Anda di halaman 1dari 9

Analisa Akibat Pengurangan Latihan Fisik

Rio Yosua Saputra

102014088 / B4

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Email : rio_saputra@live.com

Abstrak

Sel yang dimiliki oleh setiap manusia mempunyai kemampuan untuk beradaptasi

terhadap rangsangan-rangsangan yang diperolehnya, hal ini dilakukan dengan tujuan untuk

mempertahankan kelangsungan fungsi sel agar dapat berfungsi dengan baik. Sel akan

memberikan respon yang berbeda-beda terhadap rangsangan yang diberikan. Secara umum,

adaptasi sel terhadap jejas dibagi menjadi 7, yaitu Hipertropi, keadaan dimana ukuran sel

membesar tanpa diikuti penambahan jumlah sel, kedua adalah Atropi, yaitu kebalikan dari

Hipertropi, ketiga adalah displasia, yaitu keadaan dimana ada kerusakan sel yang menyebabkan

timbulnya sel yang berbeda dari seharusnya, keempat adalah anaplasia, yaitu hilangnya ciri khas

sel saat pembentukannya, kelima adalah hiperplasia, yaitu keadaan dimana terjadi penambahan

jumlah sel tanpa diikuti perubahan ukuran, keenam adalah hipoplasia yang merupakan kebalikan

dari hiperplasia, serta yang ketujuh adalah metaplasia, yaitu perubahan jenis sel dari satu jenis ke

jenis lain.

Kata kunci : sel, adaptasi, jejas

1
Abstract

Every human being has cells in their body. A cell has the ability to adapt to a stimulus

with the purpose to maintain the cells in order to function properly. Cells will give different

responses to each different stimulus. In general, the adaptation of cells is divided into seven,

namely hypertrophy, a state which the cell size is enlarged without a subsequent increase in the

number of cells, second is atrophy, which is the opposite of hypertrophy, the third one is

dysplasia, which is a state that change cells into a different form than it should if the cell has

been damaged, for the fourth one is anaplasia, is a state that cells have lost their characteristic

of the current cell formation, next, the fifth one is hyperplasia, which is a state where cells is

increasing their number of cells without a subsequent change in the size, the sixth one is

hypoplasia which is the opposite of hyperplasia, and lastly, the seventh one is metaplasia, which

changes the cells types from one type to another.

Keywords : cell, adaptation, injury

Pendahuluan

Setiap manusia di dunia ini tentu mempunyai sesuatu yang dinamakan dengan sel dalam

tubuhnya, yaitu unit kehidupan struktural dan fungsional terkecil dari tubuh.1 Dalam

kehidupannya, sel mampu melakukan berbagai aktivitas metabolisme yang dipengaruhi oleh

berbagai faktor. Didalam sel terdapat organel-organel seperti membran sel, nukleus, dan ribosom

dimana setiap sel yang bergabung akan membentuk suatu jaringan, jaringan yang bergabung

akan membentuk organ, organ yang bergabung akan membentuk sistem organ, dan sistem organ

yang bergabung akan membentuk suatu individu.

2
Sakit merupakan hal yang wajar bagi suatu makhluk hidup, salah satunya termasuk juga

manusia. Patologi merupakan suatu ilmu pengetahuan mengenai penyakit dan mempelajari

keadaan struktural dan fungsional sel sebagai unit kehidupan terkecil yang menjadi proses awal

timbulnya penyakit pada manusia.1,2 Ada empat aspek dalam proses penyakit yang membentuk

inti patologi, yaitu antara lain penyebab penyakit (etiologi), mekanisme terjadinya penyakit

(patogenesis), perubahan struktural yang ditimbulkan oleh penyakit di dalam sel dan jaringan

(perubahan morfologi), serta konsekuensi perubahan fungsional morfologi (makna klinis).2

Sel Normal

Apabila sel mendapat suatu rangsangan atau stimulus, maka sel akan merespon sebagai

usaha sel untuk mempertahankan fungsi kehidupannya, karena itulah sel memiliki kemampuan

untuk beradaptasi.3 Maka dari itu, sel normal merupakan sel yang memiliki keadaan seimbang

antara kebutuhan fisiologis dan pengaruh dari luar sehingga menyebabkan keadaan yang terus

seimbang atau homeostasis.2,3

Keadaan fungsional sel dapat berubah ketika mendapatkan stress atau tekanan yang

ringan untuk mempertahankan keadaan yang seimbang.2 Untuk itu sel melakukan hal yang

disebut dengan adaptasi, dan adaptasi itu sendiri adalah respon sel terhadap stimulus dari luar.3

Adaptasi sel dibagi menjadi 7 bagian, yaitu Atropi,Hipertropi, displasia, anaplasia, hipoplasia,

hiperplasia, dan anaplasia.

Macam Jejas

Jejas sel secara umum dibagi menjadi dua macam, yaitu reversible dan irreversible,

dimana jejas reversible itu sendiri didefinisikan sebagai indikator yang menunjukkan perubahan

3
sel yang dapat kembali normal jika rangsangan dihilangkan atau jika penyebab jejasnya ringan.2

Sedangkan jejas irreversible adalah terjadi jika stresor melampaui kemampuan sel untuk

beradaptasi dan menunjukkan perubahan patologis permanen yang menyebabkan kematian sel.2

Kematian sel ini pun dibagi dua, yaitu nekrosis dan apoptosis, dimana nekrosis terjadi

jika rangsangan yang menyebabkan cidera pada sel terlalu kuat atau berkepanjangan. 4 Sedangkan

apoptosis adalah kematian sel yang terprogram, atau dengan kata lain secara otomatis saat waktu

tertentu sel tersebut akan mati.4

Penyebab Terjadinya Jejas

Penyebab terjadinya jejas dibagi menjadi beberapa agen, yaitu antara lain:2

- Agen fisik, yang meliputi trauma, suhu panas, suhu dingin, radiasi, dan sengatan arus

listrik.

- Agen kimiawi dan obat-obatan, yang meliputi racun, alkohol, dan narkotika.

- Agen infeksi, yaitu meliputi virus, bakteri, fungi, dan parasit.

- Reaksi imunologis yang meliputi penyakit-penyakit autoimun.

- Perubahan genetik seperti perubahan kromosom dan mutasi gen yang spesifik.

- Gangguan keseimbangan gizi yang meliputi kekurangan kalori-protein atau kekurangan

vitamin tertentu di samping persoalan kelebihan gizi.

Hipertropi

Hipertropi adalah respon setiap sel untuk memperbesar ukuran tanpa diikuti

perkembangan jumlah sel.5 Jenis Hipertropi dibagi dua, yaitu hipertofi fisiologis dan hipertorfi

patologis, contoh fisiologisnya adalah Hipertropi pada otot sebagai respon karena peningkatan

4
aktivitas otot, hal ini biasa dialami oleh olahragawan.5 Sedangkan contoh patologisnya adalah

pembesaran jantung akibat hipertensi, hal ini disebabkan oleh hormon adrenal yang diproduksi

berlebihan sehingga memacu jantung untuk memompa lebih cepat, kerja jantung pun menjadi

lebih berat dan akan memicu terjadinya Hipertropi pada jantung.3

Atropi

Atropi adalah perubahan yang terjadi saat struktur yang sebelumnya normal menjadi

tidak terpakai dan lebih kecil tanpa mempengaruhi jumlah sel yang ada.6 Secara umum, atropi

fisiologis dan patologis dibagi menjadi empat, yaitu:7

- Atropi Senilis, yaitu atropi yang terjadi pada semua alat tubuh secara umum. Contoh

fisiologisnya adalah proses penuaan (aging) dimana untuk kaum perempuan, glandula

mammae akan mengecil setelah laktasi, penurunan fungsi/produktivitas ovarium maupun

uterus, kulit menjadi tipis dan keriput, serta tulang makin menipis dan ringan akibat

resorpsi. Sedangkan dalam bentuk patologis adalah kelaparan yang terjadi jika tubuh

tidak mendapatkan makanan atau nutrisi dalam waktu yang lama dan badan akan menjadi

kurus kering.

- Atropi Inaktivitas, yaitu atropi yang terjadi karena inaktivitas organ tubuh ataupun

jaringan. Misalnya inaktivitas otot akan menyebabkan otot mengecil.

- Atropi Desakan, yaitu atropi yang terjadi akibat desakan yang terus-menerus atau

desakan dalam waktu yang lama dan yang mengenai suatu alat tubuh atau jaringan. atropi

desakan fisiologis terjadi pada gusi akibat desakan gigi yang mau tumbuh dan dan yang

mengenai gigi (pada anak-anak). Atropi desakan patologis misalnya terjadi pada ginjal,

mengakibatkan parenkim ginjal dapat menipis akibat desakan terus-menerus.

5
- Atropi Endokrin, dimana atropi ini terjadi pada alat tubuh yang aktivitasnya bergantung

pada aktivitas hormon tertentu. Atropi akan terjadi jika suplai hormon yang dibutuhkan

oleh suatu organ tertentu berkurang atau terhenti sama sekali. Hal ini misalnya dapat

terjadi pada penyakit Simmonds. Pada penyakit ini, hipofisis tidak aktif sehingga

mrngakibatkan atropi pada kelenjar gondok, adrenal, dan ovarium.

Displasia

Displasia adalah kerusakan pertumbuhan sel yang menyebabkan lahirnya sel yang

berbeda ukuran, bentuk, dan penampakannya dibandingkan dengan sel asalnya.8 Displasia terjadi

pada sel yang terkena iritasi dan peradangan kronis, walaupun perubahan sel ini tidak bersifat

kanker, displasia adalah indikasi adanya situasi yang berbahaya dan terdapat kemungkinan

timbulnya kanker.6,8

Tempat yang tersering terjadi displasia adalah saluran pernapasan (terutama pada sel

skuamosa yang muncul akibat metaplasia) dan serviks wanita. Displasia serviks biasanya terjadi

akibat infeksi sel virus papiloma manusia.8

Anaplastik

Anaplastik adalah keadaan hilangnya ciri-ciri khas suatu sel yang menyertai aktivitas

proliferasi, dimana proliferasi adalah pertumbuhan ataupun perkembangbiakan untuk

menghasilkan jaringan baru, bagian, sel, maupun keturunan.9

Contoh dari anaplastik ini adalah kanker, yaitu penyakit dimana populasi sel mengalami

pertumbuhan tidak terkendali dan cenderung menginvasi struktur-struktur yang bersebelahan dan

dapat mengganggu fungsi-fungsi normal jaringan yang mengelilinginya.9,10

6
Hipoplasia

Hipoplasia adalah suatu keadaan dimana sel mengalami penurunan jumlah sel yang nyata

dalam jaringan tanpa mempengaruhi besar kecilnya ukuran sel normal, hal ini mengakibatkan

penurunan jaringan atau organ, akibatnya organ tersebut menjadi kerdil.11 Contoh hipoplasia

adalah sindrom hipoplasia jantung kiri, dimana hal ini merupakan kecacatan sejak lahir yang

mempengaruhi sisi kiri jantung, sisi kiri jantung tidak berkembang, akibatnya memperberat kerja

sisi kanan pada jantung, yaitu jantung harus memompa darah ke paru-paru juga ke seluruh

tubuh.12

Hiperplasia

Hiperplasia adalah keadaan dimana jumlah sel bertambah dengan adanya pembelahan sel

tanpa adanya perubahan ukuran sel.5 Hiperplasia secara umum dibagi menjadi dua, yaitu

fisiologis dan patologis dimana contoh dari hiperplasia fisiologis adalah hiperplasia jaringan

mamma pada pubertas, kehamilan, dan menyusui. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hormon

yaitu estrogen, progesteron, prolaktin, hormon pertumbuhan, dan laktogen plasenta. Sedangkan

contoh hiperplasia patologis dapat sering ditemukan pada serviks uterus yang dapat

mengakibatkan kanker serviks.5

Metaplasia

Metaplasia adalah perubahan reversible, yaitu kondisi dimana suatu jenis sel diganti

dengan jenis sel yang lain.13 Metaplasia biasa terjadi sebagai respons terhadap cedera atau iritasi

kontinu yang menghasilkan peradanga kronis pada jaringan.8,13 Contoh dari metaplasia adalah

sering terjadi pada perokok. Pada perokok, epitel bertingkat silindris bersel goblet diganti oleh

7
epitel berlapis gepeng, yang lebih tahan pada asap rokok. Metaplasia seringkali merupakan awal

dari proses keganasan.13

Kesimpulan

Hipotesis terbukti. Penurunan frekuensi latihan fisik pada laki-laki tersebut menyebabkan

terjadinya atropi inaktivitas pada otot dimana otot akan mengecil karena jarang digunakan.

Daftar Pustaka

1. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004.h.34.

2. Mitchell, Kumar, Abbas, Fausto. Dasar patologis penyakit. Edisi ke-7. Jakarta: EGC;

2006.h.2,3-4.

3. Noorkhakim A, Fitri AH, Medina D, Farahdillah, Fidhianissa, Aini IF, et al. Adaptasi sel,

jejas seluler, dan kematian sel. Diunduh dari

http://id.scribd.com/doc/202134777/Adaptasi-Sel-Jejas-Seluler-Dan-Kematian-

Sel#scribd, Diakses 17 Desember 2014.

4. Corwin EJ. Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009.h.26.

5. Underwood JCE. Patologi. Jakarta: EGC; 2004.h.96.

6. Brooker C. Ensiklopedia keperawatan. Jakarta: EGC; 2008.h.588.

7. Budi ES, Maulina EP, Rahayu HL, Sari INI, Fauziya LI, Susiyanti R, et al. Adaptasi,

jejas, dan kematian sel. Diunduh dari

http://kesehatan.kompasiana.com/medis/2012/03/23/adaptasi-jejas-dan-kematian-sel-

448582.html, Diakses 17 Desember 2014.

8. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Edisi ke-3. Jakarta: EGC; 2008.h.26.

8
9. Hinchliff S. Kamus keperawatan. Edisi ke-17. Jakarta: EGC; 2004.h.22.

10. Fried GH, Hademenos GJ. Biologi. Edisi ke-2. Jakarta: Erlangga; 2006.h.123.

11. Yuli A, Muazizah A, Ningsih DP, Purnomo D. Adaptasi sel terhadap penyakit. Diunduh

dari http://id.scribd.com/doc/94268092/patologi#scribd, Diakses 19 Desember 2014.

12. Anonim. Sindrom hipoplasia jantung kiri. Diunduh dari

http://health.detik.com/readpenyakit/1159/sindrom-hipoplasia-jantung-kiri, Diakses 19

Desember 2014.

13. Tambayong J. Patofisiologi. Jakarta: EGC; 2005.h.7.

Anda mungkin juga menyukai