Anda di halaman 1dari 20

MADANIYA STORY

This is about my memories, my experiences, my feeling and my favorites.

Monday, December 22, 2008

ISU GLOBAL KESEHATAN REPRODUKSI

Beberapa issue global tentang kesehatan reproduksi remaja terkini yang sedang menjadi pembicaraan
hangat antara lain Kesetaraan Gender, masalah lansia, Trafficking, aborsi, dan HIV AIDS disamping issue
lain. Kumpulan berita yang dirilis dari berbagai media sering membahas ketiga hal tersebut. Dan
berbagai pihak mengkaitkan issue tersebut sebagai bagian dari permasalahan yang berkaitan dengan
kemiskinan. Proses globalisasi itu sendiri memegang peranan penting dalam perubahan permasalahan
kesehatan dunia termasuk kesehatan reproduksi. Perubahan yang cepat sebagai dampak globalisasi ini
juga terjadi pada perilaku remaja. Hal ini didukung oleh kemudahan mendapatkan informasi, kemudahan
memperoleh sarana dan prasarana, kemudahan dalam komunikasi. Kemudahan kemudahan ini pada
dasarnya untuk kesejahteraan umat namun disisi lain bias juga menjerumuskan umat ke dalam kondisi
yang menyulitkan.

Issu Gender Dalam Kesehatan Reproduksi;

Salah Satu tolok ukur Millennium Development Goals (MDGs), adalah terwujudnya kesetaraan gender
dalam akses terhadap pendidikan Laki2/Perempuan =100 % pada tahun 2015. Dan ahir ahir ini
pengarusutamaan Gender menjadi tofik hangat di banyak negara khususnya negara negara berkembang.

Menurut kajian yang dilaksanakan oleh UN Development for Women (UNIFEM), dalam dua dekade
terahir di negara negara berkembang terjadi peningkatan ketidak setaraan laki laki dan perempuan.
Kesenjangan ini justru karena proses globalisasi, dengan adanya keterbukaan yang diiringi dengan
masuknya informasi dan teknologi terbyata tidak dapat di akses oleh para perempuan di Negara
berkembang. Akibatnya para perempuan akan kalah bersaing dengan laki laki yang memiliki akses
terhadap informasi dan teknologi. Sebagai akibatnya keterbukaan global membuat perempuan di negara
berkembang semakin tertinggal.

Persfektif Perempuan menurut DAWN (Development Alternatives of Women for a New Era); menurut
DAWN: Kebijakan dunia usaha harus dibedakan antara laki2 dan perempuan karena perbadaan akses thd
sumber daya ekonomi, tg jawab sosial, dan sifat biologis.

Organisasi Wanita juga berhasil menginisiasi kebijakan publik sebagai contoh Contoh: Larangan bagi
perempuan bekerja menggunakan pestisida dalam pertanian ; Wanita Afrika menuntut perhatian khusus
ttg pola hidup ; Wanita latin Afrika menolak eksplorasi perusahaan di daerah Amazon krn kawatir
tanaman tradisional utk

kesehatan wanita disana rusak dan kebijakan lainnya.

Double Whammy for women; menurut Boonthan Sakanond; Akibat Krisis ekonomi para wanita di Asia
mengalami “Redomesticating” beberapa perusahaan yg terkena imbas krisis dan mem PHK sebagian
pekerja maka yg paling mudah terkena PHK adalah Perempuan. Memaksa perempuan mancari alternatif
pekerjaan lain dalam penelitian terbukti peningkatan pekerja komersial sex. Pengalaman di Thailan dlm
masa krisis terjasi 300 ribu PHK, kebanyakan korbannya adalah wanita. Di Hongkong, Pilipina, juga
mengalami hal yang sama.

Prangtip Daorang dan Kafil Yamin; membuat statement : Women Last in Firt Out; artinya wanita dalam
memperoleh kesempatan kerja untuk dapat masuk pada urutan terahir; apa bila akan di PHK pada
urutan pertama, kejadian ini terjadi di Asia tenggara. Laporan ILO mengatakan bahwa perbaikan ekonomi
pasca krisi di Asia; Wanita tidak mendapat benefit yang adil. Pekerja migran wanita di Asia berkembang
pesat dalam jumlah; data terahir terdapat 1,5 juta pekerja baik legal maupun ilegal, tujuan penkerja
migran, Saudi, Kuwat, Taiwan, Korea, Malaisya, Brunei dan Singapura.

Kesetaraan gender dalam pemerintahan; keberadaan Jumlah kabinet wanita belum seimbang dengan
komposisi cabinet secara keseluruhan, Di Indonesia ada kecenderungan kesulita pemenuhan kuota bagi
Partai Peserta PEMILU untuk mencalonkan wakilnya 30% perempuan,

Issue Kesehatan Reproduksi lansia:

Lanjut usia atai lansia marupakan masa dimana seseorang berada pada kondisi yang merupakan resultan
atau hasil ahir periode kehidupan sebelumnya. Diharapkan pada masa ini seseorang tinggal menikmati
hasil kerjanya. Dengan adanya peningkatan umur harapan hidup terjadi peningkatan jumlah lansia yang
sangat bernakna ahir ahir ini; dan ada kecenderungan beberapa tahun yang akan dating jumlahnya
masih akan meningkat. Akibatnya Dependency ratio akan meningkat; artinya dalam suatu Negara akan
terjadi jumlah usia produktif harus menaggung lebih banyak usia non produktif dimana sebagian besar
adalah lansia.

Di beberapa Negara maju umur harapan hidup telah mencapai sekitar 80 tahun akibatnya didalam suatu
populasi akan terdapat lansia yang banyak, beberapa kondisi yang berkaitan dengan lansia antara lain:
Kelaparan; Kemiskinan; asupan diet yang tidak adequate; gangguan fungsi organ; isolasi social; kesepian;
masalah demografi pedesaan dan perkotaan; depresi; berkurangnya ingatan; ketergantungan, dan
kesehatan mulut dan gigi yang jelek. Dari semua kondisi tersebut berpengaruh terhadap kesehatan
reproduksi lansia.

Issue Issue lain lain dalam Kesehatan Reproduksi:


Trafficking merupakan masalah lama yang masih tetap hangat dibicarakan samai ahir ahir ini; terutama di
negara negara berkembang dan masyarakat miskin. Trafficking muncul dari berbagai bentuk, mulai dari
penjualan bayi, anak dan wanita. Hampir semua korban trafficking adalah anak anak dan wanita, belum
dijumpai korban trafficking pria dewasa. Traffiking sangat erat kaitanya dengan perbudakan atau praktek
praktek yang menyerupainya.

Ada beberapa bentuk kegiatan atau praktek praktek yang berkaitan dengan trafficking antara lain: Debt
bondage adalah suatu status seseorang yang harus melayani orang lain dalam waktu lama sehubungan
dengan nilai yang telah dibayar orang lain tersebut dimana tidak ada batasan waktu dan batasan tugas,
dan nilai pekerjaannya itu tidak dapat untuk membayar atau melunasi. Serfdom adalah suatu status
seseorang akibat suatu kekuatan hukum, transaksi, atau perjanjian tertentu yang menyebabkan orang
tersebut bekerja kepada orang lain baik dibayar maupun tidak, dan orang tersebut tidak memiliki
kekuatan untuk merubah statusnya. White slavery atau perbudakan untuk industry sex. Kebanyakan
korban dari white slavery ini adalah bukan orang kulit putih, adalah kondisi seseorang akibat transaksi
atau perjanjian tertentu mengakibatkan dirinya dapat di ekploatasi secara seksual oleh orang lain,
kebanyakan korbannya dipekerjakan dalam kegiatan prostitusi.

Dengan adanya bukti bukti bahwa banyaknya terjadi trafficking di negara negara berkembang yang
sebagian besar korbanya dipekerjakan dalam industrri sex; banyak kalangan menganggap penting untuk
segera dicarikan jalan keluar guna menangani masalah ini. Penanggulangan secara nasional dan regional
saja tidaklah cukup. Perlu diadakan kesepakatan internasional untuk mengatasi perdagangan anak anak
dan perempuan. Dampak yang dikawatirkan dengan adanya trafficking ini adalah terjadi penyebaran
penyakit menular seksual termasuk HIV AIDS, kehamilan yang tidak diharapkan, anak anak tidak
memperoleh pendidikan yang memadai dan timbulnya dampak social laiannya.

Perubahan perilaku yang cenderung keluar dari kebiasaan sesuai norma social budaya setempat. Hal ini
berkenaan dengan arus globalisasi dimana terjadi transfer informasi dari suatu negara ke negara lain.
Dalam berapa hal perubahan yang cepat dari suatu kebiasaan perilaku ke perilaku yang lain sering
menimbulkan beberapa akibat yang kurang sesuai. Perubahan perilaku yang perlu harus segera
diperhatikan antara lain: pergaulan bebas; pemakaian obat obatan terlarang; penggunaan alcohol dll.

Dengan adanya pergaulan bebas akan meningkatkan adanya kehamilan remaja atau kehamilan yang
tidak diharapkan. Kehamilan yang tidak diharapkan ini berkontribusi terhadap meningkatnya angka
aborsi dan lahirnya anak anak yang tidak diharapkan dari orang tuanya. Dari aborsi sendiri akan
menimbulkan berbagai dampak yangh harus ditanggung oleh pihak ibu. Issue tentang aborsi telah
mengundang berbagai pro dan kontra di berbagai belahan dunia. Di beberapa negara berkembang
tercatat bahwa 15 - 30% kematian maternal berkaitan dengan komplikasi aborsi. Dari data 40 juta
keguguran ditengarai 20 juta diantaranya adalah aborsi illegal dari angka tersebut 19 juta diantaranya
terjadi di negara berkembang, bila dilihat dari kelompok umurnya ternyata aborsi illegal lebih banyak
terjadi pada kehamilan remaja.
Secara keseluruhan di dunia diperkirakan 38% kehamilan adalah tidak diharapkan dan 22 % diantaranya
berahir dengan keguguran. di negara negara Afrika tercatat 30% kehamilan adalah tidak diharapkan, 15%
diantaranya berahir dengan keguguran, di Eropa Timur tercatat 63 % kehamilan tidak diharapkan dan
57% diantaranya berahir dengan keguguran, di Amerika 49% kehamilan tidak diharapkan dan 54%
diantaranya berahir dengan keguguran.

Selain pergaulan bebas, penyimpangan perilaku remaja yang berkaitan dengan kesehatan reproduksi
masih ada beberapa hal, misalnya penggunaan obat obatan terlarang, merokok, penggunaan alcohol.

Semua faktor di atas memberikan pengaruhnya pada perilaku kesehatan reproduksi, yang bisa bersifat
sebagai:

(1) faktor pencetus (predisposing factor) atau sifat yang memotivasi perilaku;

(2) faktor pemungkin (enabling factor) atau sifat yang menfasilitasi perilaku individu; atau

(3) faktor penguat (reinforcing factor) atau sifat yang menunjukkan suatu pujian atau hukuman atau
semua feedback yang mengikuti atau yang merupakan antisipasi sebagai konsekuensi dari perilaku
(Green, 1991). Tiap faktor memberikan pengaruh positif (protektif) atau membuat risiko (negatif) untuk
keluaran kesehatan reproduksi remaja yang sehat.

Issue selanjutnya yang menjadi pembicaraan hangat ditingkat global adalah HIV AIDS. Beberapa puluh
tahun yang lalu HIV AIDS belum dikenal, namun sekarang epidemic HIV AIDS telah menyebar di seluruh
dunia. Sebagai contoh di Boswana Afrika Selatan dan Simbagwe sekitar seperempat sampai sepertiga
remaja putri telah terjangkit HIV. Hal ini yang menyebabkan kematian remaja di negara tersebut banyak
disebabkan oleh AIDS. Penyebaran HIV di kalangan masyarakat khususnya remaja terjadi karena
perubahan pola perilaku. Baik perilaku berganti ganti partner sex maupun perilaku penggunaan obat
obat terlarang.

M.A.D.A.N.I.Y.A at 11:38 AM

No comments:

Post a Comment


Home

View web version

Powered by Blogger.

info@aliansiremajaindependen.org

Aliansi Remaja Independen

Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi

May, 1

Athifa Rahmah

Resource center

Hak Kesehatan Seksual dan Reproduksi

Definisi Kesehatan

Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mendefinisikan sehat sebagai suatu
keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial. Artinya, sehat tidak hanya suatu keadaan terbebas dari
penyakit atau kecacatan. Artinya seseorang yang sehat tidak menglami keluhan fisik, tapi juga merasa
terbebas dari tekanan psikologis dan bisa berinteraksi dan berperan secara sosial dengan lingkungannya.

Definisi Kesehatan Seksual

Kesehatan seksual didefinisikan sebagai keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial secara utuh,
tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan
seksualitas. Kesehatan seksual memerlukan adanya penghargaan terhadap seksualitas seseorang,
termasuk dalam hal merasakan kenikmatan seksual dan hubungan seks yang aman tanpa paksaan dan
kekerasan. Jadi seseorang bisa bilang bahwa dirinya sehat seksual jika bisa memilih pasangan seksual,
merasakan kenikmatan seksual, dan terbebas dari risiko kehamilan yang tidak direncanakan dan infeksi
menular seksual, dan bebas dari segala paksaan dan kekerasan.

Definisi Kesehatan Reproduksi

Sedangkan kesehatan reproduksi didefinisikan sebagai keadaan sejahtera secara fisik, mental dan sosial
secara utuh, tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan
dengan sistem reproduksi, fungsi dan prosesnya. Jadi seseorang merasa sehat reproduksi jika organ
reproduksinya mampu berfungsi dengan baik, bisa menentukan apakah mau memiliki anak, jumlah anak
dan jarak antar anak, serta memilih alat kontrasepsi yang diinginkan tanpa adanya paksaan.

Definisi Hak Seksual

Hak seksual mencakup hak asasi manusia yang telah diakui oleh hukum nasional dan internasionak, serta
dokumen dan perjanjian internasional. Hak asasi ini termasuk hak semua orang untuk bebas dari
pemaksaan, diskriminasi dan kekerasan untuk:

• Menerima pelayanan kesehatan yang berkualitas terkait dengan seksualitas, termasuk akses ke
pelayanan kesehatan seksual dan reproduksi

• Mencari dan menyampaikan informasi terkait dengan seksualitas

• Mendapatkan informasi dan pendidikan seksualitas

• Menghormati integritas tubuh

• Memilih pasangan

• Memutuskan untuk aktif seksual atau tidak

• Melakukan hubungan seksual

• Memutuskan untuk menikah atau tidak menikah

• Memutuskan untuk memiliki atau tidak memiliki dan kapan punya anak

• Memiliki kehidupan seksual yang memuaskan, menyenangkan dan amanan

Sebagai catatan bahwa pemenuhan hak asasi manusia seseorang harus memperhatikan dan
menghormati hak asasi orang lain (Organisasi Kesehatan Dunia, Oktober 2002).

Definisi Hak Reproduksi

Meliputi hak asasi manusia tertentu yang telah diakui dalam hukum nasional dan internasional, serta
dokumen dan perjanjian nasional dan internasional hak asasi manusia. Hak asasi ini berlandasrkan atas
pengakuan hak-hak dasar bagi pasngan dan individu untuk memutuskan secara bebas dan bertanggung
jawab terkait jumlah, jarak dan waktu memilki anak, memiliki akses ke informasi dan pelayanan terkait,
dan juga hak untuk mencapai standar kesehatan seksual dan reproduksi optimalnya. Termasuk hak untuk
membuat keputusan terkait reproduksi tanpa adanya diskriminasi dan kekerasan seperti yang disebutkan
di Konferensi Internasional Kependudukan dan Pembangunan (International Conference on Population
Development, Kairo, 5-13 September 1995, paragraph 7.3).

Share:

« »

Post a Comment

Your Message

Artikel Terbaru

Kenali 15 Bentuk Kekerasan Seksual dari Komnas Perempuan Ini

Wajib Tahu! 7 Hal yang Kamu Kira Konsensual Padahal Tidak

Youth Health Celebration 2017: Saatnya Remaja Berperan dalam Menghapus Kekerasan Seksual!

Lokakarya Kebijakan Berbasis Bukti dalam Pembangunan Remaja di Asia

Menakar Toleransi Dalam Edukasi

Kategori

Acara

Artikel dan Opini

Informasi

Kosakata

Laporan Kegiatan

Resource center
Home

Profil Organisasi

Informasi

Webmail

Kontak Kami

Aliansi Remaja Independen © 2015

Health Ambassadors

Sabtu, 11 April 2015

makalah ruang lingkup kebidanan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam ruang lingkup kebidanan, seperti permasalahan kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir,
keluarga berencana kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat sangat
diperlukan seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-masalah tersebut. Maka dari itu,
diperlukan pelayanan yang bersifat khusus berupa asuhan kebidanan.

Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggungjawab bidan dalam pelayanan yang
di berikan kepada klien yang memiliki butuhan dan atau masalah kebidanan (kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan
masyarakat).

Pelayanan kebidanan terintregasi dengan pelayanan kesehatan. Selama ini pelayanan kebidanan
tergantung pada sikap sosial masyarakat dan keadaan lingkungan dimana bidan bekerja. Beberapa
penelitian menyatakan, bahwa meningkatnya keadaan sosial ekonomi masyarakat akan mempengaruhi
pemanfaatan penolong persalinan, dalam hal ini dipilihnya bidan sebagai penolong persalinan. Demikian
juga meningkatnya pendidikan masyarakat, khususnya, meningkatnya pendidikan ibu akan pola
pelayanan kebidanan selama ini.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan umum dan khusus dari pembuatan makalah ini, yaitu:

1. Tujuan umum dari pembuatan makalah ini adalah untuk mendapatkan nilai tugas dari dosen mata
pelajaran.

2. Tujuan khusus

a. Memberi pengetahuan tentang Ruang Lingkup Asuhan Kehamilan

b. Memberi pengembangan pendidikan mengenai Ruang Lingkup Asuhan Kehamilan

1.3 Manfaat

Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini adalah:

a. Guna menambah wawasan mahasiswa mengenai materi yang dibahas dalam makalah ini

b. Mengembangkan pemahaman mahasiswa tentang Ruang Lingkup Asuhan Kehamilan

c. Meningkatkan keterampilan para mahasiswa dalam membuat makalah


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Asuhan Kebidanan

Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu, klien (Depkes, 1996:3).

Kebidanan adalah bentuk pelayanan kesehatan yang komperhensif dan karakteristik berdasarkan ilmu
dan seni kebidanan yang ditujukan pada wanita atau khususnya dalam masa prakonsepsi, masa
kehamilan, masa nifas dan bayi baru lahir, upaya masa interval dengan upaya promotif, preventative dan
rahabilitatif baik secara individu, keluarga, kelompok masyarakat sesuai wewenang, tanggung jawab dan
kode etik profesi bidan (Sumarto, 1995 : 16).

Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan berdasarkan ilmu kebidanan pada wanita sesuai
wewenang dan tanggung jawab seorang bidan.

2.2 Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil

Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki organ
reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan seksual dengan seorang
pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Selama
pertumbuhan dan perkembangan kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan kemampuan seorang ibu
hamil untuk beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya.

Semua perubahan fisik pada ibu mengakibatkan terjainya perubahan psikis berupa rasa tidak percaya
diri terhadap penampilan dirinya. Pada masa ini, ada ibu yang ,merasa enggan berpergian, bahkan ada
yang sampai menarik diri dari aktivitas kehidupan social sebagai seorang ibu. Untuk mengantisipasi
supaya dampak-dampak negative seperti yang dipaparkan di atas tidak terjadi terlalu berat pada ibu, dan
untuk mengantisipasi supaya persalinan berlangsung aman dan tidak terjadi trauma terlalu berat, baik
terhadap ibu maupun janin, ibu hamil perlu diberi asuhan kehamilan.

Semakin bertambah usia kehamilan, akan mengakibatkan bentuk tubuh ibu berubah yang semula
langsing menjadi tidak langsing lagi. Buah dada mulai membesar, pembulih-pembuluh darah pada perut
tampak biru, perut semakin menonjol kedepan.

Asuhan ibu hamil oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data,menetapkan diagnosis dan
rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan kepuasan serta kesejahteraan
ibu dan janin selama periode kehamilan.

2.3 Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan


Ruang lingkup asuhan kehamilan normal dan identifikasi kehamilan dalam rangka persiapanuntuk
menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan.

Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil meliputi:

1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis tiap


kunjungan/pemeriksaan ibu hamil

2. Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.

3. Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri(TFU)/Posisi/Presentasi dan


penurunan janin.

4. Melakukan penilaian pelvic, ukuran dan struktur panggul.

5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janindengan feteskope/pinard
dan gerakan janin dengan palpasi.

6. Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir(HPL)

7. Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.

8. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi.

9. Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan.

10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan. Hiperemesis gravidarum tingkat I,
abortus iminen dan preklampsia ringan.

11. Menjelaskan dan mendemostrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan kehamilan.

12. Memberi imunisasi.

13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan penanganannya termasuk rujukan tepat
pada: kurang gizi, pertumbuhan janin tidak adekuat, PEB, dan hipertensi, perdarahan pervaginam,
kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang signifikan, sakit kepala berat, gangguan
pandangan, nyeri epigastrium karena hipertensi, KPSW, Persangkaan Polihidramnion, Diabetes Melitus,
kelainan kongenital, hasil laboraturium abnormal, kelainan letak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi
menular seksual, vaginitis, infeksi saluran kencing.

14. Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua.

15. Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan,
keamanan, merokok

16. Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang tersedia.
Secara Ringkas, Asuhan kebidanan adalah asuhan yang di berikan oleh seorang Bidan yang mempunyai
Ruang Lingkup sebagai berikut:

1. Remaja Putri

Asuhan yang diberikan Bidan kepada Remaja putri. Bidan memberikan penyuluhan tentang proses
menstruasi.

2. Wanita Pranikah

Asuhan yang diberikan Bidan kepada wanita sebelum menikah. Bidan memberikan penyuluhan tentang
dampak hubungan seksual.

3. Ibu Hamil

Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah asuhan yang diberikan Bidan pada ibu hamil utuk mengetahui
kesehatan ibu dan janin serta untuk mencegah dan menangani secara dini kegawatdaruratan yang terjadi
pada saat kehamilan.

4. IbuBersalin

Asuhan yang di berikan Bidan pada Ibu Bersalin. Bidan melakukan Observasi pada Ibu Bersalin, yani
pada Kala I, Kala II, kala III, Dan kala IV.

5. Ibu Nifas

Asuhan kebidanan pada Ibu nafas adalah Asuhan yang di berikan Pada Ibu Nifas. Biasanya berlangsung
selama 40 hari atau sekitar 6minggu. Pada Asuhan ini Bidan memberikan Asuhan berupa Memantau
Involusi Uteri, Kelancaran ASI, dan Kondisi Ibu dan Anak.

6. Bayi Baru lahir

Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah Asuhan yang di berikan Bidan pada bayi baru lahir. Pada
bayi baru lahir Bidan memotong tali plasenta, memandikan, mengobservasi ada tidaknya gangguan pada
pernafasan dsb dan memakaikan pakaian dan membendong dengan kain.

7. Bayi dan Balita

Asuhan kebidanan pada neunatus dan balita adalah Asuhan yang di berikan Bidan pada Neunatus dan
balita. Pada balita Bidan memberikan Pelayanan, informasi tentang Imunisasi dan KIE sekitar kesehatan
neunatus dan balita.

8. Menopause

Asuhan yang diberikan Bidan kepada wanita yang Ibu-ibu yang sudah berhenti masa suburnya.

9. Wanita dengan Gangguan Reproduksi


Asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan Reproduksi adalah Asuhan yang di berikan Bidan pada
wanita yang mengalami gangguan reproduksi. Bidan memberikan KIE (Konseling Informasi Edukasi)
tentang gangguan-gangguan reproduksi yang sering muncul pada wanita seperti keputihan, menstruasi
yang tidak teratur.

2.4 Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan

Prinsip merupakan dasar atau azaz kebenaran yang menjadi pokok dasar berpikir, bertindak dan
sebagainya. Sebagai seorang bidan dalam melakukan asuhan kebidanan harus berdasarkan prinsip sesuai
tugas pokok dan fungsinya agar apa yang dilakukan tidak melanggar kewenangan atau mal praktik. Selain
harus memiliki kompetensi bidan dalam melaksanakan asuhan harus berpegang pada UU kesehatan no
23 tahun 1992 ; Kepmenkes 900 tahun 2002 tentang regisrasi dan praktik bidan, pelayanan dilaksanakan
sesuai standar pelayanan kebidanan dan standar profesi bidan.

1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.

Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu serta melindungi proses
kehamilan & kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian besar wanita. Tidak perlu
melakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah (evidence-based practice). Kehamilan bukan
suatu penyakit tapi kehamilan adalah proses yang normal dan wajar dialami wanita.Namun demikian
dalam melalui proses tersebut bidan perlu memfasilitasi agar proses yang akan dilalui dipahami dan
diterima dengan baik.

2. Pemberdayaan

Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan harus memberdayakan ibu
(dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan & pengalaman mereka melalui pendidikan kesehatan
agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada kondisi tertentu. Hindarkan sikap negatif dan banyak
mengkritik.

3. Otonomi

Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga. Untuk dapat mengambil suatu keputusan mereka
memerlukan informasi. Bidan harus memberikan informasi yang akurat tentang resiko dan manfaat dari
semua prosedur, obat-obatan, maupun test/pemeriksaan sebelum mereka memutuskan untuk
menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat suatu keputusan tentang apa yang
terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem nilai dan kepercayaan ibu/keluarga.

4. Tidak Membahayakan

Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai rutinitas sebab test-test
rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat membahayakan ibu maupun janin. Bidan yang
terampil harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan intervensi yang dilakukannya haruslah aman
berdasarkan bukti ilmiah.

5. Tanggung Jawab

Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisa, dan pertimbangan yang
matang. Akibat yang timbul dari tindakan yang dilakukan menjadi tanggungan bidan. Pelayanan yang
diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu & janin, bukan atas kebutuhan bidan. Asuhan yang
berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu serta berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktek terbaik)
menjadi tanggung jawab semua profesional bidan.

6. Non intervensi dan sederhana

Ini bukan berarti tidak boleh memberikan tindakan sama sekali, namun tindakan disesuaikan dengan
kebutuhan klien. Dan diusahakan penggunaan tenlogi yang mulai dari yang sederhana lebih dahulu.

7. Orientasi pada ibu secara komprehensif

Ibu dipandang sebagai makhluk individu maupun makluk sosial yang mempunyai kebutuhan.

8. Menjaga Privasi Ibu

9. Membantu ibu dalam menciptakan proses fisiologis

10. Memberikan informasi dan konseling yang cukup

11. Mendukung ibu dan keluarga supaya aktif

12. Mengormati praktik adat

Dalam memberikan asuhan seorang bidan harus menghargai praktik adat yang dilakukan trutama praktik
adat yang mendukung proses asuhan.

13. Menhormati keehatan fisik, psikologi, spiritual, dan social ibu

14. Usaha promosi dan preventif.

A. Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi

1. Konsepsi

Besrsatunya ovum dan sperma yang didahului oleh ovulasi

2. Ovulasi

Keluarnya ovum dari folikel dalam ovarium, bila ovum gagal bertemu dengan sperma dalam waktu 2 x 24
jam, maka ovum akan mati/hancur.

3. Inseminasi
Keluarnya sperma dari uretra pria kedalam vagina wanita. Sperma bergerak melalui uterus menuju tuba
fallopi dengan kecepatan 1 kaki/jam. Alat gerak sperma adalah bagian ekor dengan panjang rata-rata
10x bagian kepala.

4. Asuhan kehamilan normaldan identifikasi kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring
keadaan resiko tinggi dan mencegah adanya komplikasi kehamilan.

B. Ruang lingkup asuhan kehamilan menurut standar pelayanan kebidanan:

10. Identifikasi ibu hamil

11. Pemeriksaan dan pemantauan antenatal

12. Palpasi abdomal

13. Pengelolaan anemia pada kehamilan

14. Pengolahan dini hipertensi pada kehamilan

15. Persiapan persalinan

C. Ruang lingkup praktik kebidanan menurut KepMenkes nomor : 900/MENKES/SK/VII/2002


Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi (pasal 16):

a. Penyuluhan dan konseling

b. Pemeriksaan fisik

c. Pelayanan antenatal pada kehamilan nomal

d. Pertolongan pada abnormal, yang mencakup ibu hamil dengan abortus imminens, hiperemesis
gravidarum tingkat I, preeclampsia ringan dan anemia ringan

2.5 Kompetensi bidan di indonesia

Asuhan dan konseling selama kehamilan (Kompetensi ke-3)

a. Keterampilan Dasar

1. Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisanya pada setiap
kunjungan/pemeriksaan ibu hamil

2. Melaksanakan pemeriksaan fisik umum secara sistematis dan lengkap

3. Melakukan pemeriksaan abdomen secara lengkap termasuk pengukuran TFU/posisi/presentasi


dan penurunan janin
4. Melakukan penilaian pelvik, termasuk ukuran dan struktur tulang panggul

5. Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk DJJ dengan menggunakan fetoskope (pinard)
dan gerak janin dengan palpasi uterus

6. Menghitung usia kehamilan dan menentukan perliraan persalinan

7. Mengkaji status nutrisi ibu hamil dan hubungannya dengan pertumbuhan janin

8. Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi kehamilan

9. Memberikan penyuluhan pada klien/keluarga mengenai tanda-tanda berbahaya serta bagaimana


menghubungi bidan

10. Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan, hiperemesis gravidarum tingkat I,
abortus imminen, dan preeklampsia ringan

11. Menjelaskan dan mendemonstrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan yang lazim terjadi dalam
kehamilan

12. Memberikan imunisasi pada bumil

13. Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan melakukan penanganan yang tepat
termasuk merujuk ke fasilitas pelayanan yang tepat dari :

· Kekurangan gizi

· Pertumbuhan janin yang tidak adekuat

· Preeklampsia berat dan hipertensi

· Perdarahan pervaginam

· Kehamilan ganda pada janin kehamilan aterm

· Kelainan letak pada janin kehamilan aterm

· Kematian janin

· Adanya oedema yang signifikan, sakit kepala yang hebat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium
yang disebabkan tekanan darah tinggi

· Ketuban pecah sebelum waktu

· Persangkaan polyhidramnion

· Diabetes melitus

· Kelainan kongenital pada janin


· Hasil laboratorium yang tidak normal

· Persangkaan polyhidramnion, kelainan janin

· Infeksi pada bumil seperti : IMS, vaginitis, infeksi saluran perkemihan dan saluran nafas

14. Memberikan bimbingan dan persiapan untuk persalinan,kelahiran dan menjadi orang tua

15. Memberikan bimbingan dan penyuluhan mengenai perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi,
latihan (senam), keamanan dan berhenti merokok

16. Penggunaan secara aman jamu/obat-obat tradisional yang tersedia

b. Keterampilan Tambahan

1. Menggunakan Doppler untuk memantau DJJ

2. Memberikan pengobatan dan atau kolaborsi terhadap penyimpangan dari keadaan normal
dengan menggunakan standar lokal dan sumber daya yang tersedia

3. Melaksanakan kemampuan asuhan pasca keguguran

F.Oleh Helen Varney, dalam bukunya Varney’s Midwifery, menyatakan bahwa komponen/lingkup dari
asuhan kehamilan/antenatalcare dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Diagnosa dan penatalaksanaan dini kehamilan

2. Penilaian dan evaluasi kesejahteraan janin

3. Penilaian dan evaluasi kesejahteraan ibu

4. Petunjuk antisipasi dan instruksi

5. Tindakakan pengobatan untuk ketidaknyamanan kehamilan

6. Deteksi dini komplikasi bagi ibu dan janin


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Praktik kebidanan adalah asuhan yang diberikan oleh bidan secara mandiri baik pada perempuan yang
menyangkut proses reproduksi, kesejahteraan ibu dan janin / bayinya. Praktik kebidanan berdasarkan
prinsip kemitraan dengan perempuan dan bersifat holistik dan sangat berperan penting bagi wanita.

Sementara asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab
dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai masalah dalam bidang kesehatan. Asuhan
kebidanan diberikan oleh bidan kepada remaja putrid, wanita pranikah, dan ibu hamil serta melahirkan.
Asuhan kebidanan mempunyai tujuan-tujuan tertentu yang berguna bagi klien asuhan.

Pelayanan kebidanan adalah penerapan ilmu kebidanan melalui asuhan kebidanan kepada klien yang
menjadi tanggung jawab bidan, mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga
berencana, termasuk kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan masyarakat.

Pelayan kebidanan di bedakan berdasarkan kewenangan bidan, yaitu:

a. Pelayanan primer / mandiri

b. Pelayanan kolaborasi

c. Pelayanan rujukan / ketergantungan

3.2 Saran

Sebaiknya tenaga kesehatan melakukan asuhan kebidanan dengan benar, hati- hati dan teliti. Ini
dikarenakan kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan dampak bagi ibu dan anak.
Praktek kebidanan sangat berperan penting dan memberikan pengaruh besar bagi wanita. Bidan juga
harus melakukan asuhan kebidanan dengan baik agar dapat tercipta kenyamanan antara klien dan bidan
itu sendiri. Asuhan yang diberikan oleh bidan harus sesuai dengan kebutuhan kliennya dan bersifat
menyeluruh bagi setiap wanita.

DAFTAR PUSTAKA

Estiwidani, Dwiana. 2008. Konsep Kebidanan.Yogyakarta: Fitramaya

Runjati, M.Mid. 2010. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC

Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Yayasan Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Sarwono P. Ilmu Kebidanan, Jakarta, 2007.

Syofyan,Mustika,et all. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan Cetakan ke-III Jakarta: PP IBI.2004

Estiwidani, Dwana. 2008. Konsep Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya.

Narulita, Rury Sari.2012.Kosep Kebidanan.Yogyakarta : Graha Ilmu

indahnipinia sari di 00.58

Berbagi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Beranda

Lihat versi web

Mengenai Saya

Foto saya

indahnipinia sari

Lihat profil lengkapku

Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai