5306
KABUPATEN BELU
DALAM ANGKA
BELU REGENCY
IN FIGURES
2009
KABUPATEN BELU
DALAM ANGKA
BELU REGENCY
IN FIGURES
2009
ISSN.0215.6962
No. publikasi / publication number : 53066.0901
Jumlah halaman / numbers of pages : lxxix+440 halaman / pages
Naskah / manuscript :
Badan Pusat Statistik Kabupaten Belu
BPS – Statistics of Belu Regency
TABEL / TABLE
1.19 Luas Kecamatan Atambua Barat Menurut Desa/Area of District Atambua Barat by Village 25
1.20 Luas Kecamatan Atambua Selatan Menurut Desa/Area of District Atambua Selatan by Village
26
1.21 Luas Kecamatan Tasifeto Timur Menurut Desa/Area of District Tasifeto Timur by Village 27
1.22 Luas Kecamatan Raihat Menurut Desa / Area of District Raihat by Village 28
1.23 Luas Kecamatan Lasiolat Menurut Desa / Area of District Lasiolat by Village 29
1.24 Luas Kecamatan Lamaknen Menurut Desa / Area of District Lamaknen by Village 30
1.25 Luas Kecamatan Lamaknen Selatan Menurut Desa / Area of District Lamaknen by Village 31
1.26 Banyaknya hari Hujan di Kabupaten Belu Menurut Kecamatan / Numbers of Day that rain in
Belu Regency by District 2008 32
1.27 Banyaknya curah hujan di Kabupaten Belu Menurut Kecamatan / Numbers of Rainfall in Belu
Regency by District 2008 34
1.28 Nama dan Panjang Sungai Menurut Kecamatan di Kabupaten Belu / Name and Length of
Rivers by District in Regency of Belu 36
Penduduk / Population 71
3.1.1 Jumlah Penduduk, Rumah Tangga, Luas Wilayah, dan kepadatan penduduk per Km2 dan per
Rumah Tangga Menurut Kecamatan / Number of Population, Household, Area, and Density
per District 2008 73
4.2.6 Rumah Tangga di Kabupaten Belu Menurut Sumber Air Minum / Household in Belu
regency by Source of Drinking Water 2008 138
4.2.7 Rumah Tangga di Kabupaten Belu Menurut Jenis Jamban / Household in Belu regency by
Toilet Facilities 2008 139
4.2.8 Rumah Tangga di Kabupaten Belu Menurut Status Penguasaan Tempat Tinggal Household
in Belu regency by Status of House 2008 140
4.2.9 Rumah Tangga di Kabupaten Belu Menurut Tempat Pembuangan Tinja / Household in
Belu Regency by Faeces Place of Exile 2008 141
4.2.10 Rumah tangga di Kabupaten Belu menurut kualitas bangunan rumah tinggal 2008 142
5.1.10 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas di Kabupaten Belu Menurut Kemampuan
Membaca dan Menulis per Jenis Kelamin / Percentage 10 Years Old and Over in Belu
Regency by Literacy per Sex 2008 162
5.1.11 Hasil Ujian Nasional SD/MI di Kabupaten Belu Tahun Pelajaran 2007/2008 163
5.1.12 Hasil Ujian Nasional SMP/MTs/SMPT di Kabupaten Belu Tahun Pelajaran 2007/2008
164
5.1.13 Hasil Ujian Nasional SMA/MA di Kabupaten Belu Tahun Pelajaran 2007/2008 165
5.1.14 Hasil Ujian Nasional SMK di Kabupaten Belu Tahun Pelajaran 2007/2008 166
5.1.15 Rata-rata lamanya sekolah menurut kabupaten tahun 2005-2007 167
5.3.4 Banyaknya Masalah Sosial Menurut Bulan yang terjadi di Kabupaten Belu 2008 190
5.3.5 Banyaknya Masalah Sosial yang terjadi di Kabupaten Belu 2007 - 2008 192
6.1.4 Luas Panen, Rata-Rata Hasil dan Produksi Jagung di Kabupaten Belu Menurut Kecamatan /
Area Harvested, Yield Rate and Production of Maize by District 2008 224
6.1.5 Luas Panen, Rata-Rata Hasil dan Produksi Ubi Kayu di Kabupaten Belu Menurut
Kecamatan / Area Harvested, Yield Rate and Production of Cassava by District 2008 225
6.1.6 Luas Panen, Rata-Rata Hasil dan Produksi Ubi Jalar di Kabupaten Belu Menurut
Kecamatan / Area Harvested, Yield Rate and Production of Sweet Potatoes by
District 2008 226
6.1.7 Luas Panen, Rata-Rata Hasil dan Produksi Kacang Tanah di Kabupaten Belu Menurut
Kecamatan / Area Harvested, Yield Rate and Production of Peanuts by District 2008 227
6.1.8 Luas Panen, Rata-Rata Hasil dan Produksi Kacang Hijau di Kabupaten Belu Menurut
Kecamatan / Area Harvested, Yield Rate and Production of Green Peas
by District 2008 228
6.1.9 Perkembangan Luas Panen Tanaman Pangan di Kabupaten Belu / Area Harvested of Food
Crops in Belu Regency 2003 – 2008 229
6.1.10 Perkembangan Produksi Tanaman Pangan di Kabupaten Belu / Food Production in Belu
Regency 2003 – 2008 230
6.1.11 Perkembangan Produktivitas Tanaman Pangan di Kabupaten Belu / Food Productivity in
Belu Regency 2003 – 2008 231
6.1.12 Produksi Sayur-Sayuran di Kabupaten Belu / Vegetables Production in Belu Regency
2003 - 2008 232
6.1.13 Produksi Buah-Buahan di Kabupaten Belu / Fruits Production in Belu Regency
2003 - 2008 233
6.1.14 Luas Tanah Menurut Penggunaan di Kabupaten Belu / Land Area by Used Type in Belu
Regency 2006 – 2008 234
6.1.15 Banyaknya Rumah Tangga, Rumah Tangga Pertanian, Rumah Tangga Peetanian Pengguna
Lahan dan Rumah Tangga Gurem di Kabupaten Belu Tahun 1993 dan 2003 235
6.1.16 Banyaknya Rumah Tangga Pertanian Pengguna Lahan Menurut Jenis Usaha Pertanian di
Kabupaten Belu Tahun 1993 dan 2003 236
6.2.7 Luas Areal dan Produksi Tanaman Pinang Menurut Kecamatan di Kabupaten Belu / Areca
Nut Plantinarea and Production of Estate by District in Belu Regency 2008 245
6.2.8 Luas Areal dan Produksi Tanaman Tembakau Menurut Kecamatan di Kabupaten Belu /
Tobacco Plantinarea and Production of Estate by District in Belu Regency 2008 246
6.5.5 Luas dan Produksi Budidaya Perikanan Darat di Kabupaten Belu / In Land Fishery
Production in Belu Regency 2008 271
6.5.6 Produksi Ikan Laut di Kabupaten Belu Menurut Jenis Ikan / Sea Fisheris Production by
Type 2008 272
Bab / Chapter VII Industri & Energi / Industries & Energy 275
7.1.12 Banyaknya Perusahaan / Usaha Industri dan Tenaga Kerja di Kecamatan Kobalima
Menurut Jenis Industri / Numbers of Manufacturing / Etablistment and Man Power in
District Kobalima by Industry Kinds 2008 294
7.1.13 Banyaknya Perusahaan / Usaha Industri dan Tenaga Kerja di Kecamatan Tasifeto Barat
Menurut Jenis Industri / Numbers of Manufacturing / Etablistment and Man Power in
District Tasifeto Barat by Industry Kinds 2008 295
7.1.14 Banyaknya Perusahaan / Usaha Industri dan Tenaga Kerja di Kecamatan Kakuluk Mesak
Menurut Jenis Industri / Numbers of Manufacturing / Etablistment and Man Power in
District Kakuluk Mesak by Industry Kinds 2008 296
7.1.15 Banyaknya Perusahaan / Usaha Industri dan Tenaga Kerja di Kecamatan Tasifeto Timur
Menurut Jenis Industri / Numbers of Manufacturing / Etablistment and Man Power in
District Tasifeto Timur by Industry Kinds 2008 297
7.1.16 Banyaknya Perusahaan / Usaha Industri dan Tenaga Kerja di Kecamatan Raihat Menurut
Jenis Industri / Numbers of Manufacturing / Etablistment and Man Power in District Raihat
by Industry Kinds 2008 298
7.1.17 Banyaknya Perusahaan / Usaha Industri dan Tenaga Kerja di Kecamatan Lasiolat Menurut
Jenis Industri / Numbers of Manufacturing / Etablistment and Man Power in District
Lasiolat by Industry Kinds 2008 299
7.1.18 Banyaknya Perusahaan / Usaha Industri dan Tenaga Kerja di Kecamatan Lamaknen
Menurut Jenis Industri / Numbers of Manufacturing / Etablistment and Man Power in
District Lamaknen by Industry Kinds 2008 300
7.1.19 Banyaknya Perusahaan / Usaha Industri dan Tenaga Kerja di Kecamatan Lamaknen Selatan
Menurut Jenis Industri / Numbers of Manufacturing / Etablistment and Man Power in
District Lamaknen Selatan by Industry Kinds 2008 301
7.1.20 Banyaknya Perusahaan / Usaha Industri dan Tenaga Kerja di Kecamatan Kota Atambua
Menurut Jenis Industri / Numbers of Manufacturing / Etablistment and Man Power in
District Kota Atambua by Industry Kinds 2008 302
Bab / Chapter VIII Perdagangan & Hotel / Trade & Hotels 325
10.3.3. Rata-Rata Indeks Harga Sembilan Bahan Pokok di Kota Atambua / Average Indeks Price of
9 Essential Commodities in Kota Atambua 2008 402
10.3.4. Inflasi Atambua Menurut Bulan dan Kelompok Kebutuhan / Inflation Rate in Atambua by
Month and Group 2008 404
10.3.5. Laju Inflasi Kota Atambua / Inflation Rate in Kota Atambua 2003 - 2008 406
10.3.6. Banyaknya Barang dan Nilai Barang yang digadai menurut jenis dan bulan di
Kabupaten Belu (Cabang Pasar Baru) 2008 407
10.3.7. Banyaknya Barang dan Nilai Barang yang digadai menurut jenis dan bulan di
Kabupaten Belu (Cabang Atambua) 2007 408
10.3.8. Banyaknya Barang dan Nilai Barang yang digadai menurut jenis dan bulan di
Kabupaten Belu (Cabang Betun) 2007 409
11.11. Rata-rata Pendapatan Perkapita Penduduk Kabupaten Belu atas Dasar Harga Berlaku /
Population Average per Capita Income at Current Market Prices of Belu Regency 2000 –
2006 438
11.12. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) menurut Kabupaten Human Development Index by
Regency 2005-2007 441
11.13. Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK) menurut Kabupaten Construction Costlines Index by
Regency 2005 -2007 440
TENTANG
PENYELENGGARAAN STATISTIK
MEMUTUSKAN
Pasal 1
BAB II
STATISTIK DASAR, SEKTORAL, DAN KHUSUS
Bagian Pertama
Statistik Dasar
Paragraf 1
Penyelenggaraan
Pasal 2
xxvi
Pasal 3
(1) Sensus terdiri dari :
a. Sensus Penduduk;
b. Sensus Pertanian;
c. Sensus Ekonomi;
(2) Waktu penyelenggaraan sensus, dilaksanakan pada :
a. tahun berakhiran angka 0 (nol) bagi sensus penduduk;
b. tahun berakhiran angka 3 (tiga) bagi sensus pertanian;
c. tahun berakhiran angka 6 (enam) bagi sensus ekonomi.
Pasal 4
Pasal 5
Pasal 6
Pasal 7
xxvii
(2) Wilayah pencacahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat merupakan
bagian, seluruh, atau gabungan desa dan atau kelurahan.
Pasal 8
Pasal 9
(1) Selain sensus, BPS juga menyelenggarakn survei dan kompilasi produk administrasi
untuk penyediaan statistik dasar.
(2) Survei dan kompilasi produk administrasi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
dilaksanakan secara berkala atau sewaktu-waktu sesuai kebutuhan.
(3) Survei juga dilakukan diantara 2 (dua) sensus sejenis.
(4) Survei sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) adalah survei antar sensus.
Pasal 10
(1) Wilayah pencacahan survei ststistik dasar ditetapkan oleh Kepala BPS.
(2) Pelaksanaan survei statistik dasar di lapangan dilakukan oleh petugas survei yang
ditetapkan oleh BPS.
Pasal 11
Pasal (12)
(1) BPS berhak memperoleh produk administrasi dari instansi pemerintah dan
masyarakat.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan tetap
memperhatikan hak atas kekayaan intelektual seseorang atau lembaga yang
dilindungi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
xxviii
Pasal (13)
Paragraf2
Petugas dan Responden
Pasal 14
(1) Pencacahan di lapangan dalam pelaksanaan sensus dilakukan oleh petugas sensu
yang diangkat secara sah oleh kepala BPS.
(2) Petugas sensus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bertugas melakukan
pencacahan, pengawasan, dan pemeriksaan.
(3) Pertugas sensus dapat berasal dari pegawai BPS dan atau direkrut dari pegawai
instansi pemerintah lainnya atau anggota masyarakat.
(4) Ketentuan tentang pengangkatan, pemberhentian dan pelatihan petugas sensus diatur
lebih lanjut oleh kepala BPS.
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugasnya, setiap petugas sensus berhak memasuki wilayah kerja
yang telah ditetapkan untuk memperoleh keterangan yang diperlukan.
Pasal 16
Pasal 17
Setiap petugas sensus wajib memegang teguh rahasia atas keterangan yang diberikan
responden dan yang diperoleh dari obyek kegiatan sensus.
xxix
Pasal 18
(1) Petugas sensus yang merupakan tenaga lepas dan bukan pegawai negeri yang
mendapat kecelakaan dan mengakibatkan cacat atau meninggal dunia dalam
menjalankan tugasnya, mendapat jaminan asuransi.
(2) Biaya pembayaran premi untuk jaminan asuransi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) merupakan bagian tidak terpisahkan dari anggaran penyelenggaraan sensus.
(3) Besarnya jaminan asuransi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) ditetapkan oleh
kepala BPS setelah mendapat persetujuan Menteri Keuangan.
Pasal 19
Pasal 20
(1) Ketentuan yang berlaku bagi petugas sensus sebagaimana dimaksud dalam pasal 14,
pasal 15, pasal 16, pasal 17, dan pasal 18 berlaku bagi petugas statistik survei
statistik dasar.
(2) Ketentuan tentang kewajiban responden sensus sebagaimana dimaksud dalam pasal
19 berlaku juga bagi responden survei statistik dasar.
xxx
Paragraf 3
Pengolahan Hasil
Pasal 21
(1) BPS bertanggung jawab melakukan pengolahan hasil sensus, survei, dan kompilasi
produk administrasi untuk menyediakan statistik dasar yang lengkap, akurat, dan
mutakhir untuk kebutuhan sampai pada lingkupsatuan pemerintahan terkecil.
(2) Sajian statistik dasar hanya disampaikan dalam bentuk data agregat dan bukan data
individu.
Pasal 22
(1) Perwakilan BPS di Daerah berwenang melakukan pengolahan hasil sensus, survei,
dan kompilasi produk administrasi untuk kebutuhan statistik dasar bagi lingkup
daerah yang bersangkutan.
(2) Perwakilan BPS di Daerah sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut
oleh Kepala BPS.
Bagian Kedua
Statistik Sektoral
Paragraf 1
Penyelenggaraan
Pasal 23
(1) Instansi pemerinatah menyelenggarakan statistik sektoral sesuai tugas pokok dan
fungsinya.
(2) Penyelenggaraan statistik sektoral dapat dilakukan secara mandiri atau bersama-sama
dengan BPS.
(3) Statistik sektoral yang jangkauan populasinya berskala nasional dan hanya dapat
dilakukan degan cara sensus, wajib dilakukan bersama-sama BPS.
Pasal 24
xxxi
Pasal 25
Pasal 26
(1) Hasil survei statistik sektoral sebagaimana dimaksud pada pasal 25 ayat (1) juga
ditujukan untuk mendukung penyediaan informasi bagi kepentingan perencanaan
pembangunan nasional dan dalam rangka pembangunan Sistem Statistik Nasional.
(2) Penyelenggaraan survei statistik sektoral wajib :
a. memberitahukan rencana penyelenggaraan survei kepada BPS;
b. mengikuti rekomendasi yang diberikan BPS;
c. menyerahkan hasil penyelenggaraan survei yang dilakukan kepada BPS.
(3) Rencana penyelenggaraan survei sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf (a)
memuat : nama instansi, judul, tujuan survei, jenis data yang akan dikumpulkan,
wilayah kegiatan statistik, metode statistik yang akan dipergunakan, obyek populasi
dan jumlah responden, dan waktu pelaksanaan.
(4) Tata cara memberitahukan rencana penyelenggaraan survei sebagaimana dimaksud
ayat (3), diatur dengan Keputusan Kepala BPS.
Pasal 27
Pasal 28
(1) penyelenggara statistik sektoral berhak memperoleh produk administrasi dari instansi
pemerintah atau masyarakat.
(2) Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan dengan tetap
memperhatikan hak atas kekayaan intelektual seseorang atau lembaga yang
dilindungi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Paragraf 2
Petugas dan Responden
xxxii
Pasal 29
(1) Pelaksanaan pencacahan survei statistik sektoral dilakukan oleh petugas survei yang
telah ditetapkan instansi penyelenggara.
(2) Ketentuan yang berlaku mengenai petugas sensus sebagaimana dimaksud dalam
pasal 16 dan 17 berlaku juga untuk petugas survei statistik sektoral.
Pasal 30
(1) Penyelenggara survei statistik sektoral menetapkan responden atau obyek penelitian
sebelum survei dilakukan.
(2) Setiap orang yang telah bersedia menjadi responden tunduk pada ketentuan
sebagaiman dimaksud dalam pasal 19.
Paragraf 3
Pengolahan Hasil
Pasal 31
Pasal 32
Ketentuan tentang penyajian statistik dasar sebagaimana dimaksud dalam pasal 21 ayat (2)
berlaku juga bagi penyelenggara statistik sektoral.
Bagian Ketiga
Statistik Khusus
Paragraf 1
Penyelenggaraan
Pasal 33
(1) Lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur masyarakat lainnya dapat
menyelenggarakan statistik khusus.
(2) Penyelenggaraan statistik khusus dilakukan secara mandiri atau bersama-sama
dengan pihak lain.
xxxiii
Pasal 34
Pasal 35
Pasal 36
(1) Penyelenggaraan survei statistik khusus wajib memberikan sinopsis hasil survei yang
diselenggarakannya kepada BPS.
(2) Sinopsis hasil survei yang wajib diberitahukan, meliputi survei yang memenuhi
kriteria :
a. hasilnya dipublikasikan;
b. menggunakan metode statistik;
c. merupakan data primer;
(3) Kewajiban memberitahukan sinopsis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak
berlaku bagi survei yang digunakan untuk keperluan intern.
(4) Sinopsis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) memuat judul, wilayah kegiatan
survei, obyek populasi, jumlah responden, waktu pelaksanaan, metode statistik,
nama dan alamat penyelenggara, dan abstraksi.
(5) Batas waktu dan tata cara penyampaian sinopsis sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) diatur lebih lanjut oleh Kepala BPS.
xxxiv
Pasal 37
(1) Kewajiban memberitahukan sinopsis dibebankan kepada pihak yang mempunyai hak
untuk menyebarluaskan hasil kegiatan statistik.
(2) Pemberitahuan sinopsis dapat dikuasakan kepada penyelenggara kegiatan statistik di
dalam negeri apabila pihak yang memiliki hak berada di luar negeri.
(3) Penyampaian pemberitahuan sinopsis dapat dilakukan melalui pos, jaringan
komunikasi, dan atau cara penyampaian lainnya yang dianggap mudah bagi
penyelenggara kegiatan statistik.
Pasal 38
Paragraf 2
Petugas dan Responden
Pasal 39
(1) Pelaksanaan pencacahan survei statistik khusus dilakukan oleh petugas survei yang
telah ditetapkan oleh penyelenggara.
(2) Ketentuan yang berlaku mengenai petugas sensus sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 dan 17 berlaku juga untuk petugas survei statistik khusus.
Pasal 40
Paragraf 3
Pengolahan Hasil
xxxv
Pasal 41
(1) Penyelenggara statistik khusus berwenang melakukan pengolahan hasil survei dan
kompilasi produk administrasi yang diselenggarakannnya.
(2) Pengolahan hasil statistik sektoral sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat
dilaksanakan secara mandiri atau bersama-sama dengan pihak lain.
BAB III
PENGUMUMAN, PENYEBARLUASAN, PEMANFAATAN, DAN PEMASYARAKATAN
HASIL STATISTIK
Pasal 42
Pasal 43
(1) BPS berwenang mengumumkan dan menyebarluaskan hasil statistik dasar yang
diselenggarakannnya kepada masyarakat, instansi pemerintah Pusat dan atau Daerah.
(2) Hasil statistik dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) meliputi sensus, hasil
survei, dan hasil kompilasi produk administrasi.
Pasal 44
(1) Pengumuman hasil statistik yang diselenggarakn olehh BPS dimuat dalam berita
Resmi Statistik atau media lainnya.
(2) Berita Resmi Statistik merupakan salah satu media penyebarluasan hasil statistik.
(3) Pelaksanaan teknis pengumuman dan penyebarluasan hasil statistik sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) dan (2) ditetapkan oleh kepala BPS.
Pasal 45
(1) Hasil kegiatan statistik yang diselenggarakan oleh BPS, pemanfaatannya terbuka
untuk umum.
(2) BPS mememberikan kesempatan yang sama kepada masyarakat untuk memperoleh
hasil statistik yang diselenggarakannnya.
(3) Masyarakat berhak memperoleh manfaat dari hasil statistik yang diselenggarakan
oleh BPS.
Pasal 46
xxxvi
(1) Penyelenggaraan statistik sektoral dan statistik khusus yang hasilnya untuk
dipublikasikan, pemanfaatannya terbuka untuk umum.
(2) Penyelenggara kegiatan statistik sektoral dan khusus memberikan kesempatan yang
sama kepada masyarakat untuk memperoleh hasil statistik.
(3) Kegiatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2) dilaksanakan dengan
tetap memperhatikan hak kekayaan intelektual seseorang atau lembaga yang
dilindungi oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 47
BAB IV
KOORDINASI DAN KERJASAMA
Bagian Pertama
Umum
Pasal 48
Pasal 49
Koordinasi dan kerjasama penyelenggaraan statistik antara BPS, instansi pemerintah, dan
masyarakat dilaksanakan atas dasar prinsip kemitraan dengan tetap mengantisipasi serta
menerapkan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bagian Kedua
Pelaksanaan Kegiatan Statistik
xxxvii
Pasal 50
(1) Koordinasi dan atau kerjasama penyelenggaraan statistik dilakukan dalam rangka
membangun suatu rujukan informasi statistik nasional.
(2) Koordinasi dan atau kerjasama pelaksanaan kegiatan statistik mencakup
perencanaan, pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan atau analisis statistik.
Pasal 51
(1) Dalam hal kerjasama pelaksanaan kegiatan statistik sektoral antara pemerintah
dengan lembaga swasta, instansi pemerintah bertindak sebagai penyelenggara utama.
(2) Dalam hal koordinasi dan atau kerjasama dilakukan dengan pihak luar negeri maka
pihak Indonesi harus bertindak sebagai penyelenggara utama.
Pasal 52
Koordinasi dan atau kerjasama pelaksanaan kegiatan statistik antara instansi pemerintah
dan BPS dapat dilakukan dalam hal :
a. pelaksanaan kegiatan statistik sektoral yang jangkauan populasinya berskala nasional
dan hanya dapat dilakukan dengan cara sensus.
b. Pelaksanaan kegiatan statistik sektoral yang dapat dilakukan sendiri oleh instansi
pemerintah.
Pasal 53
Pasal 54
(1) Dalam hal penyelenggaraan kegiatan statistik sebagaimana dimaksud dalam pasal 52
huruf b dilakukan bekerjasama dengan BPS pelaksanaannya diatur oleh kepala BPS
bersama-sama dengan pimpinan instansi yang bersangkutan.
(2) Dalam hal penyelenggaraan kegiatan statistik sektoral tersebut dilaksanakan sendiri
oleh instansi pemerintah yang bersangkutan berlaku ketentuan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 26.
xxxviii
Bagian Ketiga
Pembakuan Konsep, Definisi,
Klasifikasi, dan Ukuran-ukuran
Pasal 55
Pasal 56
Pasal 57
BAB V
PEMBINAAN
Pasal 58
Pasal 59
xxxix
(2) Sasaran pembinaan statistik mencakup :
a. penyelenggara kegiatan statistik;
b. respoden;
c. pengguna statistik.
Pasal 60
Pasal 61
Pasal 62
xl
f. peningkatan kerjasama pengembangan statistik sebagai ilmu antar instansi
pemerintah dan atau swasta.
Pasal 63
Pasal 64
Pasal 65
Pasal 66
xli
d. peningkatan kerjasama penyebarluasan informasi hasil kegiatan statistik antar instansi
pemerintah dan atau swasta.
Pasal 67
Pasal 68
BAB VII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 69
BAB VIII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 70
xlii
a. Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 1979 tentang Pelaksanaan Sensus Penduduk;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1983 tentang Sensus Pertanian;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1985 tentang Sensus Ekonomi;
d. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 1992 tentang Organisasi Biro Pusat Statitik;
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 71
Ditetapkan di Jakarta
ttd
Diundangkan di Jakarta
ttd
ttd ttd
xliii
KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 86 TAHUN 1998
TENTANG
MEMUTUSKAN
Pasal 1
(1) Badan Pusat Statistik yang selanjutnya dalam Keputusan Presiden ini disingkat BPS
adalah Lembaga Non Departemen yang berada di bawah dan bertanggung jawab
kepada Presiden.
(2) BPS dipimpin oleh seorang Kepala
Pasal 2
BPS juga mempunyai tugas membantu Presiden dalam menyelenggarakan statistik dasar,
melaksanakan koordinasi dan kerjasama, serta mengembangkan dan membina statistik
sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Pasal 3
xlv
BAB II
ORGANISASI
Bagian Pertama
Susunan Organisasi
Pasal 4
Bagian Kedua
Kepala
Pasal 5
(1) Kepala BPS berkedudukan dan bertanggung jawab langsung kepada Presiden.
(2) Kepala BPS bertugas memimpin BPS sesuai dengan tugas dan fungsi BPS yang telah
digariskan serta membina aparatur BPS agar berdaya guna dan berhasil guna.
Bagian Ketiga
Wakil Kepala
Pasal 6
(1) Wakil Kepala BPS berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada
Kepala BPS.
(2) Wakil Kepala BPS bertugas :
a. membantu Kepala BPS dalam membina dan mengembangkan administrasi BPS
agar berdaya guna dan berhasil guna;
xlvi
b. membantu Kepala BPS dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas unit kerja di
lingkungan BPS baik di Pusat maupun Daerah;
c. mewakili Kepala BPS dalam hal Kepala BPS berhalangan;
d. melaksanakan tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala BPS.
Bagian keempat
Deputi Administrasi
Pasal 7
Deputi Administrasi adalah unsur pembantu pimpinan, yang berada di bawah dan
bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPS.
Pasal 8
Pasal 9
Bagian Kelima
Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik
Pasal 10
Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan
fungsi BPS, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPS
Pasal 11
xlvii
Deputi Perencanaan dan Analisis Statistik mempunyai tugas membantu Kepala BPS dalam
melaksanakan perencanaan dan evaluasi statistik, pembinaan dan pengembangan
metodologi, penyajian dan pelayanan data, analisis statistik, serta pemanfaatan sistem
informasi statistik.
Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Deputi Perencanaan
dan Analisis Statistik menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang Perencanaan dan Analisis Statistik;
b. penyusunan rencana dan evaluasi program kegiatan statistik serta penyusunan dan
pengembangan metodologi statistik serta pelaksanaan sensus, survei, kompilasi
produk administrasi, dan cara lain;
c. pembinaan dan penyusunan sistem informasi statistik, diseminasi, penyebarluasan,
penyajian, dan pelayanan statistik;
d. pembinaan analisis dan pengembangan statistik;
e. tugas lain yang ditetapkan oleh Kepala BPS.
Bagian Keenam
Deputi Statistik Produksi dan Kependudukan
Pasal 13
Deputi Statistik Produksi dan kependudukan adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan
fungsi BPS, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPS.
Pasal 14
Deputi Statistik Produksi dan Kependudukan mempunyai tugas membantu Kepala BPS
dalam melaksanakan penyelenggaraan, koordinasi dan kerjasama, serta pembinaan
statistik pertanian, industri, pertambangan, energi, konstruksi, demografi, ketenagakerjaan
dan kesejahteraan rakyat.
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 14, Deputi Statistik
Produksi dan Kependudukan menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang statistik produksi dan kependudukan;
b. penyelenggaraan, koordinasi dan kerjasama, serta pembinaan statistik pertanian,
industri, pertambangan, energi, konstruksi, demografi, ketenagakerjaan dan
kesejahteraan rakyat;
xlviii
c. peningkatan mutu data statistik pertanian, industri, pertambangan, energi, konstruksi,
demografi, ketenagakerjaan, dan kesejahteraan rakyat;
d. penyerasian, pemeliharaan sistem, dan peningkatan kecermatan data statistik
pertanian, industri, pertambangan, energi, konstruksi, demografi, ketenagakerjaan,
dan kesejahteraan rakyat;
e. tugas lain yang ditetapkan oleh kepala BPS.
Bagian Ketujuh
Deputi Statistik Distribusi dan Neraca Nasional
Pasal 16
Deputi Statisik Distribusi dan Neraca Nasional adalah unsur pelaksana sebagian tugas dan
fungsi BPS, yang berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala BPS.
Pasal 17
Deputi Statisik Distribusi dan Neraca Nasional mempunyai tugas membantu Kepala BPS
dalam melaksanakan penyelenggaraan, koordinasi dan kerjasama, serta pembinaan
statistik harga, keuangan, perdagangan dan jasa, neraca produksi, serta neraca konsumsi
dan akumulasi.
Pasal 18
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 17, Deputi Statistik
Distribusi dan Neraca Nasional menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan di bidang statistik distribusi dan neraca nasional;
b. penyelenggaraan, koordinasi dan kerjasama, serta pembinaan statistik statistik harga,
keuangan, perdagangan dan jasa, neraca produksi, serta neraca konsumsi dan
akumulasi;
c. peningkatan mutu data statistik statistik harga, keuangan, perdagangan dan jasa,
neraca produksi, serta neraca konsumsi dan akumulasi;
d. penyerasian, pemeliharaan sistem, dan peningkatan kecermatan data statistik statistik
harga, keuangan, perdagangan dan jasa, neraca produksi, serta neraca konsumsi dan
akumulasi;
e. tugas lain yang ditetapkan oleh kepala BPS.
Bagian Kedelapan
Perwakilan BPS di Daerah
Pasal 19
xlix
(1) BPS Propinsi adalah instansi vertikal BPS yang berada di ibukota Propinsi.
(2) Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi BPS Propinsi, pada tingkat
kabupaten/kotamadya dapat dibentuk BPS Kabupaten/Kotamadya.
(3) Pembentukan BPS Propinsi dan BPS Kabupaten/Kotamadya ditetapkan dengan
Keputusan Kepala BPS setelah mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Negara
Koordinator Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara.
Pasal 20
(1) Dalam rangka pelaksanaan operasional statistik di lapangan, pada tingkat kecamatan
dapat diangkat seorang atau lebih petugas statistik sebagai Mantri Statistik.
(2) Pelaksanaan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diatur lebih lanjut
oleh Kepala BPS.
Bagian Kesembilan
Unit Pelaksana Teknis
Pasal 21
(1) Dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi BPS, di lingkungan BPS
dapat dibentuk Unit Pelaksana Teknis yang selanjutnya disebut UPT.
(2) UPT merupakan unit teknis yang melaksanakan tugas dan fungsi tertentu dalam
rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi BPS.
Pasal 22
Pembentukan UPT di lingkungan BPS dilaksanakan dan ditetapkan oleh Kepala BPS
setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri Negara Koordinator
Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur Negara.
BAB III
TATA KERJA
Pasal 23
(1) Semua unsur di lingkungan BPS dalam melaksanakan tugasnya menerapkan prinsip
koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan BPS sendiri maupun
dalam hubungan antar instansi lainnya untuk kesatuan gerak sesuai tugas dan
fungsinya.
(2) Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya masing-masing dan
bila terjadi penyimpangan diwajibkan mengambil langkah-langkah yang diperlukan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
l
BAB IV
PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN
Pasal 24
BAB V
PEMBIAYAAN
Pasal 26
(1) Segala pembiayaan dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi BPS dibebankan
pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
(2) Dalam rangka memenuhi kebutuhan data statistik regional bagi pemerintah daerah,
penyediaan dana dan fasilitasnya dibebankan pada Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah setempat.
(3) BPS dapat menerima dana dari pihak lain dalam rangka kerjasama yang dapat
dipergunakan untuk mengembangkan pelaksanaan tugas dan fungsi BPS, yang tata
cara penerimaan dan pengeluarannya dilakukan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
BAB VI
FORUM MASYARAKAT STATISTIK
Pasal 27
Pasal 28
(1) Forum Masyarakat Statistik bersifat non struktural dan independen yang anggotanya
terdiri atas unsur pemerintah, pakar, praktisi, dan tokoh masyarakat.
li
(2) Forum Masyarakat Statistik bertugas memberi saran dan pertimbangan kepada Kepala
BPS dalam bidang statistik.
(3) Ketentuan lebih lanjut mengenai tugas, susunan organisasi dan tata kerja Firum
Masyarakat Statistik diatur oleh Kepala BPS.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 29
Rincian tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja satuan organisasi di lingkungan
BPS ditetapkan oleh Kepala BPS setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis
dari Menteri Negara Koordinator Bidang Pengawasan Pendayagunaan Aparatur Negara.
Pasal 30
Pasal 31
Pada saat mulai berlakunya Keputusan Presiden ini, maka Keputusan Presiden Nomor 6
Tahun 1992 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata Kerja Biro
Pusat Statistik dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 32
lii
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 17 Juni 1998
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd
ttd
Lambock V. Nahattands
Pietojo, MSA
NIP. 340003653
liii
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 16 TAHUN 1997
TENTANG
STATISTIK
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang : a. bahwa statistik penting artinya bagi perencanaan, pelaksanaan,
pemantauan, dan evaluasi penyelenggaraan berbagai kegiatan di
segenap aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
dalam pembangunan Nasional sebagai pengamalan Pancasila, untuk
memajukan kesejahteraan rakyat dalam rangka mencapai cita-cita
bangsa sebagaimana tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945;
b. bahwa dengan memperhatikan pentingnya peranan statistik tersebut,
diperlukan langkah-langkah untuk mengatur penyelenggaraan statistik
nasional terpadu dalam rangka mewujudkan sistem statistik nasional
yang andal, efektif, dan efesien;
c. bahwa Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik pada saat ini
tidak sesuai lagi dengan perkembangan keadaan, tuntutan masyarakat,
dan kebutuhan pembangunan nasional;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf
a, b, dan c di atas, dipandang perlu membentuk Undang-Undang
tentang Statistik yang baru;
Mengingat : Pasal 5 ayat (1) dan pasal 20 ayat (1) Undang-Undang Dasar 1945;
Dengan Persetujuan
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
MEMUTUSKAN :
Pasal 1
2. Data adalah informasi yang berupa angka tentang karakteristik (ciri-ciri khusus) suatu
populasi.
3. Sistem Statistik Nasional adalah suatu tatanan yang terdiri atas unsur-unsur yang
secara teratur saling berkaitan, sehingga membentuk totalitas dalam penyelenggaraan
statistik.
5. Statistik dasar adalah statistik yang pemanfaatannya ditujukan untuk keperluan yang
bersifat luas, baik bagi pemerintah maupun masyarakat, yang memiliki ciri-ciri lintas
sektoral, berskala nasional, makro dan yang penyelenggaraanya menjadi tanggung
jawab Badan.
8. Sensus adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan semua
unit populasi di seluruh wilayah Republik Indonesia untuk memperoleh karakteristik
suatu populasi pada saat tertentu.
9. Survei adalah cara pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan sampel
untuk memperkirakan suatu populasi pada saat tertentu.
lv
10. Kompilasi produk administrasi adalah cara pengumpulan, pengolahan, penyajian,
dan analisis data yang didasarkan pada catatan administrasi yang ada pada
pemerintah dan atau masyarakat.
12. Populasi adalah keseluruhan unit yang menjadi objek kegiatan statistik baik yang
berupa instansi pemerintah, lembaga organisasi, orang, benda maupun objek
lainnya.
13. Sampel adalah sebagian unit populasi yang menjadi objek penelitian untuk
memperkirakan karakteristik suatu populasi.
16. Petugas statistik adalah orang yang diberi tugas oleh penyelengara kegiatan statistik
untuk melaksanakan pengumpulan data, baik melalui wawancara, pengukuran,
maupun cara lain terhadap objek kegiatan statistik.
17. Responden adalah instansi pemerintah, lembaga, organisasi, orang dan atau unsur
masyarakat lainnya ditentukan sebagai objek kegiatan statistik.
BAB II
ASAS, ARAH, DAN TUJUAN
Pasal 2
Pasal 3
lvi
d. mendukung pengembangan ilmu pengetahuan dan teknoogi.
Pasal 4
Kegiatan statistik bertujuan untuk menyediakan data statistik yang lengkap, akurat, dan
mutakhir dalam rangka mewujudkan Sistem Statistik Nasional yang andal, efektif, dan
efesien guna mendukung pembangunan nasional.
BAB III
JENIS STATISTIK DAN CARA
PENGUMPULAN DATA
Bagian Pertama
Jenis Statistik
Pasal 5
Pasal 6
(1) Statistik dasar dan statistik sektoral terbuka pemanfaatannya untuk umum, kecuali
ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku
(2) Setiap orang memiliki kesempatan yang sama untuk mengetahui dan memanfaatkan
statistik khusus dengan tetap memperhatikan hak seseorang atau lembaga yang
dilindungi undang-undang.
Bagian Kedua
Cara Pengumpulan Data
Pasal 7
lvii
d. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Pasal 8
Pasal 9
(1) Survei sebagaiman dimaksud dalam pasal 7 huruf b diselenggarakan secara berkala
dan sewaktu-waktu untuk memperoleh data yang rinci.
(2) Survei antarsensus dilakukan pada pertengahan 2 (dua) sensus sejenis untuk
menjembatani 2 (dua) sensus tersebut.
Pasal 10
BAB IV
PENYELENGGARAN STATISTIK
Bagian Pertama
Statistik Dasar
Pasal 11
lviii
(2) Dalam menyelenggarakan statistik dasar sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
Badan memperoleh data dengan cara :
a. sensus;
b. survei;
c. kompilasi produk administrasi; dan
d. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Bagian Kedua
Statistik Sektoral
Pasal 12
(1) Statistik sektoral diselenggarakan oleh instansi pemerintah sesuai lingkup tugas dan
fungsinya, secara mandiri atau bersama dengan Badan.
(2) Dalam menyelenggarakan ststistik sektoral, instansi pemerintah memperoleh data
dengan cara:
a. Survei;
b. Kompilasi produk administrasi; dan
c. Cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
(3) Statistik Sektoral harus diselenggarakan bersama dengan Badan apabila statistik
tersebut hanya dapat diperoleh dengan cara sensus dan dengan jangkauan populasi
berskala nasional.
(4) Hasil Statistik Sektoral yang diselenggarakan sendiri oleh instansi pemerintah wajib
diserahkan kepada Badan.
Bagian Ketiga
Statistik Khusus
Pasal 13
(1) Statistik diselenggarakan oleh masyarakat baik lembaga, organisasi, perorangan,
maupun unsur masyarakat lainnya secara mandiri atau bersama dengan Badan.
(2) Dalam menyelenggarakan statistik khusus sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
masyarakat memperoleh data dengan cara :
a. survei;
b. kompilasi produk administrasi;
c. cara lain sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
lix
Pasal 14
(4) Kewajiban memberitahukan sinopsis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), tidak
berlaku bagi statistik yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan intern.
BAB V
PENGUMUMAN DAN PENYEBARLUASAN
Pasal 15
Pasal 16
BAB VI
KOORDINASI DAN KERJASAMA
lx
Pasal 17
(1) Koordinasi dan kerjasama penyelenggaraan statistik dilakukan oleh Badan dengan
instansi pemerintah dan masyarakat, di tingkat pusat dan daerah.
(2) Dalam rangka mewujudkan dan mengembangkan Sistem Statistik Nasional, Badan
bekerja sama dengan instansi pemerintah dan masyarakat untuk membangun
pembakuan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran.
(3) Koordinasi dan kerjasama sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilaksanakan atas
dasar kemitraan dan dengan tetap mengantisipasi serta menerapkan perkenbangan
ilmu pengetahuan dan teknologi
(4) Ketentuan mengenai tata cara dan lingkup koordinasi dan kerjasama
penyelenggaraan statistik antara Badan, instansi pemerintah, dan masyarakat diatur
lebih lanjut dengan keputusan presiiden.
Pasal 18
(1) Kerja sama penyelenggaraan statistik dapat juga oleh Badan, instansi pemerintah, dan
atau masyarakat dengan lembaga internasional, negara asing, atau lembaga swasta
asing sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
(2) Kerja sama penyelenggaraan statistik sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)
didasarkan pada prinsip bahwa penyelenggara utama adalah Badan, instansi
pemerintah, atau masyarakat Indonesia
BAB VII
HAK DAN KEWAJIBAN
Bagian Pertama
Penyelenggara Kegiatan Statistik
Pasal 19
Pasal 20
lxi
Pasal 21
Bagian Kedua
Petugas Statistik
Pasal 22
Setiap petugas statistik Badan berhak memasuki wilayah kerja yang telah ditentukan
untuk memperoleh keterangan yang diperlukan.
Pasal 23
Pasal 24
Pasal 25
Setiap petugas statistik harus memperlihatkan surat tugas dan atau tanda pengenal, serta
wajib memperlihatkan nilai-nilai agama, adat istiadat setempat, tata krama, dan ketertiban
umum.
Bagian Ketiga
Responden
Pasal 26
(1) Setiap orang berhak menolak untuk dijadikan responden, kecuali dalam
penyelenggaraan statistik dasar oleh Badan.
(2) Setiap responden berhak menolak petugas statistik yang tidak dapat memenuhi
ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal 25.
lxii
Pasal 27
BAB VIII
KELEMBAGAAN
Pasal 28
(1) Pemerintah membentuk Badan yang berada di bawah dan bertanggung jawab
langsung kepada presiden
(2) Badan mempunyai perwakilan wilayah daerah yang merupakan instansi vertikal.
(3) Ketentuan mengenai tugas, fungsi, susunan organisasi, dan tata kerja Badan,
sebagaimanan dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2), diatur lebih lanjut dengan
Keputusan Presiden.
Pasal 29
(1) Pemerintah membentuk Forum Masyarakat Statistik yang bertugas memberikan saran
dan pertimbangan di bidang statistik kepada Badan.
(2) Forum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) bersifat nonstruktural dan independen,
yang anggotanya terdiri atas unsur pemerintah, pakar, praktisi, dan tokoh masyarakat.
Pasal 30
BAB IX
PEMBINAAN
Pasal 31
lxiii
Badan bekerja sama dengan instansi pemerintah dan unsur masyarakat melakukan
pembinaan terhadap penyelenggara kegiatan statistik dan masyarakat, agar lebih
meningkatkan kontribusi dan apresiasi masyarakat terhadap statistik, mengembangkan
sistem statistik nasional, dan mendukung pembangunan nasional.
Pasal 32
Dalam rangka pembinaan sebagaimana dimaksud dalam pasal 31, Badan melakukan
upaya-upaya sebagai berikut :
a. meningkatkan kemampuan sumber daya manusia dalam penyelengaraan statistik;
b. mengembangkan statistik sebagai ilmu;
c. meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat mendukung
penyelenggaraan statistik;
d. mewujudkan kondisi yang mendukung terbentuknya pembakuan dan
pengembangan konsep, definisi, klasifikasi, dan ukuran-ukuran dalam kerangka
semangat kerja sama dengan para penyelenggara kegiatan statistik lainnya;
e. mengembangkan sistem informasi statistik;
f. meningkatkan penyebarluasan informasi statistik
g. meningkatkan kemampuan penggunaan dan pemanfaatan hasil statistik untuk
mendukung pembangunan nasional;
h. meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti dan kegunaan statistik.
Pasal 33
BAB X
KETENTUAN PIDANA
Pasal 34
Setiap orang yang tanpa hak menyelenggarakan sensus sebagaimana dimaksud dalam
pasal 11 ayat (2) huruf a, dipidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan denda paling
banyak Rp 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Pasal 35
lxiv
Setiap orang yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 14 ayat (1), dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau
denda paling banyak Rp 25.000.000,00 (dua puluh lima juta rupiah).
Pasal 36
(1) Penyelenggaraa kegiatan statistik yang dengan sengaja dan tanpa alasan yang sah
tidak memenuhi kewajiban sebagaimana dimaksud dalam pasal 20, dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 (satu) tahun atau denda paling banyak Rp
25.000.000,00 (dua pulu lima juta rupiah).
(2) Penyelenggara kegiatan statistik yang dengan sengaja melanggar ketentuan
sebagaimana dimaksud dalam pasal 21, dipidana dengan pidana penjara paling lama
5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).
Pasal 37
Petugas statistik yang dengan sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam
pasal 24, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun 6 (enam) bulan dan
denda paling banyak Rp. 15.000.000,00 (lima belas juta rupiah).
Pasal 38
Pasal 39
Setiap orang yang dengan sengaja dan tanpa alasan sah mencegah, menghalang-halangi,
atau menggagalkan jalannya penyelenggaraan statistik yang dilakukan oleh
penyelenggara kegiatan statistik dasar dan atau statistik sektoral, dipidana dengan pidana
penjara paling lamam 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp 100.000.000,00
(seratus juta rupiah).
Pasal 40
(1) Tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam pasal 34, pasal 36 ayat (2), pasal 37,
pasal 38, dan pasal 39 adalah kejahatan.
(2) Tindak pidana sebagimana dimaksud dalam pasal 35 dan pasal 36 ayat (1) adalah
pelanggaran.
lxv
BAB XI
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 41
Semua peraturan pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1960 tentang Sensus dan
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik dinyatakan tetap berlaku
sepanjang tidak bertentangan atau belum diganti dengan yang baru berdasarkan undang-
undang ini.
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 42
Pada saat mulai berlakunya Undang-Undang ini, maka Undang-Undang Nomor 6 Tahun
1960 tentang Sensus dan Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1960 tentang Statistik
dinyatakan tidak berlaku.
Pasal 43
Disahkan di Jakarta
pada tanggal 19 Mei 1997
PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
ttd.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 19 Mei 1997 SOEHARTO
MENTERI NEGARA SEKRETARIS NEGARA
REPUBLIK INDONESIA
ttd.
MOERDIONO
lxvi
SEJARAH SINGKAT BELU / THE BRIEF HISTORY OF BELU
SEJARAH SINGKAT
KABUPATEN BELU
A BRIEF HISTORY OF BELU REGENCY
seperti cendana, eukaliptus, kayu wood, and teak. The sector of trade and
merah dan jati. Dari sektor dan sub services, industry and others also give
sektor lainnya seperti perdagangan dan productivef significant contribution in
jasa, industri dan lainnya juga forming Gross Regional Domestic
memberikan kontribusi yang signifikan Products and raising PAD.
terhadap pembentukan PDRB dan
peningkatan PAD.
PENJELASAN UMUM
Beberapa data yang kami sajikan dalam penerbitan ini merupakan data perbaikan
dari penerbitan tahun-tahun sebelumnya.
2. Satuan :
3. Sumber Data :
Data yang ada dalam penerbitan ini ada yang dikumpulkan langsung oleh
Badan Pusat Statistik melalui survei rutin maupun sensus lengkap, dan sebagian
lainnya merupakan data sektoral yang bersumber dari Dinas/Badan/Kantor/Lembaga
terkait.
EXPLANATORY NOTES
Symbol, unit and other which are used in this publication, are as follows.
1. Symbols:
i. ... : Data not yet available
ii. - : Data not available or data negligible
iii. . : Tanda Desimal
2. UnIt :
3. Sources :
Statistical data presented in this publication are based on secondary statistical
data compiled as a part of the normal activities of various government and private
institution in Belu and some of data represent the result of survey, conducted by the
BPS Belu.
GEOGRAFI
KEADAAN ALAM mengikuti arah kemiringan
lerengnya.
Kabupaten Belu adalah salah satu Sungai–sungai yang ada di
kabupaten yang ada di Provinsi Kabupaten Belu mengalir dari
Nusa Tenggara Timur yang bagian selatan dan bermuara di
wilayahnya terletak di sebelah Selat Ombai dan Laut Timor. Dari
Timur. Kabupaten Belu terletak 14 sungai yang bermuara di bagian
pada koordinat 1240 – 1260 lintang utara, yang banyak digunakan
selatan. Posisinya sangat strategis penduduk untuk pertanian adalah
karena berada pada persimpangan sungai Baukama, Malibaka, dan
Negara Timor Leste dengan bagian Talau.
lain Provinsi Nusa Tenggara Timur Wilayah datar terletak di bagian
serta pada titik silang antara selatan memanjang sampai ke
Kabupaten Flores Timur dan tenggara pada pesisir pantai Laut
Kabupaten TTU. Timor dengan kemiringan kurang
dari 2%, sedangkan daerah datar
Adapun batas wilayah Kabupaten berombak sampai bergelombang 3-
Belu adalah sebagai berikut: 40% hampir merata di seluruh
sebelah utara dengan Selat Ombai, wilayah yaitu mencapai 55.86%
sebelah selatan dengan Laut Timor, dari luas wilayah. Wilayah
sebelah timur dengan Negara Timor pegunungan (>40%) terdapat di
Leste serta sebelah barat dengan wilayah tengah ke arah Timur
Kabupaten Timor Tengah Utara dan dengan luas wilayah sekitar
Timor Tengan Selatan. 17.40%.
Dengan wilayah seluas 2,445.57
Km2 atau 5.16% dari luas wilayah Dari aspek kemampuan tanah,
Povinsi Nusa Tenggara Timur yang sebagian besar Kabupaten Belu
keseluruhannya berupa daratan, bertekstur tanah sedang yang
Kabupaten Belu terbagi dalam 24 meliputi hampir seluruh wilayah
Kecamatan. dan sebagian kecil bertekstur tanah
halus dan kasar. Jenis tanah yang
Bentuk topografi wilayah ada seperti tanah aluvial dapat di
Kabupaten Belu merupakan daerah jumpai di dataran Besikama,
datar berbukit-bukit hingga sepanjang pantai selatan dan sedikit
pegunungan dengan sungai-sungai di utara, dan pada umumnya jenis
yang mengalir ke utara dan selatan tanah ini sangat subur karena
banyak mengandung unsur hara.
Intensitas pelapukan-pelapukan di
IKLIM
wilayah ini tidak begitu besar
disebabkan beriklim sedang. Tanah
Daerah Kabupaten Belu dengan
campuran aluvial dan litosol di
temperatur rata-rata 24-34°C
jumpai di dataran Oeroki, Halilulik
beriklim tropis, umumnya berubah–
kemudian tanah litosol tersebar
ubah tiap setengah tahun berganti
merata di Kabupaten Belu dan
dari musim kemarau dan musim
terakhir campuran tanah mediteran,
penghujan dengan musim kemarau
renzina dan litosol tersebar di
yang lebih dominan. Hal tersebut
wilayah Malaka Tengah bersifat
bisa dilihat dari data hari hujan dan
porous sehingga banyak di jumpai
curah hujan yang rendah. Musim
air tanah.
hujan yang sangat singkat dimulai
dari bulan Januari sampai dengan
bulan Mei. Curah hujan tertinggi
yaitu 4 067 mm terdapat di
Kecamatan Wewiku. Letak geografis
yang lebih dekat dengan Australia
dibanding Asia, membuat
Kabupaten Belu memiliki curah
hujan yang rendah.
10.00
9.00
8.00
7.00
6.00
5.00
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Gambar 1.2. Banyaknya Curah Hujan di Kabupaten Belu Tahun 2004-2008 (mm)
700.00
600.00
500.00
400.00
300.00
200.00
100.00
0.00
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
Gambar 1.3. Banyaknya Hari Hujan Menurut Kecamatan di Kabupaten Belu Tahun 2008
Gambar 1.4. Banyaknya Curah Hujan Menurut Kecamatan di Belu Tahun 2008 (mm)
Luas
Kecamatan Persentase
Area
Districk Percentage
( Km2)
(1) (2) (3)
01. Malaka Barat 87,41 3,57
02. Rinhat 151,72 6,20
03. Wewiku 97,90 4,00
04. Weliman 88,25 3,61
05. Malaka Tengah 168,69 6,90
06. Sasita Mean 65,48 2,68
07. Io Kufeu 67,79 2,77
08. Botin Leobele 39,03 1,60
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
(1) (2) (3)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
(1) (2) (3)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
(1) (2) (3)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
01. Fatubenao
10,55 42,37
02. Atambua
1,40 5,62
03. Manumutin
11,35 45,58
04. Tenukiik
1,60 6,43
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
01. Beirafu
0,63 4,05
02. Berdao
0,62 3,99
03. Tulamalae
2,38 15,31
04. Umanen
11,92 76,66
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Luas
Desa Persentase
Area
Village Percentage
(Km2)
Tabel /
Banyaknya Hari Hujan di Kabupaten
Numbers of Day of Rain in Regency
2 0
Table 1.26
Belu Menurut Kecamatan Per Bulan
of Belu by District per Month
0 8
(hari)
- - - - 7 8 96
3 5 - - 11 10 109
- - - - - - 23
- - - - - - 63
1 3 0 3 7 25 99
4 3 - - 9 3 67
- - - - - - 0
- - - - - - 31
- - - - - - 0
3 - - - 10 17 109
- - - - - - 36
0 0 0 0 4 4 63
- - - - 19 - 19
- - - - 4 16 113
- - - 0 0 0 12
- - - - - - 0
- - - 0 3 17 96
Tabel /
Banyaknya Curah Hujan di Kabupaten
Rainfall in Regency
2 0
Table 1.27
Belu Menurut Kecamatan Per Bulan
of Belu by District per Month
0 8
(mm)
- - - - - - 0
- - - - 73 524 2 185
- - - - - - 0
- - - - - - 0
- - - - - - 0
Panjang Sungai
Kecamatan Nama Sungai
Length of Rivers
District Name of Rivers
(Km)
(1) (2) (3)
6. Lamaknen Welulik 18
Malibaka 50
Pemerintahan
Kabupaten Belu berdiri pada tanggal 20 Desember 1958 dengan Atambua
sebagai ibukota kabupaten. Saat ini wilayah Kabupaten Belu terdiri atas 24
kecamatan, yaitu :
Menurut data dari Bagian Pemerintahan Desa pada Kantor Bupati Belu hingga
awal tahun 2009 terdapat 208 desa/kelurahan di Kabupaten Belu yang terdiri
dari 196 desa dan 12 kelurahan, dimana semuanya telah berstatus definitif.
Swakarya
76.92%
Swadaya
16.35%
Swasembada
6.73%
Sumber : PMD
20
18
16
14
12
10
8
6
4
2
0
010 011 012 013 020 021 022 023 030 031 032 040 041 050 051 052 060 061 062 070 071 072 080 081
Kecamatan
Dusun/Lingkungan Rukun Tetangga (RT)
District
(1) (2) (3)
01. Malaka Barat 82 214
02. Rinhat 119 215
03. Wewiku 66 211
04. Weliman 88 188
05. Malaka Tengah 98 332
06. Sasita Mean 49 93
07. Botin Leobele 30 57
08. Io Kufeu 45 87
09. Malaka Timur 46 109
10. Laen Manen 66 126
11. Raimanuk 78 140
12. Kobalima 48 119
13. Kobalima Timur 23 50
14. Tasifeto Barat 59 177
15. Kakuluk Mesak 35 90
16. Nanaet Dubesi 20 40
17. Kota Atambua 9 110
18. Atambua Selatan 9 79
19. Atambua Barat 8 90
20. Tasifeto Timur 58 175
21. Raihat 31 91
22. Lasiolat 25 70
23. Lamaknen 43 103
24. Lamaknen Selatan 39 109
Kabupaten Belu 1,174 3,075
Sumber : Potensi Desa (PODES) 2008, BPS
Source : PODES 2008, BPS
Pegawai sipil
Pegawai BUMN/ Honorer/
pusat Jumlah
Kantor/Dinas/Instansi Sipil Daerah BUMD Kontrak/PTT
dipekerjakan
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
01. Sekretariat Daerah* 185 100 - - - - - - 185 100
02. Kecamatan
a. Malaka Barat 16 4 - - - - - - 16 4
b. Rinhat* 19 2 - - - - - - 19 2
c. Wewiku 7 1 - - - - - - 7 1
d. Weliman 20 3 - - - - - - 20 3
e. Malaka Tengah* 44 16 - - - - - - 44 16
f. Sasita Mean 16 1 - - - - - - 16 1
g. Io Kufeu 4 1 - - - - - - 4 1
h. Malaka Timur 28 4 - - - - - - 28 4
i. Laen Manen 10 3 - - - - - - 10 3
j. Raimanuk* 10 3 - - - - - - 10 3
k. Kobalima 35 12 - - - - - - 35 12
l. Kobalima Timur 7 2 - - - - - - 7 2
m. Tasifeto Barat 28 10 - - - - - - 28 10
n. Kakuluk Mesak 39 7 - - - - - - 39 7
o. Nanaet Dubesi 8 - - - - - - - 8 -
p. Kota Atambua 14 8 - - - - - - 14 8
q. Atambua Barat 8 5 - - - - - - 8 5
r. Tasifeto Timur* 19 3 - - - - - - 19 3
s. Raihat 21 1 - - - - - - 21 1
t. Lasiolat* 22 6 - - - - - - 22 6
u. Lamaknen 11 2 - - - - - - 11 2
v. Lamaknen Selatan 7 - - - - - - - 7 -
03. Kelurahan
a. Atambua 7 1 - - - - - - 7 1
b. Tenukiik 6 9 - - - - - - 6 9
c. Manuaman 6 5 - - - - - - 6 5
d. Manumutin 16 5 - - - - - - 16 5
e. Tulamalae 11 5 - - - - - - 11 5
f. Bardao 11 4 - - - - - - 11 4
g. Beirafu 6 5 - - - - - - 6 5
h. Lidak* 12 5 - - - - - - 12 5
i. Umanen 9 2 - - - - - - 9 2
Jumlah I 662 235 - - - - - - 662 235
Pegawai sipil
Pegawai Sipil BUMN/ Honorer/
pusat Jumlah
Kantor/Dinas/Instansi Daerah BUMD Kontrak/PTT
dipekerjakan
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
j. Fatubenao 6 8 - - - - - - 6 8
k. Fatukbot* 14 7 - - - - - - 14 7
l. Rinbesi 6 7 - - - - - - 6 7
Sekretariat DPRD 38 27 - - - - - - 38 27
Kejaksaan Negeri - - 25 8 - - - - 25 8
Pengadilan Negeri - - 27 12 - - 7 - 34 12
Departemen Agama * - - 108 85 - - 3 - 111 85
Pengadilan Agama - - 16 1 - - 5 - 21 1
BPN * - - 34 7 - - - - 34 7
BPS - - 20 6 - - - - 20 6
Lembaga
1 - 45 11 - - - - 46 11
Pemasyarakatan
KPPN - - 26 1 - - 4 1 30 2
PNS Polri - - 21 5 - - - - 21 5
PNS Kodim - - 208 8 - - - - 208 8
Bandara Udara
- - 8 - - - 3 - 11 -
Haliwen*
Pengelolaan Pajak
- - 4 - - - 3 1 7 1
Atambua*
Imigrasi - - 31 3 - - - - 31 3
Badan Pengawas 42 10 - - - - - - 42 10
Badan Kesbanglinmas 37 9 - - - - - - 37 9
Bappeda 63 11 - - - - - - 63 11
Bapedalda* 22 13 - - - - - - 22 13
Badan Kepegawaian 33 31 - - - - - - 33 31
Badan PMD 13 6 - - - - - - 13 6
Dinas Kimpraswil 159 15 - - - - - - 159 15
Dinas Infokom* 41 17 - - - - - - 41 17
Dinas Perindustrian
66 13 - - - - - - 66 13
&Perdagangan
Dinas Pendaftaran
38 21 - - - - - - 38 21
Penduduk
Jumlah II 579 195 573 147 - - 25 2 1 177 344
Pegawai sipil
Pegawai BUMN/ Honorer/
pusat Jumlah
Kantor/Dinas/Instansi Sipil Daerah BUMD Kontrak/PTT
dipekerjakan
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Pegawai sipil
Pegawai Sipil BUMN/ Honorer/
pusat Jumlah
Kantor/Dinas/Instansi Daerah BUMD Kontrak/PTT
dipekerjakan
L P L P L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Jumlah I+II+III+IV 4 683 3 011 573 147 130 22 123 60 5 495 3 246
BUMN/ Honorer/
Golongan Jumlah
Kantor/Dinas/Instansi BUMD Kontrak/PTT
I II III IV L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
j. Fatubenao - 6 8 - - - - - 6 8
k. Fatukbot* 2 11 8 - - - - - 14 7
l. Rinbesi - 6 7 - - - - - 6 7
Sekretariat DPRD 16 29 16 4 - - - - 38 27
Kejaksaan Negeri - 17 15 1 - - - - 25 8
Pengadilan Negeri 1 12 22 4 - - 7 - 34 12
Departemen Agama* - 114 77 2 - - 3 - 111 85
Pengadilan Agama - 3 12 2 - - 5 - 21 1
BPN* - 9 31 1 - - - - 34 7
BPS - 9 16 1 - - - - 20 6
Lembaga
- 35 21 1 - - - - 46 11
Pemasyarakatan
KPPN - 16 11 - - - 4 1 30 2
PNS Polri 12 9 5 - - - - - 21 5
PNS Kodim 173 43 - - - - - - 208 8
Bandara Udara Haliwen* 4 2 2 - - - 3 - 11 -
Pengelolaan Pajak
- 2 2 - - - 3 1 7 1
Atambua*
Imigrasi - 23 11 - - - - - 31 3
Badan Pengawas* 2 13 28 9 - - - - 42 10
Badan Kesbanglinmas* - 29 10 7 - - - - 37 9
Bappeda* - 48 21 5 - - - - 63 11
Bapedalda 4 11 18 2 - - - - 22 13
Badan Kepegawaian 1 43 15 5 - - - - 33 31
Badan PMD - 12 6 1 - - - - 13 6
Dinas Kimpraswil 38 65 61 10 - - - - 159 15
Dinas Infokom* 3 30 20 5 - - - - 41 17
Dinas Perindustrian
2 42 28 7 - - - - 66 13
&Perdagangan
Dinas Pendaftaran
- 34 20 5 - - - - 38 21
Penduduk
Jumlah II 258 673 491 72 - - 25 2 1 177 344
BUMN/ Honorer/
Golongan Jumlah
Kantor/Dinas/Instansi BUMD Kontrak/PTT
I II III IV L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
BUMN/ Honorer/
Golongan Jumlah
Kantor/Dinas/Instansi BUMD Kontrak/PTT
I II III IV L P L P L P
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)
Jumlah I+II+III+IV 459 3 542 3 928 485 129 23 128 57 5 505 3 246
Legislatif Presiden
Pemilih 2004 2009 2004 2009
(1) (2) (3) (4) (5)
b. Menggunakan hak pilih 170 711 164 250 167 462 156 527
- Suara sah 153 468 154 787 167 251 147 078
(1) (2)
1. Partai Demokrat 19 514
2. Partai Golongan Karya (Golkar) 13 202
3. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) 11 222
4. Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) 10 351
5. Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) 8 171
6. Partai Demokrasi Kebangsaan PDK) 7 338
7. Partai Amanat Nasional (PAN) 6 760
8. Partai Demokrasi Pembaharuan (PDP) 5 025
9. Partai Pelopor 4 825
10. Partai Karya Peduli Bangsa (PKPB) 4 386
11. Partai Perjuangan Indonesia baru (PPIB) 4 381
12. Partai Barisan Nasional (Barnas) 4 122
13. Partai Damai Sejahtera (PDS) 3 653
14. Partai Republik Nusantara (RepublikaN) 3 522
15. Partai Karya Perjuangan (Pakar pangan) 3 415
16. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) 3 269
17. Partai Peduli Rakyat Nasional (PPRN) 3 180
18. Partai Pengusha dan Pekerja Indonesia (PPPI) 3 008
19. Partai Nasional Indonesia Marhaenisme (PNI-M) 2 981
20. Partai Pemuda Indonesia (PPI) 2 743
21. Lainnya 29 680
Jumlah 28 7 35
284074291967
300000 277137
256815
235508243236 245224
250000 231815
200000
150000
100000
50000
0
1995 1996 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
75+
70 - 74
65 - 69 laki laki
60 - 64
perempuan
55 - 59
50 - 54
45 - 49
40 - 44
35 - 39
30 - 34
25 - 29
20 - 24
15 - 19
10 - 14
5-9
0-4
Kelompok Umur
Gambar 3.4. Kepadatan Penduduk per Km² di Kabupaten Belu Tahun 2008
Lamaknen
Selatan
Lamaknen
Lasiolat
Raihat
Tasifeto Timur
Atambua Selatan
Atambua Barat
Kota Atambua
Nanaet Dubesi
Kakuluk Mesak
Tasifeto Barat
Kobalima Timur
Kobalima
Raimanuk
Laen Manen
Malaka Timur
Io kufeu
Botin leobele
Sasita Mean
Malaka Tengah
Weliman
Wewiku
Rinhat
Malaka Barat
0 500 1000 1500 2000
Gambar 3.5. Persentase Wanita 10 Tahun ke Atas yang Pernah Kawin Menurut Umur
Perkawinan Pertama di Kabupaten Belu Tahun 2008
25 tahun ke 15 tahun ke
atas bawah
19 - 24 tahun 17.07% 2.32%
56.72%
16 tahun
4.47%
17 - 18 tahun
19.42%
Gambar 3.6. Persentase Penduduk Kabupaten Belu Usia 15 Tahun Menurut Status
Pekerjaan Utamanya Tahun 2008
Buruh/
karyawan
Berusaha dg.
18.28%
buruh tetap
2.17%
Sumber : Sakernas 2008, BPS
Gambar 3.7. Persentase Penduduk Kabupaten Belu Usia 15 Tahun Menurut Jumlah Jam
Kerjanya Tahun 2008
35 +
15 - 34
1 - 14
0*)
Gambar 3.8. Jumlah Permintaan dan Pencari Kerja yang Terdaftar di Dinas Tenaga Kerja
& Transmigrasi Kabupaten Belu Tahun 1999 - 2008
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
pencari kerja permintaan tenaga kerja
Sumber : Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Kabupaten Belu
Gambar 3.9. Jumlah Pencari Kerja yang Terdaftar di Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi
Kabupaten Belu Menurut Tingkat Pendidikannya Tahun 2006 - 2008
1600
2006 2007 2008
1400
1200
1000
800
600
400
200
0
SD SMTP SMTA D I, D II D III Sarjana
Kepadatan Per
Rumah Luas Ke-padatan
Kecamatan Penduduk RT Density
Tangga Area Density
Districk Population per
House-hold (Km2) (Km2)
Household
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Malaka Barat 23 266 5 474 87,41 266 4
02. Rinhat 16 611 3 920 151,72 109 4
03. Wewiku 21 047 4 877 97,90 215 4
04. Weliman 21 174 4 763 88,25 240 4
05. Malaka Tengah 39 316 8 660 168,69 233 5
06. Sasita Mean 10 195 2 192 65,48 156 5
07. Botin Leobele 9 013 1 530 39,03 231 6
08. Io Kufeu 8 896 2 099 67,79 131 4
11/15/2009
WNA WNA
Kecamatan WNI Jumlah
Cina lainnya
Districk Indonesian Total
Cinesse Others
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Malaka Barat 23 266 - - 23 266
02. Rinhat 16 611 - - 16 611
03. Wewiku 21 047 - - 21 047
04. Weliman 21 174 - - 21 174
05. Malaka Tengah 39 316 - - 39 316
06. Sasita Mean 10 195 - - 10 195
07. Botin Leobele 9 013 - - 9 013
08. Io Kufeu 8 896 - - 8 896
11/15/2009
01. Malaka Barat 38 929 38 364 43 939 54 431 1,89 1,37 2,16
02. Rinhat - 7 726 9 488 12 627 - 2,08 2,90
03. Wewiku - - - - - - -
04. Weliman - - - - - - -
05. Malaka Tengah 29 917 19 547 22 225 28 815 1,29 1,29 2,63
Jumlah/Total 153 164 181 073 216 019 277 484 1,81 1,78 2,54
11/15/2009
Kecamatan
0-4 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 24 25 - 29
Districk
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Sumber : Proporsi Registrasi Penduduk terhadap hasil Sensus Penduduk 1990 dan 2000
11/15/2009
Kecamatan
30 - 34 35 -39 40 - 44 45 - 49 50 - 54 55 – 59
Districk
(1) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Kecamatan
60 - 64 65 - 69 70 - 74 75 + Jumlah
Districk
(1) (14) (15) (16) (17) (18)
11/15/2009
Catatan : *) Dihitung dari Sensus Penduduk 1980 dan 1990 (metode arriaga)
**) Dihitung dari data gabungan (SP90 dan Susenas 96 metode Role
***) Laporan indikator database 2004/2005
(1) (2)
16 tahun 4,47
17 - 18 tahun 19,42
19 - 24 tahun 56,73
0 5,35
1 13,89
2 16,42
3 14,55
4 12,65
5 10,64
6 8,39
7 7,95
8 4,26
9 2,36
10+ 3,53
0 6,40
1 15,23
2 18,84
3 17,88
4 13,24
5 11,73
6 8,68
7 4,12
8 2,36
9 1,05
10+ 0,46
Kabupaten
1999 2002 2004
Regency
Kabupaten/Kota
2005 2006 2007
Regency/Municipality
(1) (2) (3) (4)
(1) (2)
0 67,68
1 16,78
2 8,76
3 3,22
4 2,08
5 0,88
6 0,32
7 0,15
8 0,00
9 0,15
10 + 0,00
a. Angkatan kerja
121 674 85,82 72 213 49,22 193 887 67,21
economically active
1. Bekerja / Worked 119 036 83,96 68 784 46,88 187 820 65,10
2. Mencari Pekerjaan / 2 638 1,86 3 429 2,34 6 067 2,11
Pengangguran
looking for work
Jumlah / total 141 780 100,00 146 715 100,00 288 495 100,00
Jumlah
Jenis Kegiatan Total
Type of Activity Jumlah
%
Numbers
(1) (2) (3)
Perem-
Status Pekerjaan Utama Laki-Laki Jumlah Persentase
puan
Main Employment Status Male Total Percentage
Female
(1) (2) (3) (4) (5)
2. Berusaha sendiri dibantu dg. Buruh tidak tetap 33 437 3 890 37 327
Self employed assisted by member / temporary
worker
Jumlah / Total 119 036 100,00 68 784 100,00 187 820 100,00
Jumlah / Total 119 036 100,00 68 784 100,00 187 820 100,00
Kecamatan
Kepala Keluarga Jiwa
Districk
KONSUMSI &
KEADAAN RUMAH TANGGA
KONSUMSI konsumsi makanan masih berkisar
Pengeluaran konsumsi perkapita antara 69-72% dari total
merupakan indikator yang pengeluaran. Ini memperlihatkan
menggambarkan tingkat bahwa tingkat kesejahteraan
kemampuan rata-rata penduduk penduduk Belu masih relatif rendah
suatu wilayah dalam membiayai sehingga sebagian besar dari porsi
kebutuhan konsumsinya. Indikator pendapatannya dibelanjakan untuk
ini secara tidak langsung kebutuhan makanan, bukan untuk
mencerminkan tingkat kebutuhan yang selevel lebih maju
kesejahteraan masyarakat terutama seperti kebutuhan sekunder dan
dari sisi kemampuan ekonomi tersier.
masyarakat untuk memenuhi Dibandingkan dengan tahun 2005
kebutuhan dasar dan kebutuhan yang lalu, rata-rata pengeluaran
komplementer lainnya. perkapita secara nominal
Pengeluaran rata-rata mengalami peningkatan.Kenaikan
perkapita sebulan menurut hasil yang cukup tajam ini diduga tidak
susenas 2007 di kabupaten Belu saja disebabkan karena adanya
mencapai Rp 177 744. Dari jumlah perubahan pola konsumsi
pengeluaran rata rata perkapita 177 masyarakat yang semakin baik
744 perbulan sebesar 71,43 % atau namun juga karena meningkatnya
Rp 126 992 di antaranya adalah harga nominal berbagai kebutuhan
pengeluaran untuk kebutuhan pokok. Pola meningkatnya
makanan sedangkan sisanya 28,55 pengeluaran semacam ini
% adalah pengeluaran non diprediksikan akan terus berlanjut
makanan seperti perkiraan sewa pada tahun-tahun mendatang
rumah, aneka barang dan jasa, karena fenomena kenaiakan harga
pendidikan, kesehatan, pakaian dan kebutuhan pokok tetap menjadi isu
lain-lain. Bila diamati data hasil sensitive dalam krisis ekonomi
susenas sejak tahun 1993-2004, negara kita yang belum berujung
memperlihatkan bahwa belum sapai dengan saat ini.
terjadi pergeseran pola konsumsi Untuk pengeluaran makanan pada
secara berarti karena selama kurun tahun 2007 sekitar 40,53%
waktu tersebut pengeluaran diantaranya dibelanjakan untuk
bahan pangan jagung, padi-padian,
30
25
20
15
10
5
0
Ku 10 15 20 30 >5
ra n 0,0 0,0 0,0 0,0 00
gd 00 00 00 00 ,00
ari -1 -1 -2 -4 0
10 4 9 9 9 9 9 99
0 ,0 , 00 , 99 , 99 , 99
00 0 9 9 9
Gambar 4.2 Jumlah Rumah Tangga di Kabupaten Belu Menurut Kondisi Tempat
Tinggalnya Tahun 2007 dan 2008
50000
45000
40000
35000
30000
25000
20000
15000
10000
5000 2008
2007
0
Be Pe Be A ir
rla ne rd i Mi
n ta i r an nd nu
Bu ga ing m
ka n Te Le
nT Lam mb de
p o ng
an u k
ah Lis
tr i
Sumber : Susenas 2007 & 2008
115
Kabupaten Belu Dalam Angka / Belu Regency in Figures 2009
Pengeluaran
& Konsumsi
Penduduk
Population Expenditure
& Consumption
KONSUMSI & KEADAAN RUMAH TANGGA / CONSUMPTION & HOUSEHOLD CONDITION
Golongan Pengeluaran
Persentase
Expenditure Classes
Percentage
(Rupiah)
(1) (2)
Golongan Pengeluaran
Jumlah Persentase
Expenditure Classes
Numbers Percentage
(Rupiah)
750,000 - 999,999 - -
> 1,000,000 - -
Non
Kabupaten / Kota Makanan Jumlah
Makanan
Tabel /
Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan
Average of Per Capita Monthly Expenditure
2 0
05. Telur & Susu / Eggs & Milk 276 890 2 367
09. Minyak & Lemak / Fats & Cooking Oil 3 025 4 165 4 987
13. Makanan & Minuman Jadi / Prepared Food & 964 2 486 4 080
Drink
Table 4.1.6
untuk Kelompok Makanan di Kabupaten Belu
and Food Item in Belu Regency
0 7
Tabel /
Rata-Rata Pengeluaran Per Kapita Sebulan
Average of Capita Monthly Expenditure
2 0
Table 4.1.7
untuk Kelompok Bukan Makanan di Kabupaten Belu
and Non Food Item in Belu Regency
0 7
(dalam ribuan)
Kabupaten/Kota
2005 2006 2007
Regency/Municipality
(1) (2) (3) (4)
50 - 99 19 645 20,79
Asbes - 0,00
SOSIAL
kehidupan yang rukun dan damai. 747 kasus dengan tetap masalah
Dewasa ini sebagian besar penganiayaan yang terbanyak.
masyarakat kita mempunyai
sensitifitas yang tinggi terhadap SOSIAL LAINNYA
masalah-masalah yang berkaitan
dengan agama. Karena itu apabila Data dalam sub bab ini berisikan
terjadi pemaksaan kehendak data-data tentang kondisi sosial
pemeluk agama tertentu terhadap masyarakat di Kabupaten Belu,
pemeluk agama lainnya maka akan seperti jumlah fakir miskin,
menimbulkan konflik sosial yang penyandang cacat, manusia lanjut
berkepanjangan. Dalam hal ini usia (jompo), dan lain-lain. Data
pemerintahan dituntut untuk infrastruktur kesejahteraan
memfasilitasi kehidupan beragama masyarakat juga dapat dilihat dari
bagi masyarakatnya, sehingga setiap tabel-tabel dalam sub bab ini.
pemeluknya memiliki hak yang Selain data kejadian bencana alam
sama untuk menunaikan kewajiban- yang pernah terjadi di tahun 2008.
kewajiban keagamaannya. Semua data pada sub bab ini
bersumber dari Dinas Sosial dan
KRIMINALITAS Kesejahteraan Rakyat Kabupaten
Banyaknya perkara yang masuk dan Belu.
terselesaikan di Pengadilan Negeri
Atambua pada tahun 2008 dengan Masalah sosial yang masih meminta
karakteristik terdakwa/tertuduh serta perhatian di Kabupaten Belu adalah
sikapnya terhadap putusan tersaji lanjut usia terlantar dan anak yatim
dalam sub bab ini, yang piatu terlantar karena pada tahun
kesemuanya merupakan data 2007 tercatat 6 358 dan 6 332
sekunder dari Pengadilan Negeri orang meningkat masing-masing
Atambua, disamping data dari pada tahun 2008 menjadi 10 889
Kepolisian Resort Belu tentang dan 7 361 orang.
masalah-masalah sosial yang terjadi
di Kabupaten ini.
Tingkat kriminalitas di Kabupaten
Belu masih cukup memprihatinkan
karena dibandingkan dengan tahun
2007 ternyata masalah sosial
meningkat dari 680 kasus menjadi
Gambar 5.1. Rata-Rata Jumlah Murid per Sekolah Menurut Status Sekolah 1999-2008
600
500
400
300
200
100
0
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
SLTA Umum SLTA Kejuruan SLTP SD
Gambar 5.2. Persentase Penduduk Belu Usia 10 Tahun Ke Atas Menurut Ijasah Tertinggi
yang Dimilikinya Tahun 2008
DI/DII
SMU 0.95%
12.95%
SLTP SD
32.60%
15.17%
DIII
0.44%
Sarjana
1.71%
Tidak/Belum
punya ijasah
36.18%
Gambar 5.3. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Kabupaten Belu Tahun 1999 – 2008
60
50
40
30
20
10
0
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Rumah Sakit Balai Pengobatan Puskesmas Pus. Pembantu
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Rata-
Rata-
Rata
Tingkat Pendidikan Sekolah Guru Murid Rata
Murid
Education Level School Teacher Pupil Guru Per
Per
Sekolah
Sekolah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
TK Negeri TK Swasta
Kecamatan Public Kindgarden Private Kindgarden
District Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid
School Teacher Pupil School Teacher Pupil
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01. Malaka Barat 0 0 0 1 2 40
02. Rinhat 0 0 0 1 2 10
03. Wewiku 0 0 0 1 2 20
04. Weliman 0 0 0 0 0 0
05. Malaka Tengah 0 0 0 1 4 25
06. Sasita Mean 0 0 0 0 0 0
07. Botin Leobele 0 0 0 0 0 0
08. Io Kufeu 0 0 0 1 5 38
SD Negeri SD Swasta
Kecamatan Public Elementry School Private Elementry School
District Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid
School Teacher Pupil School Teacher Pupil
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01. Malaka Barat 5 67 696 15 169 3 044
02. Rinhat 11 101 1 481 8 77 1 195
03. Wewiku 10 113 1 472 10 146 1 949
04. Weliman 9 124 1 946 7 107 1 671
05. Malaka Tengah 20 267 3 374 14 211 2 979
06. Sasita Mean 8 71 1 033 4 49 579
07. Botin Leobele 5 46 540 2 30 355
08. Io Kufeu 7 65 748 4 49 687
SMU Negeri
SMU Swasta
Public Senior High
Kecamatan Private Senior High School
School
District
Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid
School Teacher Pupil School Teacher Pupil
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01. Malaka Barat 1 25 684 1 13 146
02. Rinhat 0 0 0 0 0 0
03. Wewiku 0 0 0 1 17 296
04. Weliman 0 0 0 1 15 135
05. Malaka Tengah 1 33 620 1 32 860
06. Sasita Mean 0 0 0 1 5 30
07. Botin Leobele 0 0 0 0 0 0
08. Io Kufeu 0 0 0 0 0 0
Negeri Swasta
Kecamatan Public School Private School
District Sekolah Guru Murid Sekolah Guru Murid
School Teacher Pupil School Teacher Pupil
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01. Malaka Barat 1 28 145 0 0 0
02. Rinhat 0 0 0 0 0 0
03. Wewiku 0 0 0 0 0 0
04. Weliman 0 0 0 0 0 0
05. Malaka Tengah 1 9 1 008 0 0 0
06. Sasita Mean 0 0 0 0 0 0
07. Botin Leobele 0 0 0 0 0 0
08. Io Kufeu 0 0 0 0 0 0
Tidak / Belum
Mempunyai Ijasah
38,08 34,33 36,18
Did not completed/Not
yet Completedl
30,42 34,74 32,60
SD / Primary School
14,90 15,42 15,17
SLTP / Junior High school
SMU Umum
8,49 9,64 9,07
Senior High School
(General)
SMU Kejuruan
4,39 3,38 3,88
Senior High School
(Vocational)
0,74 1,15 0,95
D I, II / Diploma I, II
0,64 0,24 0,44
DIII/DiplomaIII, academy
2,34 1,10 1,71
DIV / S3
Tidak/Belum
Golongan Jumlah Masih Sekolah Pernah Sekolah
Tidak
Umur Penduduk Attending Never/Not yet
Sekolah Lagi
Age Group Population School attending
school
Kemampuan
Laki +
Membaca Laki-Laki Perempuan
Perempuan
Dan Menulis Male Female
Male + Female
Literacy
(1) (2) (3) (4)
(tahun)
Kabupaten/Kota
2005 2006 2007
Regency/Municipality
(1) (2) (3) (4)
Sarana Kesehatan
Health Service
Puskesmas Balai
Kecamatan Puskesmas
Pembantu Pengobatan
District Rumah Sakit Community
Community Health
Hospital Health
Health Sub Service
Centre
Centre House
(1) (2) (3) (4) (5)
Kabupaten Belu 5 21 51 15
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Belu
Source : Health Service of Belu Regency
Tabel /
Jumlah Tenaga Kesehatan Menurut Status Tenaga
Numbers of Health Personal by Health Personal
2 0
/ Table 5.2.2
Kesehatan per Kecamatan di Kabupaten Belu
Personal Status per District in Belu Regency
0 8
Bidan
Bidan
Desa SPRG SMAK SPAG SPPH SMF PKE PKU
(PNS)
(PTT)
6 0 1 1 0 1 0 0 0
6 3 1 0 0 0 0 0 0
6 0 0 0 0 0 0 0 0
10 0 1 0 0 0 0 0 1
4 1 0 0 0 0 0 0 0
9 1 2 1 1 0 0 0 0
19 1 2 0 1 0 1 0 0
3 0 0 0 0 0 0 0 0
40 0 3 6 0 1 6 0 0
10 0 3 2 0 1 2 0 0
4 0 0 0 0 0 0 0 0
13 0 1 0 0 0 0 0 0
4 0 1 0 0 0 0 0 0
6 2 0 0 0 0 0 0 0
8 0 1 0 1 0 0 0 0
5 1 0 0 0 0 0 0 0
215 21 25 11 4 4 11 0 3
Pemb.
Kecamatan Jurkes/ Lain-
PKAB Pera- Pekes PKF Jumlah
District Jurkim nya
wat
(1) (17) (18) (19) (20) (21) (22) (23)
01. Malaka Barat 0 0 0 1 0 3 28
02. Rinhat 0 0 0 0 0 0 17
03. Wewiku 0 0 0 2 0 3 28
04. Weliman 0 0 0 1 0 4 31
05. Malaka Tengah 0 0 0 2 0 14 92
06. Sasita Mean 0 0 0 0 0 2 27
07. Botin Leobele 0 0 0 0 0 0 0
08. Io Kufeu 0 0 0 0 0 1 14
Puskesmas Jumlah
Community Health Centre Total
(1) (2)
01. Puskesmas Halilulik 33 149
02. Puskesmas Atapupu 24 480
03. Puskesmas Wedomu 27 600
04. Puskesmas Haekesak 29 827
05. Puskesmas Weoe 36 368
06. Puskesmas Besikama 41 228
07. Puskesmas Biudukfoho 16 076
08. Puskesmas Seon 21 730
09. Puskesmas Betun 39 569
10. Puskesmas Kaputu 29 380
11. Puskesmas Namfalus 42 700
12. Puskesmas Weluli 25 523
13. Puskesmas Kota 62 967
14. Puskesmas Nurobo 28 360
15. Puskesmas Nualaian 26 727
16. Puskesmas Haliwen 28 539
17. Puskesmas Tunabesi 13 828
18. Puskesmas Webora 16 342
19. Puskesmas Weliman 36 066
20. Puskesmas Aululik 18 951
Tabel /
Sepuluh Penyakit Terbanyak dari
Di 20 Puskesmas
2 0
09. Anemia - - - -
Table 5.2.4
Kunjungan Rawat Jalan
di Kabupaten Belu
0 8
- - - 693 1 556 - -
- - - - 426 6 580
Jenis Penyakit
Jumlah Kunjungan
Type of disease
(1) (2)
03. Dispepsia 95
04. Appendiks 89
05. Bronchitis 74
08. Hypertensi 42
Jumlah 882
11. Pus. Namfalus 2 005 1 247 62,19 628 31,32 130 6,48
12. Pus. Weluli 1 653 1 151 69,63 473 28,61 29 1,75
13. Pus. Kota 3 125 1 982 63,42 970 31,04 173 5,54
14. Pus. Nurobo 1 461 983 67,28 427 29,23 51 3,49
15. Pus. Nualaian 1 104 529 47,92 451 40,85 124 11,23
16. Pus. Tunabesi 1 459 870 59,63 485 33,24 104 7,13
17. Pus. Weliman 1 029 575 55,88 391 38,00 63 6,12
18. Pus. Webora 1 768 1 178 66,63 503 28,45 87 4,92
19. Pus. Haliwen 2 372 1 350 56,91 863 36,38 159 6,70
20. Pus. Aululik 807 448 55,51 356 44,11 3 0,37
Jumlah / total 36 135 22 097 61,15 12 154 33,63 1 884 5,21
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Belu
Source : Health Service of Belu Regency
Tabel /
Banyaknya Peserta Aktif Menurut Metode Kontrasepsi
Numbers of Active Acceptor by Contraceptive
2 0
Table 5.2.7
yang Digunakan per Kecamatan di Kabupaten Belu
Method Used per District in Belu Regency
0 8
10 20 - 681 19 800
3 15 - 891 76 1 120
9 20 - 1 149 22 1 324
2 9 - 1 285 33 1 482
1 7 - 541 25 614
8 35 - 1 488 2 1 713
- 29 - 1 352 36 1 497
- 4 - 328 - 380
Maret / March 71 80 16 19
April / April 78 93 29 43
Pebruari / February 1 - 18 - 18 2
Maret / March - - 7 1 7 4
April / April - - 25 - 18 -
Mei / May - - 16 - 20 -
Juni / June 5 - 14 1 11 -
Juli / July 1 - 36 - 33 2
Agustus / August - 1 8 - 13 -
September / September - - 14 - 15 -
Oktober / October - - 7 - 3 -
Nopember / November 2 - 15 - 8 -
- - 20 - 9 -
Desember / December
Pebruari / February 39 - - - 39
Maret / March 17 2 - - 19
April / April 43 - - - 43
Mei / May 33 3 - - 36
Juni / June 31 - - - 31
Juli / July 72 - - - 72
Agustus / August 21 1 - - 22
September / September 29 - - - 29
Oktober / October 10 - - - 10
Nopember / November 25 - - - 25
29 - - - 29
Desember / December
Tahun 2008 367 8 - - 375
Sumber : Kantor Pengadilan Negeri Atambua
Tabel
Banyaknya Masalah Sosial
2 0
Frekuensi Terjadi
Masalah Sosial
Jan Peb Mar Apr Mei Jun
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01. Pembunuhan - - - - 1 -
02. Penganiayaan biasa 24 19 16 20 27 18
03. Penganiayaan ringan 4 4 2 6 6 3
04. Pencurian biasa 2 3 7 5 2 2
05. Pencurian pemberatan 6 14 9 8 6 6
06. Pencurian kekerasan - 1 1 - - -
07. Pengroyokan 11 7 11 13 12 9
08. Perkosaan - - 1 - 3 3
09. Perzinahan - - - 1 - -
10. Pengrusakan 8 2 8 7 4 3
11. Perjudian 1 3 2 - - 1
12. Penggelapan 2 2 3 3 3 7
13. Penipuan 3 5 - 5 3 2
14. Pengancaman 7 3 5 3 5 2
15. Pemfitnahan/Penghinaan 4 5 3 5 6 5
16. Pemerasan/Perampokan - - 1 - - -
17. Penculikan - - - - - -
18. Penadahan - - - - - -
19. Membawa senjata tajam - - 2 1 - -
20. Melarikan anak bawah umur 1 1 - - 1 1
21. Penodaan agama - 1 - - - -
22. Korupsi 1 - - - - -
23. Kesusilaan - - - - 2 1
24. Lain-lain - - - - - -
Jumlah / total 74 70 71 77 81 63
/ Tabel 5.3.4
yang terjadi di Kabupaten Belu
0 8
60 59 49 51 38 54 747
Kristen
Kecamatan Katholik Islam Hindu Budha
Protestan
District Catholic Moslem Hinduism Budhism
Christian
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Gereja Masjid,
Gereja
Katholik/ Langgar
Kecamatan Protestan Pura Wihara
Kapela Mosque,
District Christian Temple Vihara
Catholic Private
Church
Church Mosque
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Malaka Barat 3 3 0 0 0
02. Rinhat 14 12 0 0 0
03. Wewiku 11 6 0 0 0
04. Weliman 4 12 0 0 0
05. Malaka Tengah 15 8 3 0 0
Kecamatan Guru
Pendeta Pastor Bruder Suster Pinandita Imam Chatib
District Injil
Pekerja Tenaga
Pembinaan Tokoh Karang
Sosial Kesejah-
Kecamatan Kesejah- Wanita Taruna
Masyarakat teraan
District teraan Promoment Youth
Social Sosial
Sosial Women Organization
Worker Sukarela
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
01. Malaka Barat - 77 - - 16
02. Rinhat - 20 - - 20
03. Wewiku - 7 - - 12
04. Weliman - 5 - - 14
05. Malaka Tengah - 35 - - 17
06. Sasita Mean - 21 - - 9
07. Botin Leobele - 8 - - 5
08. Io Kufeu - 9 - - 7
Kecamatan
Fakir Miskin Rumah Tidak Layak
District
Kecamatan
Lanjut Usia Terlantar Anak Terlantar
District
Jumlah Lokasi
Anak Location
Nama Yayasan Numbers Kecamatan Desa
of District Village
Children
(1) (2) (3) (4)
Jumlah Taksiran
Kecamatan Jenis
Frekuensi Korban Kerugian
District Bencana
(KK) (Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5)
01. Malaka Barat Banjir 1 1 566 2 590 000 000
03. Wewiku - - - -
Jumlah Taksiran
Kecamatan Jenis
Frekuensi Korban Kerugian
District Bencana
(KK) (Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5)
13. Kobalima Timur - - - -
21. Raihat - - - -
23. Lamaknen - - - -
PERTANIAN
belakangan ini lalulintas mutasi %) dan ayam buras 240 330 ekor
ternak keluar, terutama bibit (naik 1,64 %).
pejantan menjadi semakin sulit
dikendalikan; ditambah ancaman PERIKANAN
penyakit brucellosis yang sampai
dengan saat ini terus menjadi Komoditas perikanan
momok yang menghantui para memiliki nilai ekonomis tinggi
peternak. karena selain menjadi bahan
Kendala lainnya adalah pangan yang memiliki kandungan
sebagian besar petani ternak masih protein tinggi, juga mampu
bertahan pada pola budaya yang memberikan tingkat kehidupan
bersifat tradisional sebagai akibat yang layak bagi keluarga tani
dari kurang variatifnya pola nelayan. Dengan semakin
pembinaan dan penyuluhan yang terbatasnya lahan pertanian yang
selama ini terkesan konvensional. subur belakangan ini, sector
Pola budidaya ternak yang bersifat perikanan diharapkan menjadi
sub system ini mengakibatkan alternative lapangan kerja yang
pertambahan populasi ternak menjanjikan bagi pertambahan
berjalan lambat dan terkesan angka kerja baru.
alamiah tanpa rekayasa teknologi Produksi ikan di Kabupaten
peternakan secara signifikan. Belu sebagian besar berasal dari
Mutasi ternak yang sempat perikanan laut. Dari total produksi 1
tercatat selama tahun 2008 adalah 946,47 ton pada tahun 2007
sebagai berikut: di potong RPH dan sebanyak 81,83 % atau 1 592,74
di luar RPH yang sempat dilaporkan ton diantaranya adalah produksi
sebanyak 3800 ekor sedangkan perikanan laut, sedangkan sisanya
yang diantar pulaukan melalui 18,17 % adalah produksi perikanan
pelabuhan Atapupu ataupun darat, yang mencakup perairan
transportai darat sebanyak 9 286 umum, tambak, kolam dan sawah.
ekor. Jumlah mutasi penggunaan Produksi perikanan laut
yang cukup tinggi ini jika tidak hanya terdapat pada enam
diimbangi dengan mutasi kecamatan yang secara geografis
pengadaan terutama lahir baru memiliki pontensi kelautan yakni
maka dipastikan populasi sapi pada Malaka Barat, Wewiku, Malaka
masa datang akan semakin Tengah, Kobalima, Kakuluk Mesak
berkurang. dan Tasifeto Timur. Sedangkan
Populasi ternak kecil dan kecamatan lainnya hanya memiliki
unggas pada tahun 2008 masing- potensi perikanan darat, khususnya
masing babi 55 836 ekor (naik 0,94 dari kolam.
%), kambing 9 830 ekor (turun 6,68
sawah
4.82% pekarangan
lainnya 3.57%
57.13%
tegal dan
perkebunan
19.99%
lahan tanaman
kayu-kayuan
ladang 8.22%
6.27%
Gambar 6.2. Produksi Padi, Jagung dan Ubi Kayu di Kabupaten Belu Tahun 2002-2008 (ton)
120000
100000
80000
60000
40000
20000
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
padi jagung ubi kayu
Gambar 6.3. Produksi Ubi Jalar, Kacang Tanah dan Kacang Hijau di Kabupaten Belu
Tahun 2002-2008 (ton)
8000
7000
6000
5000
4000
3000
2000
1000
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Ubi Jalar Kacang Tanah Kacang Hijau
Gambar 6.4. Produksi Hasil Perkebunan di Kabupaten Belu Tahun 2002 – 2008 (ton)
10000
8000
6000
4000
2000
0
2002
2003
2004
2005
2006
2007
2008
100000
80000
60000
2008
40000
2007
2006
20000
2005
2004
0
Sapi babi Kambing Kuda Kerbau
Gambar 6.6. Produksi Perikanan di Kabupaten Belu Tahun 2002 – 2008 (ton)
2500
2000
1500
1000
500
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Rata-Rata
Luas Panen Produksi
Kecamatan Produksi
Area Harvested Production
District Yield Rate
(Ha) (ton)
(Ton/Ha)
(1) (2) (3) (4)
Rata-Rata
Luas Panen Produksi
Kecamatan Produksi
Area Harvested Production
District Yield Rate
(Ha) (ton)
(Ton/Ha)
(1) (2) (3) (4)
Jenis Tanaman
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Type of Crops
Jenis Tanaman
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Type of Crops
Jenis Tanaman
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Type of Crops
(ton)
Jenis Sayuran
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Type of Vegetable
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1993 2003
Uraian Kota+ Kota+
Kota Desa Kota Desa
Desa Desa
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
- Padi * 10 806 -
- Palawija * 53 023 -
Kam-
Kecamatan Kuda Sapi Kerbau Domba Babi
bing
District Horse Cow Buffalo Sheep Pig
Goat
Kabupaten Belu - 69 - - - 45
Kam-
Kecamatan Kuda Sapi Kerbau Domba Babi
bing
District Horse Cow Buffalo Sheep Pig
Goat
Kabupaten Belu - 6 - - - -
Kam-
Kecamatan Kuda Sapi Kerbau Domba Babi
bing
District Horse Cow Buffalo Sheep Pig
Goat
Produksi Nilai
Jenis Hasil Perincian Harga/Unit
satuan Numbers of Produksi
Production Type ( Rupiah )
Production (Rp 000,- )
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Kayu pertukangan/penjualan
Produksi Nilai
Jenis Hasil/Perincian Harga /Unit
Satuan Numbers of Produksi
Production Type ( Rupiah )
Production ( Rp 000,- )
(1) (2) (3) (4) (5)
11. Utas / ules - i
12. Kayu rimba bulat besar kelas III M3 i
13. Kayu kuning Kg i
14. Biji lamtoro gung Kg i
15. Kunyit Kg i
16. Bebak Lmbr i
17. Bambu Btg i
18. Sarang burung kg i
19. Balok kelapa M3 i
20. Sheed lack kg i
21.a. perlel dada kuning - i
b. kakatua putih kecil Ekor i
c. ayam hutan Ekor i
d. b e o Ekor i
e. nuri duski Ekor i
f. cecak rawo Ekor i
22. Kayu cendana:
a. kelas gubal Kg 1 350,00 4 000 5 400,00
b. kelas campuran kg 1 650,00 9 000 14 850,00
23. Kayu Papi Kg 16 362,00 250 4 090,50
23. Mupuk Kelapa - 22,88 900 000 20 597,22
Juli - - - - - 16 362
Oktober 49 000 - - - - -
Pebruari 190,01 - - - -
Maret 410,81 - - - -
April 393,47 - - - -
Mei 460,43 - - - -
Agustus 514,15 - - - -
Oktober 60,80 - - - -
Nopember - - - - -
Desember 643,68 - - - -
Jumlah
Jumlah Nelayan/Jiwa
Kategori Usaha Category rumah tangga perikanan
Numbers
Marine fishing household
Kategori
2006 2007 2008
Category
3. Kapal Motor
- 0 - 5 GT 18 22 32
- 6 - 10 GT 3 4 4
- 10 GT ke atas / 10 GT and Over - - -
5. Jaring Angkat
- Bagan Tancap 0 1 -
- Bagan Rakit/ Perahu 0 - 1
- Lainnya / Others 0 - -
7. Alat Lainnya
- Jala lempar 139 136 136
- Bubu 132 115 115
Sumber : Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Belu
Source : Fishery Service of Belu Regency
Sub Sektor
2006 2007 2008
Group
Luas Produksi
Kategori Usaha
Area Production
Category
(Hektar) (ton)
(1) (2) (3)
INDUSTRI & E N E R G I
INDUSTRI PENGOLAHAN sebanyak 2 878 unit atau turun
Pembangunan industri adalah sebesar 8,46% dari keadaan tahun
bagian dari pembangunan ekonomi lalu. Penurunan terjadi pada semua
yang diharapkan dapat memacu kelompok industri yakni industri
laju pertumbuhan ekonomi secara aneka, industri hasil pertanian serta
simultan dengan memanfaatkan industri logam, mesin dan kimia.
output sektor primer sebagai bahan Dilihat dari komposisi jenis
dasarnya. Dengan industri yang industri, sebanyak 1 231 unit
berkembang maju maka akan (42,77%) diantaranya industri
menjadi lokomotif yang menarik aneka, dan industri hasil pertanian
gerbong pertumbuhan sektor-sektor dan kehutanan 994 unit (34,54%)
supply sebagai penyedia bahan- dan industri logam, mesin dan
bahan baku dan pada gilirannya kimia 653 unit (22,69%).
akan mendorong maju sektor Penyerapan tenaga kerja
demand seperti perdagangan, untuk sektor industri pada tahun
transportasi, lembaga keuangan dan 2008 sebanyak 6 163 orang terdiri
sektor jasa-jasa. dari tenaga kerja formal 284 orang
Perkembangan industri di (4.32%) dan non formal 6,289
Kabupaten Belu relative lamban, orang (95.68%). Penyerapan tenaga
bahkan cenderung berjalan kerja di sektor industri ini
ditempat. Hal ini disebabkan karena sebenarnya baru sekitar 4.03% dari
usaha industri kita didominasi sub total pekerja di Kabupaten Belu
sector industri kerajinan rumah (163,221 orang). Sama halnya
tangga yang kapasitas produksinya dengan komposisi penyebaran jenis
sangat terbatas, bersifat padat karya perusahaan industri sub sektor
dan rentan terhadap krisis karena industri aneka tercatat paling
memiliki akses pasar lokal yang banyak menyedot tenaga kerja
nota bene memiliki keterbatasan yakni 2 492 orang (40,43%) dan
daya beli. Apa lagi bagi sebagian sub sektor industri hasil pertanian
besar rumah tangga pengrajin, dan kehutanan menyedot tenaga
usaha ini diposisikan semata-mata kerja 2 272 orang (36,87%) serta
sebagai usaha sampingan dan sub sektor industri logam mesin dan
bersifat musiman dengan kimia menyedot tenaga kerja 1 399
kemampuan modal yang sangat orang (22,70%).
terbatas.
Pada tahun 2008 jumlah
usaha industri di Kabupaten Belu
2500
2000
1500
1000
500
Industri Kerajinan
0 Industri Kecil
1997 Industri besar/sedang
1998
1999
2000
Sumber : Dinas Perindag Kabupaten Belu
Industri
Logam, mesin Industri Hasil
dan kimia Pertanian &
23% Kehutanan
35%
Industri Aneka
42%
Industri Industri
Kecamatan Hasil Industri Logam, Jumlah
District Pertanian & Aneka Mesin & Total
Kehutanan Kimia
(1) (2) (3) (4) (5)
Industri Industri
Kecamatan Hasil Industri Logam, Jumlah
District Pertanian & Aneka Mesin & Total
Kehutanan Kimia
(1) (2) (3) (4) (5)
JUMLAH I 0 20 0 40
II. INDUSTRI ANEKA
01. Ind. Pertenunan 0 60 0 120
02. Ind. Pakaian jadi dari tekstil (penjahit) 0 10 0 20
03. Ind. Tambur likurai 0 0 0 0
JUMLAH II 0 70 0 140
III. INDUSTRI LOGAM, MESIN & KIMIA
01. Ind. Alat pertanian dari logam 0 0 0 0
02. Ind. Bengkel mobil 0 0 0 0
03. Ind. Garam yodium/garam rakyat 0 0 0 0
04. Ind. Batu merah 0 1 0 10
JUMLAH III 0 1 0 10
JUMLAH I 0 30 0 60
II. INDUSTRI ANEKA
01. Ind. Pertenunan 0 20 0 40
02. Ind. Pakaian jadi dari tekstil (penjahit) 0 0 0 0
03. Ind. Tambur likurai 0 0 0 0
JUMLAH II 0 20 0 40
III. INDUSTRI LOGAM, MESIN & KIMIA
01. Ind. Alat pertanian dari logam 0 0 0 0
02. Ind. Bengkel mobil 0 0 0 0
03. Ind. Garam yodium/garam rakyat 0 0 0 0
04. Ind. Gerabah 0 38 0 76
JUMLAH III 0 38 0 76
JUMLAH II 0 45 0 90
III. INDUSTRI LOGAM, MESIN, & KIMIA
JUMLAH III 1 40 4 80
JUMLAH I 0 2 0 5
JUMLAH II 0 24 0 48
JUMLAH I + II + III 0 26 0 53
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Belu
Source : Industry and Trade Service of Belu Regency
JUMLAH II 0 70 0 140
JUMLAH III 0 21 0 45
JUMLAH I 0 20 0 40
JUMLAH II 0 80 0 140
JUMLAH III 0 0 0 0
JUMLAH I + II + III 0 40 0 80
Sumber : Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Belu
Source : Industry and Trade Service of Belu Regency
JUMLAH I 0 86 0 132
0 60 0 120
JUMLAH I
0 40 0 80
JUMLAH I
0 93 0 186
JUMLAH II
0 64 0 128
JUMLAH I
JUMLAH III 0 0 0 0
JUMLAH III 0 0 0 0
JUMLAH II 0 0 0 0
JUMLAH I + II 0 4 0 120
Pemakaian
Jumlah Pelanggan Daya Pasang
Value of
PLTD/Sub Ranting Numbers of Value of Power
Consumption
Costumer (VA)
(KWH)
(1) (2) (3) (4)
01. Atambua 5 861 6 217 6 775 1 416 545 1 236 933 1 273 373
02. Atapupu 438 476 553 49 923 59 370 62 588
03. Betun 1 563 1 642 1 927 158 489 166 223 181 497
04. Besikama 485 493 594 34 967 44 496 50 750
05. Naitimu 899 966 1 048 92 042 73 666 106 086
06. Silawan 116 141 181 4 638 10 974 18 524
07. Lamaknen 214 215 251 15 892 15 213 17 543
08. Manleten 222 232 253 60 802 99 757 56 191
09. Kobalima 188 200 240 16 996 6 880 21 823
10. Boas 257 264 274 14 501 16 048 18 479
11. Kaputu 105 108 132 6 039 7 146 7 701
12. Biudukfoho 91 95 95 4 245 3 543 4 525
13. Haekesak 83 85 88 4 520 5 017 5 117
Jumlah / Total 10 522 11 134 12 411 1 879 599 1 745 266 1 824 197
Pemakaian
Jumlah Pelanggan Daya Pasang
Klaisifikasi Tarif Value of
Numbers of Value of Power
Classification Consumption
Costumer (VA)
(KWH)
(1) (2) (3) (4)
I - - -
1. RSS - - -
2. Panti Asuhan - - -
3. Yayasan Sosial 10 362 803 200
4. Sekolah Negeri 15 377 1 027 100
5. RS Pemerintah 4 232 932 200
6. Ins. Pem/ABRI Tngkt Kec & Kel - - -
1. Rumah (selain RSS & Mewah) 2 926 57 456 134 604 900
2. Niaga Kecil 117 2 386 9 825 000
3. Industri RT 65 1 356 9 510 000
4. Ins. Pem/ABRI Tngkt Kabupaten 52 1 578 4 472 800
1. Rumah Mewah - - -
2. Niaga Besar - - -
3. Ins. Pem/ABRI Tngkt Propinsi - - -
4. Kedubes/Konsulat Asing - - -
Kualifikasi Perusahaan
Kecamatan Jumlah
Menengah (M) Kecil (K)
(1) (2) (3) (7)
Perusahaan Jumlah
Kecamatan PT CV
Daerah
(1) (2) (3) (4) (5)
Persentase
Kecamatan Target (Rupiah) Realisasi (Rupiah)
(%)
(1) (2) (3) (4)
01. Malaka Barat - 1 282 396 449 -
02. Rinhat - 7 592 000 -
03. Wewiku - 31 979 000 -
04. Weliman - 10 809 500 -
05. Malaka Tengah - 74 475 500 -
06. Sasita Mean - 59 976 500 -
07. Botin Leobele - 110 500 -
08. Io Kufeu - - -
Realisasi Persentase
Kecamatan Sasaran
Realitation Percentage
District Target (Rupiah)
(Rupiah) (%)
(1) (2) (3) (4)
01. Malaka Barat - - -
02. Rinhat - - -
03. Wewiku - - -
04. Weliman - - -
05. Malaka Tengah - - -
06. Sasita Mean - - -
07. Botin Leobele - - -
08. Io Kufeu - - -
Gambar 8.1. Banyaknya Tamu yang Menginap pada Hotel di Kabupaten Belu Menurut
Kewarganegaraannya Tahun 1999 – 2008
14000
12000
10000
8000
6000
4000
2000
0
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
WNI WNA
Gambar 8.2. Tingkat Hunian Kamar Hotel di Kabupaten Belu Tahun 1999 – 2008
2008 10.33
2007 9.32
2006 7.93
2005 9.39
2004 11.27
2003 7.23
2002 6.66
2001 8.22
2000 10.61
1999 13.70
329
Kabupaten Belu Dalam Angka / Belu Regency in Figures 2009
Perdagangan
Trade
PERDAGANGAN & PERHOTELAN / TRADE & HOTELS
Perda- Perda-
Perdagang Rumah Hotel
gangan Swalayan gangan
Kecamatan Menengah Makan Losmen Jumlah
Besar Super Kecil
District Large
Medium
Market Small
Resto Hotel Total
Scale -rant
Scale Scale
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Malaka Barat 0 27 0 38 0 0 65
02. Rinhat 0 2 0 4 0 0 6
03. Wewiku 0 1 0 7 0 0 8
04. Weliman 0 0 0 4 0 0 4
05. Malaka Tengah 0 49 0 143 11 3 206
06. Sasita Mean 0 1 0 16 0 0 17
07. Io Kufeu 0 * 0 * * 0 *
08. Botin Leobele 0 * 0 * * 0 *
Tabel /
Volume Antar Pulau ke Luar Untuk
2 0
Volume
Jenis Komoditas Satuan
Januari Pebruari Maret April Mei
Table 8.1.4
Beberapa Komoditas di Kabupaten Belu
0 8
Volume
Jumlah
Juni Juli Agst Sep Okt Nop Des
(8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
1 271 1 596 2 284 72 100 200 400 7 807
10 - - 37 69 98 1 000 1 815
- - - - - - - 0
- - - - - 40 50 365
1 600 6 360 7 360 70 678 349 150 24 901
- - - 2 900 3 800 5 000 4 900 18 293
- - - - - - - 1 000
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
220 - - 2 000 3 000 4 000 5 000 14 320
52 - - 1 000 3 700 630 7 800 13 237
- - - - - - - 500
- - - - - - - 1 000
- - - 11 500 - 13 600 15 200 50 500
- - - - - - - 1 500
- - - - - - - 0
Tabel /
Pengadaan Barang Strategis di Kabupaten Belu
2 0
Volume
Jenis Komoditas Satuan
Jan Peb Mar Apr Mei
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
01. Beras ton 2 364 2 364 1 567 505 1 529
02. Gula pasir ton - - - - -
03. S e m e n ton 9 000 3 500 1 600 3 400 3 545
04. Besi beton ton - - 1 100 - -
05. M o b i l Unit - - - - -
06. Sepeda motor Unit - - - - -
07. Tekstil M2 - - - - -
08. Sabun cuci ton - - - - -
09. Sarung tenunan M2 - - - - -
10. Minyak goreng ton 270 - - 151 -
11. Benang tenunan ton - - - - -
12. A s p a l ton - - - - -
13. Seng atap Lembar - - - - -
14. Barang campuran - 250 - - - -
15. Tepung terigu ton 530 - 388 451 30
16. Mesin jahit Unit - - - - -
17. Televisi Unit - - - - -
18. Radio tape Unit - - - - -
19. Tape recorder Unit - - - - -
20. Jagung ton - - - - -
21. Solar Kl 1 300 4 026 - - -
22. Tripleks Lbr 1 000 2 000 - - -
23. Susu Ton - - - - -
Table 8.1.5
Menurut Jenis Barang dan Bulan
0 8
Volume
Jumlah
Juni Juli Ags Sep Okt Nop Des
(8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15)
1 164 471 420 570 900 136 1 170 13 160
75 - - - - - - 75
5 640 1 400 - 13 500 2 750 135 - 44 470
29 - - 150 695 276 495 2 745
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 421
- - - - - - - 0
- - - 750 - - - 750
- - - - - - - 0
- - - 1 000 1 270 1 000 3 000 6 520
50 150 280 290 78 96 4 000 6 343
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
- - - - - - - 0
1 866 - - 7 800 478 - - 15 470
- - - 1 000 1 000 - 798 5 798
- - - 470 160 300 500 1 430
2007 2008
Hotel, Hotel,
Kecamatan Tempat Tempat
Losmen Kamar Losmen Kamar
District Tidur Tidur
Hotel, Rooms Hotel, Rooms
Beds Beds
Lodgings Lodgings
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Gambar 9.1. Persentase Panjang Jalan di Belu Menurut Kondisi Jalan Tahun 2008
Sedang
22.52%
Baik
67.21%
25000
20000
15000
10000
5000
S epeda Motor
0 B is
T ruck
99 00 J e ep
19 20 01 02 S e da n
20 20 03 04
20 20 05 06
20 20 07 08
20 20
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007
04. Bis, bis mini, combi, dan sejenisnya/ bus, microbus 1 282 1 316 2,65
05. Truck, pick-up, light truck, tangki, traktor 1 605 1 786 11,28
02. Korban
179 160 -10,61
03. Kerugian (rupiah) 246 800 000 154 000 000 -37,60
Perubahan
Rincian 2007 2008
(%)
(1) (2) (3) (4)
Perubahan
Trayek 2007 2008
(%)
(1) (2) (3) (4)
Sifat
Jenis Jumlah
Umum Tidak Umum
(1) (2) (3) (4)
01. Truck 23 55 78
04. Tangki 8 62 70
Lokal / local - -
Lainnya / others - - - - - -
(kilometer)
Panjang
Length
Jenis Permukaan
Jalan
Jalan Jalan Jalan
Kabu-
Type of Surface negara Propinsi
State
% Province
% paten %
Regency
road road
road
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Rusak berat
- - 33,60 13,55 - -
badly damaged
(kilometer)
Panjang
Length
Jenis Permukaan
Jalan
Jalan Jalan Jalan
Kabu-
Type of Surface negara Propinsi
State
% Province
% paten %
Regency
road road
road
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Kelas I 73,00 100,00 - - - -
Kelas IIIA - - - - - -
Kelas IIIB - - - - - -
Kelas IIIC - - - - - -
Tidak terperinci
- - - - - -
no stated
Pesawat Penumpang
Aircraft Passengers
Bulan
Datang Berangkat Datang Berangkat
Arrivals Departures Arrivals Departures
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari / January 6 6 29 52
Pebruari / February 6 6 24 47
Maret / March 10 10 94 93
Mei / May 8 8 51 67
Juni / June 7 7 56 94
Juli / July 9 9 76 75
Agustus / August 6 6 47 55
September / September 7 7 60 53
Oktober / October 5 5 42 63
Nopember / November 6 6 67 78
Desember / December 5 5 49 45
Jumlah
0 0 5 053 4 862 115 73
Sumber : Kantor Pelabuhan Udara Haliwen, Atambua
Source ; Haliwen Air Port Office, Atambua
Penumpang
Kunjungan
Passengers
Bulan Kapal
Datang Berangkat
Ship Visit
Arrivals Departures
(1) (2) (3) (4)
Januari / January 27 - 40
Pebruari / February 27 - 27
Maret / March 45 8 63
Nopember / November 50 25 91
Desember / December 34 - 47
II 5 357 2 976,0
IV 10 455 7 632,5
25
20
15
10
-5
1999 2000
2001 2002
2003 2004
2005 2006
2007 2008
Gambar 10.2. Laju Inflasi Kota Atambua Menurut Bulan Tahun 2001 - 2008
12.00
10.00
8.00
6.00
4.00
2.00
0.00
Jan Peb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nop Des
-2.00
-4.00
1.1. Hasil Pajak Daerah 3 318 108 286 3 994 535 999
1.2. Hasil Retribusi Daerah 6 242 556 135 7 503 012 676
1.3. Hasil Pengelolaan kekayaan daerah yang 1 134 059 724 1 532 100 875
dipisahkan
1.4. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah 8 099 491 220 9 021 420 537
2. DANA PERIMBANGAN 410 083 075 668 455 519 642 217
2.1. Bagi Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak 19 810 075 668 18 235 594 217
2.2. Dana Alokasi Umum (DAU) 344 589 000 000 379 987 048 000
2.3. Dana Alokasi Khusus (DAK) 45 684 000 000 57 297 000 000
3. LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 41 994 631 095 122 414 734 232
3.1. Pendapatan lain yang sah 35 139 709 911 2 538 222 083
3.2. Dana darurat - -
3.3. Dana bagi hasil pajak dari propinsi dan pemda 6 854 921 184 2 427 695 050
lainnya
3.4. Dana penyesuaian dan otonomi khusus - 4 729 596 000
3.5. Bantuan keuangan dari propinsi atau pemda - 1 277 781 250
lainnya
3.6. Penerimaan pembiayaan daerah - 111 441 465 449
PENDAPATAN DAERAH 470 871 922 128 600 193 303 619
1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 270 885 579 861 270 696 216 314
1.1. Belanja Pegawai 226 638 355 361 245 882 402 164
1.2. Belanja Bunga - -
1.3. Belanja Subsidi - -
1.4. Belanja Hibah 228 165 000 19 965 352 650
1.5. Belanja Bantuan Sosial 4 019 059 500 4 848 461 500
1.6. Belanja bagi hasil kepada - -
propinsi/Kab/Kota dan Pemerintah Desa
1.7. Belanja Bantuan keuangan kepada - -
propinsi/kab/kota dan pemerintah Desa
1.8. Belanja Tidak terduga 1 101 636 000 -
2. BELANJA LANGSUNG 196 885 726 120 281 223 505 706
2.1. Belanja Pegawai - 31 869 102 682
2.2. Belanja Barang dan Jasa 112 291 140 267 134 042 894 307
2.3. Belanja Modal 84 594 585 853 115 311 508 717
2.4. Pengeluaran Pembiayaan daerah 6 465 000 000 1 590 000 000
BELANJA DAERAH 474 236 305 981 553 509 722 020
Target Realisasi
Jumlah Persentase
Kecamatan Penerimaan Penerimaan
Wajib realisasi
District Pajak Pajak
Pajak (%)
(Rupiah) (Rupiah)
(1) (2) (3) (4) (5)
A. Pajak Bumi dan Bangunan
01. Malaka Barat 4 662 106 671 265 91 501 425 85,78
02. Rinhat 6 005 72 950 494 72 950 494 100,00
03. Wewiku 4 360 56 670 756 56 670 756 100,00
04. Weliman 4 281 63 366 407 63 366 407 100,00
05. Malaka Tengah 9 026 279 635 719 210 546 867 75,29
06. Sasita Mean 2 713 29 608 662 29 608 662 100,00
07. Botin Leobele 885 17 600 112 17 600 112 100,00
08. Io Kufeu 2 317 19 776 511 19 776 511 100,00
17. Kota Atambua 2 955 263 920 271 237 120 761 89,85
18. Atambua Barat 2 828 299 987 111 284 652 354 94,89
19. Atambua Selatan 3 205 140 386 766 129 605 834 92,32
20. Tasifeto Timur 5 746 105 025 892 105 025 892 100,00
21. Raihat 3 144 69 418 845 69 418 845 100,00
22. Lasiolat 3 202 46 963 616 46 963 616 100,00
Banyaknya
Simpanan
Jenis Koperasi Saving Deposits
Koperasi Anggota
(rupiah)
Cooperative Members
(1) (2) (3) (4)
Banyaknya
Simpanan
Kecamatan
Koperasi Anggota Saving Deposits
District
Cooperative Members ( Ribuan Rupiah)
(1) (2) (3) (4)
01. Malaka Barat 2 2 167 72 678 000
02. Rinhat 1 449 5 722 950
03. Wewiku - - -
04. Weliman - - -
05. Malaka Tengah 2 1 793 69 866 700
06. Sasita Mean*) 5 2 017 69 974 000
07. Io Kufeu - - -
08. Botin Leobele - - -
Komoditi
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Commodities
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
02. Ikan asin / salted fish 239,01 321,49 256,15 280,92 187,16 63,24
03. Minyak goreng / cooking oil 243,24 267,02 344,97 441,23 178,42 190,20
04. Gula pasir / refined sugar 265,16 345,86 333,40 345,86 126,78 128,76
05. Garam hancur / salt 312,50 249,99 543,19 592,57 75,00 75,00
06. Minyak tanah / karosene 520,05 585,90 428,62 432,72 142,36 164,31
07. Sabun cuci / soap 310,75 312,45 409,82 461,05 113,99 113,14
08. Tekstil kasar / textile 336,00 284,00 369,22 373,92 98,99 96,14
09. Batik kasar / batik 587,94 652,16 662,38 678,94 102,78 100,44
Tabel /
Rata-Rata Bulanan Harga Eceran Sembilan Bahan Pokok
Average retail Price of 9 Essential Commodities and
2 0
Table 10.3.2
dan Barang Srategis lainnya di Pasar Atambua
Others Stratigies Commodities in Atambua Market
0 8
Tabel /
Rata-Rata Indeks Harga Sembilan
Average Indeks Price of 9 Essential
2 0
Minyak
Beras Ikan Asin Gula Pasir
Bulan Goreng
/ Kg / Kg / Kg
/ Botol
(1) (2) (3) (4) (5)
Table 10.3.3
Bahan Pokok di Kota Atambua
Commodities in Kota atambua
0 8
Tabel /
Inflasi Atambua Menurut Bulan
Inflation Rate in Atambua
2 0
Makanan
Bulan Bahan Jadi, Rokok,
Perumahan Sandang
Month Makanan dan
Tembakau
(1) (2) (3) (4) (5)
Januari / January 3,22 3,22 6,61 1,49
Table 10.3.4
dan Kelompok Kebutuhan
by Month and Group
0 8
( persen )
Pendidikan,
Transportasi dan
Kesehatan Rekreasi, dan Umum
Komunikasi
Olahraga
(1) (2) (3) (4)
3,36 0,60 0,08 3,52
Komoditi
2003 2004 2005 2006 2007 2008
Commodities
Cabang : Atambua
Emas/Pe Mobil/ Bangun Nilai
TV/Tape Tanah
Bulan rhiasan Motor an Lainnya Gadaian
(Buah) (Bidang)
(Gram) (Buah) (Buah) (000 Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Januari - - -
7 311 12 20 2 205 000
02. Pebruari 7 400 17 23 - - - 2 279 000
03. Maret - - -
7 749 16 13 2 615 000
04. April - - -
7 048 16 17 2 219 000
05. Mei - - -
7 657 10 25 2 621 000
06. Juni - - -
7 406 12 17 2 386 000
07. Juli - - -
7 401 14 15 2 582 000
08. Agustus - - -
7 268 11 20 2 517 000
09. September - - -
6 604 9 30 2 375 000
10. Oktober - - -
7 834 10 25 2 781 000
11. Nopember - - -
7 463 13 15 2 727 000
12. Desember - - -
6 030 6 9 2 185 000
Cabang : Betun
Emas/ Mobil/ Bangun Nilai
TV/Tape Tanah
Bulan Perhiasan Motor an Lainnya Gadaian
(Buah) (Bidang)
(Potong) (Buah) (Buah) (000 Rp)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
01. Januari - - -
4 672 1 1 1 124 437
02. Pebruari 4 344 - 2 - - - 1 061 052
03. Maret - - -
5 324 2 9 1 312 201
04. April - - -
3 970 1 4 985 996
05. Mei - - -
4 703 1 1 1 254 367
06. Juni - - -
4 281 - 2 1 055 914
07. Juli - - -
4 737 2 6 1 231 847
08. Agustus - - -
4 197 - 2 1 116 993
09. September - - -
4 010 2 3 1 147 193
10. Oktober - - -
4 580 3 4 1 205 561
11. Nopember - - -
4 264 1 6 1 185 222
12. Desember - - -
3 874 1 4 1 065 240
PENDAPATAN REGIONAL
PDRB ATAS DASAR milyar rupiah dan meningkat 6,29%
BERLAKU DAN HARGA pada tahun 2008 atau menjadi 1
KONSTAN 461,086 milyar rupiah. Sekalipun
PDRB atas dasar harga berlaku
Pendapatan regional mengalami peningkatan yang cukup
menggambarkan tingkat produksi siginifikan yaitu 6,29% namun nilai
dari suatu wilayah yang dicapai PDRB atas dasar harga konstan
dalam suatu tahun tertentu pada tabel 11.2 hanya bertumbuh
termasuk perubahannya dari tahun sebesar 4,35% (bandingkan dengan
ke tahun, sehingga mempunyai tabel 11.10). Kondisi ini
peranan penting dalam mengetahui menunjukkan bahwa walaupun
tingkat kegiatan ekonomi dan secara absolut rata-rata pendapatan
kepesatan pertumbuhannya. Salah masyarakat meningkat namun daya
satu indikator penting dalam beli dari pendapatan tersebut masih
mengetahui pendapatan regional tergolong rendah.
adalah Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB). PDRB merupakan STRUKTUR EKONOMI
total nilai tambah barang dan jasa
yang diproduksi dalam wilayah Bila diamati menurut
tertentu, dalam hal ini Kabupaten sektor, kontribusi terbesar dalam
Belu, dalam satu tahun tertentu. perekonomian Kabupaten Belu
Apabila PDRB dihitung dengan berasal dari sektor pertanian (lihat
menggunakan harga yang berlaku tabel 11.3) sebesar 48,01%
pada masing-masing tahun Dibandingkan tahun sebelumnya,
penghitungan disebut sebagai kontribusi sektor pertanian tahun
PDRB harga berlaku. Sedangkan, 2008 mengalami sedikit penurunan.
apabila PDRB dihitung Sementara itu, sektor jasa-jasa
menggunakan harga yang berlaku memberikan kontribusi terbesar
pada tahun dasar, (tahun 2000) kedua dalam struktur perekonomian
disebut sebagai PDRB harga Kabupaten Belu sebesar 21,54%.
konstan. Secara parsial, pada sektor jasa-jasa
didominasi oleh sub sektor
Tabel 11.1 memperlihatkan pemerintahan umum yang
nilai PDRB atas dasar harga berlaku memberikan share 16,06%
yang terus meningkat dalam kurun sedangkan jasa swasta hanya 5,48%
waktu 2007-2008. Pada tahun 2007 terhadap total PDRB. Kecilnya
nilainya mencapai 1 374,676 kontribusi jasa swasta
6.00%
5.00%
4.00%
3.00%
2.00%
1.00%
0.00%
02
20 03
20 04
20 05
20 06
20 07
20 08
20
Gambar 11.2. Pendapatan Perkapita Penduduk Kabupaten Belu Tahun 2002 - 2008
3,500,000
3,000,000
2,500,000
2,000,000
1,500,000
1,000,000
500,000
0
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
100.00%
90.00%
80.00%
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
a. tanaman bahan makanan / farm food crops 485 308 503 992
b. tanaman perkebunan / farm non food crops 30 200 31 391
c. peternakan & hasil-hasilnya / livestock & products 139 491 141 999
d. kehutanan / forestry 1 024 1 076
e. perikanan / fishery 22 556 23 079
a. perdagangan besar & eceran / wholesail & retail trade 153 142 161 455
b. perhotelan / hotels 717 757
c. restoran, rumah makan / restaurants 3 187 3 458
Lapangan Usaha
2008 2008
Industrial Origin
1. angkutan rel
2. pengangkutan jalan raya / land transport 55 298 59 859
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
a. tanaman bahan makanan / farm food crops 338 906 341 655
b. tanaman perkebunan / farm non food crops 14 915 15 114
c. peternakan & hasil-hasilnya / livestock & products 124 677 126 812
d. kehutanan / forestry 562 589
e. perikanan / fishery 14 953 15 118
a. perdagangan besar & eceran / wholesail & retail trade 92 334 97 264
b. perhotelan / hotels 317 323
c. restoran, rumah makan / restaurants 2 126 2 278
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
1. angkutan rel
2. pengangkutan jalan raya / land transport 39 097 42 168
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
a. perdagangan besar & eceran / wholesail & retail trade 11,14 11,05
b. perhotelan / hotels 0,05 0,05
c. restoran, rumah makan / restaurants 0,23 0,24
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
1. angkutan rel
2. pengangkutan jalan raya / land transport 4,02 4,10
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
a. perdagangan besar & eceran / wholesail & retail trade 10,36 10,46
b. perhotelan / hotels 0,04 0,03
c. restoran, rumah makan / restaurants 0,24 0,24
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
1. angkutan rel
2. pengangkutan jalan raya / land transport 4,39 4,53
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
a. perdagangan besar & eceran / wholesail & retail trade 105,33 105,43
b. perhotelan / hotels 106,27 105,64
c. restoran, rumah makan / restaurants 107,94 108,48
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
1. angkutan rel
2. pengangkutan jalan raya / land transport 108,19 108,25
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
a. perdagangan besar & eceran / wholesail & retail trade 104,85 105,34
b. perhotelan / hotels 101,92 102,02
c. restoran, rumah makan / restaurants 106,78 107,12
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
1. angkutan rel
2. pengangkutan jalan raya / land transport 107,48 107,86
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
a. perdagangan besar & eceran / wholesail & retail trade 200,37 211,25
b. perhotelan / hotels 416,68 440,19
c. restoran, rumah makan / restaurants 203,69 220,96
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
1. angkutan rel
2. pengangkutan jalan raya / land transport 245,27 265,50
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
a. perdagangan besar & eceran / wholesail & retail trade 120,81 127,26
b. perhotelan / hotels 184,10 187,82
c. restoran, rumah makan / restaurants 135,89 145,57
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
1. angkutan rel
2. pengangkutan jalan raya / land transport 173,41 187,03
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
a. perdagangan besar & eceran / wholesail & retail trade 165,86 166,00
b. perhotelan / hotels 226,33 234,37
c. restoran, rumah makan / restaurants 149,89 151,80
Lapangan Usaha
2007 2008
Industrial Origin
1. angkutan rel
2. pengangkutan jalan raya / land transport 141,44 141,95
9. Jasa-Jasa
10,22 10,81
Service
( ribuan rupiah)
(1) (2)
2002 2 963 029
2003 3 005 681
2004 3 433 452
2005 3 354 336
2006 3 482 594
2007 3 628 244
2008 3 803 109
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Belu
Source : BPS - Statistics of Belu Regency
Kabupaten/Kota
2005 2006 2007
Regency/Municipality
(1) (2) (3) (4)
Kabupaten/Kota
2005 2006 2007
Regency/Municipality
(1) (2) (3) (4)