Anda di halaman 1dari 19

Cara Kalibrasi Osiloscope

Setelah semua fungsi tombol pada osiloskop telah dimengerti maka kita dapat mulai untuk
melakukan kalibrasi.
Pertama, kita nyalakan terlebih dahulu osiloskopnya. Pastikan bahwa ada suatu gambar garis
pada layar dan terlihat jelas serta tidak kabur. Apabila masih kabur lakukan pengaturan fokus
terlebih dahulu dengan memutar tombol fokus dibawah layar, serta cek apakah garis yang
terlihat miring atau lurus? Jika garis yang muncul sedikit miring segeralah perbaiki dengan
cara memutar pengaturan kemiringan garis pada lubang di bawah layar dengan menggunakan
obeng -(-) kecil. Setelah semua pengaturan awal telah selesai dilakukan, segera persiapkan
probe osiloskop yang akan digunakan. Karena fungsi probe osiloskop ini sangatlah penting
untuk menghubungkan masing masing channel osiloskop pada alat yang akan kita ukur dan
dapat pula digunakan untuk mengkalibrasi osiloskop itu sendiri. Probe osiloskop itu sendiri
sebenarnya selain berfungsi sebagai penghubung juga dapat digunakan sebagai faktor pengali
manakala sumber ataupun rangkaian yang akan kita ukur memiliki tegangan melebihi batas
maksimal kemampuan osiloskop, karena pada probe osiloskop terdapat saklar yang
bertuliskan X1 dan X10. Saklar tersebut biasanya hanya terdapat pada probe osiloskop yang
asli sehingga dengan menempatkan pada posisi X10 kita masih bisa mengukur sumber
tegangan yang lebih besar dari batas ukur osiloskop (volt/div) sampai 10 kali lipat pada batas
kemampuan maksimal osiloskop. Namun untuk probe osiloskop buatan sendiri kita hanya
dapat menggunakan maksimal 1X pada batas maksimal osiloskop.
Gambar 3. Probe osiloskop

Pada gambar diatas tampak saklar pada probe asli, namun pastikan posisi probe tetap pada
X1. Apabila tidak mempunyai probe yang asli dapat digunakan probe buatan sendiri dengan
menggunakan kabel yang bermutu baik dan capi buaya. Pasanglah probe pada channel 1 serta
pilih saklar mode pada channel 1 (CH1.) seperti terlihat pada gambar dibawah ini.
Gambar 4. Menentukan mode pada channel 1

Setelah memasang probe pada channel 1, tempatkan ujung probe pada terminal Cal yang ada
pada ujung kiri bawah pada layar osiloskop. Perhatikan tulisan yang ada pada terminal cal
yaitu terdapat tulisan 2 Vpp dan 1KHz. Hal itu berarti osiloskop harus dikalibrasi supaya nilai
pada peak to peak atau puncak atas dan bawah pada kotak div bernilai 2 volt dan frekuensi
gelombang 1div sebesar 1 KHz. Pada gambar dibawah ini adalah gambar bentuk gelombang
yang belum dilakukan kalibrasi karena belum memenuhi aturan yang ada pada tulisan
terminal cal.

Gambar 5. Menempatkan ujung probe osiloskop pada terminal cal.

Langkah kedua yang harus dilakukan untuk kalibrasi yaitu membuat supaya nilai perhitungan
pada 1 kotak adalah 2 volt. Batasan yang dipakai pada tombol volt/div bebas yang penting
hasil perhitungan 1 kotak atau div adalah 2 Volt. Putarlah tombol var didekat tombol volt/div
untuk menyesuaikan atau mengkalibrasi tegangan pada channel 1 tersebut. Bila nilai 1 kotak
sudah tepat 2 volt seperti pada gambar dibawah berati kalibrasi tegangan pada channel 1 telah
berhasil. Maka dilanjutkan untuk melakukan kalibrsi frekuensi.
Gambar 6. Panel pada osiloscope (Bentuk gelombang sudah dikalibrasi tegangan.)

Untuk melakukan kalibrasi tegangan buatlah nilai 1 gelombang (1 puncak dan 1 lembah
) pada gelombang kotak tersebut bernilai 1 KHz. Caranya yaitu atur tombol volt/div agar
pulsa gelombang kotak mudah dilihat (usahakan pada nilai 0.5 ms atau 1 ms
saja), kemudian putar tombol var dibawah atau didekat tombol time/div (ingat var pada
time/div...!!). Misal saya gunakan tombol time/div pada 0.5 ms maka saya harus
mendapatkan bentuk gelombang kotak 1 puncak 1 kotak dan 1 lembah 1 kotak. Sehingga
nantinya saat dihitung nilai periode 1 gelombang ( 1 puncak dan 1 lembah) adalah 0.5 ms +
0.5 ms = 1 ms (nilai periode gelombang). Maka frekuensinya f adalah 1/T = 1/1 ms = 1 /
0,001= 1000 Hz = 1 KHz (sesuai dengan nilai 1 KHz pada terminal Cal kan...?). Untuk
lebih jelasnya silahkan lihat gambar dibawah ini. Perlu di ingat bahwa nilai var pada kalibrasi
tegangan pada channel 1 tadi sudah selesai dilakukan, jadi jangan sekali-kali merubahnya
sedikitpun, bila tidak anda harus mengulang kembali melakukan kalibrasi tegangan channel 1
dari awal lagi.
Gambar 7. Pengaturan time/div untuk kalibrasi frekuensi

Gambar 8. Bentuk gelombang setelah dikalibrasi tegangan dan frekuensi

Setelah melakukan semua langkah langkah diatas berati osiloskop pada channel 1 telah
selesai dikalibrasi tegangan dan frekuensi, maka siap untuk digunakan. Tetapi channel 2 juga
memerlukan kalibrasi, sehingga bila kita akan memakai osiloskop channel 1 dan 2 maka pada
channel 2 juga harus dilakukan kalibrasi, namun ingat kalibrasi cukup pada tegangan
saja(volt/div), tidak perlu sampai ke frekuensi (time/div) karena untuk kalibrasi frekuensi
efeknya pada channel 1 dan 2. Untuk menguji apakah hasil kalibrasi kita sudah berhasil atau
tidak dapat digunakan sebuah tegangan keluaran dari transformator, misalkan 12 volt AC
dengan frekuensi PLN 50Hz.

Gambar 9. Pengujian osiloskop dengan sumber tegangan AC.

Pada gambar diatas tampak bahwa hasil gelombang yang muncul pada layar melebihi luas
dari layar maka, ubah tombol volt/div pada posisi 5 volt.
Gambar 10. Bentuk gelombang sinus yang melebihi batas amplitudo.

Setelah pengaturan pada tombol volt/div maka bentuk gelombang sinus akan terlihat jelas
pada layar osiloskop seperti dibawah ini.

Gambar 11. Bentuk gelombang setelah pengaturan batas amplitudo(volt/div).

Untuk lebih memudahkan perhitungan tegangan dan frekuensi sekaligus maka aturlah tombol
time/div sehingga bentuk gelombang sinus akan terlihat jelas dan mudah dihitung amplitudo
maupun periodenya dalam 1 gelombang.
Gambar 12. Bentuk gelombang setelah pengaturan periode (time/div)

Setelah gambar terlihat jelas dapat dihitung besarnya amplitudo dan periode. Pertama
mungkin kita hitung amplitudonya yang merupakan Vpp dari nilai gelombang tersebut.
Besarnya kotak yang terukur adalah 3,4 (3 kotak + 2 strip garis didalam kotak, tiap strip
0,2) dan tombol volt/div yang saya pakai adalah 5 volt/div, maka nilai Vpp adalah gelombang
sinus tersebut adalah 3,4 div x 5 volt/div = 17 volt. Sehingga besarnya Vpp adalah 17 volt,
untuk Vrms nya tinggal dibagi saja Vpp dengan akar 2 atau Vpp dikalikan 0,707. Maka akan
didapatkan Vrms= 17 x 0,707 = 12,019 volt (sesuai dengan tulisan
transformator). Selanjutnya akan kita hitung berapakah frekuensinya? Mungkin agar lebih
mudah posisi atas dan bawah bisa diatur terlebih dahulu supaya gelombang mudah untuk
diperoleh titik tengahnya seperti pada gambar dibawah ini.
Gambar 13. Penyesuaian posisi untuk mengitung periode satu gelombang.

Untuk mengitung frekuensi maka kita perlu tahu terlebih dahulu periode gelombang tersebut.
Berdasarkan gambar diatas tampak bahwa periodenya(ujung simpul kiri dan kanan) adalah
10 div x 2 ms/div = 20 ms. Sehingga frekuensinya adalah 1/T = 1/20 ms = 1/0,02 s = 50 Hz.
Berarti dari pengukuran menggunakan osiloskop pada output transformator 12 volt adalah
12,019 volt dengan frekuensi AC 50 Hz.

Semoga tulisan diatas bermanfaat dan menjadi landasan awal, terutama yang ingin
mempelajari lebih lanjut tentang osiloskop untuk mencari model lissajous, menghitung
penguatan op-amp, rangkaian integrator dan diferensiator.

Perlu diingat bahwa beberapa model osiloskop untuk letak tombol mungkin sedikit berbeda,
tetapi untuk semua fungsi masih sama seperti penjelasan diatas.

Oscilloscope adalah alat ukur elektronik yang kerap digunakan untuk menghitung
perbedaan fasa dari beberapa gelombang listrik. Kemampuan ini tergantung dari banyaknya
trace (garis) pada layar monitor. Oscilloscope dengan single trace (satu garis) hanya dapat
menghitung perbedaan fasa dari satu gelombang listrik. Oscilloscope dengan dual trace (dua
garis) dapat menghitung perbedaan fasa dua buah gelombang listrik sekaligus. Disamping itu
Oscilloscope juga digunakan untuk keperluan :

1) mengukur tegangan dan menghitung frekuensi,


2) melihat bentuk gelombang,
3) mengukur Amplitudo Modulasi yang dihasilkan oleh pemancar radio dan generator
pembangkit sinyal,
4) mengukur keadaan perubahan aliran (phase) dari sinyal input,
5) mengukur frekuensi yang tidak diketahui.

A. Persiapan Awal
Osiloskop biasanya digunakan untuk mengitung besarnya frekuensi atau
tegangan (amplitudo) dari suatu gelombang atau sinyal listrik. Umumnya orang akan
menggunakan osiloskop untuk mengamati bentuk suatu gelombang sinusoidal dari
rangkaian atau sumber listrik arus bolak balik atau AC (Alternating Current) sehingga
dapat mengitung langsung besarnya amplitudo gelombang dari puncak bawah sampai
puncak atas, oleh sebab itu sering dikenal dengan istilah tegangan peak to
peak (Vpp). Namun untuk melakukan perhitungan dan mendapatkan hasil yang akurat
maka harus dipastikan terlebih dahulu bahwa osiloskop yang akan kita gunakan telah
terkalibrasi atau belum. Untuk mengetahui apakah osiloskop tersebut sudah terkalibrasi
ataupun cara untuk melakukan kalibrasi akan saya jelaskan sebagai berikut.
Osiloskop pada dasarnya terdapat beberapa tombol utama yang memiliki fungsi
pokok berbeda, antara lain.
 Volt/div yaitu digunakan untuk mengatur batas pengukuran tegangan atau
amplitodo dalam 1 kotak atau div pada batas posisi sisi atas dan sisi bawah
kotak. Lebih tepatnya untuk menentukan besarnya tegangan yang dihitung
dalam tiap kotak.
 Time/div yaitu digunakan untuk menentukan besarnya batas pengukuran
periode (dalam sekon) atau batas sisi kiri dan sisi kanan dalam 1 kotak atau
div.
 Mode yaitu untuk menentukan channel mana yang aktif atau muncul dalam
layar. Umumnya bisa salah satu cannel atau kedua channel secara bersamaan,
bahkan sampai menggabungkan kedua channel tersebut.
 var pada volt/div yaitu digunakan untuk mengkalibrasi tegangan pada masing
masing channel pada osiloskop. Efek yang muncul pada pengaturan tombol ini
yaitu perubahan jarak atas dan bawah pada 1 gelombang.
 var pada time/div yaitu digunakan untuk mengkalibrasi periode pada semua
channel osiloskop. Efek yang mencul pada pengaturan tombol ini yaitu
perubahan jarak kiri dan kanan pada 1 gelombang.
 Position pada y untuk mengatur dan menggeser letak atas dan bawah
gelombang pada layar.
 Position pada x untuk mengatur dan menggeser letak kiri dan kanan
gelombang pada layar.
Untuk lebih jelas silahkan perhatikan semua tombol yang ada pada gambar
osiloskop berikut :

Gambar 1. Osiloskop Merk GW 50 MHz

Gambar 2. tombol utama pada osiloskop


Persiapan awal yang penting diperhatikan dalam pengoperasian Oscilloscope sebagai
alat ukur adalah :
1. Tegangan AC
Tegangan AC harus memiliki toleransi sebesar 10% dari tegangan standar (110-
220VAC). Untuk tegangan 110 VAC, kalau lebih rendah dari 99 Volt atau lebih
tinggi 121 Volt, gambar akan kurang jelas atau akan mengakibatkan terbakarnya catu
daya. Untuk tegangan 220 VAC, kalau lebih rendah dari 198 Volt atau lebih tinggi
dari 242 Volt, gambar akan kurang jelas, untuk penggunaan yang lama dapat
mengakibatkan terbakarnya catu daya.
2. Voltage Input Max
Tegangan yang digunakan untuk berbagai hubungan input tidak boleh melebihi
nilai tegangan seperti yang ditampilkan tabel berikut.

Connector Max Volt p-p


Pada tabel terlihat jelas bahwa tegangan yang
V IN 600 diperbolehkan untuk hubungan input V IN, H IN,
dan SYNC berbeda-beda.
H IN 100
Peringatan! Jangan menghubungkan input
SYNC IN 30 connector ke playback TV.

3. Pencegahan Terbakarnya Ion

Bila beam (sorotan) pada Cathode Ray Tube (CRT) atau layar monitor
menghasilkan gambar titik (spot), ada kemungkinan terbakarnya satu bagian ion.
Tombol INTENSITY harus digerakkan untuk menghentikan (mematikan) pijaran yang
dihasilkan oleh gambar titik. Atau gambar titik digerak-gerakkan dengan dengan
memutar-mutar tombol SWEEP TIME.

4. Pengaruh Medan Maknit

Oscilloscope dapat dipengaruhi oleh medan maknit yang tinggi, karenanya


Oscilloscope hendaklah digunakan di tempat-tempat yang tidak ada medan
maknitnya.
Solder jenis Gun Type Soldering (solder listrik yang berbentuk pistol) dapat
menghasilkan medan maknit yang tinggi.

B. Pengoperasian Awal

Langkah-langkah awal dalam pengoperasian Oscilloscope sebagai alat ukur adalah


sebagai berikut :

1. Tombol ON-OFF pada posisi OFF


2. Posisikan semua tombol yang memiliki tiga posisi pada posisi tengah.
3. Putar tombol INTENSITY pada posisi tengah.
4. Dorong tombol PULL 5X MAG ke dalam untuk memperoleh posisi normal.
5. Dorong tombol TRIGGERING LEVEL pada posisi AUTO.
6. Sambungkan kabel saluran listrik bolak balik ke stop-kontak ACV.
7. Putar tombol ON-OFF pada posisi ON. Kira-kira 20 detik kemudian satu jalur garis
akan tergambar pada layar CRT. Jika garis ini belum terlihat, putar tombol
INTENSITY searah jarum jam.
8. Atur tombol FOCUS dan INTENSITY untuk memperjelas jalur garis.
9. Atur ulang posisi vertikal dan horisontal sesuai dengan kebutuhan.
10. Sambungkan probe ke input saluran-A/channel-A (CH-A) atau ke input saluran
B/channel-B (CH-B) sesuai kebutuhan.
11. Sambungkan probes ke terminal CAL untuk memperoleh kalibrasi 0,5Vp-p.
12. Putar pelemah vertikal (vertical attenuator), saklar VOLTS/DIV pada posisi 10 mV,
dan putar tombol VARIABLE searah jarum jam. Putar TRIGGERING SOURCE ke
CH-A, gelombang persegi empat (square-wave) akan terlihat di layar.
13. Jika tampilan gelombang persegi empat kurang sempurna, atur trimmer yang ada pada
probe sehingga bentuk gelombang terlihat nyata.
14. Pindahkan probe dari terminal CAL 0,5Vp-p. Oscilloscope sudah dapat digunakan.

C. Mengukur Tegangan dan Menghitung Frekuensi.

1. Mengukur Tegangan AC.

Gambar 1.C berikut memperlihatkan suatu bentuk sinyal dari luar dalam bentuk
gelombang sinus.
Posisi kontrol dan indikasi Oscilloscope:
 Tombol SWEEP TIME/DIV berada pada
posisi 5 msec (5 mili second).
4 DIV (a)
 Tombol VOLTS/DIV pada posisi 2V
(dengan demikian 1 kotak/1 DIV pada
layar CRT = 2 Volt).
 Tegangan puncak (peak voltage) = 2 DIV
x 2V = 4 Volt.
 Tegangan dari puncak ke puncak (peak to
4 DIV peak voltage)= 4 DIV....(a) = 4 DIV x 2
Volt = 8 Volt.

GAMBAR 1c

2. Menghitung Frekuensi

1
Frekuensi =  T = Jumlah DIV pada tegangan puncak ke puncak x nilai waktu
T
(dalam second) yang ditunjuk oleh SWEEP TIME/DIV.

Mengikuti uraian di atas :

1 1 1
Frekuensi = =
5 𝑚𝑠𝑒𝑐 𝑥 4 (𝐷𝐼𝑉) 20 𝑥 10−3

= 50 Hz

3. Mengukur Tegangan DC

Cermati gambar 3.C

DC

3 CM
GND

(0V)
GAMBAR 3.C

 Setel tombol AC-GND-DC pada posisi DC.


 Setel tombol MODE pada CH-A.
 Pasang kabel penyidik (probe) ke VERTICAL INPUT CH-A/INPUT Y.
 Sambungkan ujung kabel penyidik (probe) ke sumber tegangan DC yang akan
diukur.
 Untuk tegangan positip, trace pada layar akan bergerak ke atas, untuk
tegangan negatip, trace pada layar akan bergerak ke bawah.
 Posisi kalibrasi (CAL) pada tombol VOLTS/DIV = 10 mV, hasil pengukuran
seperti yang ditampilkan pada gambar 40 = 30 mV.

4. Melihat Gelombang dari Input Luar

Bentuk-bentuk gelombang dari input luar (external input) yang dapat dilihat dengan
menggunakan Oscilloscope adalah seperti yang ditampilkan pada gambar 4.C
GELOMBANG SINUS

GELOMBANG SQUARE DAN RECTANGULAR

GELOMBANG GIGI GERGAJI

GELOMBANG STEP DAN PULSE

GAMBAR 4.C BENTUK GELOMBANG DARI INPUT LUAR

(Jaringan Listrik, TV, dan Mobil)

5. Mengukur Amplitudo Modulasi

Oscilloscope juga dapat dipakai untuk mengukur amplitudo modulasi yang dihasilkan
oleh pemancar radio. Perhatikan gambar 5.C
GAMBAR 5.C AMPLITUDO MODULASI

Metoda yang sering digunakan untuk mengukur Amplitudo Modulasi adalah metoda
amplop (envelope methode)
A–B
Modulasi (dalam %) = X 100
A+B

Untuk keperluan ini putar tombol SWEEP TIME untuk peragaan gelombang AC.
Tombol SYNC pada posisi AC. Sinyal dari sumber audio luar masuk melalui Z AXIS (pada
Oscilloscope yang menjadi acuan dalam penulisan modul ini, Z AXIS terdapat di belakang
Oscilloscope)

6. Mengukur Keadaan Perubahan Aliran ( Phase Different) dari Sinyal Input

Oscilloscope dapat digunakan untuk menghitung sudut phase/sin Ø (sinus teta).


Perhatikan gambar 6.C
B
Sin Ø = Sin Ø = Sudut Phase
A

Sudut fasa (phase) yang dihasilkan sebuah


frekuensi di titik-titik yang berbeda dari
sebuah rangkaian, dapat ditentukan.
Tombol AC-GND-DC (pada CH-A dan
CH-B) pada posisi GND. Input masuk
lewat saluran input X dan Y.

GAMBAR 6.C SUDUT FASA

7. Mengukur Frekuensi yang Tidak Diketahui

Frekuensi yang belum diketahui dapat diukur dengan cara membandingkannya


dengan frekuensi yang telah diketahui nilainya (frekuensi standar). Untuk ini digunakan
apa yang disebut Lissajous Patern Methode. Perhatikan gambar 7.C

1 2
Untuk keperluan ini diperlukan langkah sebagai
3
berikut :
1. Putar tombol SWEEP TIME/DIV (no. 8) ke
Nx = 3 CH-B.
2. Hubungkan frekuensi yang diketahui ke
1 INPUT X/ CH-B
3. Setel kontrol vertikal untuk mencocokkan
amplitudonya.
4. Hubungkan frekuensi yang tidak diketahui
ke INPUT Y/CH-A.
GAMBAR 7.C 5. Tombol SOURCE pada posisi EXT.
6. Frekuensi dapat dihitung dengan rumus :
Ny = 1 𝑁𝑥
𝐹𝑢 = 𝐹𝑠
𝑁𝑦

Dimana,
Fs = Frekuensi yang diketahui (frekuensi standar)
Fu = Frekuensi yang tidak diketahui
Nx = Nomor simpul di atas jalur
Ny = Nomor simpul di kiri jalur.

Contoh Penggunaan,
1. Letakkan tombol SOURCE pada posisi LINE.
2. Tombol AC-GND-DC pada posisi AC.
3. Hubungkan sebuah Audio Variabel Oscilator ke ke INPUT Y/CH-A
4. Hubungkan RF Generator ke INPUT X/ CH-B
5. Gerakkan kontrol RF Generator pada frekuensi 50, 100, 150 Hz (atau dapat juga pada
posisi 60, 120, 180 Hz dan seterusnya).
6. Pola dengan simpul 1,2,3 akan tergambar ganda di jalur frekuensi.

Anda mungkin juga menyukai