Kelompok 3 proudly present Anggota 1111210214 Avisyah Ika Kelompok N. 1111210219 Nanda 1111210215 ayu puspa sartika dewi 1111210220 odi salsabilla 1111210216 Rai Aulia k.f.s 1111210217 Nandin 111210221 Raden Fairuz u. Amanda M.B. 1111210218 Bintang 1111210222 Felicia Pokok Bahasan 1. Konsep dan dasAr hukum otonomi daerah di indonesia 2. Peristiwa Reformasi dan Implikasi Terhadap pelaksanaan otonomi daerah 3. Pelaksanaan otonomi daerah di Indonesia pasca reformasi 4. Pemekaran wilayah serta problematika Konsep dan dasar hukum otonomi daerah di Indonesia 1 menurut KBBI, otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah untukmengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai •dengan PASAL 1 peraturan perundang-undangan AYAT (6) UNDANG yang – UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH. berlaku.
otonomi daerah memberikan keleluasaan bagi pemerintah
daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan dan mengurus masyarakatnya dengan batas batas yang senantiasa menghormati keberadaan dari Negara Indonesia. Dasar hukum dilaksanakannya otonomi daerah di Indonesia yakni sebagai berikut: • Undang Undang Dasar 1945; Pasal 18, 18A, dan 18B • Tap MPR No. XV/MPR/1998 tentang Penyelenggaraan Otonomi Daerah, Pengaturan, Pembagian, dan Pemanfaatan Sumber Daya Nasional yang Berkeadilan, serta Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah dalam Kerangaka NKRI • Tap MPR No. IV/MPR/2000 tentang Rekomendasi Kebijakan dalam Penyelenggaraan Otonomi Daerah otonomi daerah memberikan ruang gerak secukupnya bagi pemerintah daerah untuk mengelola daerahnya sendiri agar lebih berdaya mampu bersaing dalam kerjasama, dan profesional terutama dalam menjalankan pemerintah daerah dan mengelola sumber PERISTIWA REFORMASI DAN IMPLIKASI TERHADAP PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH 2 Reformasi adalah perubahan drastis untuk perbaikan negara, reformasi di Indonesia dipicu oleh krisis moneter 1998 saat kepemimpinan soeharto,tepatnya saat kepemimpinan beralih dari soeharto ke bj Habibie dan terbentuklah era reformasi. • Beralihnya orde baru ke masa reformasi melahirkan amanat 1998 yaitu amandemen UUD 1945. Pada saat orde baru tidak ada otonomi daerah, saat itu menganut sistem sentralisasi /terpusat, jadi otonomi daerah diseragamkan • Pasca reformasi dibuat PASAL 18 UUD 1945 mengatur tentang adanya otonomi • Pasca reformasi dibuat UU no. 6 2014 mengatur tentang DESA.
• Otonomi daerah membawa dampak positif dalam hal
kewenangan daerah dan membuat daerah lebih berkembang dan berdaya, namun ada juga dampak negatifnya yaitu KKN. Pelaksanaan Otonomi Daerah di Indonesia Pasca Reformasi 3 Era reformasi memberikan sebuah dampak besar yakni peluang adanya perubahan sistem pemerintahan daerah yang sentralistik menjadi desentralisasi berdasarkan asas otonomi yang seluas- luasnya. Sistem desentralisasi adalah suatu sistem politik dalam bentuk negara kesatuan yang memberikan sebagian urusan pemerintahan kepada pemerintah lokal atau pemerintah daerah sebagai urusan rumah tangga daerah. Pasca reformasi, banyak peraturan perundang-undangan yang dibentuk dalam rangka menyebar semangat dan esensi dari pelaksanaan otonomi daerah. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dapat diterjemahkan pola hubungan antara pemerintah pusat dan daerah sebagai berikut:
• Desentralisasi adalah penyerahan sebagian kewenangan eksekutif
dari Pemerintah Pusat kepada Daerah, dimana dalam pasal 9 disebutkan bahwa Urusan pemerintahan Konkuren inilah yang menjadi dasar Otonomi Daerah. • Pembagian urusan pemerintahan konkuren tersebut berdasarkan Pasal 13 didasarkan pada prinsip akuntabilitas, efisiensi, eksternalitas, serta kepentingan strategis nasional. • Pasal 13 ayat (2) kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Pemerintah Pusat. • menjadi kewenangan pemerintah daerah provinsi disebutkan dalam Pasal 13 ayat (3) • Pasal 13 ayat (4), kriteria Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota PEMEKARAN WILAYAH SERTA PROBLEMATIKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI INDONESIA PASCA REFORMASI 4 PROBLEMATIKA PELAKSANAAN OTONOMI DAERAH DI INDONESIA PASCAdan pembentukan REFORMASI perumusan regulasi tentang Otonomi Daerah bertujuan untuk memacu sinergi dalam berbagai aspek dalam penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dengan Pemerintah Pusat dan untuk mendorong lebih terciptanya daya guna dan hasil guna penyelenggaraan Pemerintahan Daerah dalam menyejahterakan masyarakat, baik melalui peningkatan pelayanan publik maupun • UU melalui No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, peningkatan daya saing Daerah. orientasi pembangunan Pemekaran Wilayah • Pemekaran wilayah merupakan dinamika kemauan politik masyarakat pada daerah-daerah yang memiliki cakupan luasan wilayah administratif cukup luas. • fenomena pemekaran wilayah secara besarbesaran tersebut sekaligus membawa masalah-masalah baru. • Lepasnya daerah baru dari daerah lama, berarti pula adanya gradasi otoritas, pengurangan anggaran belanja, penurunan penerimaan dan pendapatan, di samping satu hal yang sudah pasti adalah berkurangnya luas wilayah. EA TK I M RSIHA