Anda di halaman 1dari 17

Analisa Cara Revitalisasi Program Keluarga Berencana

Rio Yosua Saputra

102014088 / B1

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email : rio_saputra@live.com

Abstrak

Keluarga Berencana atau biasa disingkat dengan KB adalah suatu program yang dapat

didefinisikan sebagai gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan sejahtera dengan cara

membatasi kelahiran. Membatasi kelahiran juga dapat diartikan sebagai perencanaan jumlah

keluarga, dimana hal ini bisa dilakukan dengan banyak cara, seperti penggunaan kondom, spiral,

serta alat-alat kontrasepsi. Program KB mempunyai dua tujuan, yakni tujuan umum dan khusus,

dimana tujuan umum bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak dalam rangka

mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar

terwujudnya masyarakat sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sebagai pemicu terjaminnya

laju pertambahan penduduk. Tujuan khusus dari KB adalah meningkatkan jumlah penduduk

dalam penggunaan alat kontrasepsi, menurunnya jumlah angka kelahiran bayi, serta

meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan kelahiran.

Kata kunci : keluarga berencana, kelahiran, kesejahteraan

1
Abstract

Family Planning or commonly abbreviated with FP is a program that can be defined as a

movement to establish a healthy and prosperous families by limiting births. Limiting birth can

also be interpreted as limiting your family members, which can be done in many ways, such as

condom, spiral, and contraceptives using. Family planning has two objectives, namely the

general objective and the specific objectives, which the general objectives aimed at improving

the mother’s and children’s prosperity in order to realize NKKBS (Norm of Small, Happy, and

Prosperous Family) by ensuring the birth’s control as a trigger rate of the increasing

populations. The specific objectives are increasing the number of people to use contraceptives,

decreasing the amount of birth rate, and increasing family’s health by birth spacing.

Keywords : family planning, births, prosperity

Pendahuluan

Dewasa ini, program keluarga berencana atau biasa dikenal dengan singkatan KB sudah

tidak asing lagi di telinga masyarakat. Program ini ditujukan untuk pasangan usia subur dalam

rangka membatasi jumlah anak mereka dengan jumlah maksimal tiga anak. Pembatasan ini

merupakan salah satu solusi dalam mengatasi laju pertumbuhan penduduk yang tidak bisa

terkontrol lagi dimana laju pertumbuhan penduduk yang terlalu besar mempengaruhi tinggi

rendahnya pendapatan perkapita di suatu negara, khususnya negara yang masih tergolong

berkembang. Selain itu, program ini juga dapat membantu menurunkan angka kematian ibu dan

bayi atau anak sehingga usia harapan hidup dapat meningkat.

Sayangnya, di Indonesia masih terdapat banyak hambatan dalam pelaksanaan program

KB dimulai dari masyarakat yang apatis hingga kurangnya sarana dan tenaga kesehatan,

2
sehingga laju pertumbuhan penduduk di Indonesia masih tinggi walaupun sudah berkurang dari

tahun-tahun sebelumnya tetapi masih kurang signifikan. Oleh karena itu, penulis termotivasi

untuk menulis seputar program keluarga berencana untuk menyadarkan masyarakat betapa

pentingnya program KB.

Keluarga Berencana (KB)

Istilah Keluarga Berencana atau biasa disingkat dengan KB ini dapat didefinisikan

sebagai suatu proses dari sebuah pasangan untuk memutuskan jumlah anak serta mengatur jarak

antar kelahiran yang terjadi.1 Tujuan dari pelaksanaan program KB adalah untuk mempercepat

penurunan angka kematian bayi dan balita serta angka kelahiran, serta mempercepat terwujudnya

Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).2

Rumus KB

Dalam pelaksanaannya, program KB memiliki rumus tersendiri, yaitu rumus 3335, yang

berarti angka (3) yang pertama adalah jumlah maksimal anak yang dimilik, angka (3) yang kedua

adalah jarak antar kelahiran 3 tahun, serta dua angka terakir yaitu (35) yaitu mengindikasikan

usia terakir yang diperbolehkan saat melahirkan.3

Rumus tersebut dipakai karena adanya beberapa alasan yang mendukung, yang pertama

adalah hanya 3 anak dan tidak lebih yang diperbolehkan, karena :4

- Program KB bertujuan untuk menekan kepadatan penduduk yang ada.

- Selain menekan kepadatan penduduk, hal ini juga bertujuan untuk menekan kematian

ibu dan anak yang ada, karena setiap tahun lebih dari setengah juta ibu meninggal di

seluruh dunia akibat kehamilan dan persalinannya.

3
- Kemungkinan terjadi anemia serta pendarahan lebih besar, serta mendapatkan bayi

yang cacat.

Bagian kedua, jarak kelahiran minimal 3 tahun karena :4

- Menyebabkan ibu yang terlalu lelah terlebih jika jaraknya pendek akibat hamil,

melahirkan, menyusui, serta merawat anaknya terus-menerus.

- Jarak yang pendek, seringkali menyebabkan gangguan tumbuh kembang pada anak,

disebabkan perhatian dan kasih sayang yang kurang, sehingga dapat menyebabkan

kecerdasan yang kurang akibat kurangnya stimulasi mental.

- Ibu perlu waktu untuk mengembalikan kesehatan dan energinya sehabis melahirkan

agar mengurangi komplikasi pada ibu akibat kehamilannya.

Bagian ketiga, umur terakhir untuk melahirkan adalah 35 tahun, karena :4

- Risiko mendapatkan bayi dengan sindrom Down atau kelainan genetik lainnya

meningkat.

- Risiko mendapatkan bayi dengan berat badan rendah meningkat.

Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS)

Apabila laju pertumbuhan tidak dapat dikendalikan serta tidak diimbangi dengan

pertumbuhan ekonomi yang memadai, maka akan timbul beberapa konsekuensi seperti

bertambahnya beban hidup masyarakat dan tuntutan perluasan lapangan pekerjaan. Oleh karena

itu, perlu adanya program KB serta membudayakan NKKBS.

Pelembagaan dan pembudayaan NKKBS di masyrakat memberikan norma :5

- Norma jumlah anak yang dimiliki sebaiknya 2 anak.

4
- Norma jenis kelamin anak, 1 perempuan dengan 1 laki-laki.

- Norma saat yang tepat untuk wanita melahirkan ada di rentang usia 20-30 tahun.

- Norma pemakaian alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan.

- Norma usia yang tepat untuk wanita menikah minimal 20 tahun.

- Norma menyusui anaknya sampai umur 6 bulan.

Tetapi, dalam pelaksanaan NKKBS ini ada beberapa hambatan yang dapat ditinjau dari

segi agama, sosial ekonomi, serta adat istiadat :5

- Segi Agama :

 Bagi beberapa para pemeluk agama, merencanakan jumlah anak adalah

menyalahi kehendak Tuhan apalagi mencegah terjadinya kehamilan dengan

alat kontrasepsi. Langkah utama untuk mencegah masalah ini adalah dengan

tokoh-tokoh agama yang dipandang masyarakat untuk menjelaskan hal ini.

- Segi Sosial Ekonomi :

 Anak dipandang sebagai tenaga kerja sehingga semakin banyak anak, semakin

banyak tenaga kerja untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi keluarga.

- Segi Adat Istiadat :

 Suatu adat istiadat di masyarakat berbeda-beda, ada yang memberikan nilai

lebih kepada anak laki-laki maupun sebaliknya, hal ini dapat memicu anak

yang banyak.

Angka Kematian Ibu

5
Menurut WHO (World Health Organization), kematian ibu didefinisikan sebagai

kematian perempuan yang mengandung atau meninggal dalam 42 hari setelah akhir

kehamilannya, terlepas dari lama dan letak kehamilannya.6 Kematian wanita akibat penyebab

yang berkaitan dengan kehamilan dan atau penatalaksanaannya juga dimasukkan sebagai

kematian ibu, maka dari itu program KB juga bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kematian ibu, yaitu :7

- Terbatasnya tenaga dan sarana kesehatan terutama di daerah terpencil.

- Kurangnya kualitas tenaga kesehatan dalam hal antenatal yang terintegrasi,

pertolongan persalinan, serta penanganan komplikasi kebidanan.

- Kurangnya dana operasional untuk pelayanan kesehatan ibu.

- Beberapa tempat kesehatan di daerah terpencil susah dijangkau oleh masyarakat.

Untuk mengatasi faktor-faktor berikut, Depkes RI telah memberikan solusi yang disebut dengan

MPS atau Making Pregnancy Safer, yaitu antara lain :8

- Setiap persalinan harus ditolong oleh tenaga kesehatan terampil.

- Setiap komplikasi kehamilan dan persalinan harus mendapatkan penanganan yang

adekuat.

- Setiap wanita usia subur mempunyai akses terhadap pencegahan kehamilan yang

tidak diinginkan.

Saat ini, Indonesia sedang mencoba mewujudkan MGDs (Millennium Development

Goals) pada tahun 2015 yaitu menekan angka kematian ibu sampai 102/100.000 kelahiran hidup.

Angka kematian ibu dapat dirumuskan dengan rumus :9

6
Jumlah kematian ibu saat hamil/persalinan/ masa nifas
- Angka Kematian Ibu (AKI) = x1000
Jumlah total kelahiran hidup dengan periode 1 tahun

Angka Kematian Bayi

Angka kematian bayi mencakup semua kematian anak mulai dari saat lahir sampai

dengan 365 hari kehidupannya.6 Faktor-faktor yang mendominasi penyebab kematian bayi di

Indonesia adalah infeksi dan kekurangan gizi. Beberapa penyakit yang sampai sekarang masih

menjadi penyebab kematian terbesar bayi adalah diare, tetanus, dan gangguan saluran

pernapasan.10

Angka kematian bayi secara umum dapat dirumuskan dengan rumus :6

Jumlah kematian anak usia kurang dari 1 tahun


- Angka Kematian Bayi (AKB) = Jumlah total kelahiran hidup dalam periode 1 tahunx1000

Kematian bayi juga dibagi menjadi dua, yaitu kematian bayi yang baru lahir atau biasa

disebut dengan neonatal, serta kematian bayi yang meninggal dalam rentang 28 hari – 1 tahun,

yang dapat disebut juga dengan pascanatal.6

Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan merupakan proses pemberdayaan atau memandirikan masyarakat agar

dapat memelihara dan meningkatkan kesehatannya.11 Promosi kesehatan memiliki berbagai

kegiatan agar promosi tersebut dapat diaplikasikan, contoh kegiatannya adalah antara lain :11

- Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE)

 Hal ini dilakukan untuk melakukan pemberdayaan masyarakat, dalam

melakukan hal ini tentu diperlukan upaya membuka jalur komunikasi, yang

7
selanjutnya diisi dengan penyampaian informasi serta dimantapkan dengan

edukasi.

- Penyuluhan Kesehatan

 Merupakan kegiatan pendidikan kesehatan, yang dilakukan dengan

menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan sehingga masyarakat tidak saja

sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat melakukan anjuran yang

berhubungan dengan kesehatan.

- Pendidikan Kesehatan

 Pendidikan kesehatan bertujuan untuk membantu masyarakat mengontrol

kesehatan mereka sendiri dengan mempengaruhi, memungkinkan, serta

menguatkan keputusan atas tindakan yang akan dilakukan.

Strategi Promosi Kesehatan

Menurut WHO, ada beberapa strategi promosi kesehatan yang dapat dilakukan agar

tercapainya visi dan misi dari promosi ini, yaitu :12

- Mengembangkan struktur kebijakan masyarakat yang berwawasan kesehatan dengan

salah satu contohnya adalah melakukan penyuluhan.

- Membentuk lingkungan yang mendukung untuk hidup sehat.

- Memperkuat kerja komunitas untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal,

contohnya dengan pelaksanaan posyandu.

- Membentuk dan meningkatkan keterampilan individu terhadap penyakit dan cara

pengobatannya.

8
- Membentuk orientasi ulang layanan kesehatan untuk memberdayakan masyarakat,

yaitu masyarakat yang dapat memelihara dan meningkatkan kualitas kesehatannya

secara mandiri.

Sasaran Promosi Kesehatan

Agar promosi kesehatan yang dilakukan lebih tepat sasaran, ada beberapa sasaran yang

dituju oleh program promosi kesehatan ini, yaitu :7,11

- Sasaran primer adalah mereka yang diharapkan akan menerapkan perilaku baru.

- Sasaran sekunder adalah mereka yang mampu mendukung pesan dari sasaran primer

dan biasanya adalah individu yang disegani oleh masyarakat seperti tokoh agama.

- Sasaran tersier adalah mereka yang berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan,

seperti para pengambil keputusan maupun penyandang dana.

Piramida Penduduk

Piramida penduduk adalah bentuk penyajian grafis dari susunan penduduk, dimana

susunan penduduk dapat juga diartikan sebagai pengelompokan penduduk sesuai kriteria

tertentu.13 Secara garis besar, piramida penduduk memberikan informasi tentang :13

- Perbandingan jumlah penduduk laki-laki dan perempuan.

- Jumlah penduduk laki-laki dan perempuan dalam kelompok umur tertentu.

- Perubahan penduduk baik pertumbuhan maupun penurunan jumlah penduduk.

- Usia harapan hidup dari penduduk di suatu wilayah atau kelompok.

Secara umum, piramida penduduk terbagi menjadi 3 jenis, yaitu :14

9
- Piramida penduduk limas atau muda, yang menggambarkan komposisi penduduk

dalam masa pertumbuhan atau dalam masa perkembangan dengan tingkat kelahiran

tinggi serta tingkat kematian juga tinggi.

- Piramida penduduk stasioner atau granat dengan tingkat pertumbuhan yang stabil.

Hal ini disebabkan oleh tingkat kelahiran dan kematian yang relatif sama.

- Piramida penduduk nisan atau tua, dengan tingkat kematian lebih rendah daripada

kelahirannya.

Dependency Ratio

Dependency ratio atau disebut juga dengan angka ketergantungan, adalah angka yang

menunjukkan besarnya beban tanggungan bagi penduduk usia produktif terhadap penduduk usia

belum atau sudah tidak lagi produktif.15 Penduduk yang berusia dari rentang 15-64 tahun

termasuk golongan usia produktif, sedangkan usia 0-14 tahun dan >65 tahun termasuk golongan

usia belum ataupun tidak produktif.16 Angka ketergantungan ini mempengaruhi tingkat

kesejahteraan penduduk dimana semakin tinggi angka ketergantungan maka semakin rendah

kesejahteraan penduduk dan berlaku sebaliknya.15

Cara mencari angka ketergantungan dapat dirumuskan sebagai berikut :17

Jumlah penduduk usia non produktif


- Dependency Ratio = x 100
Jumlah penduduk usia produktif

Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate [CBR])

Angka kelahiran kasar ialah semua kelahiran hidup yang dicatat selama satu tahun dibagi

dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama dan dikalikan 1000.9 Angka

kelahiran ini disebut kasar karena dalam rumusnya, penyebut digunakan semua penduduk yang

10
tidak berpeluang untuk melahirkan seperti laki-laki, anak-anak, serta wanita lanjut usia.

Rumus dari CBR adalah :

Jumlah kelahiran hidup


- CBR = x 1000
Jumlah penduduk

Angka Fertilitas Menurut Golongan Umur (Age Specify Fertility Rate [ASFR])

Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada

golongan umur tertentu yang dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk wanita pada golongan

umur tertentu pada tahun yang sama.9 Angka ini ditujukan untuk mengatasi kelemahan

perhitungan CBR karena tingkat kesuburan pada setiap golongan umur tidaklah sama, maka dari

itu biasanya dalam perhitungan ASFR, diberi interval 5 tahun, sehingga akan diperoleh 7

golongan umur karena masa usia subur pada wanita adalah dari rentang usia 15-49 tahun.

Interval ini diberikan dengan tujuan mengetahui golongan umur yang mempunyai tingkat

kesuburan tertinggi, sehingga dapat menentukan prioritas program KB.9

Rumus dari ASFR adalah :

Jumlah lahir hidup oleh ibu umur tertentu


- ASFR = Jumlah x 1000
penduduk wanita golongan umur tertentu

Angka Kesuburan Total (Total Fertility Rate [TFR])

Angka kesuburan total merupakan jumlah angka fertilitas menurut golongan umur yang

dicatat selama satu tahun.9 Rumus dari TFR adalah :

Jumlah ASFR x C
- TFR = 1000

Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index [HDI])

11
Indikator pembangunan manusia diciptakan untuk menilai keberhasilan pembangunan

suatu negara yang sebelumnya hanya diukur dari pertumbuhan GDP (Gross Domestic

Product).18 Pengenalan konsep HDI tersebut melalui pengukuran tiga aspek, yaitu aspek

kesehatan yang mencakup tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi, aspek pendidikan yang

mencakup kemampuan masyarakat dalam baca tulis, tingginya angka kelulusan perguruan tinggi,

serta penerapan sistem pendidikan yang modern, dan aspek ekonomi yang mencakup pendapatan

perkapita per tahunnya, dimana pendapatan perkapita berkaitan dengan daya beli masyarakat

dalam memenuhi kebutuhan primer.13,19

Indeks Persaingan Global (Global Competitive Index [GCI])

Indeks persaingan global adalah indeks yang ditentukan berdasarkan 12 pilar atau faktor,

dimana faktor tersebut menunjukkan tingkat produktivitas suatu negara.20 12 faktor tersebut

saling berkaitan satu sama lain walaupun pengukurannya diadakan secara terpisah.21 Faktor-

faktor tersebut adalah antara lain :20

- Institusi

 Kualitas suatu institusi atau lembaga memiliki pengaruh yang kuat pada daya

saing dan pertumbuhan ekonomi karena lingkungan kelembagaan ditentukan

oleh hukum dan kerangka administrasi dimana individu, perusahaan, dan

pemerintah berinteraksi untuk menghasilkan kekayaan. Ini mempengaruhi

keputusan investor untuk melakukan investasi serta memegang peranan

penting dalam cara di mana masyarakat mendistribusikan keuntungan dan

menanggung biaya pembangunan. Misalnya melindungi hak investor asing

sebagai pemilik yang sah dalam suatu properti.

12
- Infrastruktur

 Infastruktur sangat penting untuk memastikan apakah ekonomi akan berjalan

secara efektif. Ini merupakan faktor penting dalam menentukan suatu lokasi

dan sector-sektor dimana lokasi tersebut dapat digunakan untuk membangun

kegiatan ekonomi.

- Ekonomi Makro

 Ekonomi makro bertujuan untuk mencegah krisis ekonomi karena makro-

ekonomi bertujuan untuk perubahan ekonomi yang mempengaruhi banyak

masyarakat, perusahaan, dan pasar.

- Pendidikan dan Kesehatan

 Kesehatan berperan penting dalam produktivitas manusia, karena jika suatu

manusia sakit, maka ia tidak dapat bekerja secara efektif. Pendidikan juga

tidak kalah pentingnya karena pendidikan dapat membuat individu bekerja

secara efisien serta memicu suatu inovasi.

- Pendidikan Tinggi dan Pelatihan

 Zaman globalisasi, perusahaan hanya ingin mempunyai tenaga kerja yang

berpendidikan tinggi karena individu yang berpendidikan dapat melaksanakan

tugas yang sulit sekaligus cepat beradaptasi di lingkungan yang berbeda.

Pelatihan juga diperlukan agar tenaga kerja dapat terus meningkatkan

kemampuannya dalam bekerja.

- Efisiensi Pasar Barang

 Negara-negara dengan efisiensi pasar barang yang baik dapat dijadikan

sebuah negara yang dapat memproduksi produk yang baik. Persaingan pasar

13
yang sehat merupakan faktor penting dalam meningkatkan efisiensi pasar di

suatu negara.

- Efisiensi Pasar Tenaga Kerja

 Efisiensi ini bertujuan untuk mengalokasikan tenaga kerja ke tempat dimana

mereka dapat bekerja semaksimal mungkin sesuai dengan keahlian masing-

masing.

- Perkembangan Pasar Keuangan

 Efisiensi dari sektor finansial bertujuan untuk mengalokasikan sumber daya

alam dalam negeri maupun luar negeri untuk dipakai untuk kegunaan yang

paling produktif. Sumber daya ini digunakan untuk investasi, dan diharapkan

akan membawa keuntungan. Maka dari itu, perlu adanya pengecekan risiko

secara spesifik sebelum melakukan investasi.

- Kesiapan Teknologi

 Teknologi sangat diperlukan untuk meningkatkan produktivitas dari sebuah

industri ataupun pabrik, sehingga dapat mempercepat produksi barang.

- Skala Pasar

 Skala dari pasar menentukan produktivitas karena mempengaruhi kegiatan

impor dan ekspor. Perdagangan ke luar negeri dapat berpengaruh terhadap

laju pertumbuhan ekonomi terutama negara dengan skala perdagangan dalam

negeri yang kecil.

- Kecanggihan Bisnis

 Praktik bisnis yang benar dapat meningkatkan efisiensi dalam memproduksi

barang dan jasa. Kecanggihan bisnis memperhatikan dua faktor, yaitu kualitas

14
jaringan bisnis dari suatu perusahaan dan kualitas operasi dan strategi

perusahaan individual.

- Inovasi

 Inovasi dapat muncul dari segi teknologi dan non-teknologi, dimana inovasi

teknologi mencakup perkembangan IPTEK (Ilmu Perkembangan dan

Teknologi), dan inovasi non-teknologi mencakup pengetahuan dan

keterampilan kerja dalam suatu bidang.

Metode KB

Ada beberapa metode KB yang dapat digunakan saat mengikuti program tersebut, yakni

antara lain :22

- Pendidikan seks yang sehat, sehingga dapat menghindari kehamilan yang tidak perlu

dan penyakit seks.

- Pemakaian kondom, karena tidak ada efek sampingnya dan dapat dipergunakan untuk

menghindarkan penyakit menular seksual.

- Pil KB juga dapat digunakan karena efek sampingnya ringan dan tidak

mempengaruhi alat genitalia.

- Suntikan KB juga dianjurkan karena efek sampingnya kecil terhadap perubahan

hormonal.

- AKDR (Alat Kontrasepsi dalam Rahim) merupakan pilihan terakhir bila metode

lainnya tidak berfungsi dengan baik karena mengingat efek sampingnya terhadap alat

genitalia.

15
Kesimpulan

Cara merevitalisasi program keluarga berencana adalah dengan melakukan promosi

kesehatan dengan strategi yang efektif dan tepat sasaran, senantiasa memperhatikan rumus KB

demi mewujudkan NKKBS, serta melakukan sekaligus memprioritaskan metode KB yang tidak

berefek samping.

Daftar Pustaka

1. Stright BR. Keperawatan ibu-bayi baru lahir. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2005.h.78.

2. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan dan komunitas. Jakarta: EGC; 2009.h.249.

3. Cholil A. A to z : 26 kiat menata keluarga. Jakarta: Gramedia; 2007.h.58.

4. Ranuh G. Tumbuh kembang anak. Jakarta: EGC; 2005.h.158.

5. Siregar FA. Pengaruh nilai dan jumlah anak pada keluarga terhadap norma keluarga

kecil bahagia sejahtera. Diunduh dari

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/3751/3/fkm-fazidah2.pdf.txt, Diakses

25 November 2014.

6. Timmreck T. Epidemiologi suatu pengantar. Jakarta: EGC; 2005.h.151.

7. Effendi F, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam

keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009.h.206, 106.

8. Departemen Kesehatan RI. Making pregnancy safer. Dalam: Effendi F, Makhfudli.

Keperawatan kesehatan komunitas : teori dan praktik dalam keperawatan. Jakarta:

Salemba Medika; 2009.h.206.

9. Budiarto E, Anggraeni E. Pengantar epidemiologi. Edisi ke-2. Jakarta: EGC;

2004.h.74, 59-60.

16
10. Hidayat AAA. Pengantar ilmu kesehatan anak untuk pendidikan kebidanan. Jakarta:

Salemba Medika; 2009.h.2.

11. Maulana HDJ. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC; 2009.h.11-4, 22-5.

12. Brooker C. Ensiklopedia keperawatan. Jakarta: EGC; 2009.h.535.

13. Mu’in MK. Pengetahuan Sosial Geografi. Jakarta: Grasindo; 2004.h.80.

14. Pakpahan R, Khosim A, Sriyanto, Wiyanti S. Siap menghadapi ujian nasional 2010

geografi sma/ma. Jakarta: Grasindo; 2009.h.61.

15. Sugiharyanto.Geografi dan sosiologi.Surabaya: Quadra; 2006.h.49.

16. Samadi. Geografi. Surabaya: Quadra; 2006.h.32.

17. Yani A, Rahmat M. Geografi : menyingkap fenomena geosfer. Bandung: Grafindo

Media Pratama; 2007.h.50.

18. Suparmoko M. Ranggabawono I. Ekonomi. Surabaya: Quadra; 2007.h.10.

19. Hartono. Geografi : jelajahi bumi dan alam semesta. Bandung: Citra Raya;

2007.h.110.

20. Schwab K. Global competitiveness report 2014-2015. Diunduh dari

http://www3.weforum.org/docs/WEF_GlobalCompetitivenessReport_2014-15.pdf,

Diakses 26 November 2014.

21. Anonim. Ketimpangan daya saing global. Diunduh dari

http://www.republika.co.id/berita/koran/teraju/14/09/09/nbmjk913-ketimpangan-

daya-saing-global, Diakses 26 November 2014.

22. Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. Memahami kesehatan reproduksi

wanita. Edisi ke-2. Jakarta: EGC; 2006.h.241.

17

Anda mungkin juga menyukai