Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberadaan pasar modal dalam aktifitas perekonomian sebuah negara sangat


penting sebagai media investasi dan wadah penyediaan modal bagi perusahaan
untuk membesarkan aktivitas perdagangannya. Pasar modal juga berfungsi
sebagai tempat pencairan kepemilikan saham sebuah perusahaan dengan
menjualnya. Dengan demikian, pentingnya peranan pasar modal adalah dalam
rangka memobilisasi 2 dana dari mayarakat dan dapat juga dijadikan sebagai
indikator perekonomian negara. Namun demikian, pasar modal yang ada selama
ini diakui mengandung berbagai hal yang menyimpang dari prinsip-prinsip
syariah, seperti riba, maisir dan gharar.

Gelombang gerakan Islamisasi ekonomi pada abad 20 yang dipelopori oleh


beberapa tokoh umat Islam mengajak penerapan prinsip-prinsip dan nilai-nilai
syariah pada lembaga-lembaga keuangan dan aktifitasnya, seperti pada pasar
modal. Akhirnya di Indonesia pada tahun 2003, Dewan Syariah Nasional (DSN)
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa mengenai mekanisme
beroperasinya pasar modal syariah, objek yang diperdagangkan dan syarat-syarat
yang harus dipenuhi oleh suatu emtien yang terlibat di dalamnya.

Setelah itu, pada tahun yang sama diresmikanlah pasar modal syariah oleh
Menkeu Boediono dan dihadiri oleh wakil dari MUI, Bapepam dan lainnya. Pasar
modal syariah sebetulnya telah bermunculan di berbagai negara Islam ataupun
Barat, seperti Amerika serikat. Keberadaan pasar modal syariah merupakan suatu
usaha positif untuk mempertemukan emiten yang bergerak di bidang usaha yang
sesuai dengan syariah dan investor muslim yang ingin menanamkan modalnya di
bursa saham. Walaupun di akui proses berjalannya pasar modal syariah sekarang
belum sepenuhnya berjalan sesuai dengan ajaran-ajaran ekonomi yang ditetapkan
Islam karena masih ada beberapa kendala.

1
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana konsep dasar dari pasar modal syariah tersebut?


2. Apa dasar hukum yang melandasi pasar modal syariah?
3. Bagaimana perkembangan pasar modal syariah di dunia dan Indonesia?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian dan Fungsi Pasar Modal Syariah


1. Pengertian Pasar Modal Syariah

Pasar modal merupakan bagian integral dari suatu sistem keuangan. Isitilah
pasar biasanya menggunakan kata bursa, exchange, dan market. Sementara untuk
istilah modal sering digunakan kata efek, securities, dan stock. Secara umum,
pasar modal dalam arti sempit dipahami suatu tempat yang terorganisasi di mana
efek-efek diperdagangkan yang disebut Bursa Efek. Bursa efek (stock exchange)
adalaj suatu yagn terorganisasi yang mempertemukan penjual dan pembeli efek
yang dilakukan baik secara langsung maupun dengan melalui wakil-wakilnya.

Definisi pasar modal dalam arti luas adalah pasar konkret atau abstrak yang
mempertemukan pihak yang menawarkan dan yang memerlukan dana jangka
menengah dan panjang, yaitu jangka satu tahun ke atas. Pasar modal merupakan
tempat pertemuan antara penawaran dan permintaan surat berharga. Di tempat
inilah para pelaku pasar yang punya kelebihan dana (investor) melakukan
investasi dalam surat berharga yang ditawarkan oleh emiten. Pihak emiten yang
membutuhkan dana menawarkan surat berharga dengan cara listing terlebih
dahulu pada badan otoritas di pasar modal.1

Kegiatan pasar modal di Indonesia diatur dalam Undang-Undang No. 8


Tahun 1995 (UUPM). Pasal 1 butir 13 Undang-Undang No. 8 Tahun 1995
menyatakan bahwa pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
penawaran umum dan perdagangan Efek, perusahaan publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Efek.2

1
Andri Soemitra, Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm.
82.
2
Nurul Huda & Mustafa Edwin Nasution, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, (Jakarta:
Kencana, 2007), hlm. 55.

3
Dengan demikian, dapat dipahami secara umum bahwa pasar modal
merupakan tempat bertemunya pihak yang membutuhkan modal (emiten) dan
pihak yang memiliki modal (investor) untuk melakukan transaksi dalam rangka
penggunaan modal tersebut. Sebagaimana pasar lainnya, pasar modal juga
memiliki komoditas produk) yang diperdagangkan, mekanisme penetapan harga,
dan pasar tempat berlangsungnya transaksi.

Terdapat sejumlah pihak yang terlibat dalam aktivitas pasar modal yang
tanpanya suatu pasar modal tidak dapat beroperasi dengan baik, yaitu sebagai
berikut:

1) Adanya organisasi regulator pasar modal yang bertindak sebagai badan


pengawas pasar modal.
2) Adanya tempat yang memfasilitasi terjadinya transaksi di pasar modal
yang disebut dengan bursa efek, yang dikelola oleh suatu badan tertentu
dibantu oleh lembaga yang melaksanakan dan menyelesaikan suatu
transaksi.
3) Adanya perusahaan efek.
4) Adanya para pelaku di pasar modal, yaitu para pemilik modal yang
disebut dengan emiten.
5) Adanya profesi penunjang pasar modal yang membantu proses transaksi
di pasar modal.

Pasar modal sangat diperlukan dalam rangka memobilisasi sumber daya yang
dibutuhkan untuk membiayai proyek pembangunan di negara-negara Muslim.
Oleh karena itu, diperlukan pasar modal yang sesuai bagi kondisi sosial ekonomi
umat Islam yaitu memenuhi prinsip-prinsip syariah.

Pasar modal syariah merupakan pasar modal yang diharapkan mampu


menjalankan fungsi yang sama dengan pasar modal konvensional, namun dengan
kekhususan syarianya yaitu mencerminkan keadilan dan pemerataan distribusi
keuntungan. Pasar modal syariah idealnya dikarakterisasi oleh ketiadaan transaksi
berbasis pada aktivitas dan barang haram, serta adanya upaya yang sistematis

4
menjadikan produk syariah sebagai sarana mewujudkan tujuan syariah di bidang
ekonomi dan keuangan.3

Definisi pasar modal sesuai dengan Undang-undang Nomor 8 Tahun 1995


tentang Pasar Modal (UUPM) adalah kegiatan yang bersangkutan dengan
Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan
dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan
dengan Efek.

Berdasarkan definisi tersebut, terminologi pasar modal syariah dapat diartikan


sebagai kegiatan dalam pasar modal sebagaimana yang diatur dalam UUPM yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Oleh karena itu, pasar modal syariah
bukanlah suatu sistem yang terpisah dari sistem pasar modal secara keseluruhan.
Secara umum kegiatan Pasar Modal Syariah tidak memiliki perbedaan dengan
pasar modal konvensional, namun terdapat beberapa karakteristik khusus Pasar
Modal Syariah yaitu bahwa produk dan mekanisme transaksi tidak bertentangan
dengan prinsip-prinsip syariah.

Penerapan prinsip syariah di pasar modal tentunya bersumberkan pada Al


Quran sebagai sumber hukum tertinggi dan Hadits Nabi Muhammad SAW.
Selanjutnya, dari kedua sumber hukum tersebut para ulama melakukan penafsiran
yang kemudian disebut ilmu fiqih. Salah satu pembahasan dalam ilmu fiqih adalah
pembahasan tentang muamalah, yaitu hubungan diantara sesama manusia terkait
perniagaan. Berdasarkan itulah kegiatan pasar modal syariah dikembangkan
dengan basis fiqih muamalah. Terdapat kaidah fiqih muamalah yang menyatakan
bahwa “Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.” Konsep inilah yang menjadi prinsip pasar modal
syariah di Indonesia.4

Secara sederhana , pasar modal syariah dapat diartikan sebagai pasar modal
yang menerapkan prinsip-prinsip syariah Islam. Oleh karena itu, instrumen yang

3
Ibid, Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia., hlm. 84
4
http://bit.ly/2FARe9x (diakses pada Rabu, 14 Maret 2018 pukul 12:39 p.m)

5
diperdagangkan tidak boleh terkait dengan bisnis yang diharamkan seperti riba
atau bunga yang diharamkan (bunga/rente), perjudian, spekulalasi, produsen
minuman keras, produsen makanan yang mengandung babi, dan lain-lain. Pasar
modal syariah secara resmi diluncurkan 14 Maret 2003 bersamaan dengan
penandatanganan MOU antara Bapepam–LK dengan dewan syariah nasional-
majelis ulama Indonesia (DSN-MUI). Kegiatan operasional pasar modal syariah
di Indonesia diatur berdasarkan fatwa DSN-MUI dan peraturan bapepam-LK.
Pemerintah dan DPR juga telah menerbitkan UU Nomor 19 tahun 2008 tentang
surat berharga negara.5

2. Fungsi Pasar Modal Syariah

Secara teoritis pasar modal menjalankan dua fungsi simultan, yaitu fungsi
intermediasi ekonomi dan fungsi keuangan, sebagai berikut:

a) Fungsi intermediasi ekonomi pasar modal dijalankan dengan


mewujudkan pertemuan pihak yang memiliki kelebihan dana dengan
pihak yang memerlukan dana.
b) Fungsi keuangan pasar modal dilaksanakan dengan memberikan
kemungkinan dan kesempatan untuk memperoleh imbalan bagi pemilik
dana melalui investasi. Pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat
untuk berinvestasi pada instrumen keuangan seperti saham, obligasi, dan
reksadana.

Kedua fungsi pasar modal ini penting dalam memobilisasi tabungan ke dalam
investasi dan membantu mencapai kemungkinan terbaik dalam penggunaan
sumber daya ekonomi. Pasar modal yang efisien diharapkan melaksanakan
berbagai fungsi, sebagai berikut:

a) Menyajikan mekanisme mobilisasi sumber daya yang mengarah kepada


alokasi sumber daya keuangan yang efisien dalam ekonomi.

5
Iswi Hariyani dan Serfianto Dibyo Purnomo, Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal, (Jakarta:
Trans media pustaka, 2010), hlm. 351.

6
b) Menyediakan likuiditas dalam pasar dengan harga paling murah, yakni
berbiaya transaksi paling rendah atau penawaran rendah menyebar pada
sekuritas yang diperdagangkan di pasar.
c) Untuk memastikan transparansi dalam penentuan harga sekuritas dengan
menentukan harga premi risiko, yang merefleksikan tingkat risiko
sekuritas tersebut.
d) Menyediakan peluang menyusun portofolio yang terdiversifikasi dengan
baik dan untuk mengurangi level risiko melalui diversifikasi lintas batas
geografis dan waktu.

Fungsi pasar modal dalam ikut memajukan perekonomian dan keuangan juga
diemban oleh pasar modal syariah dengan kekhususan menjadi ajaran syariah
sebagai parameter dalam menentukan berbagai kebijakan menjalankan operasi
pasar modal dan pengembangannya.

Menurut M.M. Metwally, keberadaan pasar modal syariah selain menjalankan


fungsi pasar modal secara umum juga memberikan manfaat lain bagi
perekonomian nasional, yaitu:

a) Memungkinkan bagi masyarakat berpartisipasi dalam kegiatan bisnis


dengan memperoleh bagian dari keuntungan dan risikonya.
b) Memungkinkan para pemegang saham menjual sahamnya guna
mendapatkan likuiditas.
c) Memungkinkan perusahaan meningkatkan modal dari luar untuk
membangun dan mengembangkan lini produksinya.
d) Memisahkan operasi kegiatan bisnis dari fluktuasi jangka pendek pada
harga saham yang merupakan ciri umum pada dasar modal konvensional.
e) Memungkinkan investasi pada ekonomi itu ditentukan oleh kinerja
kegiatan bisnis sebagaimana tercermin pada harga saham.6

6
Ibid, Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia, hlm 87-90.

7
B. Dasar Hukum Pasar Modal Syariah

Tidak dijumpai baik dalam Al-Qur’an maupun Hadist nash yang


membicarakan tentang masalah pasar modal dan hukumnya. Namun demikian,
perdagangan saham tidak bertentangan dengan hukum Islam. Akan tetapi,
kebolehan jual beli saham ini terbatas pada saham-saham yang bidang usahanya
tidak bertentangan dengan ketentuan-ketentuan syariat Islam. Seperti, perusahaan-
perusahaan yang memproduksi makanan, minuman atau jasa yang tidak dilarang
agama.

Oleh karena itu, orang Islam yang ingin membeli saham suatu perusahaan,
terlebih dahulu harus mengadakan penyelidikan yang seksama tentang bidang
usaha dari perusahaan yang menawarkan saham tersebut.

Dewan Syariah Nasional (DSN) Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada 2003
mengeluarkan fatwa tentnag kebolehan bertransaksi di pasar modal selama
mekanisme dan objeknya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Fatwa yang
dikeluarkan oleh DSN berkaitan dengan ketentuan umum pasar modal syariah,
prinsip-prinsipnya, emiten yang menerbitkan efek syariah, kriteria dan jenis efek
syariah, transaksi yang dilarang dana penentuan harga saham.

Kemunculan fatwa DSN-MUI di atas dilatarbelakangi oleh beberapa hal


sebagai berikut:

a) Perkembangan ekonomi suatu negara tidak mungkin lepas dari


perkembangan pasar modal.
b) Beberapa negara telah mengembangkan pasar modal syariah.
c) Umat Islam Indonesia memerlukan pasar modal yang aktivitasnya sejalan
dengan prinsip syariah.

Pemaparan tantang fatwa DSN yang berkaitan dengan mekanisme transaksi di


pasar modal syariah. Fatwa ini terdapat pada bab V tentang Transaksi Efek dan
Pasal 5 yang berkaitan dengan transaksi yang dilarang, sebagai berikut:

8
1) Pelaksanaan transaksi harus dilakukan menurut prinsip kehati-hatian
serta tidak boleh melakukan spekulasi dan manipulasi yang di dalamnya
mengandung unsur gharar, riba, maysir, risywah, maksiat dan
kedhaliman.
2) Tindakan spekulasi transaksi yang mengandung unsur gharar,
riba,maysir, maksiat dan kedhaliman sebagaimana di maksud dalam ayat
1 di atas, meliputi :
(a) Najsy, yaitu melakukan penawaran palsu
(b) Ba’i al-a’dum, yaitu melakukan penjualan atas barang (efek syariah)
yang belum dimiliki (short selling)
(c) Insider trading, yaitu memakai informasi orang dalam untuk
memperoleh keuntungan atas transksi yang dilarang.
(d) Menimbulkan informasi yang menyesatkan
(e) Melakukan investasi pada emiten (perusahaan) yang pada saat
transaksi tingkat (nisbah) utang perusahaan kepada lembaga
keuangan ribawi lebih dominan dari modalnya.
(f) Margin trading, yaitu melakukan transaksi atas efek syariah dengan
fasilitas pinjaman berbasis bunga atas kewajiban penyelesaian
pembelian efek syariah tersebut.
(g) Ikhtikar (penimbunan), yaitu melakukan pembelian atau
pengumpulan suatu efek syariah untuk menyebabkan perubahan
harga efek syariah, dengan tujuan mempengaruhi pihak lain.7

C. Prinsip-prinsip Pasar Modal Syariah

Prinsip-Prinsip Syariah di Bidang Pasar Modal menurut UU bab II pasal 2,


Pasar Modal, yaitu sebagai berikut:

1) Pasar Modal berserta seluruh mekanisme kegiatannya terutama mengenai


emiten, jenis efek yang diperdagangkan dan mekanisme perdagangannya

7
Jurnal, Akhmad Faozan. STAIN Purwokerto (diakses pada Kamis 15 Maret 2018)

9
dipandang telah sesuai dengan syariah apabila telah memenuhi prinsip-
prinsip syariah.
2) Suatu efek dipandang telah memenuhi prinsip-prinsip syariah apabila
telah memperoleh pernyataan kesesuaian syariah.

Prinsip pasar modal syariah dengan pasar modal konvensional, sejumlah


instrumen syariah di pasar modal sudah diperkenalkan kepada masyarakat,
misalkan saham syariah, obligasi syariah, dan reksa dana syariah. Pasar modal
syariah sudah diluncurkan pada tanggal 14 Maret 2003. Banyak kalangan
meragukan manfaat diluncurkannya pasar modal syariah, ada yang mencemaskan
nantinya akan ada dikotomi dengan pasar modal yang ada. Akan tetapi, Badan
Pengawas Pasar Modal (Bapepam) menjamin tidak akan ada tumpang tindih
kebijakan yang mengatur, justru dengan diluncurkannya pasar modal syariah ini,
akan membuka ceruk baru di lantai bursa.8

Adapun prinsip-prinsip pasar modal syariah, sebagai berikut:

a) Pembiayaan atau investasi hanya bisa dilakukan pada aset atau kegiatan
usaha yang halal, spesifik, dan bermanfaat.
b) Karena uang merupakan alat bantu pertukaran nilai, dimana pemilik harta
akan memperoleh bagi hasil dari kegiatan usaha tersebut, maka
pembiayaan dan investasi harus pada mata uang yang sama dengan
pembukuan kegiatan.
c) Akad yang terjadi antara pemilik harta dengan emiten harus jelas.
d) Baik pemilik harta maupun emiten tidak boleh mengambil resiko yang
melebihi kemampuannya dan dapat menimbulkan kerugian.
e) Adanya penekanan pada mekanisme yang wajar dan prinsip kehati-hatian
baik pada investor maupun emiten.

8
Op.Cit, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, hlm. 57.

10
Penyebab Haramnya
Implikasi di Pasar Modal
Transaksi
Efek yang diperjualbelikan harus merupakan representasi
Li Dzatihi
dari barang dan jasa yang halal.
Li Ghairi

1. Keterbukaan/ transparansi informasi


Tadlis
2. Larangan terhadap informasi yang menyesatkan.
Larangan terhadap transaksi yang mengandung
Riba Fadhl ketidakjelasan objek yang ditransaksikan, baik dari sisi
pembeli maupun penjual.
Riba Larangan atas pertukaran efek sejenis dengan nilai
Nasiah nominal berbeda.
Riba Larangan atas short sellingyang menetapkan bunga atas
Jahiliyah pinjaman
Larangan melakukan rekayasa permintaan untuk
Bay’
mendapatkan keuntungan di atas laba normal, dengan
Najasy
cara menciptakan false demand.
Ikhtikar Larangan melakukan rekayasa penawaran untuk
mendapatkan keuntungan di atas laba normal, dengan
cara mengurangi supply agar harga jual naik.
Rukun dan Larangan atas semua investasi yang tidak dilakukan
Syarat secara sportif.
Tidak Transaksi yang settelment-nya dikaitkan dengan
Ta’alluq
sah akad transaksi lainnya (menjual saham dengan syarat)
Dua transaksi dalam satu akad, dengan syarat: objek
2 in 1
sama, pelaku sama, dan periode sama.9

9
http://www.analisisforex.com/2016/01/makalah-pasar-modal-syariah.html (diakses pada 12
maret 2018)

11
D. Investasi di Pasar Modal Syariah

Investasi pada pasar modal syariah dapat dilakukan oleh investor baik pada
pasar perdana maupun pada pasar sekunder. Bagi para investor, berinvestasi
dengan benar adalah bagaimana menjadi rekan bagi perusahaan sambil
mendapatkan keuntungan dari laba dari waktu ke waktu.Oleh karena itu, investasi
di pasar modal seharusnya tidak berkisar pada prediksi naik turunnya harga saham
dalam jangka pendek.
Oleh karenanya berinvestasi di pasar modal syariah harus dilakukan pada
instrumen dari perusahaan yang solid, serta didukung oleh manajemen yang baik
dan perencanaan bisnis yang jitu.Para investor harus berorientasi jangka panjang
dan tidak terpengaruh oleh pasar yang menyebabkan panic selling (menjual
karena panik disebabkan harga saham yang melonjak tajam atau merosot drastis).
Para investor melakukan penjualan saham karena mengetahui ada sesuatu
yang memengaruhi kinerja perusahaan yang menyebabkan kinerja perusahaan
menurun seperti pergantian manajemen yang tidak baik, produksi yang
dikeluarkan gagal, tidak mampu bersaing, dan lain sebagainya.
Bagi para investor, penanaman modal di pasar modal dapat dilakukan dengan
2 (dua) cara, yaitu:
1. Transaksi di Pasar Perdana
Bagi investor yang ingin membeli saham di pasar perdana haruslah
menggunakan pertimbangan-pertimbangan yang bersumber dari kondisi
perusahaan yang mengeluarkan efek tersebut melalui prospektus yang
memberikan informasi dari catatan keuangan historis sampai proyeksi laba
dan dividen yang akan dibayarkan untuk tahun berjalan. Umumnya dilihat
apakah proyeksi pertumbuhan perusahaan tersebut melampaui rata-rata
pertumbuhan industri sejenis. Di samping itu, bonafiditas lembaga dan
profesi yang menunjang penerbitan efek juga diperhatikan seperti penjamin
emisi (underwriter), wali amanat, agen penjual, penanggung (guarantor),
akuntan publik, perusahaan penilai (appraisal), konsultan hukum, dan notaris.

12
Bagi para investor muslim, tentu lebih didorong untuk memilih emiten yang
telah terdaftar dalam listing JII sebagai instrumen keuangan syariah.
Adapun prosedur pembelian efek di pasar perdana secara umum:
a. Pembeli menghubungi agen penjual yang ditunjuk oleh underwriter
untuk mengisi formulir pemesanan. Formulir pemesanan yang telah
diisi oleh investor dikembalikan kepada agen penjual disertai dengan
tandatangan dan kopian kartu identitas investasi serta jumlah dana
sesuai dengan nilai efek yang dipesan. Formulir pemesanan biasanya
berisi informasi tentang harga efek, jumlah efek yang dipesan,
identitas pemesan, tanggal penjatahan dan pengembalian dana jika
kelebihan permintaan, jumlah yang dibayarkan , agen penjual yang
dihubungi dan tata cara pemesanan. Satuan yang dipakai dikenal
dengan istilah lot, di mana 1 lot saham di Indonesia saat ini mewakili
500 lembar saham dan kelipatan harga saham disebut point.
b. Jika pemesanan efek melebihi efek yang ditawarkan, maka prosedur
selanjutnya adalah masa penjatahan dan masa pengembalian dana.
Masa penjatahan dilakukan paling lambat 12 hari kerja terhitung
sejak berakhirnya masa penawaran yang dilakukan oleh penjamin
emisi. Penjatahan dilakukan dengan mendahulukan investor kecil.
Sedangkan masa pengembalian dana merupakan pengembalian
kelebihan dana akibat tidak terpenuhinya pesanan oleh penjamin
emisi paling lambat empat hari kerja setelah akhir masa penjatahan.
c. Penyerahan efek dilakukan setelah ada kesesuaian antara banyaknya
efek yang dipesan dengan banyaknya efek yang dapat dipenuhi
emiten. Penyerahan efek dilakukan oleh penjamin emisi atau agen
penjual paling lambat 12 hari kerja mulai tanggal berakhirnya masa
penjatahan. Investor mendatangi penjamin emisi atau agen penjual
dengan membawa bukti pembelian.

13
2. Transaksi di Pasar Sekunder
Mekanisme perdagangan efek di bursa efek hanya dapat dilakukan oleh
anggota bursa efek.Keanggotaan bursa efek dapat diberikan kepada
perorangan atau badan hukum.Syarat keanggotaan bursa efek umumnya
menyangkut permodalan dan kemampuan sebagai anggota bursa efek.
Perdagangan efek di bursa efek dilakukan melalui Perantara Perdagangan
efek dan pedagang efek yang merupakan anggota bursa efek.
a. Transaksi melalui perantara pedagang efek (Broker)
Perantara pedagang efek (broker) berfungsi sebagai agen yang
melakukan transaksi untuk dan atas nama klien. Dari kegiatan ini
perantara pedagang efek mendapat komisi maksimum 1% dari nilai
transaksi.
b. Transaksi melalui pedagang efek (dealer)
Pedagang efek berfungsi sebagai prinsipiil yang melakukan transaksi
untuk kepentingan perusahaan anggota.Perusahaan efek berfungsi
sebagai investor sehingga pedagang efek menerima konsekuensi,
baik untung maupun rugi.

E. Perkembangan Pasar Modal Syariah di Dunia dan Indonesia


1. Perkembangan Pasar Modal Syariah di Dunia

Perkembangan pasar modal syariah di beberapa negara, sebagai berikut:

a. Jordania dan Pakistan

Seperti diawal sudah kami sampaikan bahwa Negara inilah yang pertama
kali mempelopori Pasar modal di dunia ini.yaitu melalui penerbitan The
Madarabas Company dan Modarabas Ordinance di Pakistan pada tahun 1980.
Sedangkan pada tahun 1978, Pemerintah Jordania melalui Law No.13 Tahun
1978 telah mengijinkan Jordan Islamik Bank untuk menerbitkan Maqaradah
Bond. Izin penerbitan ini kemudian ditindak lanjuti dengan penerbitan
Muqaradah Bond Act / Sistem pasar modal syariah pada tahun 1981.

14
b. Malaysia

Malaysia adalah Negara yang maju dalam hal financial, hal ini dapat
dilihat dari perkembangan dunia financial dan investasi islam di Malaysia,
sekaligus didukung oleh komitmen dari pemimpin Negara baik politik, social,
maupun ekonomi. Bangunan system financial islam di Malaysia adalah
pertama, kerangka syariah berdasarkan Al-Qur’an, hadist dan hukum syariah
sebagai acuan norma basic pengembangan dan operasional Islamic financial
system. Kedua, pendirian etitas bisnis financial islam oleh masyarakat untuk
meng-akomodir kebutuhan ekonomi. Ketiga, pendirian BIMB pada tahun
1983 sebagai bank syariah.

Mengenai pasar modal syariah tidak ada keterangan lebih lanjut kapan
berdirinya namun berdasarkan data yang ada menyebutkan bahwa pada tahun
1971 telah ada reksa dana syariah dengan adanya Asia UT Amanah Bhakti
fundyang ada dalam perusahaan Asia Unit Trust Benhard. Kemudian pada
tahun 1983 pemerintah Malaysia sukses menerbitkan pertama kali obligasi
syariah. Dan pada tahun 1993 reksa dana syariah pertama kali berdiri.

c. Bahrain

Bahrain mengembangkan pasar modal syariah karena adanya permintaan


pasar yang cukup tinggi. Hal ini disambut baik oleh kerajaan Bahrain yang
mempunyai cita-cita untuk mewujudkan Bahrains sebagai basis terbesar
keuangan dunia. Kemudian pada tahun 1973 mendirikan Bahrain Monetary
Agency(BMA) yang kemudian mengawasi perbankan syariah termasuk juga
pasar modal syariah, dengan beberapa direktorat yang ada didalamnya.

d. Mesir

Seperti diawal tadi penulis jelaskan bahwa Mesir adalah Negara didunia
yang pertama kali mendirikan Bank islam yang berbasis syariah yaitu melalui
didirikannya Nasser Social Bank pada tahun 1971. Kemudian pada sector
diluar Industri Perbankan, penerapan prinsip syariah di Mesir juga telah

15
diterapkan pada idustri asuransi (takaful) dan industry pasar modal. Pada
bidang pasar modal, prinsip syariah saat ini diterapkan pada instrument
obligasi, saham, dan reksa dana (fund).

2. Perkembangan Pasar Modal Syariah di Indonesia

Sejarah Pasar Modal Syariah di Indonesia dimulai dengan diterbitkannya


Reksa Dana Syariah oleh PT. Danareksa Investment Management pada 3 Juli
1997. Selanjutnya, Bursa Efek Indonesia (d/h Bursa Efek Jakarta) berkerjasama
dengan PT. Danareksa Investment Management meluncurkan Jakarta Islamic
Index pada tanggal 3 Juli 2000 yang bertujuan untuk memandu investor yang
ingin menginvestasikan dananya secara syariah. Dengan hadirnya indeks tersebut,
maka para pemodal telah disediakan saham-saham yang dapat dijadikan sarana
berinvestasi sesuai dengan prinsip syariah.10

Pada tanggal 18 April 2001, untuk pertama kali Dewan Syariah Nasional
Majelis Ulama Indonesia (DSN-MUI) mengeluarkan fatwa yang berkaitan
langsung dengan pasar modal, yaitu Fatwa Nomor 20/DSN-MUI/IV/2001 tentang
Pedoman Pelaksanan Investasi Untuk Reksa Dana Syariah. Selanjutnya,
instrumen investasi syariah di pasar modal terus bertambah dengan kehadiran
Obligasi Syariah PT. Indosat Tbk pada awal September 2002.

Instrumen ini merupakan Obligasi Syariah pertama dan akad yang digunakan
adalah akad mudharabah. Sejarah Pasar Modal Syariah juga dapat ditelusuri dari
perkembangan institusional yang terlibat dalam pengaturan Pasar Modal Syariah
tersebut. Perkembangan tersebut dimulai dari MoU antara Bapepam dan DSN-
MUI pada tanggal 14 Maret 2003. MoU menunjukkan adanya kesepahaman
antara Bapepam dan DSN-MUI untuk mengembangkan pasar modal berbasis
syariah di Indonesia. Dari sisi kelembagaan Bapepam-LK, perkembangan Pasar
Modal Syariah ditandai dengan pembentukan Tim Pengembangan Pasar Modal
Syariah pada tahun 2003.

10
Op. Cit, Investasi Pada Pasar Modal Syariah, hlm. 55.

16
Selanjutnya, pada tahun 2004 pengembangan Pasar Modal Syariah masuk
dalam struktur organisasi Bapepam dan LK, dan dilaksanakan oleh unit setingkat
eselon IV yang secara khusus mempunyai tugas dan fungsi mengembangkan pasar
modal syariah. Sejalan dengan perkembangan industri yang ada, pada tahun 2006
unit eselon IV yang ada sebelumnya ditingkatkan menjadi unit setingkat eselon
III.

Perkembangan Pasar Modal Syariah mencapai tonggak sejarah baru dengan


disahkannya UU Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara
(SBSN) pada tanggal 7 Mei 2008. Undang-undang ini diperlukan sebagai
landasan hukum untuk penerbitan surat berharga syariah negara atau sukuk
negara. Pada tanggal 26 Agustus 2008 untuk pertama kalinya Pemerintah
Indonesia menerbitkan SBSN seri IFR0001 dan IFR0002. Pada tanggal 30 Juni
2009, Bapepam-LK telah melakukan penyempurnaan terhadap Peraturan
Bapepam-LK Nomor IX.A.13 tentang Penerbitan Efek Syariah dan II.K.1 tentang
Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah.11

11
https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents (diakses pada Kamis 15 Maret 2018 pukul
04.28 am)

17
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dengan Pasar Modal Syariah adalah Pasar Modal adalah kegiatan yang
bersangkutan dengan Penawaran Umum dan perdagangan Efek, Perusahaan
Publik yang berkaitan dengan Efek yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi
yang berkaitan dengan Efek, berdasarkan prinsip syariah. Pasar Modal Syariah di
Indonesia secara resmi diluncurkan pada tahun 2003. Pasar modal secara umum
menjalankan fungsi ekonomi dan fungsi keuangan secara simultan.
Investasi pada pasar modal syariah dapat dilakukan oleh investor baik pada
pasar perdana maupun pada pasar sekunder.Adapun risiko yang terjadi semata-
mata berkaitan dengan kemungkinan terjadinya fluktuasi harga. Dan pasar modal
ini terus berkembang.Secara struktural pasar modal di Indonesia terdiri dari:
a. pengelola pasar modal yaitu Bapepam-LK, Bursa Efek, Lembaga Kliring
dan Penjamin, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Penyelenggara
Surat Utang Negara di luar Bursa Efek.
b. Pelaku Pasar Modal yaitu emiten, investor, perusahaan pengelola dana,
dan reksadana.
c. Lembaga penunjang.

B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami susun semoga dapat bermanfaat bagi
kita semua, adapun dalam pembuatan makalah ini jauh dari kesempurnaan. Dan
oleh sebab itu, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran dari para pembaca
yakni kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini
dimasa sekarang dan dimasa yang akan datang.

18
DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Buku
 Huda, Nurul & Mustafa Edwin Nasution. 2007. Investasi pada Pasar
Modal Syariah. Jakarta: Kencana
 Soemitra, Andri. 2014. Masa Depan Pasar Modal Syariah di Indonesia.
Jakarta: Kencana.
 Hariyani, Iswi & Serfianto Dibyo Purnomo. 2010. Buku Pintar Hukum
Bisnis Pasar Modal. Jakarta: Transmedia Pustaka.
2. Jurnal dan Internet
 Jurnal, Akhmad Faozan. STAIN Purwokerto
 http://www.analisisforex.com/2016/01/makalah-pasar-modal-
syariah.html
 http://bit.ly/2FARe9x
 https://s3.amazonaws.com/academia.edu.documents

19

Anda mungkin juga menyukai