PENDAHULUAN
1
jauh dari target. Sejak tahun 2007 sampai tahun 2009 kuartil ke 1, angka
pencapaian penemuan suspect hanya berkisar 53%. Angka tersebut sangat jauh
dari target sehingga diperkirakan penularan penyakit tuberkulosis akan semakin
meluas.
Menurut HL. Blum, faktor–faktor yang mempengaruhi kesehatan baik
individu, kelompok, dan masyarakat dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
lingkungan (mencakup lingkungan fi sik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan
sebagainya), perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan. Keempat faktor
tersebut dalam mempengaruhi kesehatan tidak berdiri sendiri, namun masing–
masing saling mempengaruhi satu sama lain. Faktor lingkungan selain langsung
mempengaruhi kesehatan juga mempengaruhi perilaku, dan perilaku sebaliknya
juga mempengaruhi lingkungan (Salim, 2010).
Sumber penularan adalah penderita tuberkulosis BTA positif, pada waktu
batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk droplet
(percikan dahak).Beberapa faktor yang mengakibatkan menularnya penyakit itu
adalah kebiasaan buruk pasien TB paru yang meludah sembarangan (Anton,
2008).Selain itu, kebersihan lingkungan juga dapat mempengaruhi penyebaran
virus.Misalnya, rumah yang kurang baik dalam pengaturan ventilasi.Kondisi
lembab akibat kurang lancarnya pergantian udara dan sinar matahari dapat
membantu berkembangbiaknya virus (Talu, 2006).Oleh karena itu orang sehat
yang serumah dengan penderita TB paru merupakan kelompok sangat rentan
terhadap penularan penyakit tersebut. Lingkungan rumah, Lama kontak serumah
dan perilaku pencegahan baik oleh penderita maupun orang yang rentan sangat
mempengaruhi proses penularan penyakit TB paru. Karakteristik wilayah
pedesaan, menjadi determinan tersendiri pada kejadian penyakit TB (Randy,
2011).
Tingginya angka kejadian TB paru di wilayah kerja puskesmas X, serta
tidak tercapainya target dari dikes dan target puskesmas tahun 2009 di puskesmas
X. Maka untuk mencapai target tersebut serta mencegah penyakit TB paru yang
2
sulit diberantas dimasyarakat karena minimnya pengetahuan masyarakat
mengenai penyakit ini, UPT Puskesmas X akan mengadakan penyuluhan
penyakit TBC pada wilayah kerja puskesmas sehingga tujuan penyuluhan ini
yaitu menurunkan insidensi dan prevalensi TBC di wilayah kerja puskesmas X
dapat tercapai.
1.2 Tujuan
1.2.1 Meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap TBC.
1.2.2 Menurunkan angka kejadian TBC di wilayah kerja puskesmas X.
1.2.3 Menurunkan angka penularan TBC di masyarakat wilayah kerja
puskesma X.
1.2.4 Menurnkan angka kematian akibat TBC.
3
BAB II
DATA UMUM
4
Gambar 2.1. Peta wilayah kerja Puskesmas X.
2.1.5 Transportasi
Jarak puskesmas – RSU T : 15 km
Jarak puskesmas – Kantor Dinas Kabupaten : 20 km
Jarak puskesmas – RSU M : 20 km
Jarak puskesmas – Desa terjauh : 10 km
Semua desa atau balai desa dapat terjangkau dengan kendaraan bermotor
roda dua.
Angkutan umum : Ojek, andong, angkutan desa, mobil pick-up, bus
umum.
5
2.2 Keadaan Demograpi
2.2.1 Jumlah keluarga sebanyak 11.618 KK
2.2.2 Jumlah penduduk sebanyak 42.020 jiwa
Perempuan : 21.170 jiwa (50,15%)
Laki – laki : 20.850 jiwa (49,85%)
Kepadatan Penduduk : 1318 jiwa/Km2
Jumlah pasangan usia subur : 7528 pasangan
6
Komposisi penduduk menurut produktivitas (menurut data kecamatan X
tahun 2009) :
Agama Jumlah %
Islam 99,19 %
Budha 0 0,00%
0
Hindu 0,00%
Tingkat Pendidikan
Tabel 3. Data Tingkat Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas X
7
Tingkat Pendidikan Jumlah %
8
2.2.4 Sosial Ekonomi
Tabel 4. Data Mata Pencaharian Penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas I
Sarana Perekonomian
KUD : 1 buah
Bank : 3 buah
Pasar umum : 3 buah
Home Industry : 16 buah
Warung makan : 25 buah
9
Terminal : 1 buah
Penggilingan padi : 13 buah
Penggilingan tepung : 1 buah
Pengelolaan minyak cengkeh : 1 buah
Total : 64 buah
Flamboyan –
2 II 3 2006 III 7 Bed Lama
Putri
10
3 Dahlia – Putri II 4 Bed Lama
5 Anggrek II 2 2004
6 Mawar I 7 2006
Boks Bayi 2
33 17
Total TT 50 TT
11
2.3.2 Sarana Medis
a. Penunjang medis
2.3.2.1 Dental unit dan dental chair
: Dalam keadaan lengkap
2.3.2.2 Perlengkapan medik umum
:
KIA set dan KB
Poliklinik set
IUD set
Peralatan surgical
Perlengkapan laboratorium
Alat UGD obstetric dan neonatal
Radiologi
EKG
b. Sarana Obat
1. Obat yang tersedia dalam jumlah cukup, jenis terbatas dan dalam
keadaan baik.
2. Obat-obatan berasal dari obat DAU Kabupaten, DAU Propinsi, Askes.
3. Disamping itu ada dana obat dari APBD Kabupaten untuk suplemen.
c. Sarana Penunjang Lain :
Mobil ambulance : 1 buah
Mobil Pusling : 2 buah
Sepeda motor : 5 buah
Lemari es dan frezer : 5 buah
Alat komunikasi radio medik, telepon, komputer dan alat-alat
penyuluhan.
12
2.4 Dana
Sumber pendanaan puskesmas berasal dari
a. Pendapatan puskesmas
Retribusi dan biaya pelayanan / tindakan medis
Lain-lain: parkir
b. Penerimaan
Dana puskesmas diperoleh dari:
Dana dari APBD kabupaten untuk operasional meliputi gaji, sarana
dan prasarana aperatur serta sarana dan prasarana publik.
Dana dari APBD kabupaten melalui Dinas Kesehatan untuk
pemeliharaan roda dua dan roda empat.
Tahun 2006 terdapat dana dari (dana alokasi khusus) melalui Dinas.
Kesehatan untuk rehab/ perbaikan kamar mandi, ruang jaga bangsal
putri, ruang jaga bangsal putra, ruang jaga bangsal bersalin sebesar
Rp 90.000.000,-
Tahun 2006 terdapat dana dari APBD kabupaten dan INGUB (Instrusi
Gubernur) sebesar Rp 909.000.000,00 (APBD Rp 300.000.000,00 dan
INGUB Rp 618.250.000,00) untuk rehab dan perbaikan beberapa
ruangan dan penambahan ruangan baru.
Dari dana JAMKESMAS dan dana dari pihak ketiga PT. Askes
2.5 Sarana Pelayanan Puskesmas
2.5.1 Terdapat enam program Kesehatan Dasar Puskesmas (upaya
kesehatan wajib) X, yaitu :
1. KIA dan KB
2. Gizi
3. Kesehatan lingkungan
4. P2M
5. Promosi kesehatan
13
6. Pengobatan
Terdapat tiga Program Kesehatan Pengembangan Puskesmas X, yaitu
1. Perawatan Kesehatan Masyarakat
2. Usaha Kesehatan Sekolah
3. Kesehatan Jiwa
2.5.2 Jaringan Pelayanan Puskesmas X
Dalam memenuhi tugas pokok tersebut, Puskesmas induk memiliki
jaringan sarana pelayanan yaitu :
1. Pustu (puskesmas pembantu), berjumlah 4, yaitu :
Desa F : Rabu
Desa B : Senin, kamis
Desa G : Selasa, kamis, sabtu
Desa D : Senin, kamis
2. Dukun bayi 27 orang (di semua desa kecuali desa H), dukun terlatih
24 orang
3. Polindes (pondok bersalin desa), berjumlah 2, yaitu :
Desa G
Desa J
4. PKD (poliklinik kesehatan desa), berjumlah 4, yaitu :
Desa D
Desa H
Desa E
Desa I
5. Posyandu 67 tempat, yaitu :
Purnama : 23
Mandiri : 44
6. UKS dan UKGS
7. Kader TB terlatih 20 orang, setiap desa memiliki 2 kader
14
2.5.3 Jenis Pelayanan Dalam Gedung
Jenis pelayanan di dalam gedung yang ada di Puskesmas X adalah :
1. BP (balai pengobatan)
2. KIA (kesehatan ibu dan anak)
3. Pengobatan gigi
4. Klinik gizi
5. UGD
6. Klinik sanitasi
7. Laboratorium
15
BAB III
MASALAH KESEHATAN
16
3.1.2 Batas wilayah
Utara : Kecamatan Y, Kabupaten Baringin.
Selatan : Kecamatan Z, Kabupaten Larasa dan Kecamatan V,
Kabupaten Jamuran
Barat : Wilayah kerja Puskesmas U.
Timur : Kecamatan W, Kabupaten Baringin.
3.1.3 Luas wilayah
Luas wilayah kerja Puskesmas X adalah 31,89 km2
3.1.4 Peta wilayah
Adapun peta wilayah kerja Puskesmas X Kecamatan X Kabupaten Baringin
seperti tersebut di bawah ini :
17
3.1.5 Tenaga kerja
Tabel 3.1. Tenaga Kesehatan di Puskesmas X
1. Dokter umum 5
2. Dokter gigi 2
7. Perawat Gigi 2
10. Sanitarian 1
18
17. Petugas Radiologi 1
TOTAL 99
19
9. cakupan kunjungan 90 76 84
bayi
10. BBLR yg ditangani 100 100 100
11. neonatal resti yg 100 100 100
ada/ditemukan*
12. neonatal resti/ 80 100 125
komplikasi yg ditangani
(PONED)
13. PEMBINAAN
DUKUN BAYI
a. Jumlah dukun bayi yang 100 100 100
terlatih
b. Frekuensi 10x/th
pembinaandukun
B. Pelayanan 1. deteksi dini tumbuh 95 300 315
kesehatan anak kembang anak balita dan
pra sekolah dan pra sekolah
usia sekolah 2. cakupan pemeriksaan 100 300 300
kesehatan siswa SD &
setingkat oleh tenkes
atauterlatih/guru UKS /
dokter kecil*
3. cakupan pemeriksaan 80 300 375
kesehatan siwa TK, kelas
1 SLTP, SLTA dan
setingkat
4. cakupan pelayanan 80 300 375
kesehatan remaja
5. pembinaan TK Jumlah 100 300 300
TK yg dibina
C. Pelayanan jumlah seluruh peserta 80 71 88,8
keluarga aktiv
berencana
D. Pelayanan a. Jml posyandu pra usila 100 480 480
Usila dan usila yg ada *
b. Cakupan pelayanan pra 70 30 42,8
usila dan usila
2. GIZI a. Pemantauan dan
pertumbuhan balita
1. balita yg datang dan 89 82,9 103,6
ditimbang (D/S)
2. balita yg naik Bbnya 80 82,7 103,6
(N/D)
b. Cakupan bayi (6 bulan- 95 100 105,2
11 bulan) yg diberi kapsul
20
Vit A dosis tgi 1x/thn
c. Cakupan anak balita 95 100 105,2
(12-59 bulan) yg diberi
kapsul Vit A 2x/thn
d. Cakupan bumil yg 90 90,8 100,8
diberi 90 tab Fe
e. Balita BGM 1,5 1,5 100
f. Cakupan pemberian pmt 98 98 100
MPASI pd bayi BGM dan
gakin
g. Balita gizi buruk 100 100 100
mendapat perawatan
h. Desa dgn cakupan 90 90 100
keluarga bergaram
yodium baik*
i. Cakupan kapsul yodium 90 90 100
untuk WUS didaerah
endemis GAKI**
j. Kecamatan bebas rawn 80 100 112
gizi**
3. a. Institusi yg dibina 70 93,2 133,1
PELAYANAN b. Jml TTU yg diperiksa* 100 101,1 101,1
KESETAN c. TTU yg memenuhi 80 73,3 91,6
LINGKUNGAN syarat*
d. TP2PM yg diperiksa* 90 226,7 251,9
e. TP2PM yg memenuhi 74 41 54
sanitasi*
f. Rumah sehat 70 38,9 55,5
g. Penduduk yg 75 71 94,6
memanfaatkan jamban
h. Rumah yg mempunyai 65 59 90,7
SPAL
I. Rumah/bangunan bebas 100 89 89
jentik Aedes
4. P2M a. P2 Malaria a. Pengamatan penderita 5 6,2 124,8
(case detection): - jumlah
penderita yg diperiksa
sedian darahnya: -slide
ACD*
slide PCD* 2 2,92 146,7
Jumlah slide ACD & PCD <1 0
+ (dlm wilayah)
Strata: HCL >=5% MCI
1-5% LCI <1%
21
b. Penderita malaria 100
diobati
b. P2 TB Paru a. Cakupan suspek TB 80 54 67,5
paru
b. Penemuan kasus TB 70 30 42,8
BTA (+)(case detection
rate)
c. Angka konversi * 80 100 125
d. Angka kesembuhan 85 100 117
c. P2 ISPA cakupan balita dg 100 100 100
pneumonia yg
ditemukan/ditangani
(sesuai standar)
d. P2 Diare balita dgn diare yg 100 100 100
ditangani sesuai standar
e. P2 Kusta penderita kusta yg selesai 100 60 60
berobat (RFT rate)
f. Imunisasi jumlah bumil yg mendapat 98 104 106
TTI*
jumlah bumil yg mendapat 95 100,8 106
TT2*
jumlah bayi yg mendapat 100
imunisasi
a. BCGT* 95 104,6 110
b. DPT 1* 95 91 95,8
c. DPT 2* 95 98,9 104
d. POLIO 1* 95 74,5 78
e. POLIO 4* 95 76 80
f. Campak* 95 95,4 100
g. Hepatitis B1 (0-7 bln) 95 66 69
h. Hepatitis B1 total* 95 91 95
j. Hepatitis B28 95 99,8 105
k. Hepatitis B3* 95 98,9 104
g. PD DBD*** penderita DBD yg 100
ditangani sesuai standar
5. PROMKES A. Penyuluhan a. Rumah sehat tangga 65 52 80
kelompok dan b. Bayi yg dapat ASI 80 31 40
umum didalam eksklusif
dan luar gedung c. Desa dgn garam 90
peskesmas beriodium
d. Keluarga sadar gizi 80 70 87,5
(Kadarzi)
e. Pusyandu purnama 40 36 90
22
(indikator 2008)
f. Posyandu mandiri 60 55 91,6
(indikator 2008)
g. Jml kunjungan 100 100 100
posyandu ke seluruhnya
(y)*
frekuensi pembinaan 100 120 120
kadar terlatih (y/x)*
jumlah kader terlatih* 100 88 88
jumlah kader aktif* 80 85 106
B. Penyuluhan Penyuluhan P3 NAPZA* 100 105 105
dan pencegahan di sekolah
dan Penyuluhan HIV/ AIDS* 100 105 105
penanggulangan di sekolah
penyalahgunaan Penyuluhan NAPZA & 24 34,3 143
NAPZA HIV AIDS di sekolah
Klien yg mendapatkan
penanganan HIV-AIDS
Kasus IMS yg diobati 100 80 80
C. pembentukan dokter kecil 98 103,7 105
Perkembangan pembinaan dokter kecil* 100 51,7 51
sekolah sehat PSN di sekolah* 90 95,2 105
A. Jangkauan a. Jumlah kasus baru (x) 60 147,7 246
pengobatan b. Frekuensi 1,21 108 108
rawat jalan kunjungan:jml kasus
B+L+KK/B
c. BOR 60 68 114
d. LOS 4 4,07 100
e. Deteksi kasus baru dan 18 6,3 35
lama P2PTM
Hipertensi SKRT
1995:
83/1000
pddk
Jantung iskemik 3/1000
pddk
Stroke 2/1000
pddk
Gg Mental 5-14 thn 104/1000
pddk
Gg Mental >15 thn 140/1000
pddk
Kebutaan 1,47%
23
kecelakaan lalin 4,1/100000
Diabetes Melitus SKRT
1993:
1,6/1000
pddk
Neoplasma SKRT
1993:
0,5/1000
pddk
B. Pembinaan pembinaan tehnis yankes 50%
Rb/Bp/Swasta batra
pembinaan tehnis yankes 4x/thn
pembinaan apotik 1x/thn
sarkes dgn kemampuan 90%
gawat darurat
1 Emergency 5 11 55 10 50 9 45 7 35 8 40 6 30
2 Greatest member 4 10 40 11 44 12 48 4 16 7 28 6 24
3 Expanding scope 3 7 21 8 24 9 27 6 18 14 42 11 33
4 Feasibility 2 16 32 15 30 14 28 12 24 13 26 17 34
5 Policy 1 15 15 14 14 13 13 12 12 19 19 20 20
24
JUMLAH 163 162 161 105 155 141
7 8 9 10 11 12
NO Kriteria Bobot
N BN N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency 5 13 65 19 95 20 100 15 75 18 90 17 85
2 Greatest member 4 5 20 13 52 18 72 19 76 14 56 15 60
3 Expanding scope 3 17 51 19 57 20 60 18 54 13 39 12 36
4 Feasibility 2 19 38 6 12 7 14 8 16 11 22 10 20
5 Policy 1 18 18 6 6 7 7 5 5 9 9 8 8
13 14 15 16 17
NO Kriteria Bobot
N BN N BN N BN N BN N BN
1 Emergency
5 16 80 12 60 4 20 5 25 14 70
2 Greatest member
4 16 64 9 36 8 32 20 80 17 68
3 Expanding scope
3 15 45 10 30 4 12 5 15 16 48
4 Feasibility
2 9 18 18 36 4 8 20 40 5 10
5 Policy
1 10 10 11 11 17 17 16 16 4 4
25
4 Cakupan pelayanan pra usila dan usila
5 T2PM yang memenuhi syarat sanitasi
6 Rumah sehat
7 Rumah/Bangunan bebas jentik Aedes
8 Cakupan suspek tb paru
9 Penemuan kasus TB BTA(+) (Case Detection Rate)
10 Penderita kusta yang selesai berobat (RFT rate)
11 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 1
12 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi polio 4
13 Jumlah bayi yang mendapat imunisasi hepatitis B1 (0-7hari)
14 Bayi yang dapat ASI eksklusif
15 Jumlah kader terlatih
16 Pembinaan dokter kecil
17 Kasus infeksi menular seksual yang diobati
26
3.5 Analisis Penyebab Masalah
Metode yang digunakan adalah diagram sebab akibat dari ishikawa atau
tulang fish bone.
Penemua
n kasus
TB BTA +
27
3.6 Alternatif Masalah
Dalam penentuan alternatif masalah dapat menggunakan alat bantu MCUA
(Multiple Criterial Utility Assessment) dengan kriteria:
1. Dapat memecahkan masalah dengan sempurna
2. Mudah dilaksanakan
3. Murah biayanya
4. Waktu penerapan sampai masalah terpecahkan tidak lama
2 Mudah dilaksanakan 3 5 15 4 12 2 6 3 9
3 Murah biayanya 2 4 8 5 10 2 4 3 6
JUMLAH 44 38 20 38
28
BAB IV
METODE PELAKSANAAN
4.3 Visi
Meningkatkan kesadaran masyarakat akan TBC serta menanamkan pada
masyarakat perilaku yang dapat mencegah penularan TBC paru.
4.4 Misi
a. Menyelenggarakan penyuluhan TB dengan singkat pada dan jelas sehingga
masyarakat mudah memahami materi yang disampaikan.
29
b. Menyelenggarakan penyuluhan TB dengan memberikan brosur mengenai TB
agar masyarakat dapat membaca kembali dirumah.
B. Materi Penyuluhan
Terlampir
C. Metode Pelaksanaan
Strategi yang digunakan dalam penyampaian penyuluhan ini berupa
1. Sosialisasi
2. Tanya Jawab
30
3. Doorprize
31
E. Media Penyuluhan
Media Penyuluhan yang digunakan:
1. Materi SAP
2. Brosur
F. Metode Evaluasi
1. Metode Evaluasi : Tanya jawab
2. Jenis Evaluasi : Lisan
G. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan Media
Media yang digunakan dalam penyuluhan semua lengkap dan dapat
digunakan dalam penyuluhan yaitu :
Materi SAP
Brosur
b. Persiapan Materi
Materi disiapkan dalam bentuk slide show dan brosur dengan ringkas,
menarik, lengkap mudah di mengerti oleh peserta penyuluhan.
c. Persiapan Peserta
Penyuluhan mengenai TBC diberikan kepada seluruh masyarakat yang
telah diberitahukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan dapat berlangsung dengan lancar dan masyarakat
memahami materi penyuluhan yang diberikan.
b. Masyarakat memperhatikan materi yang diberikan.
c. Selama proses penyuluhan terjadi interaksi antara penyuluh dengan
masyarakat.
32
d. Kehadiran masyarakat diharapkan 80% dan tidak ada masyarakat yang
meninggalkan tempat penyuluhan selama kegiatan berlangsung.
3. Evaluasi Hasil
a. Masyarakat mampu menjelaskan dan memahami pengertian TBC.
b. Masyarakat memahami dan mengetahui bagaimana gejala – gejala
yang ditimbulkan dari penyakit TBC
c. Masyarakat mengetahui dan memahami bagaimana proses penularan
TBC.
d. Masyarakat mengetahui dan memahami cara pencegahan penyakit
TBC
e. Masyarakat mengetahui pengobatan yang tepat dan benar terhadap
penyakit TBC.
33
4.6 Rencana Anggaran Belanja Promosi Kesehatan TBC
34
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Jadi, kami dari pihak petugas puskesmas berupaya mencegah terjadinya
penularan TB dengan cara salah satunya, penyuluhan. Kami perkirakan persentase
keberhasilannya mencapai >90% jika penyuluhan yang dilakukan optimal.
Penyuluhan dikatakan optimal apabila tercapainya perubahan perilaku individu,
keluarga dan masyarakat dalam membina dan memelihara perilaku hidup sehat
dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal, terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat yang sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik,
mental dan sosial sehingga dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian,
menurut WHO tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku
perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan.
5.2 Saran
Saran yang perlu untuk disampaikan diantaranya sebagai berikut :
4.6.1 Pencegahan penularan dengan meminta warga kontak dekat dengan pasien TB
untuk segera diperiksakan kerumah sakit.
4.6.2 Edukasi mengenai pentingnya berobat teratur dapat diberikan untuk pasien
dan keluarga pasien
4.6.3 Untuk penelitian yang lebih baik diharapkan data yang ada adalah data dengan
pemeriksaan lengkap.
35
DAFTAR PUSTAKA
36