Anda di halaman 1dari 39

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
dengan ini kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Teknik Sungai dan Pantai
yang berjudul "Bangunan Pemecah Ombak Bentuk Gabungan”

Adapun makalah Teknik Sungai dan Pantai tentang "Bangunan Pemecah Ombak Bentuk
Gabungan”ini telah kami usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan dari
banyak pihak, sehingga dapat memperlancar proses pembuatan makalah ini. Oleh sebab itu,
kami juga ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah membantu kami dalam pembuatan makalah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah Teknik Sungai dan Pantai
tentang "Bangunan Pemecah Ombak Bentuk Gabungan”ini dapat diambil manfaatnya
sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca. Selain itu, kritik dan saran yang
membangun dari semua pihak sangat dibutuhkan untuk menyempurnakan makalah ini.

Pontianak, 16 April 2018

Penyusun

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pantai adalah wilayah yang harus dilindungi keindahan alamnya dengan
mempertahankan pola garis pantainya. Saat ini banyak yang dilakukan untuk
mengelola kawasan pesisir dengan membuat tempat wisata di pinggir pantai mau-
pun membuat bangunan di tengah laut. Pesisir sering juga digunakan sebagai pe-
labuhan, pemukiman, dan industri. Oleh karena itu, kawasan pesisir perlu diberi
perlindungan dari serangan gelombang supaya tidak terjadi abrasi. Ada berbagai
macam jenis pelindung pantai, misalnya breakwater, groin, revetment, dan jetty.

Masalah yang sering timbul pada daerah pesisir pantai adalah abrasi, erosi,
dan sedimentasi. Untuk melindungi kawasan pesisir dari erosi dan abrasi serta
terjan-gan langsung dari gelombang laut dibutuhkan sebuah bangunan penahan
gelom-bang yaitu breakwater. Breakwater berfungsi untuk mengurangi abrasi atau
erosi pantai dan mengurangi besar gelombang yang langsung menerjang wilayah
pesisir pantai yang dapat mengakibatkan perubahan garis pantai secara besar-
besaran di waktu yang lama. Faktanya sekarang breakwater juga memegang peran
kunci penting untuk pengoperasian pada pelabuhan (Shigeo Takahashi, 1996).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari breakwater ?


2. Bagaimana fungsi dari breakwater ?
3. Apa definisi dari breakwater gabungan?

1.3 Tujuan
1. Dapat mengetahui definisi dari breakwater.
2. Mengetahui fungsi dari brakewater
3. Mengetahui definisi dari brakewater gabungan
BAB II
DASAR TEORI

1.4 Pengertian Breakwater


Salah satu aspek dari pelabuhan dan juga ilmu-ilmu aplikasi sipil laut
adalah pemecah gelombang yang juga disebut sebagai breakwater. Pada
pelabuhan fungsi pemecah gelombang sangat diperlukan untuk membuat kolam
labuh di mana kapal-kapal dapat bersandar dengan tenang. Pada hakekatnya
fungsi pemecah gelombang,sesuai namanya, memecah energi potensial
gelombang air laut berkecepatan tertentu dengan korelasi tinggi gelombang
tertentu sehingga gelombang yang ditransmisikan berenergi lemah. Kelemahan ini
direkayasa dengan maksud tertentu, misalnya tadi untuk pelabuhan agar kapal
merapat dengan tenang, di sisi lain agar gelombang tidak erosif (abrasi) akibatnya
daratan tidak “termakan” laut, atau untuk maksud tertentu seperti untuk wisata
bahari.

Gambar 2. 1 Pemecah gelombang (breakwater)

Pemecah gelombang atau dikenal sebagai juga sebagai pemecah ombak


atau bahasa Inggris breakwater adalah prasanana yang dibangun untuk
memecahkan ombak / gelombang, dengan menyerap sebagian energi gelombang.
Pemecah gelombang digunakan untuk mengendalikan abrasi yang menggerus
garis pantai dan untuk menenangkan gelombang dipelabuhan sehingga kapal
dapat merapat dipelabuhan dengan lebih mudah dan cepat.

Pemecah gelombang harus di desain sedemikian sehingga arus laut tidak


menyebabkan pendangkalan karena pasir yang ikut dalam arus mengendap di
kolam pelabuhan. Bila hal ini terjadi maka pelabuhan perlu dikeruk secara reguler.
Pada pelabuhan fungsi pemecah gelombang sangat diperlukan untuk membuat
kolam labuh di mana kapal-kapal dapat bersandar dengan tenang.

Sebenarnya breakwater atau pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi


dua macam yaitu pemecah gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe
pertama banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe
kedua untuk perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi
perencanaan kedua tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau
karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang,
seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty. Penjelasan lebih rinci mengenai
pemecah gelombang sambung pantai lebih cenderung berkaitan dengan palabuhan
dan bukan dengan perlindungan pantai terhadap erosi. Selanjutnya dalam tinjauan
lebih difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai.
Gambar 2. 2 Ilustrasi pelindung Breawater Pada Areal Pelabuhan

1.5 Fungsi Brakewater


Secara umum Breakwater pada pelabuhan memiliki beberapa fungsi
pokok yaitu :

Berfungsi sebagai pelindungi kolam perairan pelabuhan yang terletak


dibelakangnya dari serangan gelombang yang dapat mengakibatkan terganggunya
aktivitas di perairan pelabuan baik pada saat pasang, badai maupun peristiwa alam
lainya di laut.

Gelombang yang menjalar mengenai suatu bangunan peredam gelombang


sebagian energinya akan dipantulkan (Refleksi), sebagian diteruskan (Transmisi)
dan sebagian dihancurkan (Dissipasi) melalui pecahnya gelombang, kekentalan
fluida, gesekan dasar dan lain-lainnya.

Pembagian besarnya energi gelombang yang dipantulkan, dihancurkan dan


diteruskan tergantung karakteristik gelombang datang (periode, tinggi, kedalaman
air), tipe bangunan peredam gelombang dan geometrik bangunan peredam
(kemiringan, elevasi, dan puncak bangunan).
Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan mengurangi
pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen sepanjang
pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang
bangunan. Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan
sediment tersebut.

Maka dapat disimpulkan fungsi dari Pemecah Gelombang (Breakwater)


yaitu :

1. Perlindungan terhadap gelombang.

2. Perlindungan terhadap pengendapan lumpur (Silting).

3. Jaminan keselamatan pelayaran.

4. Mengarahkan arus (Guidance of Currents).

1.6 Jenis-Jenis Breakwater

1.6.1 Berdasarkan Bentuk Model Penampang Melintangnya (Triatmodjo,


1999):
1. Pemecah gelombang dengan sisi miring

Pemecah gelombang dengan sisi miring dibuat dari beberapa lapisan


material yang ditumpuk dan dibentuk sedemikian rupa sehingga terlihat
seperti sebuah gundukan besar batu alam dengan lapisan terluar dari material
dengan butiran sangat besar yang dilindungi oleh lapis pelindung berupa batu
besar atau beton dengan ukuran tertentu. Pemecah gelombang tipe ini bersifat
fleksibel. Kerusakan yang terjadi karena serangan gelombang tidak secara
tiba-tiba. Jenis lapis pelindung pemecah gelombang tipe ini adalah Quadripod,
Tetrapod, Dolos. Pemecah gelombang dengan sisi miring dibuat untuk
kedalaman kolam labuh yang relative dangkal.
Gambar 2. 3 Breakwater sisi miring

2. Pemecah gelombang dengan sisi tegak


Untuk tipe sisi tegak pemecah gelombang dibuat dari material-material
seperti pasangan batu, sel turap baja yang didalamnya diisi tanah atau batu,
tumpukan buis beton, dinding turap baja atau beton, kaison beton dan lain
sebagainya.

Pemecah gelombang tipe ini ditempatkan di laut dengan kedalaman kolam


labuh yang lebih besar dari tinggi gelombang. Dimaksudkan untuk
mengurangi jumlah material penyusunnya. Pemecah ini dibuat apabila tanah
dasar mempunyai daya dukung besar dan tahan terhadap erosi. Bisa dibuat
dari blok-blok beton massa yang disusun secara vertikal, kaison beton, turap
beton atau baja.

Syarat yang harus diperhatikan pada tipe pemecah gelombang sisi miring
adalah:

1. Tinggi pemecah gelombang dia atas muka air pasang tertinggi tidak boleh
kurang dari 1,333-1,50 kali tinggi gelombang datang.

2. Kedalaman di bawah muka air terendah ke dasar bangunan tidak kurang


dari 1,25-1,50 kali atau lebih baik 2 kali tinggi gelombang datang.

3. Lebar pemecah gelombang minimal ¾ tingginya.

4. Kedalaman maksimum perairan 15-20 m.

5. Untuk kedalaman lebih dari 20 m, breakwater sisi tegak dibangun di atas


breakwater sisi miring (breakwater campuran)
Gambar 2. 4 Berbagai jenis breakwater sisi tegak
3. Pemecah gelombang bertipe gabungan
Ketiga model breakwater seperti ini, dicontohkan dengan tipe cellular
cofferdam yaitu suatu konstruksi yang menggunakan sheet pile secara
langsung, dimana pile tersebut saling menutup atau mengunci (interlocking )
satu dengan yang lain sehingga membentuk suatu rangkaian elemen (cell)
dimana cell tersebut berisikan material yang tak kohesif seperti pasir untuk
pemberat struktur di bagian bawahnya sedangkan bagian atasnya terdiri dari
batu lindung yang dapat berfungsi menjaga stabilitas struktur akibat pengaruh
gelombang.

Konstruksi breakwater tipe cellular cofferdam seperti halnya beberapa


jenis Offshore Breakwater yang lain dibangun dengan puncak elevasi struktur
yang mendekati Mean Sea Level (MSL), sehingga hal tersebut memungkinkan
energi yang menyertai terjadinya gelombang dapat diteruskan melalui
breakwater. Kondisi tersebut dinamakan dengan istilah keadaan overtopping
atau kondisi gelombang dapat melimpas. Alasan struktur dibangun dengan
kondisi overtopping adalah untuk pertimbangan disain secara ekonomis, dan
juga karena pertimbangan kondisi gelombang rata-rata yang terjadi cukup
kecil.

Pemecah gelombang tipe ini dibuat apabila kedalaman air sangat besar dan
tanah dasar tidak mampu menahan beban dari pemecah gelombang sisi tegak.
Ada tiga macam pertimbangan tinggi sisi tegak dengan tumpukan batunya :

1. Tumpukan batu dibuat sampai setinggi air yang tertinggi, sedangkan


bangunan sisi tegak hanya sebagai penutup bagian atas

2. Tumpukan batu setinggi air terendah sedang bangunan sisi tegak harus
menahan air tertinggi

3. Tumpukan batu hanya merupakan tambahan pondasi dari bangunan sisi


tegak
1.6.2 Berdasarkan Letaknya
Pemecah gelombang dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pemecah
gelombang sambung pantai dan lepas pantai. Tipe pertama banyak digunakan
pada perlindungan perairan pelabuhan, sedangkan tipe kedua untuk
perlindungan pantai terhadap erosi. Secara umum kondisi perencanaan kedua
tipe adalah sama, hanya pada tipe pertama perlu ditinjau karakteristik
gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah gelombang, seperti
halnya pada perencanaan groin dan jetty. Selanjutnya dalam bagian ini
tinjauan lebih difokuskan pada pemecah gelombang lepas pantai.
1. Pemecah gelombang sambung pantai (Shore-connected Breakwater)
Tipe ini banyak digunakan pada perlindungan perairan pelabuhan. perlu
ditinjau karakteristik gelombang di beberapa lokasi di sepanjang pemecah
gelombang, seperti halnya pada perencanaan groin dan jetty.

Gambar 2. 5 Pemecah gelombang sambung pantai

2. Pemecah gelombang lepas pantai (Offshore Breakwater)


Pemecah gelombang lepas pantai adalah bangunan yang dibuat sejajar
pantai dan berada pada jarak tertentu dari garis pantai. Bangunan ini
direncanakan untuk melindungi pantai yang terletak dibelakangnya dan
serangan gelombang. Tergantung pada panjang pantai yang dilindungi,
pemecah gelombang lepas pantai dapat dibuat dari satu pemecah gelombang
atau suatu seri bangunan yang terdiri dari beberapa ruas pemecah gelombang
yang dipisahkan oleh celah.

Perlindungan oleh pemecahan gelombang lepas pantai terjadi karena


berkurangnya energi gelombang yang sampai di perairan di belakang
bangunan. Berkurangnya energi gelombang di daerah terlindung akan
mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Pengiriman sedimen
sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan
dibelakang bangunan. Pengendapan tersebut menyebabkan terbentuknya
cuspate. Apabila bangunan ini cukup panjang terhadap jaraknya dari garis
pantai, maka akan terbentuk tombolo.

Pengaruh pemecah gelombang lepas pantai terhadap perubahan bentuk


garis pantai dapat dijelaskan sebagai berikut ini. Apabila garis puncak
gelombang pecah sejajar dengan garis pantai asli, terjadi difraksi di daerah
terlindung di belakang bangunan, di mana garis puncak gelombang membelok
dan berbentuk busur lingkaran. Perambatan gelombang yang terdifraksi
tersebut disertai dengan angkutan sedimen menuju ke daerah terlindung dan
diendapkan di perairan di belakang bangunan.

Penambahan Suplai Pasir di Pantai (Sand Nourishment). Pantai berpasir


mempunyai kemampuan perlindungan alami terhadap serangan gelombang
dan arus. Perlindungan tersebut berupa kemiringan dasar pantai di daerah
nearshore yang menyebabkan gelombang pecah di lepas pantai, dan kemudian
energinya dihancurkan selama dalam penjalaran menuju garis pantai di surf
zone. Dalam proses pecahnya gelombang tersebut sering terbentuk offshore
bar di ujung luar surf zone yang dapat berfungsi sebagai penghalang
gelombang yang datang (menyebabkan gelombang pecah).
Erosi pantai terjadi apabila di suatu pantai yang ditinjau terdapat
kekurangan suplai pasir. Stabilisasi pantai dapat dilakukan dengan
penambahan suplay pasir ke daerah tersebut. Apabila pantai mengalami erosi
secara terus menerus, maka penambahan pasir tersebut perlu dilakukan secara
berkala, dengan laju sama dengan kehilangan pasir yang disebabkan oleh
erosi.

Gambar 2. 6 Pemecah gelombang lepas pantai

Untuk mencegah hilangnya pasir yang ditimbun di ruas pantai karena


terangkut oleh arus sepanjang pantai, sering dibuat sistem groin. Dengan adanya
groin tersebut, pasir yang ditimbun akan tertahan dalam ruas-ruas pantai di dalam
sistem groin. Tetapi perlu dipikirkan pula bahwa pembuatan groin tersebut dapat
menghalangi suplay sedimen ke daerah hilir, yang dapat menimbulkan
permasalahan baru di daerah tersebut.

1. Memasang karang Buatan


Karang buatan yang dikembangkan pertama kali di Selandia Baru mulai tahun
1996, energi gelombang akan berkurang sampai 70 persen ketika sampai di
pantai. Pembangunan konstruksi di bawah laut itu juga memungkinkan
tumbuhnya terumbu karang baru.
2. Kubus Beton Tumpuk
Terlepas garis pantai terlindungi atau tidak, upaya menghentikan terjadinya
abrasi secara terus menerus perlu dilakukan langkah-langkah
penanggulangannya. Terdapat banyak metode dalam penanggulangan abrasi
namun prinsip pokok penanggulangannya adalah memecah gelombang atau
meredam energi gelombang yang terjadi.

Gambar 2. 7 Pemecah gelombang kubus beton tumbuk untuk melindungi kapal


dari gelombang

Untuk
mendapatkan type pemecah/peredam energi gelombang yang efektif perlu
dilakukan pengkajian yang mendalam terhadap :

1. Sifat dari pada karakteristik dan tinggi gelombang

2. Kondisi tanah

3. Pasang surut Bathimetry dan gradient pantai

Memperlihatkan kondisi tanah dan fungsi dari pada Breakwater itu sendiri,
maka type pemecah/peredam energi gelombang ada bermacam-macam dan salah
satunya adalah type box-beton (kubus beton), tipe ini memiliki beberapa
keuntungan seperti :
1. Dari segi teknis sangat efektif sebagai peredam energi gelombang Kubus
Beton memiliki perbedaan berat jenis sekitar 2,4 kali dari berat jenis air atau
sekitar 2,4 ton untuk 1 m3 beton

2. Dari segi pelaksanaan data dibuat di tempat dan mudah dalam penataan.
Bentuk kubus memudahkan kita untuk menata bentuk breakwater sesuai
keinginan kita. Kadang breakwater murni kita gunakan sebagai pemecah
gelombang namun kita dapat juga menyusunnya hanya untuk mengurangi
energi gelombangnya saja dengan bentuk susunan berpori.

3. Untuk kondisi tertentu dari segi biaya jauh lebih murah. Untuk daerah-
daerah yang tidak memiliki tambang kelas C yang menyangkut batu gunung
mulai berat 5 kg – 700 kg keputusan untuk menggunakan kubus beton dapat
membantu dan mengurangi biaya pengadaan dan mobilisasinya.
1.7 Keuntungan dan Kerugian Tiga Tipe Pemecah Gelombang
Dari ketiga tipe pemecah gelombang menurut model penampang melintangnya
terdapat keuntungan dan kerugian,dapat dilihat di tabel 5.1 (Bambang Triadmodjo

hal 164)
1.8 Dasar Perencanaan
Fungsinya adalah untuk memecah gelombang yang mempunyai arus yang
sangat kuat menuju ke Pelabuhan dimana kapal sedang berlabuh akan berbahaya
bila dihantam oleh ombak oleh gelombang itu. Untuk itu baik dalam perencanaan
maupun pelaksanaannya diperlukan penelitian, perhitungan dan pengawasan yang
baik.
Dasar-dasar perencanaan :
Dalam perencanaan pemecah gelombang perlu diperhatikan dan diteliti hal-hal
sebagai berikut :
a. Lay out pemecah gelombang.
b. Pengaruh terhadap lingkungan.
c. Pengaruh topografi.
d. Kondisi perencanaan.
e. Pemilihan konstruksi pemecah gelombang.
f. Metode perencanaan.
g. Metode pelaksanaan pembangunan.
h. Biaya pembangunan.

Lay out pemecah gelombang :


Dalam menentukan lay out pemecah gelombang perlu ditinjau antara lain :
a. Ketenangan dalam pelabuhan.
b. Kemudahan manuver bagi kapal.
c. Kwalitas air di pelabuhan.
d. Biaya pembangunan dan perawatannya.
e. Kemungkinan pengembangan pelabuhan dimasa mendatang.

Dasar/Kondisi perencanaan Pemecah gelombang.

Dalam menentukan dasar/kondisi perencanaan perlu diperhatikan :

a. Ketenangan kolam yang diharapkan.


b. Angin, tidal dan gelombang rencana.
c. Kedalaman rencana.
d. Dan lain-lain hal.

Pemilihan konstruksi Pemecah gelombang.

Dalam menentukan konstruksi Pemecah gelombang yang akan dipilih harus


dipertimbangkan :
a. Lay out Pemecah gelombang.
b. Pemanfaatan keadaan lingkungan.
c. Persyaratan-persyaratan konstruksi.
d. Biaya konstruksi.
e. Jangka waktu pembangunan..
f. Pemeliharaan konstruksi.
g. Tujuan pembuatan pemecah gelombang.
h. Bahan yang tersedia disekitar lokasi
i. Pasang surut air laut
j. Kondisi tanah dasar laut
k. Peralatan yang digunakan untuk pembuatannya
l. Ukuran dan layout pelabuhan.
m. Besar dan arah gelombang

PENENTUAN LOKASI

Penentuan dasar/
Kondisi perencanaan
Rencana potongan
melintang
Pemecah gelombang

Perhitungan gaya luar (arus, ombak, gelombang

Perhitungan stabilitas konstruksi


(sliding, overturning, daya dukung pondasi
dll.)

Pemilihan penampang pemecah gelombang

Perencanaan detail

Untuk perencanaan bentuk dan kestabilan pemecah gelombang perlu diketahui :

a. Tinggi muka air laut akibat adanya pasang surut

b. Tinggi puncak gelombang dari permukaan air tenang

c. Perkiraan tinggi dan panjang gelombang

d. Run up gelombang

BAB III
BREAKWATER SISI GABUNGAN

1.9 Definisi Breakwater Gabungan


Pemecah gelombang campuran terdiri dari pemecah gelombang sisi tegak
yang dibuat di atas pemecah gelombang tumpukan batu (sisi miring).Bangunan ini
dibuat apabila kedalam air sangat besar dan tanah dasar tidak mampu menahan
beban dari pemecah gelombang sisi tegak. Pada waktu air surut bangunan
berfungsi sebagai pemecah gelombang sisi miring,sedang pada waktu air pasang
berfungsi sebagai pemecah gelombang sisi tegak. Secara umum, pemecah
gelombang harus mampu menahan serangan gelombang pecah. Gambar 3.1
adalah contoh pemecah gelombang campuran dari pelabuhan Pohang-Korea

Gambar 3. 1 Pemecah Gelombang Campuran

Biasa juga disebut dengan Vertical composite breakwater yaitu pondasinya


dari rubble mound dan diatasnya caison dengan tinggi yang berbeda-
beda.biasanya digunakan pada lokasi dimana perbedaan pasang surutnya sangat
tinggi ditunjukan pada gambar 3.2
Gambar 3. 2 Tipikal Vertical Composite Breakwater

Adapun pertimbangan lebih lanjut mengenai perbandingan sisi tegak dengan


tumpukan batunya. Pada dasarnya ada tiga macam yaitu :

 Tumpukan batu dibuat sampai setinggi air yang tertinggi, sedangkan


bangunan sisi tegak hanya sebagai penutup bagian atas.

 Tumpukan batu setinggi air terendah sedang bangunan sisi tegak harus
menahan air tertinggi.

 Tumpukan batu hanya merupakan tambahan pondasi dari bangunan sisi


tegak.
1.10 Jenis Pemecah Gelombang Campuran
a. Caisson Breakwater With Sloping Top Caissons
Keuntungan dengan Slope Superstructer dapat mengurangi gaya
gelombang yaitu menghilangkan tekanan keatas dengan demikian
meningkatkan stabilitas caisson

Gambar 3. 3 Caisson Breakwater With Sloping Top Caissons

1.11 Syarat Pemecah Gelombang Gabungan


Karena pemecah gelombang ini merupakan gabungan dari pemecah
gelombang sisi miring dan sisi tegak maka syarat atau pun hal yang harus
diperhatikan untuk masing masing jenis ialah:

1. Syarat Yang Harus Diperhatikan Pada Pemecah Gelombang Sisi


Miring

 Tinggi gelombang maksimum rencana harus ditentukan dengan


baik

 Tinggi dinding harus cukup untuk memungkinkan

 Pondasi dibuat sedemikian rupa sehingga tidak terjadi erosi


pada kaki bangunan yang dapat membahayakan stabilitas
bangunan

2. Syarat Yang Harus Diperhatikan Pada Pemecah Gelombang Sisi


Tegak
 Tinggi pemecah gelombang dia atas muka air pasang tertinggi
tidak boleh kurang dari 1,333-1,50 kali tinggi gelombang
datang.
 Kedalaman di bawah muka air terendah ke dasar bangunan
tidak kurang dari 1,25-1,50 kali atau lebih baik 2 kali tinggi
gelombang datang.
 Lebar pemecah gelombang minimal ¾ tingginya.
 Kedalaman maksimum perairan 15-20 m.
 Untuk kedalaman lebih dari 20 m, breakwater sisi tegak
dibangun di atas breakwater sisi miring (breakwater
campuran)

1.12 Struktur Pemecah Gelombang Gabungan


Struktur pemecah gelombang terbagi atas 2 yaitu :

1. Pemecah gelombang sisi miring pada bagian bawah


2. Pemecah gelombang sisi tegak pada bagian atas

Untuk struktur dari masing masing bagian adalah sebagai berikut :

1. Pemecah gelombang sisi miring

Pemecah gelombang sisi miring terdiri dari beberapa lapis berikut ini :
1. Lapisan pelindung utama (main armor layer) sepertinamanya,
merupakan pertahanan utama dari pemecah gelombang terhadap
serangan gelombang pada lapisan inilah biasanya batu-batuan ukuran
besar dengan berat antara 1-3 ton atau bisa juga menggunakan batu
buatan dari beton dengan bentuk khusus dan ukuran yang sangat besar
seperti tetrapod, quadripod, dolos, tribar, xbloc accropode dan lain-lain
2. Lapis pelindung sekunder (secondary cover layer), lapis paling luar
yang berada pada elevasi di bawah lapis pelindung utama. Berat unit
lapis lindung lebih kecil dari pada lapis pelindung utama.

3. Lapisan bawah pertama(under layer) disebut juga lapisan


penyaring (filter layer) yang melindungi bagian inti(core)terhadap
penghanyutan material, biasanya terdiri dari potongan-potongan
tunggal batu dengan berat bervariasi dari 500 kg sampai dengan 1 ton.
4. Lapis bawah kedua (second underlayer), lapis di sebelah dalam dari
lapis bawah kedua.
5. Inti (core), bagian paling dalam dari pemecah gelombang.
6. Bedding layer, lapis yang merupakan alas untuk timbunan batu di
atasnya.
7. Pelindung tumit, yang berfungsi untuk melindungi gerusan pada kaki
bangunan. (Bambang Triadmojo, 2010, p. 161)

Secara umum, batu buatan dibuat dari beton tidak bertulang


konvensional kecuali beberapa unit dengan banyak lubang yang
menggunakan perkuatan serat baja. Untuk unit-unit yang lebih kecil, seperti
Dolos dengan rasio keliling kecil, berbagai tipe dari beton berkekuatan
tinggi dan beton bertulang (tulangan konvensional, prategang, fiber, besi,
profil-profil baja) telah dipertimbangkan sebagai solusi untuk meningkatkan
kekuatan struktur unit-unit batu buatan ini. Tetapi solusi-solusi ini secara
umum kurang hemat biaya, dan jarang digunakan.
Gambar 3. 4 Beberapa macam material batu buatan

2. Pemecah gelombang sisi tegak


Bagian struktur pemecah gelombang sisi tegak dengan
menggunakan kaison sebagai berikut :
1. Bagian Badan Struktur yaitu berupa kaisson yang terbuat dari
beton yang didalamnya diisi dengan pasir, Kaison dibuat seperti
kotak dengan sisi bawah tertutup dan dengan dinding-dinding
diafragma yang membagi kotak.
2. Bagian atas berupa dinding dan lantai beton
3. Blok beton pelindung kaki melindungi gerusan pada kaki bangunan
dan diperkuat dengan blok beton tak teratur
4. Bagian pondasi merupakan tanah yang dikeruk lalu diganti dengan
batu,namun pada pemecah gelombang gabungan pondasi ini
diganti dengan pemecah gelombang sisi miring.

1.13 Metode pelaksanaan


Metode pelaksanaan struktur pemecah gelombang gabungan dikerjakan
dengan urutan membangun pemecah gelombang sisi miring pada bagian
bawah terlebih dahulu,lalu dilanjutkan dengan membangun pemecah
ombak sisi tegak berupa kaison diatasnya

1.13.1 Metode Pelaksanaan Pembangunan Pemecah Ombak Sisi Miring

(Tahap Awal)

Berikut tahapan pembangunan pemecah ombak sisi miring sebagai tahap


pertama pembangunan pemecah ombak sisi gabungan :

1.14 Suplai Batu Belah


Batu belah yang dibutuhkan untuk breakwater mempunyai volume

yang cukup besar yaitu berkisar 20.000 m3. Untuk mendapatkan quarry

yang mencukupi perlu diadakan survey terlebih dahulu. Dalam survey

quari dianjurkan agar penggalian tidak menggunakan peledak. Namun

apabila mendapatkan jumlah sebesar itu dalam waktu singkat, haruslah

dilakukan konsesi dan peledakan selanjutnya diolah menjadi ukuran yang

ditetapkan dalam spesifikasi. Suplai batu belah meliputi peledakan,

penyortiran dan pemecahan serta pengangkutan ke lokasi pekerjaan.


a. Peralatan yang diperlukan untuk memproduksi batu belah di quari
peledakan

o Drilling machine,
o Giat breaker
o Escavator
o Wheel loader
o Dump truck

b. Bahan-bahan:

o Dinamit
o Detonator

c. Langkah-langkah pelaksanaan

o Pengeboran dengan drilling machine ke dalam deposit batu


sampaike kedalaman tertentu (sesuai) perhitungan jenis dan
kepadatan batu serta jumlah yang diperlukan perblasting,
o Pemasangan dinamit, persiapan blasting lainnya serta pengamanan
daerah sekeliling
o Peledakan
o Pengumpulan dan penyortiran hasil ledakan dengan escavator
o Pemecahan batu dengan giant breaker untuk mendapatkan jumlah
batuukuran kecil yang lebih banyak.
o Pengangkutan hasil sortiran batu
o Prosedur a-f dilakukan berulang hingga produksi memenuhi
kebutuhan.
o Pelaksana harus membuat / memelihara jalan sementara/angkutan
material quarry ke lokasi pekerjaan.

2 Pengangkutan batu belah dan batu buatan

a. Alat yang digunakan


o Wheel Loader
o Mobile Crane
o Ponton
b. Bahan yang digunakan
o Batu belah
o Batu buatan
c. Langkah langkah pelaksanaan

Pengangkutan batu dan tetrapod meliputi beberapa kegiatan yaitu:

1. Pengangkatan dari stockpile ke atas ponton

2. Pengangkutan

3. Penurunan muatan

Pengangkatan batu belah ke atas ponton dilakukan dengan menggunakan

wheel loader secara massal, sedangkan pengangkatan batu buatan

menggunakan mobile crane secara individual.

3 Pemasangan Matras Geotextile


Pemasangan matras geotextile harus memperhatikan musim gelombang.

Tingkat kesulitan pemasangan tergantung besamya gelombang yang ada.

Illustrasi pemasangan geotextile di laut diperlihatkan pada Gambar 3.3.

a. Alat yang digunakan


o Ponton
o Kapal (tug boat)

b. Bahan

o Lembaran geotextile
o Tali nilon

c. Cara pelaksanaan
1. Lembaran geotextile berukuran 6 x 50 m dipersiapkan di atas
ponton yang sudah pada posisi pemasangan. Pada keempat sudutnya
telah dipasang tali untuk penarikan.
2. Dua kapal/perahu menarik masing-masing sudut pada satu ujung
lembaran.
3. Setelah terkembang, selanjutnya diturunkan dan di atasnya diisi
batu pengisi sehingga lembaran matras rapat ke dasar.
4. Demikian seterusnya dilakukan setiap lebar 6 m. Overlap antar
lembarandiambil berkisar 50 cm.

Gambar 3. 5 Cara Pemasangan Matras Geotextile

6. Penempatan Batu Pengisi (Inti) 10-50 Kg


Batu pengisi yang berukuran 10-50 kg adalah lapisan atau bagian
breakwater yang paling dalam (bagian inti-core), terletak di atas matras
geotextile. Penempatan batu pengisi meliputi penumpukan batu, penggusuran,
perataan hingga terbentuk penampang trapesiun sebagaimana ditunjukkan dalam
gambar. Penempatan batu pengisi dilakukan lapis perlapis hingga mencapai
elevasi dan ukuran rencana.

a. Alat yang digunakan


o BackHoe
o Ponton
b. Bahan
o Batu belah berat 10-50 kg
c. Cara Pelaksanaan
1. Penghamparan batu pengisi dilakukan lapis perlapis
2. Batu yang berada di ponton, ditumpahkan dengan menggunakan
BackHoe diatas matras yang sudah dipasang,dan diratakan
permukaannya
3. Urutan-urutan dan cara penempatan bam pengisi diillustrasikan dalam
Gambar 3.6

Gambar 3. 6 Penempatan batu inti 10-50kg


Gambar 3. 7 Penempatan batu inti 10-50kg menggunakan excavator

4 Pemasangan Filter Geotextile


Lapisan filter atau saringan geotextile dipasang di antara lapisan batu inti
(pengisi) dengan batu transisi untuk mencegah mengalimya pasir menyeberang
breakwater. Pemasangan filter pasir ini juga mengikuti tahapan penempatan batu
pengisi, batu filter dan kubus beton.

a. Alat yang digunakan


o Kapal (tugboat)
o Excavator
o Besi jangkar
b. Bahan
o Lembaran Geotextil Non Waven
o Tali Nilon
c. Cara pelaksanaan
1. Gulungan geotextile bcrukuran 6x50 m dipersiapkan di permukaan batu
pengisi lapis 1 yang sudah pada posisi pemasangan. Pada keempat sudutnya
telah dipasang tali untuk penarikan.
2. Sepanjang tertentu sesuai panjang pemasangan tahap -1 ditarik oleh 2 kapal/
perahu pada kedua sudutnya.
3. Setelah terkembang, selanjutnya ditekan turun ke dasar merapat pada lereng
batu pengisi dan di atasnya diisi batu transisi sehingga lembaran matras
rapat ke dasar.
4. Demikian setenisnya dilakukan setiap lebar 6 m. Overlap antar lembaran
diambil berkisar 50 cm.
5. Cara pemasangan filter geotextile diperlihatkan pada Gambar 3.5.

Gambar 3. 8 PemasanganFilter Geotekstil


Gambar 3. 9 Hasil Pemasangan Geotekstil dilapangan

5 Penempatan Batu Filter 500 Kg- 1 Ton


Batu filter yang berukuran 500 Kg - 1 Ton adalah lapisan atau bagian breakwater
yang terletak antara lapisan inti (core) dengan lapis lindung (tetrapod). Penempatan
batu transisi meliputi penumpukan batu, penempatan dengan escavator, perataan
permukaan pada posisi dan ukuran sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.

a. Bahan
o Batu belah berukuran 500 Kg- 1 Ton
b. Alat yang digunakan
o Ponton
o Excavator
c. Cara Pelaksanaan
1. Penghamparan batu pengisi dilakukan lapis perlapis
2. Batu yang berada di ponton, diangkat dan ditempatkan oleh backhoe ke posisi
yang tepat sesuai gambar, di atas batu pengisi yang sudah terpasang.
3. Urutan-urutan dan cara penempatan batu transisi diillustrasikan dalam Gambar
3.10

Gambar 3. 10 Cara penempatan batu transisi.


Gambar 3. 11 Penempatan Batu pada Breakwater

6 Pemasangan Tetrapod
Tetrapod dengan berat 1.8 ton adalah lapis lindung atau lapisan paling luar yang
berhadapan langsung dengan hantaman gelombang. Tetrapod terletak di atas lapisan
batu filter. Penempatan tetrapod meliputi penyediaan tetrapod di lokasi dan sebaiknya
tidak dibongkar dari truck/trailer, pengangkatan dan penempatan dengan crane 15 ton
atau 50 ton, penyetelan dan perapihan permukaan pada posisi dan ukuran sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar.

a. Bahan
o Tetrapod
b. Alat yang digunakan
o Ponton
o Crane 50 atau 15 ton

c. Cara Pelaksanaan
1. Pemasangan tetrapod dilakukan secara bertahap mengikuti tahapan lapisan
batu sebelumnya
2. Tetrapod diangkat dengan crane dari atas ponton dipasang pada posisi
3. yang ditunjukkan Pelaksana Ahli dengan posisi yang stabil.
4. Urutan-urutan dan cara penempatan kubus diillustrasikan dalam Gambar 3.12.

Gambar 3. 12 Cara pemasangan lapis lindung tetrapod


6.1.1 Metode Pelaksanaan Pembangunan Pemecah Ombak Sisi Tegak (Tahap Akhir)
a. Alat yang digunakan
 Ponton
 Tugboat
 Excavator
 Sand pump
 Crane
b. Bahan
 Kaison
 Pasir
 Plat beton

c. Cara Pelaksanaan
1. Kaison yang telah dibuat dari pabrik diangkut dengan ponton dan ditarik dengan
tugboat menuju lokasi pemecah gelombang sisi miring yang dibangun
sebelumnya
2. Sesampainya di lokasi pemasangan ,kaison ditenggelam tepat diatas pemecah
gelombang sisi miring yang dibuat sebelumnya sesuai dengan perencanaan
dengan mengandalkan berat sendiri,pasang semua kaison sejajar sesuai dengan
rencana
3. Setelah semua kaison terpasang rapi,pasang blok beton pelindung kaki dan blok
beton tak beraturan untuk memperkuat dan melindungi kaki kaison
4. Setelah itu isi kaison dengan menggunakan material pasir dengan menggunakan
sand pump
5. Setelah semua ruas kaison terisi pasir,tutup bagian atas masing-masing ruas
kaison dengan plat beton sesuai ukuran ruas kaison
6. Lalu bagian atasnya dibuat lantai dan dinding beton

BAB VI
KESIMPULAN

Breakwater sangat berpengaruh guna menghambat proses sedimentasi serta abrasi oleh
ombak dari lautan oleh karena itu pembuatan breakwater di daerah pinggiran laut telah
dilaksanakan karena dampaknya sangat positif sekali jika dibuat serta ditangani oleh para
ahlinya.

Salah satu fungsi dari breakwater yaitu jika berkurangnya energi gelombang di daerah
terlindung akan mengurangi pengiriman sedimen di daerah tersebut. Maka pengiriman sedimen
sepanjang pantai yang berasal dari daerah di sekitarnya akan diendapkan dibelakang bangunan.
Pantai di belakang struktur akan stabil dengan terbentuknya endapan sediment tersebut
Dalam pembuatan breakwater di pantai dilakukan guna mengurangi dampak dari abrasi yang
terjadi, disamping itu pula pembangunan breakwater ini dapat dijadikan tempat sebagai tempat
wisata dan tempat area memancing, tempat ini wisata ini dikelola oleh warga setempat.

Kondisi abrasi ini perlu ditangani bersama antara instansi-instansi terkait guna mencegah
akibat yang berkelanjutan dan jika mungkin “mengembalikan” (merehabilitasi/merestorasi)
fungsi pantai sebagai kawasan umum, wisata, dan prasarana social-religius masyarakat. Dalam
hal ini pemerintah memiliki peranan sangat besar yakni dalam usaha membangun pengaman
pantai. Pengaman pantai bertujuan untuk mencegah erosi pantai dan penggenangan daerah pantai
akibat limpasan gelombang (overtopping).

DAFTAR PUSTAKA

Triatmodjo, Bambang, 2010, Perencanaan Pelabuhan, Beta Offset: Yogyakarta.

Triatmodjo, Bambang, 2012, Perencanaan Bangunan Pantai, Beta Offset: Yogyakarta.

Mandi, Nyoman Budiartha Raka, 2015, Pelabuhan Perencanaan dan Perancangan Konstruksi
Bangunan Laut dan Pantai, Buku Arti: Denpasar.

Anda mungkin juga menyukai