1. Pengkajian
a. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
Nama
Jenis Kelamin
Usia
Status
Agama
Alamat
Pekerjaan
Pendidikan
Bahasa
Suku Bangsa
Dx Medis
Sumber Biaya
b. Riwayat Keluarga
Genogram
Keterangan Genogram
c. Status Kesehatan
1) Status Kesehatan Saat Ini
b) Keluhan Utama
c) Alasan MRS dan Perjalanan Penyakit Saat Ini
d) Upaya Yang Dilakukan Untuk Mengatasinya
e) Penyakit yang pernah dialami
f) Pernah dirawat
g) Alergi
h) Kebiasan yang merugikan kesehatan
1
1) Riwayat Penyakit Keluarga
2) Diagnosa Medis dan Therapi
e. Pemeriksaan Fisik
1) Keadaan Umum
2) TTV
3) Pemeriksaan Genitalia
b) Inspeksi :
a. Inspeksi penampilan kulit penis, ukuran, dan kelainannya
b. Pada pria yang belum disirkumsisi tarik prepusium untuk
menginspeksi kepala penis dan meatus uretra terhadap
adanya cairan, lesi, edema, inflamasi.
c. Inspeksi batang penis utnuk mengetahui adanya lesi,
jaringan parut atau area edema.
d. Inspeksi skrotum dan testis untuk mengetahui ukuran,
warna bentuk dan kesimetrisannya serta observasi terhadap
adanya lesi dan edema.
2
c) Palpasi
a. Palpasi dengan lembut batang penis untuk mengetahui area
pengerasan atau nyeri local.
b. Palpasi skrotum dan testis perhatikan ukuran, konsistensi,
bentuk, kelicinannya.
c. Palpasi epididimis yang memanjang dari puncak testis ke
belakang.
d. Palpasi saluran sperma.
4) Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan dapat menggunakan sediaan langsung, kultur, tes
definitive, tes β-laktamase dan tes Thomson.
f. Data
1) Data Subjektif :
a) Pasien mengeluh nyeri saat berkemih
b) Pasien mengeluh mengeluarkan nanah pada saat berkemih
c) Pasien mengeluh merasa gatal dan/atau panas di sekitar
penis
d) Pasien mengeluh perasaan tidak tuntas saat berkemih
(anyang-anyangan)
e) Pasien mengeluh merasa nyeri saat ereksi
2) Data Objektif :
a) Pada pemeriksaan tampak orifisium uretra eksternum
merah, edema dan ektropion.
b) Tampak nanah mukopurulen dan dapat terjadi pembesaran
kelenjar getah bening inguinal unilateral atau bilateral.
c) Pada pemeriksaan laboratorium dengan melakukan pembiakan,
ditemukan adanya bakteri Neisseria gonorrhoea.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen cedera biologi (N. Gonorrhea)
b. Kerusakan eliminasi urine b/d infeksi traktus urinarius
3
c. Hipertermi b/d penyakit
d. Kurang pengetahuan b/d misinterpretasi informasi
e. Cemas b/d kritis situasional
f. PK Infeksi
3. Rencana Keperawatan
4
No. Tujuan dan Kriteria Hasil Tindakan Keperawatan Rasional
Dx.
Kolaborasi Kolaborasi
a. Kolaborasi pemberian analgetik a. Pada nyeri yang hebat dan tidak bisa
diredakan dengan terapi relaksasi dapat
diberikn analgetik sesuai indikasi untuk
membantu mengurangi nyeri pasien.
c. Awasi TTV pasien secara berkala. c. Pada pasien yang tidak dapat
mengeluarkan urine dapat hipertermi.
Kolaborasi Kolaborasi
6
per menit). sesuai indikasi.
d) Pasien tidak menggigil dan kulit
pasien tidak kering c. Berikan kompres air hangat; c. Dapat membantu demam. Catatan:
hindari penggunaan alcohol. Penggunaan air es/ alcohol mungkin
menyebabkan kedinginan, peningkatan
suhu secara actual. Selain itu alcohol dapat
mengeringkan kulit.
Kolaborasi Kolaborasi
a. Kolaborasi dalam pemberian a. Digunakan untuk mengurangi demam
antipiretik. dengan aksi sentralnya pada hipotalamus,
meskipun demam dapat berguna dalam
membatasi pertumbuhan organisme dan
meningkatkan autodestruksi dari sel-sel
yang terinfeksi.
7
bertindak sebagai mekanisme perlindungan
yang meningkatkan perawatan diri lebih
efektif.
8
dan materi tertulis diberikan untuk tinjauan
lebih lanjut dan penguatan jika pasien
memiliki kesempatan untuk menenangkan
diri.
9
d. Izinkan pasien untuk d. Penerimaan perasaan akan membuat pasien
mengekspresikan rasa marah, takut, dapat menerima situasi.
putus asa tanpa konfrontasi.
Berikan informasi bahwa
perasaannya adalah normal dan
perlu diekspresikan.
10
b. Gunakan saung tangan/pakaian b. Mencegah penyebaran
pada waktu memeriksa bagian infeksi/kontaminasi silang.
tubuh pasien (memeriksa genital)
e. Selidiki laporan rasa gatal atau e. Depresi system imun dan penurunan dari
peradangan pada vaginal dan antibiotik dapat meningkatkan infeksi
perineal. sekunder, terutama ragi.
Kolaborasi Kolaborasi
11
4. Implementasi
Merupakan suatu tindakan yang dalam keadaan sebenarnya dilakukan dengan sesuai dengan rencana yang ada dalam rencana
keperawatan.
5. Evaluasi
a. Dx 1 : Nyeri pasien terkontrol
12
Terpajan bakteri N. Gonorrhea
Inokulasi bakteri
Pada Tenggorokan
Pada saluran kemih Pada saluran reproduksi
Faringitis
Nyeri saat berkemih
Nyeri akibat Inflamasi
Infeksi
Disuria Nyeri saat Infeksi sistemik
Gangguan Rasa menelan
Nyaman Nyeri
PK
Infeksi Kerusakan ↑ Suhu tubuh
Eliminasi Urin Kurang pengetahuan
Hipertermia
Anxietas Misinterpretasi Pengetahuan Px
informasi tak adekuat
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kencing nanah atau gonorhea adalah penyakit menular seksual yang disebabkan
oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher
rahim, rektum,tenggorokan, dan bagian putih mata (konjungtiva). Gonore bisa
menyebar melalui aliran darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian.
Pada wanita, gonore bisa menjalar ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput di dalam
pinggul sehingga timbul nyeri pinggul dan gangguan
Gejala pertama GO umumnya timbul setelah 2 – 10 hari setelah terpapar oleh
bakteri GO. Tetapi pada beberapa kasus, infeksi telah terjadi berbulan-bulan baru timbul
gejala. Pada pria, gejala pertama dapat berupa rasa tidak nyaman pada uretra, yaitu
saluran yang mengalirkan air kencing dari kandung kencing ke luar tubuh. Setelah itu
timbul rasa nyeri dan keluar nanah. Jika infeksi bertambah parah, nyeri akan bertambah
hebat dan nanah semakin banyak. Pada wanita, gejala biasanya bersifat ringan dan
seringkali seorang wanita tidak menyadari bahwa ia telah terinfeksi GO. Infeksi
biasanya mengenai mulut rahim, juga uretra. Jika bergejala, GO dapat menyebabkan
rasa nyeri saat kencing, kencing lebih sering dan tidak bisa ditahan, juga keluar nanah
dari vagina dan uretra.
Gonore biasanya diobati dengan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler
(melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui mulut) selama satu
minggu (biasanya diberikan doksisiklin). Jika gonore telah menyebar melalui aliran
darah, biasanya penderita dirawat di rumah sakit dan mendapatkan antibiotik intravena
(melalui pembuluh darah atau infus).
15
DAFTAR PUSTAKA
Doungoes, Marilyn E. 2000.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3. Jakarta: EGC
Guyton, Arthur C. & John E. Hall. 2006. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
Robbins 7 Cotran. 2006. Buku Saku Dasar Patologis Penyakit, Edisi 7. Jakarta:
Penerbit Buku Kedokteran EGC
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3 Jilid 2. Jakarta: Media
Aesculapius
16