ANTENATAL CARE
A. Definisi Antenal
Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujukan
pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim (Haen Forer, 2009).
Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi
dan penanganan medik pada ibu hamil,untuk memperoleh suatu proses kehamilan
dan persalinan yang aman dan memuaskan ( Muchtar Rustam, 2008). Antenatal
care adalah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan untuk memeriksa keadaan ibu
dan janin secara berkala, yang diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan (Depkes RI, 2007).
E. Patofisiologi
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung telur
(ovulasi), yang di tangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke dalam sel
telur, waktu persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam vagina dan berjuta-juta
sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim lalu masuk ke saluran telur.
Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi di bagian yang mengembang
oleh tuba falofi. Disekitar sel telur banyak berkumpul sperma yang mengeluarkan
ragi untuk mencairkan zat-zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat
yang paling mudah dimasuki, masuklah salah satu sel mani dan kemudian bersatu
dengan sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (konsepsi = fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak (oleh
rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi (implantasi).
Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6 – 7 hari. Untuk menyuplai
darah ke sel-sel makanan bai mudligah dan janin, dipersiapkan uri (plasenta) jadi
dapat dikatakan bahwa untuk setiap kehamilan harus ada ovum (sel telur),
spermatozoa (sel mani), pembuahan (konsepsi (konsepsi = fertilitas), nidasi dan
plasenta, (Handerson 2006)
F. Komplikasi Kehamilan
Macam-macam komplikasi kehamilan Menurut Depkes RI (2007) yaitu,
jika tidak melaksanakan ANC sesuai aturan dikhawatirkan akan terjadi
komplikasi-komplikasi yang terbagi menjadi 3 kelompok sebagai berikut :
1. Komplikasi Obstetrik Langsung, meliputi :
a. Perdarahan
b. Pre-eklampsia/eklampsia
c. Kelainan Letak (Letak Lintang/Letak Sungsang)
d. Hidramnion
e. Ketuban Pecah Dini
2. Komplikasi Obstetrik Tidak Langsung :
a. Penyakit Jantung
b. Tuberculosis
c. Anemia
d. Malaria
3. Komplikasi yang Tidak Berhubungan Dengan Obstetrik komplikasi akibat
kecelakaan (kendaraan, keracunan, kebakaran) (Dewi, 2009).
G. Penatalaksanaan Medis
1. Diet dan Pengawasan Berat Badan
Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat perhatian susunan
dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein yang berguna untuk
pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan
anemia, abortus, perdarahan pasca persalinan dan sebagainya. Sedangkan
makanan berlebihan karena dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat
mengakibatkan komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan
sebagainya. Anjurkan wanita tersebut makan secukupnya saja. Bahan
makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung protein baik
hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan gizi selama
kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan untuk
pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae yang membesar,
dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai pengawasan akan kecukupan
gizi ini dapat dipakai kenaikan berat badan wanita hamil tersebut. Kenaikan
berat badan wanita hamil rata-rata 6,5 kg sampai 16 kg.
2. Merokok
Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil maupun tidak
hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif. Adalah kenyataan bahwa
wanita-wanita yang terlalu banyak merokok melahirkan anak yang lebih kecil,
atau mudah mengalami abortus dan partus prematurus. Maka dari itu,
sebaiknya wanita hamil dilarang merokok.
Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada triwulan I dan
II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat menimbulkan
kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide, yang sekarang telah
ditarik dari peredaran.
3. Kebersihan dan Pakaian
Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi diperlukan untuk
kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena fungsi ekskresi dan
keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan sabun yang lembut/ ringan.
Mandi berendam tidak dianjurkan. Baju hendaknya yang longgar dan mudah
dipakai. Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan
dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga mudah
tergelincir atau jatuh.
4. Koitus
Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang sekarang,
sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu, pada waktu itu
plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi lebih kecil. Pada
umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan jika dilakukan dengan
hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala sudah masuk ke dalam rongga
panggul, koitus sebaiknya dihentikan karena dapat menimbulkan perasaan
sakit dan perdarahan.
5. Perawatan Gigi
Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan muntah (morning
sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi tidak diperhatikan
dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan sebagainya. Bila
kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal itu dapat
mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis peurperalis, oleh
karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis yang telah menahun, dapat
menjadi sarang infeksi yang dapat menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila
keadaan mengijinkan, tiap wanita hamil harus memeriksakan giginya secara
teratur sewaktu hamil.
6. Imunisasi
Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di dalam negeri
dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar, kolera, dan tifus.
Dahulu di Indonesia pemberian imunisasi cacar merupakan suatu keharusan,
maka untuk wanita hamil pemberian imunisasi cacar merupakan ulangan dan
tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah, maka pemberian imunisasi cacar
walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk melindungi ibu dan janin.
Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan dapat menimbulkan kerusakan-
kerusakan pada macam-macam alat dan plasenta. Biasanya infeksi
transplasenta hanya terjadi pada wanita hamil yang baru pertama sekali
dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar pencacaran pertama sebaiknya
dilakukan sebelum tua kehamilan melewati 20 minggu. Untuk melindungi
janin yang akan dilahirkan terhadap tetanus neonatonum, dewasa ini
dianjurkan untuk diberikan toxoid tetanus pada ibu hamil.
7. Perawatan Payudara
Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi makanan utama
bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah dirawat. Kutang yang
dipakai harus sesuai besar payudara, yang sifatnya adalah menyokong
payudara dari bawah, bukan menekan dari depan. Dua bulan sekali dilakukan
massage, kolostrum dikeluarkan untuk mencegah penyumbatan. Untuk
mencegah putting susu kering dan mudah pecah, maka putting susu dan areola
payudara dirawat baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air sabun dan
biocream atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki
dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar, 2008).
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL
A. Pengkajian
1. Anamnesa
a. Ciptakan hubungan terapeutik perawat dengan klien
b. Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan data,
interpretasi pasien terhadap status kesehatan ( data Subyektif), hasil
observasi perawat.
c. Data subyektif meliputi: identitas, Keluhan utama, HPHT, riwayat
kesehatan saat ini, riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan yang
lalu, riwayat kontrasepsi, riwayat kesehatan keluarga, riwayat psikososial,
persiapan persalinan.
2. Pemeriksaan fisik Ibu Hamil
a. Penampilan umum (postur tubuh, penampilan, kesadaran)
b. TTV (TD, Nadi, RR, BB, TB)
c. Wajah dan kepala
1) Wajah: ada tidaknya edema, cloasma gravidarum
2) Mata: ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik pada sclera.
3) Mulut: bibir pucat/tidak, kelembaban bibir, stomatitis, ginggivitis,
adakah gigi yang tanggal, caries gigi, bau mulut.
d. Leher: ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak, pembesaran slauran limfe.
e. Dada
1) Paru: kaji keadaan paru-paru pasien
2) Jantung: kaji keadaan jantung pasen
3) Payudara: adakah benjolan/tidak, kesimetrisan, putting susu
menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum, kebersihan areola
mamae.
f. Abdomen
Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan untuk
mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.
1) Periksa bentuk perut (melintang, memanjang, asimetris), linea alba,
striae gravidarum, luka bekas operasi, gerakan janin, DJJ)
2) Pemeriksaan palpasi leopod I - IV
g. Ekstremitas
1) Atas: oedem, refleks bisep/trisep, skin fold, tonus otot
2) Bawah: oedem, reflek patella, reflek homman sign, kekuatan tonus
otot, kram kaki.
h. Vulva- vagina
1) Luka/benjolan, edema pd vulva/vagina, leukore, keluaran cairan/darah
dari jalan lahir, hemoroid, tanda Chadwick, Godell sign, hegar sign.
3. Persiapan persalinan
4. Obat-obatan yang di pakai saat ini
5. Hasil pemeriksaan penunjang
C. Perencanaan
Dx Keperawatan Tujuan Dan Kriteria Intervensi (NIC) Ttd
Hasil (NOC)
Tri semester I Tujuan : Manajemen Nutrisi
Ketidaksembangan Setelah dilakukan 1. Anjurkan masukan
nutrisi kurang dari intervensi keperawatan kalori sesuai kebutuhan
kebutuhan selama ….. jam 2. Ajari klien tentang diet
kekurangan nutrisi klien yang benar sesuai
tercukupi kebutuhan tubuh
Kriteria hasil : 3. Monitor catatan
1. Nafsu makan klien makanan yang masuk
meningkat atas kandungan gizi
2. Klien tidak mual dan jumlah kalori
dan muntah 4. Timbang berat badan
3. Nilai laboratorium secara teratur
(HB, albumin, dan 5. Anjurkan penambahan
elektrolit) dalam intake protein, zat besi
batas normal dan vit C yang sesuai
6. Pastikan bahwa diet
mengandung makanan
yang berserat tinggi
untuk mencegah
sembelit
7. Beri makanan protein
tinggi , kalori tinggi
dan makanan bergizi
yang sesuai
8. Pastikan kemampuan
klien untuk memenuhi
kebutuhan gizinya.
D. Pelaksanaan
E. Evaluasi
Manuaba, IBG 2008, Buku ajar patologi obstetri untuk mahasiswa kebidanan,
EGC, Jakarta
Mosby. 2013. Nursing Outcomes Classification. Elsevier. Singapore.
Mosby. 2013. Nursing Intervention Classification. Elsevier. Singapore
Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi
NIC dan Kriteria Hasil NOC. Diterjemahkan oleh: Widyawati, dkk.
Jakarta. EGC.