Disusun oleh:
Siwi Hapsari Sholihah (5402415024)
Layli Alif (5402415027)
Rizqi Fadlilatun Ni’mah (5402415032)
Dita Pangesti Laksningrum (5402415042)
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah
“Gizi dan Kecantikan” yang berjudul "Vitamin Larut Air (Vitamin B dan C)". Atas dukungan
moral dan materil yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Ir. Siti Fathonah, M.Kes.
2. Dr. Eny Widhia Agustin
3. Seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat,
tata bahasa maupun materi. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sangat kami butuhkan dalam penyempurnaan makalah ini.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar_________________________________________________________ 2
Daftar Isi______________________________________________________________ 3
Bab I - Pendahuluan
1.1.Latar Belakang__________________________________________________ 4
1.2.Rumusan Masalah_______________________________________________ 4
1.3.Tujuan_________________________________________________________ 5
Bab II – Pembahasan
2.1. Pengertian vitamin larut air_________________________________________ 6
2.2. Klasifikasi vitamin larut air_________________________________________ 7
2.3. Proses pencernaan vitamin larut air___________________________________ 18
2.4. Proses metabolisme vitamin larut air__________________________________ 18
2.5. Proses absorbsi dan eksresi vitamin larut air___________________________ 19
Bab III - Penutup
3.1 Kesimpulan___________________________________________________ 21
3.2 Saran________________________________________________________ 21
Daftar Pustaka___________________________________________________________ 22
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik
amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap
organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata
bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus
organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian.
Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang
dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang
dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat
bertumbuh dan berkembang secara normal. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam
tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan
Sebagian besar vitamin larut air merupakan komponen system enzim yang banyak terlibat
dalam membantu metabolism energy. Vitamin larut air biasanya tidak di simpan di dalam
tubuh dan di keluarkan melalui urin dalam jumlah kecil. Oleh sebab itu vitamin larut air perlu
di konsumsi tiap hari untuk mencegah kekurangan yang dapat menggangu fungsi tubuh
normal.
Vitamin larut air di kelompokan menjadi vitamin C dan vitamin B, viatamin B terdiri dari
8 faktor yang saling berkaitan fungsinya di dalam tubuh dan terdapat di dalam bahan
makanan yang hampir sama. Fungsi terkait ddalam proses metabolism sel hidup, baik dalam
tumbuh-tumbuhan maupun hewan sebagai koenzim atau kofaktor.
1.3 Tujuan
1. Pengertian vitamin larut air.
2. Klasifikasi vitamin larut air.
3. Proses pencernaan vitamin larut air.
4. Proses metabolisme vitamin larut air.
4
5. Proses absorbsi dan eksresi vitamin larut air.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
2.2. Klasifikasi Vitamin Larut Air
Secara klasik, berdasarkan kelarutannya, vitamin digolongkan dalam dua kelompok,
yaitu (1) vitamin yang larut dalam lemak dan (2) vitamin yang larut dalam air, karena yang
pertama dapat diekstraksi dari bahan makanan dengan pelarut lemak dan yang terakhir
dengan air. Beberapa vitamin larut lemak adalah vitamin A, D, E, dan K, yang hanya
mengandung unsur- unsur karbon, hidrogen dan oksigen. Vitamin yang larut dalam air terdiri
atas asam askorbat (C) dan B-komplek (B1 sampai B12), yang selain mengandung unsur-
unsur karbon, hidrogen, oksigen, juga mengandung nitrogen, sulfur atau kobalt.
Vitamin yang larut dalam air memiliki sifat-sifat umum, antara lain : (1) tidak hanya
tersusun atas unsur-unsur karbon, hidrogen dan oksigen; (2) tidak memiliki provitamin; (3)
terdapat di semua jaringan; (4) sebagai prekusor enzim-enzim; (5) diserap dengan proses
difusi biasa; (6) tidak disimpan secara khusus dalam tubuh; (7) diekskresi melalui urin; (8)
relatif lebih stabil, namun pada temperatur berlebihan menimbulkan kelabilan.
Macam-macam vitamin larut air, antara lain :
Vitamin C
Vitamin B1 (Tiamin)
Vitamin B2 (Riboflavin)
Niasin (Asam Nikotinat/vitamin B3)
Biotin (Vitamin B8)
Asam Pantotenat (Vitamin B5)
Vitamin B6 (Piridoksin, Piridoksal, dan Piridoksamin)
Folat (Asam Folat, Folasin, Pteoril Monoglutamat/vitamin B9)
Vitamin B12
1. Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang mudah larut dalam air. Dalam keadaan kering
vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut, vitamin C mudah rusak karena
bersentuhan dengan udara (oksidasi) terutama bila terkena panas. Oksidasi dipercepat
dengan kehadiran tembaga dan besi. Vitamin C stabil dalam larutan alkali, tetapi cukup
stabil dalam larutan asam. Vitamin C adalah vitamin yang paling labil.
Fungsi Vitamin C
Vitamin C mempunyai banyak fungsi di dalam tubuh. Diantaranya adalah :
Sintesis Kolagen
7
Vitamin C dibutuhkan untuk hidroksilasi prolin dan lisin menjadi
hidroksiprolin, bahan penting dalam pembentukan kolagen. Kolagen merupakan
senyawa protein yang mempengaruhi integritas struktur sel disemua jaringan ikat,
seperti pada tulang awan, matriks tulang, dentin gigi, membrane kapiler, kulit dan
tendon (urat oto). Dengan demikian, vitamin C berperan dalam penyembuhan
luka, patah tulang, perdarahan di bawah kulit dan perdarahan di gusi.
Sintesis Karnitin, Noradrenalin, Serotonin, dan Lain-lain.
Karnitin memegang peran dalam mengangkut asam lemak-rantai panjang
kedalam mitikondria untuk dioksidasi. Karnitin menurun pada devisiensi vitamin
C yang disertai rasa lemah dan lelah.
Absorbsi dan Metabolisme Besi
Vitamin C mereduksi besi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah
di absorbs. Vitamin C menghambat pembentukan homosiderin yang sukar
dimobilisasi untuk membebaskan besi bila diperlukan. Absorpsi besi dalam
bentuk nonhem meningkat empat kali lipat bila ada vitamin C. Vitamin C
berperan dalam memindahkan besi dari transferin di dalam plasma ke feritin hati.
Absorpsi Kalsium
Vitamin C juga membantu dalam absorpsi kalsium dengan menjaga agar
kalsium berada dalam bentuk larutan.
Mencegah Infeksi
Vitamin C meningkatkan daya tahan terhadap infeksi, kemungkinan karena
pemeliharaan terhadap membrane mukosa atau pengaruh terhadap fungsi
kekebalan.
Sumber bahan makanan
Vitamin C pada umumnya hanya terdapat di dalam pangan nabati, yaitu sayur
dan buah terutama yang asam, seperti jeruk, nanas, rambutan, papaya, gandaria,
dan tomat. Vitamin C juga banyak terdapat di dalam sayuran, daun-daunan, dan
jenis kol. Kandungan vitamin C beberapa bahan makanan dapat dilihat pada table
berikut.
8
Daun Katuk 200 Gandaria (masak) 110
Daun Melinjo 150 Jambu Biji 95
Daun Pepaya 140 Pepaya 78
Sawi 102 Mangga Muda 65
Kol 50 Mangga Masak Pohon 41
Kol Kembang 65 Durian 53
Bayam 60 Kedondong (masak) 50
Kemangi 50 Jeruk Manis 49
Tomat Masak 40 Jeruk Nipis 27
Kangkung 30 Nanas 24
Ketela Pohon Kuning 30 Rambutan 58
9
2. Vitamin B1 (Tiamin)
Istilah tiamin menyatakan bahwa zat ini mengandung sulfur (tio) dan nitrogen
(amine). Tiamin merupakan Kristal putih kekuningan yang larut dalam air. Dalam
keadaan kering vitamin B1 cukup stabil. Di dalam keadaan larut vitamin B1 hanya tahan
panas bila berada dalam keadaan asam. Dalam suasana alkali vitamin B1mudah rusak
oleh panas atau oksidasi. Kehilangan tiamin oleh pemasakan bergantung pada lama
dimasak, pH, suhu, jumlah air yang digunakan dan dibuang. Tiamin tahan suhu beku.
Fungsi Vitamin B1
Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (TDP), tiamin berfungsi sebagai koenzim
berbagai reaksi metabolism energy. Tiamin dibutuhkan untuk dekarboksilasi oksidatif
piruvat menjadi asetil KoA dan memugkinkan masuknya substrat yang dapat dioksidasi
kedalam siklus krebs untuk pembentukan energy. Asetil KoA yang dihasilkan enzim ini
disamping itu merupakan precursor penting lipida asetil kolin, yang berarti adanya
peranan TPP dalam fungsi normal system saraf. Didalam siklus krebs, TPP merupakan
kofaktor pada dekarboksilasi oksidatif alfa-kerogglutarat menjadi suksinil-KoA. TPP juga
dibutuhkan untuk dekarboksilasi asam alfa-keto seperti asam alfa-ketoglutarat dan 2-keto-
karboksilat yang diperoleh dari asam-asam amino metionin, treonin, leusin, isoleusin, dan
valin. Tiamin juga merupakan koenzim reaksi transketolase yang berfunfsi dalam
pentose-fosfat shunt, jalur alternative oksidasi glukosa.
Walaupun tiamin dibutuhkan dalam metabolism lemak, protein dan asam nukleat,
peranan utamanya adalah dalam metabolism karbohidrat.
Dampak Kekurangan
Beri-beri dapat terjadi karena kekurangan thiamin dalam jangka panjang. Penyakit ini
ditemukan pertama kali di Timur Jauh saat pembuatan beras ‘poles’ (polish rice) tersebar
10
luas. Beras yang dipoles mengakibatkan pembuangan kulit yang kaya akan thiamin. Beri-
beri dapat merusak sistem syaraf dan keracunan otot. Gejala kekurangan yang lain adalah
irama jantung yang tidak normal, gagal jantung, kelelahan, susah berjalan, kebingungan
dan kelumpuhan.
Dampak Kelebihan
Pemakaian thiamin yang melebihi normal mempengaruhi sistem syaraf. Hal ini
karena reaksi hipersensitif yang dapat berpengaruh pada kelelahan, sakit kepala, sifat
lekas marah dan susah tidur. Sistem darah dapat terpengaruh, karena denyut nadi menjadi
cepat.
3. Vitamin B2 (Riboflavin)
Dalam bentuk murni, riboflavin adalah kristal kuning. Riboflavin larut air, tahan panas,
oksidasi dan asam, tetapi tidak tahan alkali dan cahaya terutama sinar ultraviolet. Dalam
proses pemasakan tidak banyak yang rusak.
Fungsi Vitamin B2
Riboflavin berfungsi sebagai koenzim. Riboflavin membantu enzim untuk
menghasilkan energi dari nutrisi penting untuk tubuh manusia. Riboflavin berperan pada
tahap akhir dari metabolisme energi nutrisi tersebut.
Dampak Kekurangan
Kekurangan riboflavin dapat menyebabkan gejala seperti iritasi, kulit merah dan
keretakan kulit dekat dengan sudut mata dan bibir seperti halnya sensitivitas yang
berlebihan terhadap sinar (photophobia) . Hal ini dapat juga menyebabkan keretakan
pada sudut mulut (cheilosis).
Tanda-tanda awal kekurangan ribovlofin antara lain mata panas dan gatal, tidak tahan
cahaya, kehilangan ketajaman mata, bibir, mulut serta lidah sakit dan panas, pembesaran
11
kapiler darah di sekeliling mata. Di samping itu dapat pula mengakibatkan bayi lahir
sumbing dan gangguan pertumbuhannya.
Fungsi Niasin
Nikotinamida berfungsi di dalam tubuh sebagai bagian koenzim NAD dan NADP
(NADH dan NADPH adalah bentuk reduksinya). Koenzim-koenzim ini diperlukan
dalam reaksi oksidasi-reduksi pada glikolisis, metabolism protein, asam lemak,
pernapasan sel dan detoksifikasi, di mana perannya adalah melepas dan menerima atom
hydrogen. NAD juga berfungsi dalan sintesis glikogen. Niasin membantu kesehatan
kulit, sistem syaraf dan sistem pencernaan.
Sumber Bahan Makanan
Sumber niasin adalah hati, ginjal, ikan, daging, ayam dan kacang tanah. Susu dan
telur mengandung sedikit niasin tetapi kaya triptofan. Sayur dan buah tidak merupakan
sumber niasin. Sebagian besar protein hewani kaya akan triptofan. Untuk membuat
suatu penafsiran kasar, protein rata-rata makanan dapat dianggap mengandung 1%
triptofan.
5. Biotin
Biotin adalah suatu karbon monokarboksilat terdiri atas cincin imidasol yang bersatu
dengan cincin tetrahidrotiofen dengan rantai samping asam valerat. Biotin tahan panas, larut
air dan alcohol serta mudah dioksidasi.
Fungsi Biotin
Biotin berfungsi sebagai koenzim pada reaksi-reaksi yang menyangkut penambahan
atau pengeluaran karbon dioksida kepada atau dari senyawa aktif. Sintesis dan oksidasi
asam lemak memerlukan biotin sebagai koenzim. Demikian pula deaminasi, yaitu
pengeluaran NH2 dari asam-asam amino tertentu, terutama asam aspartat, treonin, dan
serin serta sintesis purin yang diperlukan dalam pembentukan DNA dan RNA
membutuhkan biotin. Secara metabolic, biotin erat kaitannya dengan asam folat, asam
pantetonat, dan vitamin B12.
13
mual, depresi, kelemahan dan kelelahan. Dosis tambahan biotin diberikan pada pasien
untuk mencegah defisiensi.
6. Asam Pantotenat
Asam pantotenat adalah kristal putih yang larut air, rasa pahit, lebih stabil dalam
keadaan larut daripada kering, serta mudah terurai oleh asam, alkali dan panas kering.
Dalam keadaan netral asam pantotenat tahan terhadap panas basah.
Dampak Kekurangan
Karena Asam Pantotenat banyak terdapat di dalam bahan makanan, kekurangan asam
pantotenat jarang terjadi. Gejala-gejala kekurangannya adalah rasa tidak enak pada
saluran cerna, kesemutan dan rasa panas pada kaki, muntah-muntah, diare yang timbul
sekali-sekali, rasa lelah dan susah tidur.
Dampak Kelebihan
Gejala kelebihan kadang-kadang menyebabkan diare dan perut kembung.
Fungsi
14
Vitamin B6 berperan dalam metabolisme asam amino dan asam lemak. Vitamin B6
membantu tubuh untuk mensintesis asam amino nonesensial. Selain itu juga berperan
dalam produksi sel darah merah.
Dampak Kekurangan
Orang yang mempunyai kadar vitamin B6 rendah, menunjukkan gejala seperti lemah,
sifat lekas marah dan susah tidur. Selanjutnya gejala kegagalan pertumbuhan, kerusakan
fungsi motorik dan kejang-kejang, anemia, penurunan pembentukan antibody,
peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kuit. Kekurangan vitamin
B6 berat dapat menimbulkan kerusakan pada system saraf pusat.
Dampak Kelebihan
Konsumsi vitamin B6 dalam jumlah berlebihan selama berbulan-bulan akan
menyebabkan kerusakan saraf yang tidak dapat diperbaiki, dimulai dengan semutan
pada kaki, kemudian mati rasa pada tangan dan akhirnya tubuh tidak mampu bekerja.
Kemudian gejala keracunan adalah kesulitan berjalan, kelelahan dan sakit kepala.
Ketika konsumsi dikurangi, gejala-gejala ini berkurang, tetapi tidak selalu hilang
sepenuhnya. Gejala kelebihan vitamin B6 ini sudah dapat dilihat pada konsumsi
sebanyak 25 miligram sehari.
Fungsi
15
Folat merupakan bagian dari dua koenzim yang penting dalam sintesa sel-sel baru.
Folat dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah dan sel darah putih dalam
sumsum tulang dan untuk pendewasaannya. Folat berperan sebagai pembawa karbon
tunggal dalam pembentukan hem. Suplementasi folat dapat banyak menyembuhkan
anemia parnisiosa, namun gejala gastrointestian, dan gangguan saraf tetap bertahan.
Dampak Kekurangan
Kekurangan folat dapat menyebabkan kekurangan darah. Gejalanya bisa meluas,
seperti sel- sel darah merah tidak matang, yang menunjukkan sintesa DNA yang lambat.
Hal ini disebabkan tidak hanya oleh kekurangan folat tetapi juga oleh kekurangan
vitamin B12. Gejala lain dari kekurangan folat adalah rasa panas pada jantung
(heartburn), diare dan sering terkena infeksi karena penekanan pada sistem kekebalan.
Hal ini mempengaruhi sistem syaraf, menyebabkan depresi, kebingungan mental,
kelelahan dan pingsan.
Dampak Kelebihan
Gejala keracunan adalah diare, susah tidur dan sifat mudah marah. Folat dengan dosis
tinggi dapat menutupi kekurangan vitamn B12, karena kedua vitamin ini berhubungan.
9. Vitamin B12
Vitamin B12 adalah Kristal merah yang larut air. Warna merah karena kehadiran kobalt.
Vitamin B12 secara perlahan rusak oleh asam encer, alkali, cahaya, dan bahan-bahan
pengoksidasi dan pereduksi. Pada pemasakan, kurang lebih 70% vitamin B12 dapat
16
dipertahankan. Sianokobalamin adalah bentuk paling stabil dank arena itu diproduksi secara
komersial dari fermentasi bakteri.
Fungsi
Vitamin B12 berperan penting pada saat pembelahan sel yang berlangsung dengan
cepat. Vitamin B12 juga memelihara lapisan yang mengelilingi dan melindungi serat
syaraf dan mendorong pertumbuhan normalnya. Selain itu juga berperan dalam aktifitas
dan metabolisme sel-sel tulang. Vitamin B12 juga dibutuhkan untuk melepaskan folat,
sehingga dapat membantu pembentukan sel-sel darah merah.
Dampak Kekurangan
Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan kekurangan darah (anemia), yang
sebenarnya disebabkan oleh kekurangan folat. Tanpa vitamin B12, folat tidak dapat
berperan dalam pembentukan sel-sel darah merah. Gejala kekurangan lainnya adalah
sel-sel darah merah menjadi belum matang (immature), yang menunjukkan sintesis
DNA yang lambat. Kekurangan vitamin B12 dapat juga mempengaruhi sistem syaraf,
berperan pada regenerasi syaraf peripheral, mendorong kelumpuhan. Selain itu juga
dapat menyebabkan hipersensitif pada kulit.
Dampak Kelebihan
Tidak diketahui adanya gangguan karena kelebihan vitamin B12. Dosis hingga 1000
mikrogram tidak menampakkan bahaya, tetapi juga tidak menunjukkan kegunaan.
Penganut vegetarisme dianjurkan memakan suplemen multivitamin yang mengandung
vitamin B12.
17
2.3. Pencernaan Vitamin Larut Air
Vitamin yang larut lemak atau minyak, jika berlebihan tidak dikeluarkan oleh tubuh,
melainkan akan disimpan. Sebaliknya, vitamin yang larut dalam air yaitu vitamin B kompleks
dan C tidak disimpan, melainkanakan dikeluarkan oleh sistem pembuangan tubuh.
Akibatnya selalu dibutuhkan asupan vitamin tersebut setiap hari. Vitamin yang alami bisa
didapat dari produk sayur, buah dan produk hewani. Seringkali makanan yang terkandung
dalam makanan atau minuman tidak berada dalam keadaan bebas, melainkan terikat, baik
secara fisik maupun kimia. Proses pencernaan makanan, baik didalam lambung dan usus
halus akan membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus.Vitamin
diserap oleh usus dengan proses dan mekanisme yang berbeda. Vitamin larut air langsung
diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati.
Proses Metabolismenya :
Proses pencernaan makanan, baik di dalam lambung maupun usus halus akan
membantu melepaskan vitamin dari makanan agar bisa diserap oleh usus. Vitamin larut air
langsung diserap melalui saluran darah dan ditransportasikan ke hati. Proses dan mekanisme
penyerapan vitamin dalam usus halus diperlihatkan pada table berikut.
Tabel Proses dan Mekanisme Penyerapan Vitamin dalam Usus Halus
Jenis Vitamin Mekanisme Penyerapan
Vitamin C Difusi pasif (lambat) atau menggunakan
Na+ (cepat)
Vitamin B1 (Tiamin) Difusi pasif (apabila jumlahnya dalam lumen usus
sedikit), dengan bantuan Na+ (bila jumlahnya
dalam lumen usus banyak)
Vitamin Difusi pasif
B2 (Riboflavin)
Niasin Difusi pasif (menggunakan Na+)
Vitamin Difusi Pasif
18
B6 (Piridoksin)
Folasin (Asam Folat) Menggunakan Na+
Vitamin B12 Menggunakan bantuan factor intrinsic (IF) dari
lambung
19
konsentrasi tinggi sampai 100 ug%. Thiamin diekskresikan di dalam urine pada
keadaan normal, ekskresi ini paralel terhadap tingkat konsumsi, tetapi pada kondisi
defisien hubungan paralel ini tidak lagi berlaku.
Riboflavin disebabkan dari ikatan-ikatan protein sebagai FAD dan FMN di
dalam lambung yang bersuasana asam. FAD dan FMN kemudian di dalam usus halus
dihidrolisis oleh enzim-enzim pirofosfatase dan fosfatasemenjadi riboflavin bebas.
Riboflavin diabsorpsi di bagian atas usus halus secara aktif oleh proses yang
membutuhkan natrium untuk kemudian mengalami fosfo rilasi hingga menjadi FMN
di dalam mukosa usus halus. Ribol=flavin dalam aliran darah sebagian besar terikat
pada albumin dan sebagian kecilpada imunoglobulin. G. Riboflavin dan metabolitnya
terutama disimpan di dalam hati, jantung dan ginjal. Simpanan riboflavin terutama
dalam bentuk FAD yang mewakili 70-90% vitamin tersebut.
Vitamin yang terikat pada protein ini dihidrolisis menjadi biostin yang
diabsorpsi bersama biotin dalam bagian atas usus halus. Biotin diabsorpsi secara aktif
dalam duodenum dan ileum bagian atas, serta disimpan atau digunakan setelah
diubah menjadi biotinil-5-adenilat di dalam hati, otot dan ginjal. Biostin dihidrolisis
menjadi biotin di dalam pelasma. Biotin dan metabolitnya dikeluarkan melalui urin
dalam jumlah 6-50 ug/hari.
Asam pantotenat dikonsumsi sebagai bagian dari KoAyang oleh enzim
pospatase dalam saluran cerna dihidrolisis menjadi 4-fofopantotein dan asam
pantotenat kemudian diabsorpsi. KoA disintesis kembali di dalam sel-sel hati. Asam
pantotenat dikeluarkan melalui urin, terutama sebagai hasil metabolisme Koenzim A.
Sebelum diabsorpsi, vitamin B6 di dalam Makanan yang terutama terdapat
dalam bentuk fosforilasi dihidrolisis oleh enzim fosfatase di dalam usus halus . Di
dalam hati, ginjal, dan otak vitamin B6difosforilasi kembali untuk kemudian diubah
menjadi bentuk PLP oleh enzim oksidasi. Fosforilasi dan perubahan oksidatif vitamin
B6 juga dapat terjadi di dalam sel darah, daerah dimana PLP terikat pada hemoglobin.
Sebanyak 50% jumlah vitamin B6 dalam tubuh disimpan dalam otot. PLP dihati
diikat oleh apoenzim dan beredar di dalam darah dalam keadaan terikat dengan
albumin. PLP yang tidak terikat diubah menjadi asam piridoksat oleh enzim oksidase
di dalam hati dan ginjal, yaitu metabolit utama yang di keluarkan melalui urin.
20
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Vitamin adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang
memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh
tubuh. Vitamin larut dalam air adalah vitamin yang hanya dapat disimpan dalam jumlah
sedikit dan biasanya akan segera hilang bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan
dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke
seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh
bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara
terus-menerus.
Vitamin yang larut dalam air terdiri dari vitamin B dan vitamin C. Kedua vitamin ini
diberi nama berdasarkan label dari tabung-tabung percobaan pada saat vitamin tersebut
ditemukan. Selanjutnya diketahui bahwa tabung percobaan dengan vitamin B ternyata
mengandung lebih dari satu vitamin, yang kemudian diberi nama B1, B2 dst. Kedelapan
vitamin B berperan penting dalam membantu enzim untuk metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein, dan dalam pembuatan DNA dan sel-sel baru.
3.2. Saran
Vitamin yang larut dalam air sangatlah penting bagi tubuh, untuk itu sebaiknya kita
mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin tersebut untuk memenuhi kebutuhan gizi
kita.
21
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita.2004. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
22