sepakat untuk menunjuk pejabat dari masing- masing- masing Pihak guna
melakukan koordinasi baik administrative, teknis operasional maupun keuangan yang
diperlukan sehubungan dengan pelaksanaan Perjanjian ini dan akan saling menginformasikan
secara tertulis antara satu dengan lainnya;

2. Data- data sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Perjanjian ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini dan Para Pihak sepakat untuk saling menginformasikan secara
tertulis dalam hal terjadi perubahan atas data dimaksud dalam kesempatan pertama.

Pasal 13
PERUBAHAN

Hal- hal lain yang belum cukup diatur dan/atau perubahan atau penambahan dari Perjanjian ini
serta lampiran- lampiran akan dituangkan secara tertulis sebagai Addendum/ Amandemen, yang
merupakan satu kesatuan dengan Perjanjian ini serta dibuat atas dasar Kesepakatan dari dan
ditandatangani oleh Para Pihak.

5
Pasal 14
PENUTUP

Perjanjian ini dibuat dan ditandatangani oleh Para Pihak dalam rangkap 2 (dua) asli, yang
dibubuhi materai secukupnya sehingga mempunyai kekuatan hukum yang sama.

Pihak Pertama, Pihak Kedua,


PT. DIVATEL PRATAMA PT. ALSTOM DISTRIBUTION

Ismed Sitepu His/Her Name


Managing Director His/Her Position

6
LAMPIRAN I
TARIF SLJJ DAN HP SLJJ

Daftar tarif SLJJ serta HP SLJJ berikut ini merupakan dasar perhitungan tagihan dari Pihak
Pertama kepada Pihak Kedua :

A. SLJJ

Item Zone Rate/Min. Remarks

1 Zona 1 Rp. 1,198

2 Zona 2 Rp. 1,490

3 Zona 3 Rp. 1,600

B. HP SLJJ

Item Zone Rate/Min. Remarks

1 Zona 1 Rp. 1,600

2 Zona 2 Rp. 1,990

3 Zona 3 Rp. 2,100

Harga di atas belum termasuk PPN.

7
LAMPIRAN II
TARIF SLI

Daftar tarif SLI berikut ini merupakan dasar perhitungan tagihan dari Pihak Pertama kepada
Pihak Kedua :

ITEM COUNTRY CODE RATE/MENIT REMARKS


1 Australia 61 Rp. 2,200
2 Australia - Mobile 61 Rp. 4,900
3 Austria 43 Rp. 2,600
4 Austria - Mobile 43 Rp. 6,500
5 Belgium 32 Rp. 2,800
6 Belgium - Mobile 32 Rp. 6,300
7 Canada 1 Rp. 2,200
8 China 86 Rp. 3,300
9 China - Mobile 86 Rp. 3,600
10 Finland 358 Rp. 2,600
11 Finland - Mobile 358 Rp. 5,200
12 France 33 Rp. 2,800
13 France - Mobile 33 Rp. 4,700
14 Germany 49 Rp. 2,800
15 Germany - Mobile 49 Rp. 4,210
16 Hongkong 852 Rp. 2,000
17 India 91 Rp. 8,700
18 Hongkong - Mobile 852 Rp. 2,600
19 India 91 Rp. 8,700
20 India - Mobile 91 Rp. 8,700
21 Italy 39 Rp. 2,800
22 Italy - Mobile 39 Rp. 7,600
23 Japan 81 Rp. 2,800
24 Japan - Mobile 81 Rp. 4,600
25 Malaysia 60 Rp. 2,400
26 Malaysia - Mobile 60 Rp. 3,800
27 Netherlands 31 Rp. 2,400
28 Netherlands - Mobile 31 Rp. 4,900
29 New Zealand 64 Rp. 2,200
30 New Zealand - Mobile 64 Rp. 4,600
31 Philliphines 63 Rp. 3,240
32 Philliphines - Mobile 63 Rp. 3,240
33 Saudi Arabia 966 Rp. 9,300
33 Singapore 65 Rp. 2,200
34 Singapore - Mobile 65 Rp. 3,300
35 South Korea 82 Rp. 2,600
36 South Korea - Mobile 82 Rp. 3,900
37 Spain 34 Rp. 2,800
38 Spain - Mobile 34 Rp. 2,800
39 Sweden 46 Rp. 2,400
40 Sweden - Mobile 46 Rp. 6,100
41 Switzerland 41 Rp. 2,600
42 Switzerland - Mobile 41 Rp. 4,270
43 Taiwan 886 Rp. 2,400
44 Taiwan - Mobile 886 Rp. 4,400
45 Thailand 66 Rp. 3,600
46 Thailand - Mobile 66 Rp. 3,600
47 United Arab Emirates 971 Rp. 6,800
48 United Kingdom 44 Rp. 2,200
49 United Kingdom - Mobile 44 Rp. 4,600
50 USA 1 Rp. 2,200

Harga di atas belum termasuk PPN.

8
LAMPIRAN III
NOMOR TELPON YANG DIREGISTRASI

Nomor- nomor telepon berikut ini adalah merupakan nomor telepon dari Pihak Kedua yang
didaftarkan untuk diregistrasi dan aktifasi pemakaian akses yang diberikan oleh Pihak Pertama :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.

Anda mungkin juga menyukai