Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 6, No.

2, Edisi April 2017

Hasil Uji Coba Video Pembelajaran Mata Kuliah Kultur Jaringan Berbasis
Masalah pada Dosen dan Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi
UMTS
Melvariani Syari Batubara
Program Studi Pendidikan Biologi FKIP, Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
Email : melva_smile@yahoo.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan media video pembelajaran kultur jaringan berbasis
masalah. Penelitian pengembangan ini menggunakan model Borg dan Gall melalui 7 tahapan yaitu: (1)
Pengumpulan data penelitian berupa nilai hasil belajar mahasiswa mata kuliah kultur jaringan, observasi, dan
wawancara kepada mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kultur jaringan dan dosen pengampu mata kuliah
kultur jaringan, (2) Perencanaan berupa membuat sintak pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan membuat
skenario setiap materi kultur jaringan, (3) Pengembangan produk awal berupa video pembelajaran kultur
jaringan berbasis masalah, (4) Uji coba lapangan produk utama berupa uji teman sejawat, perorangan dan
kelompok kecil oleh mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kultur jaringan, (5) Revisi produk uji coba lapangan
utama, (6) Uji coba lapangan skala luas berupa uji coba lapangan terbatas oleh mahasiswa yang mengikuti mata
kuliah kultur jaringan, (7) Revisi produk final hasil uji coba lapangan skala luas. Pengumpulan data dilakukan
dengan menggunakan angket. Data dianalisis dengan menggunakan teknik analisis deskriptif. Dari hasil
penilaian terhadap video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah yang telah dikembangkan dinilai “layak”
digunakan dengan persentase rata-rata skor 76,7% oleh teman sejawat dosen. Hasil tanggapan mahasiswa dinilai
“layak” digunakan, melalui uji coba perorangan dengan persentase rata-rata skor 75,6%, uji coba kelompok kecil
73,8%, dan uji coba lapangan terbatas 82%. Media video pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah
dikategorikan baik dan “ layak” digunakan pada perkuliahan kultur jaringan.

Kata kunci: Video Pembelajaran, Kultur Jaringan, Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

PENDAHULUAN kultur jaringan, sehingga perlu dikembangkan


media pembelajaran yang baik berupa video
Cabang ilmu terapan bioteknologi, yaitu pembelajaran.
kultur jaringan. Kultur jaringan dapat dimaknai Wawancara kepada mahasiswa yang
sebagai budidaya jaringan/sel tanaman menjadi mengikuti mata kuliah kultur jaringan di
tanaman utuh yang kecil yang mempunyai sifat Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas
yang sama dengan induknya (Harahap, 2011). Muhammadiyah Tapanuli Selatan, diperoleh
Mata kuliah kultur jaringan tergolong ke dalam informasi bahwa dosen pengampu mata kuliah
kelompok bidang kajian bioteknologi yang belum sepenuhnya menggunakan media video
terdiri dari banyaknya proses dan perhitungan. pembelajaran di dalam proses pembelajaran
Materi yang diberikan pada mata kuliah ini kultur jaringan. Media yang digunakan pada
adalah pengenalan kultur jaringan tanaman, saat pembelajaran masih biasa dan terbatas
pengenalan laboratorium kultur jaringan, berupa media visual dengan menggunakan
sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media LCD, sehingga diperlukan pengembangan
kultur jaringan Murashige and Skoog (MS), media dalam bentuk audio–visual yaitu berupa
perbanyakan tanaman secara in vitro, induksi video pembelajaran yang dapat meningkatkan
kalus, dan sterilisasi dan penanaman dari minat belajar, kemampuan berpikir kritis, hasil
eksplan lapang. Pada kenyataannya banyak belajar dan pemahaman mahasiswa terhadap
materi mata kuliah kultur jaringan ini tergolong mata kuliah kultur jaringan. Selain itu, dari
baru, yang terkesan monoton, dan bersifat observasi di lapangan, juga didapatkan
abstrak bagi mahasiswa yang mengikuti mata informasi bahwa laboratorium kultur jaringan di
kuliah tersebut. Sehingga untuk mengatasi Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan
masalah tersebut dibutuhkan alat bantu agar juga belum ada, pada saat ini masih hanya
mempermudah mahasiswa memahami materi sebatas perkuliahan saja, sehingga diperlukan
pada mata kuliah kultur jaringan. Saat ini, penggunaan video pembelajaran yang dapat
belum ada media pembelajaran yang efektif menggantikan fungsi laboratorium kultur
digunakan untuk membantu pemahaman jaringan.
mahasiswa terhadap materi pada mata kuliah
267
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 6, No. 2, Edisi April 2017

Hasil studi awal yang dilakukan pada dan video tutorial dapat mendukung siswa
dosen pengampu mata kuliah kultur jaringan, dalam memperoleh kelengkapan data yang
menunjukkan bahwa hasil belajar mahasiswa dibutuhkan dan cukup membantu siswa dalam
Program Studi Pendidikan Biologi, Universitas memahami materi dengan lebih mudah.
Muhammadiyah Tapanuli Selatan Tahun Ajaran Dengan kata lain dalam penelitian ini akan
2014/2015, yang belum menggunakan video dikembangkan video pembelajaran berbasis
pembelajaran di dalam proses pembelajaran masalah. Video pembelajaran dengan berbasis
cukup rendah dibandingkan dengan yang masalah memegang peran yang cukup
sesekali menggunakan video pembelajaran, signifikan karena berdasarkan hasil penelitian
yang dibuktikan dari perolehan nilai ujian akhir dari Rasim, Setiawan, dan Rahman (2008),
semester dari dua kelas (ada kelas yang sesekali dapat dihasilkan bahwa metode pembelajaran
menggunakan video pembelajaran di dalam berbasis komputer yang dikembangkan dapat
proses pembelajarannya dan ada kelas yang memberikan visualisasi materi abstrak,
belum sama sekali menggunakan video membantu mahasiswa belajar tanpa dibatasi
pembelajaran di dalam proses pembelajaran- ruang dan waktu, dapat menggunakan berbagai
nya). Nilai rata-rata dari ujian final mahasiswa media pembelajaran sehingga materi presentasi
yang belum menggunakan video pembelajaran lebih interaktif, membantu mahasiswa dalam
di dalam proses pembelajaran, masih belum memahami materi yang lebih dalam dan
bisa mendapatkan nilai B (70-79). penggunaan gabungan media pembelajaran
Rendahnya hasil belajar mahasiswa yang akan meningkatkan performance materi
sama sekali belum menggunakan video presentasi.
pembelajaran di dalam proses pembelajarannya Dalam penelitian ini akan dikembangkan
dapat disebabkan oleh kurang tepatnya media video pembelajaran berbasis masalah tentang
pembelajaran yang digunakan atau materi kultur jaringan. Beberapa alasan kenapa
diimplementasikan, pembelajaran berpusat pada materi kultur jaringan ini dipilih sebagai tema
dosen, mahasiswa kurang terlibat aktif dalam dalam pengembangan media video
proses pembelajaran untuk membangun dan pembelajaran berbasis masalah ini, antara lain,
menemukan sendiri pengetahuannya, sehingga sumber media pembelajaran terutama video
mahasiswa hanya menghafal fakta-fakta dari pembelajaran berbasis masalah tentang materi
buku. kultur jaringan belum ada. Berdasarkan hasil
Media video adalah segala sesuatu yang penelitian dari Nurcahyo (2004) dapat
memungkinkan sinyal radio dapat dihasilkan bahwa proses dan produk penelitian
dikombinasikan dengan gambar bergerak secara dapat digunakan sebagai media pembelajaran
sekuensial (Daryanto, 2012). Program video materi kultur sel hewan pada matakuliah
dapat dimanfaatkan dalam program bioteknologi. Media pembelajaran materi kultur
pembelajaran karena dapat memberikan sel hewan ini mempermudah mahasiswa
pengalaman yang tidak terduga kepada siswa. memahami substansi bioteknologi yang bersifat
Selain itu, program video dapat dikombinasikan abstrak, memiliki daya tarik untuk dipelajari,
dengan animasi dan pengaturan kecepatan serta dapat memotivasi mahasiswa untuk lebih
untuk mendemonstrasikan perubahan dari memahami secara lebih dalam materi
waktu ke waktu. Kemampuan video dalam bioteknologi. Dari hasil penelitian
memvisualisasikan materi terutama efektif memperlihatkan bahwa sangat penting untuk
untuk membantu menyampaikan materi yang mengembangkan media pembelajaran pada
bersifat dinamis. Materi yang memerlukan materi kultur jaringan tanaman yang berbasis
visualisasi seperti mendemonstrasikan hal-hal masalah.
seperti gerakan motorik tertentu, ekspresi
wajah, ataupun suasana lingkungan tertentu METODE PENELITIAN
melalui pemanfaatan teknologi video dapat
disajikan dengan lebih menarik dan kompatibel. Subjek penelitian adalah mahasiswa
Penelitian tentang video pembelajaran ini semester VI Program Studi Pendidikan Biologi,
penting karena, sudah ada penelitian tentang Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
video pembelajaran tapi belum berbasis Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.
masalah. Selain itu juga, video pembelajaran Penelitian ini menggunakan pendekatan
juga sangat penting untuk digunakan sebagai penelitian pengembangan, karena dalam
sumber belajar. Dari hasil penelitian Pujadi dan penelitian ini ingin dihasilkan sebuah produk
Harisno (2013), dapat dihasilkan bahwa modul melalui hasil pengembangan. Data yang
aplikasi model perangkat ajar berbasis animasi diperoleh dalam penelitian ini adalah data
268
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 6, No. 2, Edisi April 2017

kualitatif yang diperoleh dari jawaban angket jaringan di Universitas Muhammadiyah


yang diisi oleh mahasiswa, teman sejawat, dan Tapanuli Selatan dan uji kelompok kecil pada 4
tim ahli. orang mahasiswa; (7) Operational Product
Langkah-langkah penelitian R & D yang Revision (revisi produk), meliputi melakukan
dikemukan Borg dan Gall adalah: (1) Research revisi berdasarkan kritik dan saran yang
and Information colletion (penelitian dan diberikan oleh mahasiswa yang mengikuti uji
pengumpulan data), meliputi pengumpulan data coba perorangan dan uji coba kelompok kecil
awal berupa nilai hasil belajar mahasiswa mata video pembelajaran berbasis masalah; (8)
kuliah kultur jaringan, analisis observasi dan Operational Field Testing (uji coba lapangan
wawancara kepada mahasiswa yang mengikuti skala luas/uji kelayakan), meliputi uji lapangan
mata kuliah kultur jaringan dan dosen pada 22 orang mahasiswa yang mengikuti mata
pengampu mata kuliah kultur jaringan di kuliah kultur jaringan di Universitas
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan Muhammadiyah Tapanuli Selatan; (9) Final
Tahun Ajaran 2014/2015; (2) Planning Product Revision (revisi produk final), meliputi
(perencanaan), meliputi membuat rancangan melakukan revisi berdasarkan kritik dan saran
pembelajaran yaitu pembelajaran berbasis yang diberikan oleh mahasiswa yang mengikuti
masalah berdasarkan stimulasi dengan sintak uji coba lapangan terbatas video pembelajaran
yaitu : Memberikan orientasi tentang berbasis masalah; (10) Disemination and
permasalahannya kepada peserta didik, Implementasi (Desiminasi dan implementasi),
Mengorganisasikan peserta didik untuk meliputi penyebarluasan video pembelajaran
meneliti, Membantu investigasi mandiri dan mata kuliah kultur jaringan berbasis masalah.
kelompok, Mengembangkan dan Penelitian pengembangan ini,
mempresentasikan artefak dan exhibit, serta menggunakan pendekatan kualitatif, dalam
Menganalisis dan mengevaluasi proses mengumpulkan data, peneliti menggunakan
mengatasi masalah. Dan membuat storyboard metode validasi oleh ahli media pembelajaran,
atau skenario setiap materi yaitu : Pengenalan materi kultur jaringan, ahli pembelajaran
Kultur Jaringan Tanaman, Pengenalan berbasis masalah (PBL), dan oleh teman
Laboratorium Kultur Jaringan, Sterilisasi Alat sejawat, wawancara, dokumentasi sebagai data
dan Bahan, Pembuatan Media Kultur Jaringan awal, dan kuisioner sebagai uji coba media oleh
Murashige and Skoog (MS), Perbanyakan mahasiswa baik secara perorangan atau uji coba
Tanaman secara In Vitro, Induksi Kalus, serta secara kelompok kecil, dan uji coba lapangan
Sterilisasi dan Penanaman dari Eksplan Lapang; terbatas.
(3) Develop Preliminary form of Product Bahan dokumen yang dipelajari peneliti
(pengembangan draft produk awal), meliputi dalam tahap awal mencakup ketersediaan
membuat produk awal berupa video perangkat pembelajaran, yaitu silabus dan
pembelajaran berdasarkan data perencanaan dan satuan acara perkuliahan, modul, bahan ajar
storyboard atau skenario setiap materi yaitu: yang ada dan media yang digunakan.
Pengenalan Kultur Jaringan Tanaman, Sedangkan dokumen yang diperoleh pada saat
Pengenalan Laboratorium Kultur Jaringan, uji coba produk mencakup hasil belajar
Sterilisasi Alat dan Bahan, Pembuatan Media mahasiswa, foto-foto dan rekaman unjuk kerja
Kultur Jaringan Murashige and Skoog (MS), mahasiswa saat evaluasi.
Perbanyakan Tanaman secara In Vitro, Induksi Analisis data dalam penelitian ini adalah
Kalus, serta Sterilisasi dan Penanaman dari deskriptif. Data yang diperoleh dianalisis dalam
Eksplan Lapang; (4) Preliminary Field Testing bentuk Skala Likert yang telah diberi skor 1 - 5.
(uji coba lapangan awal), meliputi uji ahli Kemudian data dianalisis dengan menggunakan
materi kultur jaringan, uji keterbacaan, uji statistik deskriptif (skor rata-rata dan
kelayakan oleh ahli media pembelajaran, uji persentase), yaitu menghitung persentase
ahli pembelajaran berbasis masalah (PBL), dan indikator penggunaan video pembelajaran yang
oleh teman sejawat; (5) Main Product Revision telah dikembangkan. Perhitungan data hasil
(revisi hasil uji coba), meliputi melakukan penelitian menggunakan rumus di atas akan
revisi berdasarkan kritik dan saran yang menghasilkan angka dalam bentuk persen.
diberikan oleh ahli materi kultur jaringan, ahli Klasifikasi skor tersebut selanjutnya diubah
media pembelajaran, ahli pembelajaran berbasis menjadi klasifikasi dalam bentuk persentase,
masalah (PBL), dan oleh teman sejawat; (6) kemudian ditafsirkan dengan kalimat kualitatif.
Main Field Testing (uji lapangan produk
utama), meliputi uji terbatas pada 2 orang
mahasiswa yang mengikuti mata kuliah kultur
269
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 6, No. 2, Edisi April 2017

HASIL DAN PEMBAHASAN komentar dan saran untuk meningkatkan


kualitas video pembelajaran yang telah
Hasil dikembangkan
Penilaian Dosen Terhadap Video Berdasarkan hasil penilaian uji coba teman
Pembelajaran sejawat yang telah dilakukan oleh Dosen
Penilaian dosen terhadap video Program Studi Pendidikan Biologi UMTS
pembelajaran kultur jaringan berbasis masalah sebanyak 2 orang, maka diperoleh hasil jumlah
yang telah dikembangkan dilakukan oleh persentase rata-rata skor adalah 76,7% termasuk
Nurmaini Ginting, M. Si. dan Yusni Atifah dalam kategori “layak”. Hasil analisis penilaian
Pulungan, M. Si. Keduanya adalah Dosen menurut dosen terhadap masing-masing aspek
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas secara keseluruhan, dapat dilihat pada Gambar
Muhammadiyah Tapanuli Selatan. Tujuan dari 1 berikut ini:
penilaian ini adalah untuk memperoleh

90
80
Rata-Rata Persentase

70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aspek Penilaian
Dosen 1 Dosen 2 Rata-Rata Skor Dosen

Gambar 1. Penilaian Terhadap Masing-Masing Aspek oleh Dosen

Uji Coba Perorangan persentase rata-rata skor adalah 75,6% termasuk


Berdasarkan hasil penilaian yang telah dalam kategori “layak”. Hasil analisis penilaian
dilakukan pada uji coba perorangan oleh 2 menurut mahasiswa pada uji coba perorangan
orang mahasiswa semester VI Program Studi terhadap masing-masing aspek secara
Pendidikan Biologi Universitas keseluruhan, dapat dilihat pada Gambar 2
Muhammadiyah Tapanuli Selatan Padang- berikut ini:
sidimpuan, maka diperoleh hasil jumlah

100 90
90 80 80 80 80 80
80
Rata-Rata Persentase

70 70
70
60 50
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aspek Penilaian
Gambar 2. Penilaian Terhadap Masing-Masing Aspek oleh Mahasiswa pada Uji Coba Perorangan
270
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 6, No. 2, Edisi April 2017

Uji Coba Kelompok Kecil persentase rata-rata skor adalah 73,8% termasuk
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dalam kategori “cukup layak”. Hasil analisis
dilakukan pada uji coba kelompok kecil oleh 4 penilaian menurut mahasiswa pada uji coba
orang mahasiswa mahasiswa semester VI kelompok kecil terhadap masing-masing aspek
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas secara keseluruhan, dapat dilihat pada Gambar
Muhammadiyah Tapanuli Selatan Padang 3 berikut ini:
Sidimpuan, maka diperoleh hasil jumlah

100
90
90
80
80 76 76
70 70 70
Rata-Rata Persentase

70 66 66
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aspek Penilaian

Gambar 3. Penilaian Terhadap Masing-Masing Aspek oleh Mahasiswa pada Uji Coba Kelompok Kecil

Uji Coba Lapangan Terbatas persentase rata-rata skor adalah 82% termasuk
Berdasarkan hasil penilaian yang telah dalam kategori “layak”. Hasil analisis penilaian
dilakukan pada uji coba lapangan terbatas oleh menurut mahasiswa pada uji coba lapangan
22 orang mahasiswa mahasiswa semester VI terbatas terhadap masing-masing aspek secara
Program Studi Pendidikan Biologi Universitas keseluruhan, dapat dilihat pada Gambar 4
Muhammadiyah Tapanuli Selatan Padang berikut ini:
Sidimpuan, maka diperoleh hasil jumlah

90
88
88
86
86
84 84 84
Rata-rata Persentase

84
82
82
80 80
80
78
78
76
74
72
70
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aspek Penilaian
Gambar 4. Penilaian Terhadap Masing-Masing Aspek oleh Mahasiswa pada Uji Coba Kelompok Besar

271
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 6, No. 2, Edisi April 2017

Hasil penilaian dan uji coba pada seluruh maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan
mahasiswa semester VI Program Studi video pembelajaran kultur jaringan berbasis
Pendidikan Biologi Universitas masalah dinyatakan ”layak” secara
Muhammadiyah Tapanuli Selatan Padang keseluruhan.
Sidimpuan yang menjadi sampel penelitian,

84 82
82
Rata-Rata Persentase

80
78 76,7
75,6
76
73,8
74
72
70
68
1 2 3 4
Uji Coba
Gambar 5. Perbandingan Hasil Uji Coba oleh Dosen dan Mahasiswa Terhadap Video Pembelajaran Kultur
Jaringan Berbasis Masalah

PEMBAHASAN diakomodasikan sehingga kadar hasil belajar


akan meningkat. Media juga dapat
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan mempelancar pemahaman dam memperkuat
bahwa produk video pembelajaran kultur ingatan selain itu, juga dapat menumbuhkan
jaringan berbasis masalah berdasarkan penilaian minat siswa dan dapat memberikan hubungan
pada uji coba rekan sejawat dosen, uji coba antara materi pelajaran dengan dunia nyata.
perorangan, uji coba kelompok kecil, dan uji Media dapat memotivasi dan menarik perhatian
coba lapangan terbatas oleh mahasiswa bahwa siswa untuk belajar dengan demikian media
termasuk dalam kategori baik dan “layak”. dapat diartikan suatu alat pembelajaran yang
Hasil penelitian oleh Batubara (2016) pada hanya bisa dilihat dengan menggunakan panca
mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi, indra (Harahap, 2016).
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan, Video yang berkaitan dengan makhluk
menunjukkan bahwa hasil penilaian terhadap hidup dapat dijadikan sebagai sumber belajar
video pembelajaran kultur jaringan berbasis kedua setelah buku teks. Sumber belajar kedua
masalah yang telah dikembangkan dinilai baik ini perlu diolah dan ditata ulang menjadi media
dan “layak” digunakan dengan persentase rata- pembelajaran yang fungsional, yang
rata skor 84% oleh ahli materi kultur jaringan, menjadikan mahasiswa dapat belajar melakukan
80% oleh ahli desain video pembelajaran, dan penafsiran antara fakta dan konsep yang
85% oleh ahli pembelajaran berbasis masalah relevan. Upaya pemanfaatan media
(PBL). pembelajaran memungkinkan munculnya
Hasil penelitian Hasruddin dan Mahmud aktivitas belajar penafsiran yang menjembatani
(2015), menunjukkan bahwa penggunaan video antara fakta dan konsep ilmu yang dipelajari
menimbulkan motivasi dan menyenangkan bagi (Jayati, 2015).
peserta didik, yang pada akhirnya dapat Video pembelajaran materi kultur sel
menimbulkan kegairahan peserta didik dalam hewan dalam bentuk CD pembelajaran ini
belajar dan menaikkan prestasi belajarnya. Dan mempermudah mahasiswa memahami substansi
pembelajaran akan menjadi mudah bagi peserta biologi yang bersifat abstrak, memiliki daya
didik untuk menerima materi pelajaran dengan tarik untuk dipelajari, serta dapat memotivasi
menggunakan video pembelajaran. mahasiswa untuk lebih memahami secara lebih
Media sangat memegang peranan penting dalam materi kultur sel hewan (Nurcahyo,
dalam proses belajar mengajar. Media adalah 2004). Konsep pembelajarn yang cocok
sebuah alat untuk memproses informasi dan digunakan oleh siswa adalah video yang
komunikasi yang dihubungkan dengan jaringan, memuat detil langkah-langkah teknis yang
media yang menarik dan atraktif dan interaktif. disertai dengan narasi yang jelas (Revi dkk,
Melalui media potensi indra peserta didik dapat 2004).
272
Jurnal Pendidikan Biologi, Vol. 6, No. 2, Edisi April 2017

Pembelajaran berbasis masalah (PBL) ini DAFTAR PUSTAKA


dapat mendukung siswa belajar mandiri di luar
kelas dan tidak terbatas oleh waktu sehingga Batubara, M. S. 2016. Pengembangan Video
siswa bisa belajar kapan dan di mana saja. Pembelajaran Mata Kuliah Kultur Jaringan
Selain itu pembelajaran berbasis masalah juga Berbasis Masalah. Seminar Nasional II &
cukup menarik tidak membuat siswa cepat Workshop Biologi dan Pembelajarannya. First
Postgraduate Bio Expo 2016 Universitas Negeri
bosan dalam mempelajari materi Biologi.
Medan.
Akhirnya pembelajaran berbasis masalah ini Harahap. A. F. 2016. Upaya Meningkatkan
dapat mendukung siswa dalam mendapatkan Kreativitas Belajar Ilmu Pengetahuan Alam
kelengkapan data yang dibutuhkan. Sedangkan (IPA) Melalui Penerapan Model Pembelajaran
video pembelajaran yang ada cukup Kooperatif Tipe Think Pair Share (TPS)
mempermudah siswa dalam memahami materi Berbantuan Media Komputer. Jurnal EKSAKTA.
(Pujadi dan Harisno, 2013). Metode 1 (1) : 26-32
pembelajaran berbasis masalah dapat Harahap, F. 2011. Kultur Jaringan Tanaman.
memberikan visualisasi materi abstrak, Medan: UNIMED Press.
membantu mahasiswa belajar tanpa dibatasi Hasruddin dan Mahmud. 2015. Efektivitas
Pengembangan Media Linier Plus Video pada
ruang dan waktu, dapat menggunakan berbagai
Pembelajaran Mikrobiologi Terapan. Jurnal
media pembelajaran sehingga materi presentasi Tabularasa PPS UNIMED. 12 (3) : 320-327.
lebih interaktif, dan membantu mahasiswa Jayati, R. D. 2015. Media Pembelajaran Anatomi
dalam pemahaman materi yang lebih dalam Berbasis Eksternal Representasi. Prosiding
(Rasim dkk, 2008). Seminar Nasional dan Lomba Media
Pembelajaran Lubuklinggau. Seri I.
KESIMPULAN Lubis, J. A. 2012. Pengaruh Penerapan Metode
Berdasarkan hasil penelitian dan Pembelajaran Problem Solving Menggunakan
pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa (1) Video Pembelajaran dan Camtasia Terhadap
Video pembelajaran kultur jaringan berbasis Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Kritis
Mahasiswa tentang Kultur Jaringan di
masalah berdasarkan hasil penilaian uji coba
Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan.
teman sejawat dosen termasuk dalam kriteria Tesis. Medan: Program Pasca Sarjana
“layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu Universitas Negeri Medan.
76,7%, (2) Video pembelajaran kultur jaringan Nurcahyo, H. 2004. Model Pengembangan
berbasis masalah berdasarkan hasil penilaian uji Kompetensi Mahasiswa Calon Guru dalam
coba perorangan oleh mahasiswa termasuk Mengajar Bioteknologi dengan Mengoptimalkan
dalam kriteria “layak” dengan persentase rata- Pemanfaatan Media Pembelajaran Berbasis
rata skor yaitu 75,6%, (3) Video pembelajaran Komputer. JPMS. 4 (1) : 36-43.
kultur jaringan berbasis masalah berdasarkan Pujadi, T. dan Harisno. 2013. Pengembangan Model
hasil penilaian uji coba kelompok kecil oleh Perangkat Ajar Berbasis Animasi: Studi Kasus
Mata Ajar Biologi pada SMP Yaspia dan SMK
mahasiswa termasuk dalam kriteria “cukup
Bina Manajemen Cakung Jakarta Timur.
layak” dengan persentase rata-rata skor yaitu ComTech. Vol. 4 (1) : 363-370.
73,8%, (4) Video pembelajaran kultur jaringan Rasim, W. Setiawan, dan E. F. Rahman. 2008.
berbasis masalah berdasarkan hasil penilaian uji Metodologi Pembelajaran Berbasis Komputer
coba lapangan terbatas oleh mahasiswa dalam Upaya Menciptakan Kultur Pembelajaran
termasuk dalam kriteria “layak” dengan Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi.
persentase rata-rata skor yaitu 82%, (5) Produk Jurnal Pendidikan Teknologi Informasi dan
video pembelajaran kultur jaringan berbasis Komunikasi. Vol. 1 (2) : 1-17.
masalah termasuk baik dan “layak” digunakan Revi, Syahwani, dan Dede. 2004. Pengembangan
untuk perkuliahan kultur jaringan di Program Media Tutorial dalam Pembelajaran Komputer
untuk Keterampilan Membuat Server di SMK.
Studi Pendidikan Biologi UMTS.
JSM STMIK Mikroskil. Vol. 13 (2) : 149-15

273

Anda mungkin juga menyukai