Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN JIWA

HARGA DIRI RENDAH

Disusun oleh :
Nur Aini
P17120015061

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN JAKARTA 1


PRODI JURUSAN KEPERAWATAN - JAKARTA, 2017

1
I. Masalah Utama: Harga Diri Rendah

II. Proses Terjadinya Masalah


A. Pengertian
Menurut Nanda (2005) Harga diri rendah adalah berkembangnya persepsi diri
yang negatif dalam berespon terhadap situasi yang sedang terjadi. Sedangkan
menurut CMHN (2006) Harga diri rendah adalah perasaan tidak berharga,
tidak berarti dan rendah diri yang berkepanjangan akibat evaluasi negatif
terhadap diri sendiri dan kemampuan diri. Menurut Herdman (2012) Harga
diri rendah kronik merupakan evaluasi diri negatif yang berkepanjangan atau
perasaan tentang diri atau kemampuan diri.

B. Tanda dan Gejala


Menurut CMHN (2006) tanda dan gejala harga diri rendah adalah:
1. Mengkritik diri sendiri.
2. Perasaan tidak mampu.
3. Pandangan hidup yang pesimis.
4. Penurunan produktifitas.
5. Penolakan terhadap kemampuan diri.
6. Kurang memperhatikan perawatan diri, berpakaian tidak rapih, selera
makan kurang, tidak berani menatap lawan bicara, lebih banyak
menunduk, bicara lambat dengan nada suara lemah.

C. Penyebab Masalah
1. Faktor Predisposisi
Menurut Sundeen (1998) yang mempengaruhi konsep diri seseorang ada
beberapa faktor. Faktor yang mempengaruhi harga diri meliputi
penolakkan orang tua, harapan orang tua tidak realistik, kegagalan yang
berulang kali, dan ideal diri yang tidak realistic. Faktor yang
mempengaruhi penampilan peran adalah stereotiptik peran seks, tuntutan
peran kerja, dan harapan peran cultural. Faktor yang mempengaruhi
identitas personal meliputi ketidakpercayaan orang tua, tekanan dari
kelompok sebaya, dan perubahan dalam stuktur sosial.

2. Faktor Presipitasi

2
Faktor pencetus dapat ditimbulkan dari sumber internal dan eksternal,
yaitu trauma, seperti penganiayaan seksual dan psikologis atau
menyaksikan kejadian yang mengancam kehidupan serta ketegangan peran
berhubungan peran atau posisi yang diharapkan dimana individu
mengalaminya sebagai frustasi. Ada tiga jenis transisi peran, yaitu transisi
peran perkembangan, transisi peran situasi dan transisi peran sehat sakit.

3. Penilaian Stressor
Apapun masalah dalam konsep diri dicetuskan oleh stressor psikologis,
sosiologis atau fisiologis, elemen yang penting adalah persepsi pasien
tentang ancaman.

4. Sumber Koping
Semua orang, tanpa memperhatikan gangguan perilakunya, mempunyai
beberapa bidang kelebihan personal yang meliputi :
a. Aktivitas, olah raga dan aktivitas di luar rumah.
b. Hobi dan kerajinan tangan.
c. Seni yang ekspresif.
d. Kesehatan dan perawatan diri.
e. Pendidikan dan pelatihan.
f. Pekerjaan, vokasi atau posisi.
g. Bakat tertentu.
h. Kecerdasan
i. Imajinasi dan kreatifitas.
j. Hubungan interpersonal.

D. Akibat Masalah
Berdasarkan pengertian, penyebab, dan gejala harga diri rendah dapat disimpulkan
proses terjadinya masalah klien mengalami harga diri rendah diakibatkan oleh koping
seseorang yang tidak efektif dalam menghadapi masalah gangguan citra tubuh atau
gangguan identitas personal.

III. A. Pohon Masalah dan Masalah Keperawatan


Isolasi Sosial

Harga diri rendah

Koping individu tidak efektif

B. Masalah Keperawatan dan Data yang Perlu Dikaji


Masalah Keperawatan Data yang Perlu Dikaji

3
Harga diri rendah
DS:
- Mengeluh hidup tidak bermakna
- Tidak memiliki kelebihan apapun
- Merasa jelek
- Mengatakan malas, putus asa, dan
ingin mati,
- Malu untuk bergaul

DO:
- Kontak mata kurang
- Tidak berinisiatif berinteraksi
dengan orang lain
- Tampak malas-malasan
- Produktivitas menurun
- Nada suara lembut dan pelan
- Ekspresi terlihat sedih
Isolasi Sosial
DS:
- Klien mengatakan malas bergaul
dengan orang lain.
- Klien mengatakan dirinya tidak
ingin ditemani perawat dan
meminta untuk sendirian.
- Klien mengatakan tidak mau
berbicara dengan orang lain.

DO:
- Pasien terlihat acuh dengan
lingkungan.
- Ekspresi wajah kurang berseri.
- Tidak merawat diri dan tidak
memperhatikan kebersihan diri.
- Tidak ada atau kurang komunikasi
verbal.
- Mengusolasi diri.
- Tidak atau kurang sadar terhadap
lingkungan sekitar.

4
- Asupan makanan dan minuman
terganggu.
- Aktivitas menurun.
- Kurang berenergi atau bertenaga.
- Rendah diri.
- Postur tubuh berubah, misalnya
sikap fetus atau janin (khususnya
pada posisi tidur.

C. Diagnosa Keperawatan
1. Harga diri rendah
2. Isolasi Sosial

E. Rencana Tindakan Keperawatan


Terlampir

Daftar Pustaka

CMHN. (2006). Modul Pelatihan Asuhan Keperawatan Jiwa Masyarakat. Jakarta:


Direktorat Kesehatan Jiwa Dep-Kes RI.
Herdman, T. H. (2012). Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi. Jakarta: EGC
Nanda. (2005). Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda. Jakarta: Prima Medika
Stuart, & Sundeen. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 3. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai