Anda di halaman 1dari 23

KONSEP TEORI

ANTENATAL CARE

A. Definisi Antenal
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Haen Forer, 2009).
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi
dan penanganan medik pada ibu hamil,untuk memperoleh suatu proses kehamilan
dan persalinan yang aman dan memuaskan ( Muchtar Rustam, 2008). Antenatal
care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu
dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2007).

B. Tanda dan Gejala Antenatal


Menurut Haen Forer, (2009) beberapa tanda dan gejala antenatal yaitu :
1. Tanda Tidak Pasti/Tanda Mungkin Kehamilan
a. Persumtif Sign ( subyektif)
1) Amenorhoe ( tidak mendapat haid)
2) Mual, muntah (morning sicknes) merupakan respon awal terhadap
tingginya kadar progesterone dan menghilang setelah tiga bulan.
3) Letih, sakit kepala
4) Merasakan gerakan janin terjadi sekitar 22 minggu gestasi atau 20 minggu
pada wanita hamil pertama.
5) Perubahan pada mamae
6) Frekuensi berkemih meningkat karena adanya kongesti darah pada organ-
organ pelvic sehingga meningkatkan sensitivitas jaringan, tekanan uterus
pada kandung kencing menstimulasi saraf sehingga BAK.
7) Lekore/keputihan peningkatan sekresi vaginal oleh efek stimulasi hormone
estrogen dan progesterone pada kelenjar dan peningkatan suplay darah ke
pelvic .
b. Probabilitas ( objektif)
1) Pembesaran uterus
a) Melunaknya daerah isthmus uteri (hegar sign) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual dan mulai terlihat pada minggu ke 6 dan
menjadi nyata pada minggu ke 7-8
b) Servik terasa lebih lunak (tanda Goodell”s) diketahui melalui
pemeriksaan bimanual
c) Tanda ballotemen: pantulan yang terjadi saat jari pemeriksa mengetuk
janin yang mengapung dalam uterus, bayi menjauh kemudian ke posisi
semula.
d) Kontraksi Braxton hicks yaitu kontraksi intermiten yang mungkin
terjadi selama hamil dan tidak terasa sakit.
2) Perubahan warna kulit
a) Chloasma : warna kulit yang kehitam-hitaman pada dahi,punggung
hidung dan kulit daerah tulang pipi terutama pada warna kulit hitam
hal ini disebabkan oleh stimulasi MSH ( Melanosyt Stimulating
Hormone).
b) Striae gravidarum ;regangan kulit abdomen terlihat garis tak teratur.
c) Hcg(Human Chronic Gonadotropin) meningkat
2. Tanda positif/pasti kehamilan
a. Terdengar DJJ. DJJ dapat didengar dengan stetoskop laenec pada minggu
17-18. Dengan stetoskop ultrasonik (doppler), DJJ dapat didengarkan lebih
awal lagi, sekitar minggu ke-12. Normal DJJ 120-160 kali permenit.
b. adanya gerakan janin pada palpasi
c. Teraba bagian janin pada palpasi
d. Adanya kantong kehamilan (gestasional sac) dalam rongga uterus pada
pemeriksaan USG, adanya skelet janin pada gambar X Ray.
3. Tes Kehamilan
a. Tes hCG (hormone chorionic gonadotropin). Dilakukan dengan
mendeteksi hormone hCG dalam urin. Kadar terendah yang memberi hasil
positif yaitu 0,5 hCG per ml urin, kadar tertinggi 500 SI hCG.
C. Perubahan dan Adaptasi Fisiologi pada Masa Kehamilan
1. Perubahan Fisik Pada Ibu Hamil
Ketika hamil, seorang wanita akan mengalami beberapa perubahan.
Menurut George Adriaanz (2008), perubahan yang terjadi ketika hamil antara
lain:
a. Uterus
Pembesaran uterus merupakan perubahan anatomi yang paling nyata pada
ibu hamil. Peningkatan konsentrasi hormon estrogen dan progesteron pada
awal kehamilan akan menyebabkan hipertrofi miometrium. Hipertrofi tersebut
dibarengi dengan peningkatan yang nyata dari jaringan elastin dan akumulasi
dari jaringan fibrosa sehingga struktur dinding uterus menjadi lebih kuat
terhadap regangan dan distensi. Hipertrofi myometrium juga disertai dengan
peningkatan vaskularisasi dan pembuluh limfatik. Peningkatan vaskularisasi,
kongesti dan edema jaringan dinding uterus dan hipertrofi kelenjar serviks
menyebabkan berbagai perubahan yang dikenali sebagai tanda Chadwick,
Goodell,s dan Hegar.
b. Payudara
Konsentrasi tinggi estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh plasenta
menimbulkan perubahan pada payudara (tegang dan membesar), pigmentasi
kulit, dan pembesaran uterus. Adanya chorionic gonadotropin (hCG)
digunakan sebagai dasar uji imunologik kehamilan. Chorionic somatotropin
(Human Placental Lactogen/HPL) dengan muatan laktogenik akan
merangsang pertumbuhan kelenjar susu di dalam payudara dan berbagai
perubahan metabolik yang mengiringinya.
Secara spesifik, estrogen akan merangsang pertumbuhan sistem
penyaluran air susu dan jaringan payudara. Progesteron berperan dalam
perkembangan sistem alveoli kelenjar susu. Hipertrofi alveoli yang terjadi
sejak 2 bulan pertama kehamilan menyebabkan sensasi noduler pada
payudara. Chorionic somatotropin dan kedua hormon ini menyebabkan
pembesaran payudara yang disertai dengan rasa penuh atau tegang dan sensitif
terhadap sentuhan (dalam dua bulan pertama kehamilan), pembesaran puting
susu dan pengeluaran kolostrum (mulai terlihat atau dapat diekspresikan sejak
kehamilan memasuki usia 12 minggu). Hipertrofi kelenjar sebasea berupa
tuberkel Montgomery atau folikel disekitar areola mulai terlihat jelas sejak dua
bulan pertama kehamilan. Pembesaran berlebihan dari payudara dapat
menyebabkan striasi (garis-garis hipo atau hiperpigmentasi pada kulit). Selain
membesar, dapat pula terlihat gambaran vena bawah kulit payudara.
c. Kulit
Walaupun tidak diketahui secara pasti, tetapi pigmentasi kulit terjadi
akibat efek stimulasi melanosit yang dipicu oleh peningkatan hormon estrogen
dan progesteron. Bagian kulit yang paling sering mengalami hiperpigmentasi
adalah puting susu dan areola disekitarnya serta umumnya pada linea mediana
abdomen, payudara, bokong dan paha. Chloasma gravidarum adalah
hiperpigmentasi pada area wajah (dahi, hidung, pipi dan leher). Area atau
daerah kulit yang mengalami hiperpigmentasi akan kembali menjadi normal
setelah kehamilan berakhir. Pengecualian terjadi pada striae dimana area
hiperpigmentasi akan memudar tetapi guratan pada kulit akan menetap dan
berwarna putih keperakan
d. Sistem gastrointestinal
Hal lain yang terkait dengan perubahan hormonal dan dikaitkan dengan
tanda kehamilan adalah rasa mual dan muntah yang berlebihan atau
hiperemesis. Walaupun demikian, kondisi ini juga tidak dapat dikategorikan
sebagai tanda pasti kehamilan karena berbagai penyebab metabolik lain dapat
pula menimbulkan gejala yang serupa. Hiperemesis pada kehamilan
digolongkan normal apabila terjadinya tidak lebih dari trimester pertama
2. Perubahan Fisik pada Trimester I
a. Morning Sickness, mual dan muntah.
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak
awal kehamilan. Mual muntah di usia kehamilan muda disebut morning
sickness tetapi mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Mual ini biasanya
akan berakhir pada 14 mingggu kehamilan. Pada beberapa kasus dapat
berlanjut sampai kehamilan trimester kedua dan ketiga.
b. Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan
hormon kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk
mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan
menyusui.
c. Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim
yang membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang
pada trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena
kandung kemih ditekan oleh kepala janin.
d. Konstipasi atau Sembelit
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan
hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja
kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan
penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
e. Sakit Kepala/Pusing
Sakit kepala atau pusing sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal
kehamilan karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika
akan mengubah posisi dari duduk/tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba,
sistem sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala/pusing yang lebih
sering daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun
emosional. Pola makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat
menyebabkan sakit kepala.
f. Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di
bagian perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa
menit dan tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya
perubahan hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran
dari rahim dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
g. Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap
normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
h. Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang
kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat
badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan
ruang juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang
menyebabkan pembesaran rahim dan hormon progresteron yang menyebabkan
tubuh menahan air.
3. Perubahan Fisik pada Trimester II
a. Perut semakin membesar
Setelah usia kehamilan 12 minggu, rahim akan membesar dan melewati
rongga panggul. Pembesaran rahim akan tumbuh sekitar 1 cm setiap minggu.
Pada kehamilan 20 minggu, bagian teratas rahim sejajar dengan pusar
(umbilicus). Setiap individu akan berbeda-beda tapi pada kebanyakan wanita,
perutnya akan mulai membesar pada kehamilan 16 minggu.
b. Sendawa dan buang angina
Sendawa dan buang angin akan sering terjadi pada ibu hamil hal ini sudah
biasa dan normal karena akibat adanya perenggangan usus selama kehamilan.
Akibat dari hal tersebut perut ibu hamil akan terasa kembung dan tidak
nyaman.
c. Rasa panas di perut
Rasa panas diperut adalah keluhan yang paling sering terjadi selama
kehamilan, karena meningkatnya tekanan akibat rahim yang membesar dan
juga pengaruh hormonal yang menyebabkan rileksasi otot saluran cerna
sehingga mendorong asam lambung kearah atas.
d. Pertumbuhan rambut dan kuku
Perubahan hormonal juga menyebabkan kuku bertumbuh lebih cepat dan
rambut tumbuh lebih banyak dan kadang di tempat yang tidak diinginkan,
seperti di wajah atau di perut. Tapi, tidak perlu khawatir dengan rambut yang
tumbuh tak semestinya ini, karena akan hilang setelah bayi lahir.
e. Sakit perut bagian bawah
Pada kehamilan 18-24 minggu, ibu hamil akan merasa nyeri di perut bagian
bawah seperti ditusuk atau tertarik ke satu atau dua sisi. Hal ini karena
perenggangan ligamentum dan otot untuk menahan rahim yang semakin
membesar. Nyeri ini hanya akan terjadi beberapa menit dan bersifat tidak
menetap.
f. Pusing
Pusing menjadi keluhan yang sering terjadi selama kehamilan trimester kedua,
karena ketika rahim membesar akan menekan pembuluh darah besar sehingga
menyebabkan tekanan darah menurun.
g. Hidung dan Gusi berdarah
Perubahan hormonal dan peningkatan aliran darah ke seluruh tubuh termasuk
ke daerah hidung dan gusi selama masa kehamilan akan menyebabkan
jaringan disekitarnya menjadi lebih lembut dan lunak. Akibatnya, hidung dan
gusi akan bisa berdarah ketika menyikat gigi. Keluhan ini akan hilang setelah
melahirkan.
h. Perubahan kulit
Perubahan kulit timbul pada trimester ke-2 dan 3, karena melanosit yang
menyebabkan warna kulit lebih gelap. Timbul garis kecoklatan mulai dari
pusar ke arah bawah yang disebut linea nigra. Kecoklatan pada wajah disebut
chloasma atau topeng kehamilan. Tanda ini dapat menjadi petunjuk kurangnya
vitamin folat. Strecth mark terjadi karena peregangan kulit yang berlebihan,
biasanya pada paha atas, dan payudara. Akibat peregangan kulit ini dapat
menimbulkan rasa gatal, sedapat mungkin jangan menggaruknya. Strecth
mark tidak dapat dicegah, tetapi dapat diobati setelah persalinan. Kulit muka
juga akan menjadi lebih berminyak sehingga dapat menimbulkan jerawat.
i. Payudara
Payudara akan semakin membesar dan mengeluarkan cairan yang kekuningan
yang disebut kolostrum. Puting dan sekitarnya akan semakin berwarna gelap
dan besar. Bintik-bintik kecil akan timbul disekitar putting, dan itu adalah
kelenjar kulit.
j. Sedikit Pembengkakan
Pembengkakan adalah kondisi normal pada kehamilan, dan hampir 40%
wanita hamil mengalaminya. Hal ini karena perubahan hormon yang
menyebabkan tubuh menahan cairan. Pada trimester kedua akan tampak
sedikit pembengkakan pada wajah dan terutama terlihat pada kaki bagian
bawah dan pergelangan kaki. Pembengkakan akan terlihat lebih jelas pada
posisi duduk atau berdiri yang terlalu lama.
4. Perubahan Fisik pada Trimester III
a. Sakit bagian tubuh belakang
Sakit pada bagian tubuh belakang (punggung-pinggang), karena meningkatnya
beban berat dari bayi dalam kandungan yang dapat memengaruhi postur tubuh
sehingga menyebabkan tekanan ke arah tulang belakang.
b. Konstipasi
Pada trimester ini sering terjadi konstipasi karena tekanan rahim yang
membesar kearah usus selain perubahan hormon progesteron.
c. Pernafasan
Karena adanya perubahan hormonal yang memengaruhi aliran darah ke paru-
paru, pada kehamilan 33-36 minggu, banyak ibu hamil akan merasa susah
bernapas. Ini juga didukung oleh adanya tekanan rahim yang membesar yang
berada di bawah diafragma. Setelah kepala bayi turun kerongga panggul ini
biasanya 2-3 minggu sebelum persalinan pada ibu yang baru pertama kali
hamil akan merasakan lega dan bernapas lebih mudah, dan rasa panas diperut
biasanya juga ikut hilang, karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi
dibawah diafragma/tulang iga ibu.
d. Sering buang air kecil
Pembesaran rahim ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin
menekan kandungan kencing ibu hamil.
e. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan
daerah panggul dan vena di kaki, yang mengakibatkan vena menonjol, dan
dapat juga terjadi di daerah vulva vagina. Pada akhir kehamilan, kepala bayi
juga akan menekan vena daerah panggul yang akan memperburuk varises.
Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
f. Kontraksi perut
Braxton-Hicks atau kontraksi palsu ini berupa rasa sakit di bagian perut yang
ringan, tidak teratur, dan akan hilang bila ibu hamil duduk atau istirahat.
g. Bengkak
Perut dan bayi yang semakin membesar selama kehamilan akan meningkatkan
tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki ibu hamil, dan kadang
membuat tangan membengkak. Ini disebut edema, yang disebabkan oleh
perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan.

D. Perubahan Psikologis Pada Ibu Hamil


Menurut Sulistyawati,2009, perubahan psikologis pada ibu hamil menurut
trimester adalah:
1. Perubahan Psikologis pada Trimester I (Periode Penyesuaian)
a. Ibu merasa tidak sehat dan kadang-kadang merasa benci dengan
kehamilannya.
b. Kadang muncul penolakan, kecemasan dan kesedihan. Bahkan kadang ibu
berharap agar dirinya tidak hamil saja.
c. Ibu akan selalu mencari tanda-tanda apakah ia benar-benar hamil. Hal ini
dilakukan sekedar untuk meyakinkan dirinya.
d. Setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya akan selalu mendapat
perhatian dengan seksama.
e. Oleh karena perutnya masih kecil, kehamilan merupakan rahasia
seseorang yang mungkin akan diberitahukannya kepada orang lain atau
bahkan merahasiakannya
2. Perubahan Psikologis pada Trimester II (Periode Kesehatan Yang Baik)
a. Ibu merasa sehat, tubuh ibu sudah terbiasa dengan kadar hormone yang
tinggi
b. Ibu sudah bisa menerima kehamilannya
c. Merasakan gerakan anak
d. Merasa terlepas dari ketidaknyamanan dan kekhawatiran
e. Libido meningkat
f. Menuntut perhatian dan cinta
g. Merasa bahwa bayi sebagai individu yang merupakan bagian dari dirinya
h. Hubungan sosial meningkat dengan wanita hamil lainnya atau pada orang
lain yang baru menjadi ibu
i. Ketertarikan dan aktivitasnya terfokus pada kehamilan, kelahiran, dan
persiapan untuk peran baru
3. Perubahan Psikologis pada Trimester III
a. Rasa tidak nyaman timbul kembali, merasa dirinya jelek, aneh, dan tidak
menarik
b. Merasa tidak menyenangkan ketika bayi tidak lahir tepat waktu
c. Takut akan rasa sakit dan bahaya fisik yang timbul pada saat melahirkan,
khawatir akan keselamatannya.
d. Khawatir bayi akan dilahirkan dalam keadaan tidak normal, bermimpi
yang mencerminkan perharian dan kekhawatirannya.
e. Merasa sedih karena akan terpisah dari bayinya.
f. Merasa kehilangan perhatian.
g. Perasaan mudah terluka (sensitif)
h. Libido menurun

E. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel
telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta
sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang
oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan
ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat
yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu
dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).
Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai
darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi
dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan
plasenta, (Handerson 2006)

F. Komplikasi Kehamilan
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu,
jika tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi
komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
1. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
a. Perdarahan
b. Pre-eklampsia/eklampsia
c. Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
d. Hidramnion
e. Ketuban Pecah Dini
2. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
a. Penyakit Jantung
b. Tuberculosis
c. Anemia
d. Malaria
3. Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi akibat
kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran) (Dewi, 2009).
G. Penatalaksanaan Medis
1. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan
anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan
makanan berlebihan karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat
mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan
sebagainya. Anjurkan wanita tersebut makan secukupnya saja. Bahan
makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein baik
hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama
kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk
pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang membesar,
dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan
gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan
berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg.
2. Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun tidak
hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan bahwa
wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil,
atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu,
sebaiknya wanita hamil dilarang merokok.
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I dan
II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan
kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah
ditarik dari peredaran.
3. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk
kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan
keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ ringan.
Mandi berendam tidak dianjurkan. Baju hendaknya yang longgar dan mudah
dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan
dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah
tergelincir atau jatuh.
4. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang,
sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu, pada waktu itu
plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada
umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan
hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga
panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan
sakit dan perdarahan.
5. Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning
sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan
dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila
kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat
mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis peurperalis, oleh
karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat
menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila
keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara
teratur sewaktu hamil.
6. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam negeri
dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan tifus.
Dahulu di Indonesia pemberian imunisasi cacar merupakan suatu keharusan,
maka untuk wanita hamil pemberian imunisasi cacar merupakan ulangan dan
tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pemberian imunisasi cacar
walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk melindungi ibu dan janin.
Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-
kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi
transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama sekali
dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama sebaiknya
dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi
janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatonum, dewasa ini
dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil.
7. Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama
bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang
dipakai harus sesuai besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong
payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan
massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Untuk
mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting susu dan areola
payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air sabun dan
biocream atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki
dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar, 2008).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL

A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Ciptakan hubungan terapeutik perawat dengan klien
b. Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan data,
interpretasi pasien terhadap status kesehatan ( data Subyektif), hasil
observasi perawat.
c. Data subyektif meliputi: identitas, Keluhan utama, HPHT, riwayat
kesehatan saat ini, riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang
lalu, riwayat kontrasepsi, riwayat kesehatan keluarga, riwayat psikososial,
persiapan persalinan.
2. Pemeriksaan fisik Ibu Hamil
a. Penampilan umum (postur tubuh, penampilan, kesadaran)
b. TTV (TD, Nadi, RR, BB, TB)
c. Wajah dan kepala
1) Wajah: ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
2) Mata: ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik pada sclera.
3) Mulut: bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis, ginggivitis,
adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau mulut.
d. Leher: ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran limfe.
e. Dada
1) Paru: kaji keadaan paru-paru pasien
2) Jantung: kaji keadaan jantung pasen
3) Payudara: adakah benjolan/tidak, kesimetrisan, putting susu
menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan areola
mamae.
f. Abdomen
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk
mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.
1) Periksa bentuk perut (melintang, memanjang, asimetris), linea alba,
striae gravidarum, luka bekas operasi, gerakan janin, DJJ)
2) Pemeriksaan palpasi leopod I - IV
g. Ekstremitas
1) Atas: oedem, refleks bisep/trisep, skin fold, tonus otot
2) Bawah: oedem, reflek patella, reflek homman sign, kekuatan tonus
otot, kram kaki.
h. Vulva- vagina
1) Luka/benjolan, edema pd vulva/vagina, leukore, keluaran cairan/darah
dari jalan lahir, hemoroid, tanda Chadwick, Godell sign, hegar sign.
3. Persiapan persalinan
4. Obat-obatan yang di pakai saat ini
5. Hasil pemeriksaan penunjang

B. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul


1. Trimester I
1) Ketidaksembangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan faktor fisiologis, ketidakmampuan makan ditandai dengan berat
badan 20% dibawah normal, ketidakmampuan memakan makanan, kurang
minat pada makanan
2) Risiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan
melalui muntah, penyimpangan yang mempengaruhi asupan cairan.
3) Ansietas berhubungan dengan adanya perubahan besar dalam diri
(kehamilan, perubahan peran), kurang pemahaman ditandai dengan
mengekspresikan kekhawatiran karena perubahan dalam peristiwa hidup,
berfokus pada diri sendiri
2. Trimester II
1) Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh
(kehamilan) ditandai dengan respon non verbal pada perubahan yang
dirasakan tubuh, menyembunyikan bagian tubuh, perubahan gaya hidup.
a. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan posisi tubuh yang
menghambat ekspansi paru ditandai dengan penurunan kapasitas vital,
pola nafas abnormal
b. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurangnya pemahaman
ditandai dengan belum melakukan upaya-upaya yang tepat untuk
menunjang kesehatan selama hamil.
3. Trimester III
a. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai
dan kebutuhan oksigen ditandai dengan keletihan, ketidaknyamanan
setelah beraktifitas
b. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan kelebihan asupan cairan
dan natrium ditandai dengan oedem, oliguria, penambahan berat badan
yang banyak dalam waktu cepat.
c. Risiko ketidakefektifan proses kehamilan-melahirkan berhubungan dengan
kurang pengetahuan tentang proses kehamilan dan melahirkan, kehamilan
yang tidak diingikan
(Herdman, T Heather, 2015)

C. Perencanaan
Dx Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Intervensi (NIC) Ttd
Hasil (NOC)
Tri semester I Tujuan : Manajemen Nutrisi
Ketidaksembangan Setelah dilakukan 1. Anjurkan masukan
nutrisi kurang dari intervensi keperawatan kalori sesuai kebutuhan
kebutuhan selama ….. jam 2. Ajari klien tentang diet
kekurangan nutrisi klien yang benar sesuai
tercukupi kebutuhan tubuh
Kriteria hasil : 3. Monitor catatan
1. Nafsu makan klien makanan yang masuk
meningkat atas kandungan gizi
2. Klien tidak mual dan jumlah kalori
dan muntah 4. Timbang berat badan
3. Nilai laboratorium secara teratur
(HB, albumin, dan 5. Anjurkan penambahan
elektrolit) dalam intake protein, zat besi
batas normal dan vit C yang sesuai
6. Pastikan bahwa diet
mengandung makanan
yang berserat tinggi
untuk mencegah
sembelit
7. Beri makanan protein
tinggi , kalori tinggi
dan makanan bergizi
yang sesuai
8. Pastikan kemampuan
klien untuk memenuhi
kebutuhan gizinya.

Kekurangan Kebutuhan volume Manajemen mual muntah


volume cairan cairan terpenuhi. dan cairan
Setelah dilakukan 1. Tentukan
tindakan keperawatan frekuensi/beratnya
selama….. jam mual/muntah.
diharapakan volume 2. Tinjau ulang riwayat
cairan pasien cukup kemungkinan masalah
dengan kriteria hasil : medis lain (ex ; ulkus
1. Tidak ada mual peptikum, gastritis,
muntah kolesistitis)
2. Turgor kulit DBN 3. Kaji suhu dan turgor
3. Tidak ada tanda kulit, membrane
dehidrasi mukosa, TD, suhu,
4. Pasien mau makan masukan/ haluran.
dan minum 4. Anjurkan klien
5. TTV dalam batas mempertahankan
normal masukan/haluaran, tes
urin dan penurunan BB
setiap hari.
5. Anjurkan peningkatan
masukan minuman
berkarbonat, makan
enam kali sehari
dengan jumlah yang
sedikit dan makanan
tinggi karbohidrat
(popcorn, roti kering
sebelum bangun tidur.

Ansietas NOC: kontrol Penurunan kecemasan


kecemasan dan coping, Aktifitas:
Setelah dilakukan 1. Bina Hub. Saling
perawatan selama 2x24 percaya
jam kecemasan pasien 2. Libatkan keluarga
hilang atau berkurang 3. Jelaskan semua
dengan kriteria hasil: Prosedur
1. Pasien mampu 4. Hargai pengetahuan ps
mengungkapkan tentang penyakitnya
cara mengatasi 5. Bantu ps untuk
cemas mengefektifkan sumber
2. Pasien mampu support
menggunakan 6. Berikan reinfocement
koping untuk menggunakan
3. Pasien dapat tidur sumber koping yang
4. Pasien efektif
Mengungkapkan
tidak ada penyebab
fisik yang dapat
menyebabkan cemas

Tri Semester ii Setelah dilakukan Airway management


Ketidakefektifan tindakan keperawatan 1. Posisikan klien u/
pola nafas selama …. jam, memaksimalkan
diharapkan pola nafas ventilasi
pasien efektif dengan 2. Identifikasi klien
kriteria hasil: perlunya pemasangan
1. Tidak ada retraksi alat jalan nafas buatan
dinding dada 3. Lakukan fisioterpi dada
2. Tidak menggunkan jika perlu
otot bantu 4. Keluarkan secret
pernafasan dengan batuk atau
3. Bunyi paru suction
vasikuler 5. Auskultasi suara nafas,
4. Menunjukkan jalan catat adanya suara
nafas yang paten RR tambahan
16-20 x/m

Tri Semester iii Setelah dilakukan Manajemen energi


Intoleransi tindakan keperawatan 1. Observasi kemampuan
aktivitas selama …. jam, klien
diharapkan pasien dapat 2. Bantu klien dalam
mentoleransi terhadap pemenuhan ADL
aktivitas, dengan 3. Ajarkan pada keluarga
kriteria hasil: tentang pentingnya
1. Klien mampu perawatan diri
memenuhi aktivitas 4. Observasi TTV
sehari-hari sebelum dan sesudah
2. Pasien mengerti aktivitas
akifitas apa saja 5. Kolaborasi pada
yang boleh keluarga pemberian
dilakukan selama pengawasan ekstra
kehamlan 6. Tentukan siklus tidur
3. Ttv dalam batas bangun yang normal
normal dan komitmen terhadap
pekerjaan, keluarga,
komunitas dan diri
sendiri.
7. Anjurkan tidur siang 1
sampai 2 jam setiap
hari.
8. Jelaskan peran zar besi
dalam tubuh ; anjurkan
mengkonsumsi
suplemen zat besi
setiap hari, sesuai
indikasi.

Kelebihan volume Setelah dilakukan Manajemen cairan


cairan tindakan keperawatan 1. Pantau berat badan
selama …. jam, secara teratur.
diharapkan pasien 2. Kaji adanya tanda-
kelebihan volume tanda HDK, perhatikan
cairan teratasi, dengan tekanan darah, pantau
kriteria hasil : lokasi/luasnya edema,
1. Indeks massa tubuh masukan atau haluaran
dalam batas normal cairan.
2. TTV dalam batas 3. Berikan informasi
normal tentang diet (mis ;
3. Tidak ada tanda- peningkatan protein,
tanda HDk tidak menambahkan
garam meja,
menghindari makanan
dan minuman tinggi
natrium).
4. Anjurkan meninggikan
ekstremitas secara
periodic selama sehari.

Risiko Setelah diberikan 1. Identifikasi persiapam


ketidakefektifan asuhan keperawatan pasien dan keluarga
proses kehamilan- selama…. Diharapkan dalam proses
melahirkan proses kehamilan- kehamilan-melahirkan
melahirkan efektif 2. Beri penyuluhan
dengan kriteria hasil : kepada pasien dan
1. Pasien melakukan keluarga persiapan
ANC untuk yang dilakukan baik
persiapan secara fisik maupun
melahirkan dengan psikologis
teratur 3. Ajarkan dan bantu
2. Pasien melakukan pasien melakukan
peningkatan senam hamil
kesehatan dengan 4. Anjurkan pasien untuk
melakukan senam melakukan ANC secara
hamil dengan teratur rutin
3. Pasien menyiapkan 5. Kolaborasi dalam
diri dan psikologis pemberian suplemen
untuk menjalani sesuai indikasi
proses melahirkan
(Mosby, 2013)

D. Pelaksanaan

Pelaksanaan asuhan keperawatan merupakan realisasi dari pada rencana


tindakan. Pelaksanaan memberikan asuhan keperawatan secara mandiri,
kolaboratif dan delegatif. Pada pelaksanaan terdiri dari beberapa kegiatan,
validasi, rencana keperawatan, mendokumentasikan rencana keperawatan,
memberikan asuhan keperawatan dan pengumpulan data.

E. Evaluasi

Evaluasi akhir asuhan keperawatan dilaksanakan mengacu pada tujuan dan


alokasi waktu yang ditentukan. Hasil yang di harapkan pada proses perawatan
pasien dengan ANC adalah :
1. Kekurangan nutrisi klien tercukupi
2. Volume cairan pasien cukup
3. Kecemasan pasien hilang atau berkurang
4. Pola nafas pasien efektif
5. Pasien dapat mentoleransi terhadap aktivitas
6. Kelebihan volume cairan teratasi
7. Proses kehamilan-melahirkan efek
DAFTAR PUSTAKA

Asrinah, dkk 2010, Asuhan kebidanan : masa kehamilan, Graha Ilmu,


Yogyakarta.
Bagian Obstetri dan Ginekologi FK Unpad Bandung. (2000). Obstetri Fisiology.
Bandung: Elemen.

Departemen Kesehatan RI. 2003. Pedoman Pelayanan Antenatal.


http://perpustakaan.depkes.go.id:8180/bitstream//123456789/768/4/BK2007-
G59.pdf. Diakses tanggal 18 Januari 2014. Pukul 19.37 WIB.
George Andriaanz. 2008. Asuhan Antenatal. http://www.pkmi-
online.com/download/ASUHAN%20-ANTENATAL.pdf. Diakses tanggal
18 januari 2014. Pukul 19.14 WIB.

Hadi, RA 2009, Kupas tuntas kehamilan dan melahirkan, Vivo Publisher,


Ungaran.
Haen Forer. 2009). Perawatan Maternitas Edisi 2: Jakarta: EGC.

Handerson, C 2006, Buku ajar konsep kebidanan, EGC, Jakarta.


Herdman,T.Heather. 2016. Nanda International Inc. Diagnosis Keperawatan
:Definisi & Klasifikasi. 2015-2017. Jakarta. EGC
Israr, Yayan, dkk. 2009. Makalah Antenatal Care dan Preeklampsia.
Muchtar Rustam.(2008). Sinopsis Obstetri fisiologi Obstetri Patologi Edisi: 2.
Jakarta: EGC.

Manuaba, IBG 2008, Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan,
EGC, Jakarta
Mosby. 2013. Nursing Outcomes Classification. Elsevier. Singapore.
Mosby. 2013. Nursing Intervention Classification. Elsevier. Singapore
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk.
Jakarta. EGC.

Anda mungkin juga menyukai