1. Kabupaten Bogor terbentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950
tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat. Sejak saat itu, pembangunan daerah Kabupaten Bogor mulai dilaksanakan oleh segenap pemangku kepentingan, baik pemerintah, masyarakat maupun dunia usaha. Setelah dua puluh tahun pertama sejak pembentukannya, atau tepatnya dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintahan di Daerah, maka kabupaten/kotamadya di seluruh Indonesia, termasuk Kabupaten Bogor mulai diberikan hak dan kewenangan sesuai dengan prinsip otonomi yang nyata dan bertanggungjawab. Namun demikian, selama dua puluh tahun pelaksanaan penyelenggaraan pemerintahan daerah di bawah undang-undang tersebut hingga tahun 1990, mulai muncul tuntutan dari daerah- daerah, agar diberikan kewenangan yang luas, nyata dan bertanggungjawab, karena selama itu, pelaksanaan otonomi daerah lebih merupakan kewajiban dari pada hak daerah untuk mengurus dan mengatur rumah tangganya sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk merespon tuntutan tersebut, pemerintah pusat menerbitkan Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1992 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah dengan Titik Berat pada Daerah Tingkat II. Uji coba pelaksanaan otonomi dengan titik berat otonomi daerah pada Daerah Tingkat II tersebut, dilaksanakan dengan menyerahkan sebagian besar urusan pemerintahan oleh Pemerintah Pusat dan/atau Pemerintah Daerah Tingkat I, kepada Pemerintah Daerah Tingkat II secara bertahap dan berkelanjutan. Oleh karena itu, di beberapa Daerah Tingkat II dilakukan uji-coba percontohan penyelenggaraan otonomi daerah,