Vionna Nadya V.M, Jantje Putra Mandala S, Livia Brenda Patty, Rio Yosua
Saputra, Restika Sukur, Minati Puspawardani, Vania Christy, Ega Apriliyanti
Kelompok: B6
Abstract
Human body has some useful system to support our activities everyday, such as the
nervous system. The nervous system is composed by millions of nerve cells that varied in
shapes. In the nervous system through several buildings, including the cerebellum and
and medulla oblongata. In the body, there are also twelve cranial nerves that each nerve has
a pair and have different functions. All of the 12 pairs of cranial nerves innervate structures-
structures in the head and neck with sensory and motor fibers, except the vagus nerve ( N. X
). Most of the branches of the vagus nerve , do not innervate regions inside the head, but
innervate organs in the thoracic and abdominal cavities. If the cerebellum, brainstem, and
cranial nerve are damaged, it will cause the body can’t function normally as it is supposed to
be.
1
Abstrak
Di dalam tubuh manusia mempunyai beberapa sistem yang berguna untuk menunjang
aktivitas sehari – hari, salah satunya adalah sistem saraf. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-
juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Pada sistem syaraf melalui beberapa
bangunan, diantaranya adalah cerebellum dan batang otak. Truncus encephalon atau biasa
disebut batang otak terdiri dari mesencephalon, pons, dan medulla oblongata. Di dalam tubuh
juga terdapat nervus cranialis yang berjumlah dua belas nervus yang masing – masing
mempunyai pasangan dan juga mempunyai fungsi yang berbeda. Semua dari 12 pasang
nervus cranial mempersarafi struktur – struktur di kepala dan leher dengan serat sensorik dan
motorik, kecuali saraf vagus (N.X). Sebagian besar cabang saraf vagus, bukan mempersarafi
daerah – daerah di kepala, namun mempersarafi organ – organ di rongga toraks dan abdomen.
Apabila terjadi kerusakan pada cerebellum, batang otak, dan nervus cranialis akan
Pendahuluan
Di dalam tubuh manusia mempunyai beberapa sistem yang berguna untuk menunjang
aktivitas sehari – hari, salah satunya adalah sistem saraf. Sistem saraf tersusun oleh berjuta-
juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Pada sistem syaraf melalui beberapa
bangunan, diantaranya adalah cerebellum dan batang otak. Apabila terjadi kerusakan pada
cerebellum dan batang otak, akan menyebabkan tubuh tidak dapat berfungsi secara normal.
Di dalam tubuh juga terdapat nervus – nervus, diantaranya adalah nervus cranii yang terdiri
2
dari dua belas pasang nervus yang terdapat di dalam cranium. Apabila nervus – nervus ini
mengalami kerusakan juga akan menyebabkan tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik.
Berdasarkan skenario yang telah diberikan, makalah ini akan membahas struktur
cerebellum dan batang otak. Juga akan membahas mengenai cairan LCS, dua belas pasang
nervus cranii, dan juga mekanisme kerja dari cerebellum dan batang otak.
Truncus encephalon atau biasa disebut batang otak terdiri dari mesencephalon, pons,
Mesencephalon
encephalon orang dewasa yang utuh diperiksa.1 Mesencephalon mempunyai panjang sekitar
0,8 inci (2 cm) dan menghubungkan pons dan cerebellum dengan prosencephalon.
Mesencephalon dilewati oleh saluran yang sempit bernama aqueductus cerebri yang berisi
cairan serebrospinalis.2
ini berupa penonjolan yang berbentuk bulat yang terbagi menjadi pasangan superior dan
inferior oleh alur transversal dan ventrikal. Colliculi superiores merupakan pusat refleks
visual, dan colliculi inferiores adalah pusat auditorius bagian bawah. Pada garis tengah di
bawah colliculi inferiores, muncul N. trochlearis (N. IV). Saraf ini berdiameter kecil dan
melingkari aspek lateral mesencephalon untuk masuk ke dinding lateral sinus cavernosus.2
3
Pada lateral mesencephalon, brachium superioris dan inferioris naik ke anterolateral.
Brachium colliculi superioris berjalan dari colliculus seperior ke corpus geniculatum laterale
dan tractus opticus. Brachium colliculi inferioris menghubungkan colliculus inferior dengan
Pada anterior mesencephalon, terdapat cekungan yang dalam digaris tengah disebut
dengan fossa interpeduncularis yang kedua sisinya dibatasi oleh crus cerebri. Banyak
pembuluh darah kecil yang menembus lantai fossa interpeduncularis dan daerah ini disebut
substantia perforata posterior. Nervus oculomotorius (N. III) keluar dari alur sisi media crus
Pons
mesencephalon. Panjangnya sekitar satu inci (2,5 cm) dan namanya diberikan karena
memiliki bentuk yang sesuai dengan permukaan anteriornya, yaitu seperti jembatan yang
Permukaan anterior cembung dari satu sisi ke sisi lain dan memperlihatkan bayak
serabut melintang yang konvergen pada masing – masing sisi untuk membentuk pedunculus
cerebellaris medius. Terdapat alur yang dangkal di garis tengah yang bernama sulcus
basilaris yang ditempati oleh arteri basilaris. Pada setiap sisi permukaan anterolateral pons
muncul nervus trigeminus (N. V). Di dalam sulcus antara pons dan medulla oblongata, dari
medial ke lateral terdapat nervus abducens (N. VI), nervus facialis (N. VII), nervus
bagian atas lantai ventriculus quartus dan berbentuk segitiga. Permukaan posterior sebelah
4
lateral dibatasi oleh pedunculus cerebellaris superior dan terbagi menjadi dua bagian yang
simetris oleh sulcus medianus. Lateral dari sulcus ini terdapat penonjolan memanjang yang
bernama eminentia mediana yang dibatasi di lateral oleh sulcus limitans. Ujung inferior
eminentia medialis sedikit meluas untuk membentuk colliculus facialis yang dibentuk oleh
radix nervus facialis yang melingkar di sekeliling nucleus nervi abducenfis. Lantai bagian
superior sulcus limitans bewarna ungu kebiruan dan disebut substantia ferruginea¸warna itu
terjadi akibat pigmen yang terdapat pada sel – sel saraf di dalamnya. Lateral dari sulcus
limitans terdapat area vestibuli yang dibentuk oleh nuclei vestibulares yang terletak di
bawahnya.2
Medulla Oblongata
Medulla oblongata adalah bagian yang paling caudal dari truncus encephalon, yang berakhir
pada foramen magnum atau redices paling superior nervus cervicalis 1 dan padanya melekat
nervus cervicalis VI sampai XII.1 Medulla oblongata menghubungkan pons yang terletak di
superior dengan medulla spinalis yang terletak di inferior. Medulla oblongata berbentuk
kerucut, ujung yang lebar mengarah ke superior. Canalis centralis medulla spinalis berlanjut
ke atas sampai setengah bagian bawah medulla oblongata, pada setengah bagian atas medulla
spinalis. Pada tiap–tiap sisi fissura mediana terdapat tonjolan yang disebut pyramis. Pyramis
terdiri dari berkas serabut saraf, serabut corticospinalis, yang berasal dari sel – sel saraf yang
besar di dalam gyrus precentralis cortex cerebri. Pyramis mengecil di inferior, dan di tempat
ini sebagian besar serabut – serabut desendens menyilang ke sisi kontralateral, membentuk
serabut saraf yang muncul dari fissura mediana anterior di atas decussatio pyramidum dan
5
berjalan ke lateral di permukaan medulla oblongata dan masuk ke cerebellum. Posterolateral
dari pyramis adalah oliva, yang merupakan peninggian berbentuk oval disebabkan oleh nuclei
olivares inferiores yang terletak dibawahnya. Posterior dari oliva terdapat pedunculus
sulcus, diantara oliva dan pedunculus cerebellaris inferior, keluar radix nervi
bawah dasar ventriculus quartus. Permukaan posterior setengah bagian bawah medulla
oblongata dilanjutkan oleh permukaan posterior medula spinalis yang mempunyai sulcus
medianus posterior. Pada masing–masing sisi sulcus medianus, terdapat tonjolan memanjang
yang bernama tuberculum gracilis disebabkan oleh nucleus gracilis yang terletak dibawahya.
Di lateral tuberculum gracilis, terdapat tonjolan serupa yang bernama tuberculum cuneatus
Semua saraf yang datang dan pergi yang berjalan antara perifer dan pusat – pusat
yang lebih tinggi di otak harus melewati batang otak, dengan serat datang memancarkan
informasi sensorik ke otak dan sinyal pergi membawa sinyal perintah dari otak ke organ
eferen.3
Sebagian besar dari 12 pasang nervus cranial berasal dari batang otak. Nervus –
nervus cranial ini penting dalam proses penglihatan, pendengaran, pengecapan, penghidu,
sensasi wajah dan kulit kepala, gerakan mata, mengunyah, menelan, ekspresi wjah, dan
salivasi. Semua dari 12 pasang nervus cranial mempersarafi struktur – struktur di kepala dan
6
leher dengan serat sensorik dan motorik, kecuali saraf vagus (N.X). Sebagian besar cabang
saraf vagus, bukan mempersarafi daerah – daerah di kepala, namun menyarafi organ – organ
Batang otak berperan dalam mengatur refleks otot yang terlibat dalam keseimbangan
dan postur.3
Apabila terjadi trauma pada medulla oblongata, akan menyebabkan akibat yang
serius. Karena medulla oblongata mengandung nukleus atau badan sel dari berbagai saraf
otak yang penting. Selain itu, medulla oblongata pusat – pusat vital yang berfungsi
Struktur Cerebellum
Makroskopik
Cerebellum terletak si fossa cranii posterior dan pada bagian superiornya tertutupi
oleh tentorium cerebelli. Cerebellum merupakan bagian terbesar otak belakang dan terletak
Cerebellum terbagi menjadi tiga lobus, yaitu : lobus anterior, lobus medius, dan lobus
flocculonodularis. Lobus anterior dapat dilihat pada permukaan superior cerebellum dan
dipisahkan dari lobus medius oleh sebuah fisura yang berbentuk v, disebut fissura prima.
Lobus medius ( kadang – kadang disebut lobus posterior) merupakan bagian cerebellum yang
7
paling besar, terletak diantara fissura prima dan fissura uvulonodularis. Lobus
Cerebellum terdiri dari lapisan bagian luar substantia grisea yang disebut cortex, dan
bagian dalamnya substantia alba. Di dalam substantia alba setiap hemipsherium, terdapat
Mikroskopik
Cerebellum terdiri dari lapisan bagian luar substantia grisea yang disebut cortex
cerebelli atau cortex cerebellum, dan bagian dalamnya substantia alba (gambar 1). Didalam
substantia alba setiap hemipsherium, terdapat tiga masa substantia alba yang membetuk
nuclei intracerebelli.2
Cortex cerebelli dapat diumpamakan sebagai sebuah lembarann besar yang berlipat –
lipat dan terletak pada bidang coronal atau bisa juga transversal. Setiap lipatan atau folium
terdiri dari substantia alba dibagian dalam yang ditutupi oleh substantia grisea di bagian
8
Secara histologi, cortex cerebelli dibagi menjadi tiga lapisan, yaitu: lapisan
Lapisan molekular terletak dibawah lapisan pia mater dan mempunyai dua tipe
neuron, yaitu sel stelata yang terletak disebelah luar dan sel basket yang terletak disebalah
dalam. Neuron – neuron ini tersebar diantara percabangan dendrit dan sejumlah akson halus
yang berjalan sejajar dengan sumbu panjang folia. Sel – sel neuroglia ditemukan diantara
Lapisan sel purkinje adalah neuron golgi tipe 1 yang besar.Didalam lapisan ini
terdapat Sel purkinje berbentuk seperti botol dan tersusun dalam satu lapis dan hanya
terdapat di cerebellum. Pada bidang transversa folium, dendrit – dendrit sel purkinje terlihat
masuk ke dalam lapisan molekular, di mana sel – sel ini membentuk cabang – cabang yang
sangat banyak. Cabang – cabang pertama dan kedua halus, dan cabang – cabang berikutnya
Di dalam sel purkinje, akson keluar dan berjalan melalui lapisan granular untuk
masuk ke substantia alba. Saat memasuki substantia alba, akson mendapatkan selubung
mielin dan berakhir dengan bersinaps dengan sel pada salah satu nuclei intracerebelli.
Cabang – cabang kolateral akson purkinje membuat kontak sinaptik dengan dendrit sel – sel
basket dan sel – sel stelata lapisan molekuler pada lapisan yang sama atau di dalam folia yang
berjauhan. Beberapa akson purkinje langsung berjalan untuk berakhir pada nuclei
Sel purkinje merupakan satu – satunya sel pada korteks cerebellum yang mengirim
informasi keluar dan informasi ini biasanya merupakan impuls inhibisi yang menggunakan
9
Lapisan granular dipadati oleh sel – sel kecil dengan inti yang berwarna gelap dan
padat, serta sedikit sitoplasma. Lapisan granular merupakan lapisan terdalam korteks
cerebellum yang terdiri atas sel – sel granular kecil dan glomerulus (cerebellar islands).
Glomeruli adalah daerah pada korteks cerebellum tempat terjadinya sinaps antara akson yang
Apabila terjadi trauma pada cerebellum akan menyebabkan hilangnya fungsi motorik
cerebellum, yaitu: gangguan keseimbangan, nistagmus, penurunan tonus otot tetapi bukan
Seorang pasien yang mengalami trauma pada cerebellum, mungkin tidak sannggup
memasukkan makanan ke dalam mulutnya sendiri, dan bahkan mengotori mukanya akibat
makanan yang tercecer. Terombang – ambing ketika berjalan, dan cenderung jatuh ke arah
sisi badan yang mendapat cedera. Semua gerakan sadar dan otot – otot anggota badan
Nervus Cranial adalah bagian dari sistem saraf tepi (SST) dan melewati foramina atau
fissura pada cavitas cranii. Semua nervus kecuali nervus accessorius (N. XI) berasal dari
encephalon.
10
Nervus Olfactorius membawa serabut – serabut aferen khusus/ sensorik khusus untuk
penghidung.
Nervus Opticus membawa serabut – serabut aferen khusus/ sensorik khusus untuk
membawa serabut – serabut aferen khusus/ sensorik khusus untuk penglihatan. Serabut –
Nervus Oculomotorius membawa dua tipe serabut, yaitu: serabut – serabut eferen
somatik umum yang mempersarafi sebagian besar musculus extraoculare. Dan nervus
oculomotorius membawa serabut – serabut eferen viseral umum yang merupakan bagian pars
parasympathica divisi autonomica sistem saraf tepi (SST) untuk melayani otot siliaris dan
otot iris. Pada nervus oculomotorius melayani sebagian besar otot eksterna mata.
Secara kinis, kerusakan pada saraf ini akan mengakibatkan ptosis, juling dan
musculus obliquus superior, suatu musculus extraoculare pada orbita. Nervus ini berawal
dari mesencephalon dan merupakan satu – satunya nervus cranialis yang keluar dari
nervus ini memasuki permukaan inferior tepi bebas tentorium cerebelli, berlanjut ke anterior
pada dinding lateral sinus cavernosus, dan memasuki orbita melalui fissura orbitalis superior
11
Nervus Trigeminus (N. V)
Nervus Trigeminus adalah nervus sensorik utama regio capitis, dan juga mempersarafi
musculi yang menggerakkan rahang bawah. Nervus ini membawa serabut – serabut aferen
somatik umum dan branchial eferen (BE). Serabut – serabut somatik aferen membawa input
sensorium dari regio facialis, bagian sepertiga anterior scalp, membrana mucosa cavitas nasi;
cavitas oris; dan sinus paranasales, nasopharynx, bagian auris dan meatus acusticusexternus,
bagian membran tympani, isi orbita dan conjunctiva, dura mater pada fossa cranii anterior
dan media, dan kemungkinan cellulae mastoidea. Serabut – serabut branchial eferen (BE)
Nervus trigeminus keluar dari permukaan anterolateral pons sebagai radix sensoria
besar dan motoria yang kecil. Fila radicularia ini berlanjut ke depan, keluar dari fossa cranii
posterior dan masuk ke fossa cranii media dengan melintas di atas ujung medial pars petrosa
tulang temporale. Pada fossa cranii media radix sensoria meluas ke dalam ganglion
trigeminale, yang berisi soma neuro untuk neuro sensorius pada nervus trigeminus dan setara
dengan ganglion spinalis. Terdapat tiga divisi terminal dari nervus trigeminus yang keluar
dari ganglion trigeminale, dengan urutan dari atas ke bawah, yaitu: nervus ophthalmicus
Nervus ophthalmicus (V1) melintas ke depan pada dura dinding lateral sinus
cavernosus, meninggalkan cavitas cranii, dan memasuki orbita melalui fissura orbitalis
conjunctiva, dan isi orbita, termasuk glandula lacrimalis. Nervus ini juga menerima cabang –
cabang sensorium dari cavitas nasi, sinus frontalis, cellulae mastoidea, falx cerebri, dura
pada fossa cranii anterior dan bagian superior tentorium cerebelli, palpebra superior,
12
Nervus maxillaris (V2) melintas ke depan pada dura dinding lateral sinus cavernosus,
tepat di inferior dari nervus ophthalmicus (V1) meninggalkan cavitas cranii melalui foramen
cabang sensorium dari dura pada fossa cranii media, nasopharynx, palatum, cavitas nasi,
dentes rahang atas, sinus maxillaris, dan kulit yang menutupi sisi hidung, palpebra inferior,
Nervus Abducens (VI) membawa serabut –serabut somatik eferen untuk mempersarafi
musculusrectus lateralis pada orbita. Nervus ini keluar dari truncus encephalon diantara pons
dan medulla dan lewat ke depan, menembus dura yang menutupi clivus. Saat berjalan ke atas
dalam canalis duralis, nervus ini melintasi margo superior partis petrosae tulang temporale,
masuk dan melintasi sinus cavernosus tepat di inferolateral dari arteria carotis interna, dan
Nervus Facialis (N. VII) terutama motorik untuk otot – otot mimik pada wajah dan
kulit kepala. Nervus facialis juga merupakan saraf sensorik yang menghantarkan rasa
pengecap pada lidah. Nervus Facialis membawa serabut – serabut somatik aferen, aferen
khusus, viseral eferen, dan branchial eferen. Serabut – serabut somatik aferen menyediakan
masukan sensorium dari bagian meatusacusticus externus dan bagian profundus auricula.
Serabut – serabut eferen khusus berfungsi untuk pengecap dari 2/3 anterior lingua. Serabut –
serabut viseral eferen adalah bagian parasimpatik pars autonomica SST dan merangsang
13
aktivitas secretomotorium pada glandula lacrimalis, submandibularis, dan sublingualis,
glandulae pada membrana mucosa cavitas nasi, dan palatum durum dan palatum molle.
Serabut – serabut branchial effferen mempersarafi musculus faciales yang berguna untuk
ekspresi wajah dan scalp yang berasal dari arcus pharyngealis secundi, musculus stapedius,
pendengaran dan keseimbangan, dan terdiri dari dua divisi, yaitu: komponen vestibularis
medulla, setelah keluar dari meatus acusticus internus dan melintasi fossa cranii posterior.
Kedua divisi bersatu menjadi satu nervus yang tampak pada fossa cranii posterior di dalam
aferen khusus, viseral eferen, dan branchial eferen. Serabut – serabut viseral aferen
menerima input sensorium dari glomus caroticum dan sinus caroticus. Serabut – serabut
somatik aferen menerima input sensorium dari 1/3 posterior lingua, tonsilla palatina,
oropharynx / pars oralis pharyngis, mucosa auris media, cellulae mastoidea, dan tuba
pharyngotympanica. serabut – serabut aferen khusus berguna untuk pengecap dari 1/3
posterior lingua. Serabut – serabut viseral eferen adalah bagian parasimpatik pars
14
Serabut – serabut branchial eferen mempersarafi musculus yang berasal dari arcus pharynx
Nervus vagus membawa serabut – serabut somatik aferen, viseral aferen, aferen
khusus, viseral eferen, dan branchial eferen. Nervus vagus mempersarafi jantung dan
pembuluh – pembuluh besar di dalam thorax, larynx, trachea, bronchi, dan paru – paru.
nervus vagus juga mempersarafi kelenjar – kelenjar yang berhubungan dengan tractus
Nervus accessorius adalah saraf motorik yang membawa serabut – serabut somatik
Perdarahan ekstradural (epidural) antara lapis endostial dura mater cranialis dan
calvaria dapat di sebabkan oleh benturan pada kepala. Secara khas akan terjadi geger otak
yang singkat dan kemudian masa selang dengan kesadaran penuh dengan beberapa jam.
Keadaan ini di susul oleh rasa kantuk dan koma. Perdarahan terbanyak terjadi akibat
darah perlu di singkirkan dan pembuluh yang koyak di perbaiki. (lihat gambar 2)
15
Gambar 2 : Perdarahan Ekstradural
dalam cranium dan mencederainya. Pergeseran otak terjadi terbanyak pada orang-orang
lanjut usia karena pada mereka sedikit banyak telah terjadi penyusutan otak. Perdarahan
subdural biasanya terjadi akibat robeknya vena cerebralis sewaktu pembuluh darah ini
subdural. Meskipun duramater cranialis dan arachnoidea mater cranialis merupakan unsur
subarachnoidal di sebabkan oleh fraktur cranium dan laserasi otak. Perdarahan demikian
menyebabkan iritasi meningeal yang menimbulkan rasa sakit kepala yang hebat, kekakuan
Kesimpulan
Apabila terjadi cedera pada cerebellum, batang otak, dan nervus cranialis akan
menyebabkan kesadaran terganggu serta tubuh mengalami kelainan dan tidak dapat berfungsi
dengan optimal di sebabkan karena terganggunya fungsi dari pusat respiratori, kardiac,
vasomotor, keseimbangan, dan proses dari vaskularisasi pada otak untuk memperdarahi
Daftar Pustaka
17
1. Drake RL, Vogl AW, Mitchell AWM. Dasar – dasar anatomi gray. Singapura:
ELSEVIER; 2014.
3. Pearce EC. Anatomi dan fisiologi untuk paramedis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka
Utama; 2013.
7. Sherwood L. Fisiologi manusia: dari sel ke sistem. Ed ke-6. Jakarta: Penerbit Buku
8. Smeltzer SCO, Bare BG, Hinkle JL, Cheever KH. Brunner & Suddarth’s textbook of medical-
surgical nursing [internet]. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2010. p.1920-27.
9. Krause JW. Krause’s essential human histology for medical students [internet]. 3 rd Ed.
18