Anda di halaman 1dari 13

Konsep Dasar Komunikasi

Kelompok 6 :

1. Yohannes Panjaitan
2. Andre Kristoefel Manogi Sitorus
3. Hariadi Wahyu Nugroho
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Manusia adalah mahluk social dan memerlukan hubungan dengan orang lain dengan cara
komunikasilah manusia bisa berhubungan dengan orang lain.komunikasi dapat dilakukan secara
lisan dan tertulis,tanda-tanda,lambang-lambang. Komunikasi dilakukan baik secara tradisional
maupun modern dengan alat – alatnya pun mulai dari yang paling sederhana sampai yang
mutakhir dan canggih.

Unsur – unsur komunikasi terdiri dari sumber, komunikator,pesan,channel(saluran),

komunikan dan efek (hasil). Sumber berupa lembaga, personal dan nonlembaga/nonpersonal.
Komunikator (pengiriman pesan). Dalam proses komunikasi, komunikator dapat menjadi
komunikan dan sebaliknya. Dijelaskan pula faktor – faktor yang harus diperhatikan komunikator.
Pesan mempunyai inti pesan (tema) yang menjadi pengarah dalam mempengaruhi orang lain dan
mencoba mengubah sikap dan tingkah laku komunikasi.

Perkembangan komunikasi menberi dampak sosial terhadap masyarakat. Komunikasi


mempengaruhi perubahan perilaku, cara hidup, hidup bermasyarakat, dan nilai – nilai yang ada.
Perubahan ini tampaknya sejalan dengan perkembangan teknologi itu sendiri.

Dalam perilaku manusia komunikasi merupakan proses khusus dan bermakna karena dapat
menyatukan pemahaman antar personal.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Komunikasi Bisnis?


2. Mengapa komunikasi terjadi di dalam sebuah organisasi (perusahaan)?
3. Bentuk dasar komunikasi?
1.3 Tujuan

Makalah ini di buat dengan tujuan agar pembaca dapat :

1. Menjelaskan pengertian komunikasi bisnis

2. Membedakan komunikasi verbal dan nonverbal

3. Menjelaskan proses terjadinya komunikasi

1.4 Manfaat

Makalah ini di buat oleh kami agar kami memahami dan mengaplikasikan langsung konsep dasar
komunikasi.

PENGERTIAN KOMUNIKASI BISNIS

Pengertian Komunikasi Bisnis

Apa pengertian ‘komunikasi bisnis’? ‘Komunikasi bisnis’ diartikan sebagai komunikasi yang
terjadi dalam dunia bisnis dalam rangka mencapai tujuan dari bisnis itu (Katz, 1994). Istilah
‘bisnis’ dalam konteks ini diterjemahkan sebagai suatu organisasi perusahaan. Oleh karena itu,
Pace & Faules (1998) menggunakan istilah ‘komunikasi organisasi’ yang diartikan sebagai suatu
pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari
suatu organisasi tertentu.

Komunikasi bisnis adalah setiap komunikasi yang digunakan untuk membangun partnerships,
sumber daya intelektual, untuk mempromosikan satu gagasan; suatu produk; servis; atau suatu
organisasi, dengan sasaran untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang dijalankan. Komunikasi
Bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan eksternal bisnis tersebut.
Komunikasi yang internal termasuk komunikasi visi (perseroan/perusahaan), strategi, rencana-
rencana, kultur/budaya perusahaan, nilai-nilai dan prinsip dasar yang terdapat di perusahaan,
motivasi karyawan, serta gagasan-gagasan, dll. Komunikasi eksternal termasuk merek,
pemasaran, iklan, hubungan pelanggan, humas, hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi
bisnis, dll.
Ada beberapa alasan yang mengharuskan komunikasi terjadi di dalam sebuah organisasi, sebagai
berikut:

1. Perlunya memberikan dan diberikan informasi (pesan). Para karyawan, manajer, klien,
pelanggan, pemasok, pemerintah dan seterusnya akan berinteraksi di dalam dan dengan
organisasi. Dalam interaksi tersebut mereka memberikan dan diberikan informasi
(pesan).
2. Untuk mempengaruhi dan membantu orang lain. Antara lain bahwa para manajer perlu
memotivasi para karyawan agar mereka bersedia untuk bekerjasama dalam rangka
mencapai tujuan organisasi; para karyawan membantu para pelanggan untuk mengatasi
permasalahan mereka.
3. Pentingnya mengambil keputusan dan mengatasi masalah. Sebelum pengambilan
keputusan dan pemecahan masalah dilakukan manajer memerlukan informasi.
4. Agar dapat mengawasi dan mengendalikan organisasi serta mengevaluasi kinerja
organisasi berikut kinerja semua sumberdaya yang digunakan dalam organisasi.

Komunikasi Bisnis : Komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai
macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun non verbal.

Dua bentuk komunikasi yang lazim digunakan dalam dunia bisnis :

1. Komunikasi Verbal

Verbal Communications merupakan bentuk komoditi yang lazim digunakan untuk


menyampaikan pesan-pesan bisnis kepada pihak lain melalui tulisan ataupun lisan, bentuk
komunikasi ini memiliki struktur yang teratur dan terorganisasi dengan baik. Contoh :

 Membuat dan mengirim surat teguran kepada nasabah yang menunggak pembayarannya
 Membuat dan mengirim surat penawaran harga barang kepada pihak lain
 Membuat dan mengirim surat konfirmasi barang kepada pelanggan
 Membuat dan mengirim surat pemesan barang (order) kepada pihak lain
 Membuat dan mengirim surat aduan (claim) kepada pihak lain.
 Membuat dan mengirim surat permintaan barang kepada pihak lain
 Membuat dan mengirim surat penolakan kerja
 Membuat dan mengirim surat kontrak kerja dengan pihak lain
 Berdiskusi dalam suatu tim kerja (teamwork)
 Melakukan wawancara kerja dengan para pelamar kerja
 Mengadakan briefing dengan staf karyawan
 Melakukan presentasi proposal pengembangan perusahaan
 Melakukan teleconference dengan pihak lain

Komunikasi Bisnis yang efektif sangat tergantung pada keterampilan seseorang dalam mengirim
maupun menerima pesan. Secara umum, untuk menyampaikan pesan-pesan bisnis, seseorang
dapat mengunakan tulisan dan lisan. Sedangkan untuk menerima pesan-pesan bisnis, seseorang
dapat menggunakan pendengaran dan bacaan.

Aneka Bentuk Komunikasi verbal dalam bisnis

a. Membaca dan menulis

umumnya dalam mengirimkan pesan-pesan bisnis orang lebih senang berbicara (speaking)
daripada menulis (writing), alasannya komunikasi lisan relatif lebih mudah, praktis (efisien) dan
cepat. Meskipun demikian bukan berarti bahwa komunikasi lewat tulisan tidak penting, karena
tidak semua hal yang bisa disampaikan secara lisan.

Pesan yang sangat penting dan kompleks, lebih tepat disampaikan dengan menggunakan tulisan.

b. Mendengar dan membaca

Orang-orang yang terlibat dalam dunia bisnis cenderung lebih suka memperoleh atau
mendapatkan informasi dari pada menyampaikan informasi. Untuk melakukan hal tersebut,
mereka memerlukan keterampilan mendengar (listening) dan membaca (reading)
2. Komunikasi Nonverbal

Nonverbal communications merupakan bentuk komunikasi yang paling mendasar dalam


komunikasi bisnis. Sebelum manusia menggunakan kata-kata, menusia telah menggunakan
gerakan-gerakan tubuh, bahasa tubuh (body language) sebagai alat untuk berkomunikasi dengan
orang lain. Contoh dari komunikasi non verbal :

 Menggertakan gigi untuk menunjukan kemarahan


 Gambar pria dan wanita yang dipasang dipintu toilet untuk menunjukan kamar sesuai
dengan jenis kelamin
 Tersenyum dan berjabat tangan dengan orang lain untuk mewujudkan rasa senang,
simpati dan penghormatan
 Membuang muka untuk menunjukan sikap tidak senang atau antipati terhadap orang lain
 Menggelengka kepala untuk menunjukan sikap menolak atau keheranan.
 Mengganggukan kepala untuk menunjukan tanda setuju atau OK
 Menutup mulut dengan telapak tangan untuk menunjukan suatu kebohongan
 Ruang tunggu sebuah Bank disediakan tanpa tempat duduk untuk menunjukan bahwa
para nasabah akan dilayani dengan cepat tanpa harus menunggu lama.

Jadi dalam komunikasi nonverbal orang dapat mengambil suatu kesimpulan tentang berbagai
macam perasaan orang lain, baik rasa senang, benci, cinta, rindu dan sebagainya.

Komunikasi nonverbal penting artinya terutama dalam menyampaikan perasaan dan emosi,
mendeteksi kecurangan atau kejujuran serta sifatnya yang efisien.

Keunggulan dari komunikasi nonverbal adalah kesahihannya (reliabilitas). Hal ini berkaitan
dengan tingkat kepercayaan yang tinggi terhadap kebenaran pesan-pesan yang disampaikan
dengan menggunakan bahasa isyarat. Secara umum orang akan mudah menipu orang lain dengan
menggunakan kata-kata daripada menggunakan bahasa tubuh (bahasa isyarat)

Tujuan Komunikasi non verbal :

1. Menyediakan/memberikan informasi
2. Mengatur alur percakapan

3. Mnekspresikan emosi

4. Memberi sifat, melengkapi, menentang, atau mengembangkan pesan-pesan verbal

5. Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain

6. mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya bagaimana mengayunkan tongkat golf yang


benar dan baik.

Proses Komunikasi

Setelah kita memahami pengertian komunikasi dari dua perspektif yang berbeda, kita mencoba
melihat proses komunikasi dalam suatu organisasi. Sekarang kita mencoba memahami proses
komunikasi antarmanusia yang disajikan dalam suatu model berikut:

Proses komunikasi diawali oleh sumber (source) baik individu ataupun kelompok yang berusaha
berkomunikasi dengan individu atau kelompok lain, sebagai berikut:

1) Langkah pertama yang dilakukan sumber adalah ideation yaitu penciptaan satu gagasan
atau pemilihan seperangkat informasi untuk dikomunikasikan. Ideation ini merupakan
landasan bagi suatu pesan yang akan disampaikan.
2) Langkah kedua dalam penciptaan suatu pesan adalah encoding, yaitu sumber
menerjemahkan informasi atau gagasan dalam wujud kata-kaya, tanda-tanda atau
lambang-lambang yang disengaja untuk menyampaikan informasi dan diharapkan
mempunyai efek terhadap orang lain. Pesan atau message adalah alat-alat di mana
sumber mengekspresikan gagasannya dalam bentuk bahasa lisan, bahasa tulisan ataupun
perilaku nonverbal seperti bahasa isyarat, ekspresi wajah atau gambar-gambar.
3) Langkah ketiga dalam proses komunikasi adalah penyampaian pesan yang telah disandi
(encode). Sumber menyampaikan pesan kepada penerima dengan cara berbicara,
menulis, menggambar ataupun melalui suatu tindakan tertentu. Pada langkah ketiga ini,
kita mengenal istilah channel atau saluran, yaitu alat-alat untuk menyampaikan suatu
pesan. Saluran untuk komunikasi lisan adalah komunikasi tatap muka, radio dan
telepon. Sedangkan saluran untuk komunikasi tertulis meliputi setiap materi yang
tertulis ataupun sebuah media yang dapat mereproduksi kata-kata tertulis seperti:
televisi, kaset, video atau OHP (overheadprojector). Sumber berusaha untuk
mebebaskan saluran komunikasi dari gangguan ataupun hambatan, sehingga pesan dapat
sampai kepada penerima seperti yang dikehendaki.
4) Langkah keempat, perhatian dialihkan kepada penerima pesan. Jika pesan itu bersifat
lisan, maka penerima perlu menjadi seorang pendengar yang baik, karena jika penerima
tidak mendengar, pesan tersebut akan hilang. Dalam proses ini, penerima melakukan
decoding, yaitu memberikan penafsiran interpretasi terhadap pesan yang disampaikan
kepadanya. Pemahaman (understanding) merupakan kunci untuk melakukan decoding
dan hanya terjadi dalam pikiran penerima. Akhirnya penerimalah yang akan
menentukan bagaimana memahami suatu pesan dan bagaimana pula memberikan
respons terhadap pesan tersebut.
5) Proses terakhir dalam proses komunikasi adalah feedback atau umpan balik yang
memungkinkan sumber mempertimbangkan kembali pesan yang telah disampaikannya
kepada penerima. Respons atau umpan balik dari penerima terhadap pesan yang
disampaikan sumber dapat berwujud kata-kata ataupun tindakan-tindakan tertentu.
Penerima bisa mengabaikan pesan tersebut ataupun menyimpannya. Umpan balik inilah
yang dapat dijadikan landasan untuk mengevaluasi efektivitas komunikasi.

Faktor penghambat komunikasi antara pengirim dan penerima pesan:

Masalah dalam mengembangkan pesan,Mencakup antara lain munculnya keraugu-raguan


tentang isi pesan, kurang terbiasa dengan situasi atau asing dengan audiens, adanya pertentangan
emosi, kesulitan dalam mengekspresikan ide atau gagasan.

Masalah dalam dalam menyampaikan pesan yaitu Terkait dengan sarana fisik untuk
berkomunikasi.

Masalah dalam menerima pesan yaitu Gangguan yang umum terjadi kurangnya konsentrasi
selama melakukan komunikasi, pikiran melayang kemana-mana, memikirkan hal-hal lain diluar
yang dibicarakan.
 Masalah dalam menafsirkan pesan
 Perbedaan latar belakang
 Perbedaan penafsiran kata
 Perbedaan reaksi emosional

Komunikasi Efektif memerlukan beberapa hal :

 Persepsi
 Ketepatan
 Kredibilitas
 Pengendalian
 Keharmonisan

Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan
memperhatikan tiga hal sebagai berikut :

1. Membuat suatu pesan secara lebih hati-hati. Gunakan bahasa yang jelas, sederhana,
mudah dipahami, tidak bertele-tele, jelaskan poin-poin penting dan jangan lupa tekankan
dan telaah ulang poin-poin yang penting.
2. Meminimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara Si Pengirim dan Si Penerima pesan

HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI

Idealnya, rangsangan yang disampaikan dan yang dimaksudkan oleh pengirim pesan, berkaitan
erat dengan rangsangan yang ditangkap dan yang dipahami oleh penerima pesan. Namun,
kenyataannya tidak selalu demikian. Mengapa ? Hal itu disebabkan oleh beberapa faktor yang
disebut sebagai faktor-faktor yang menghambat komunikasi. Faktor-faktor tersebut meliputi:

1. Faktor Media :

Media di sini menyangkut saluran dan alat komunikasi yang digunakan oleh mereka yang
berkomunikasi. Jenis pesan (verbal & nonverbal) yang dikirimkan akan menentukan saluran dan
alat komunikasi yang akan digunakan, sehingga ketidaktepatan memilih media (saluran & alat)
komunikasi mudah menimbulkan kesalahpahaman.

2. Faktor Psikologi :

Hal-hal yang termasuk ke dalam faktor psikologi antara lain emosi, persepsi selektif, dan
penyaringan dari pelaku komunikasi. Bagaimana emosi (perasaan) penerima pesan pada saat
menerima pesan akan mempengaruhi bagaimana penerima pesan tersebut menafsirkan pesan itu.
Di samping itu, penerima pesan dalam proses komunikasi secara selektif (memilah & memilih)
melihat dan mendengar berdasarkan kebutuhan, motivasi, pengalaman, latarbelakang, dan
karakteristik pribadi penerima pesan itu. Juga, adanya kecenderungan pengirim pesan
merekayasa (menyaring) pesan sedemikian rupa sehingga akan tampak lebih menguntungkan di
mata penerima pesan.

3. Faktor Pendidikan :

Pendidikan di sini adalah tingkat pendidikan dari mereka yang melakukan komunikasi.
Perbedaan tingkat pendidikan mengakibatkan antara lain, perbedaan penggunaan bahasa seperti
istilah, akronim, singkatan, pilihan kata dan seterusnya, dan kondisi ini mudah menimbulkan
kesalahpahaman di antara pelaku komunikasi itu.

4. Faktor Budaya :

Yang dimaksud dengan budaya di sini adalah budaya dari pelaku komunikasi tersebut.
Perbedaan-perbedaan faktor budaya seperti bahasa, pola komunikasi nonverbal, norma,
kepercayaan dan nilai yang berakar dalam sistem budaya keseluruhan mudah dan sering
menimbulkan kesalahpahaman di antara pelaku komunikasi.

5. Faktor Mendengarkan :

Maksudnya adalah kemampuan mendengarkan dari mereka yang berkomunikasi. Dari berbagai
penelitian yang pernah dilakukan ternyata bahwa orang lebih banyak mendengarkan
dibandingkan membaca, berbicara, dan menulis.

Sebagaimana telah dibahas sebelumnya, bahwa ada perbedaan antara ‘mendengar’ dan
‘mendengarkan. ‘Mendengar’ berarti semata-mata mengambil getaran bunyi. Sementara,
‘mendengarkan’ adalah mengambil makna dari apa yang didengar. Artinya, ‘mendengarkan’
merupakan proses yang rumit dan tidak sederhana yang melibatkan empat unsur yakni,
mendengar, memperhatikan, memahami, dan mengingat.

Oleh karena itu, tidak mengherankan jika ‘mendengarkan’ merupakan masalah bagi setiap orang
yang berkomunikasi, karena adanya perbedaan individual dalam unsur-unsur ‘mendengarkan’
merupakan masalah bagi setiap orang yang berkomunikasi, karena adanya perbedaan individual
dalam unsur-unsur ‘mendengarkan’ yaitu perbedaan kemampuan mendengar, memperhatikan,
memahami, dan mengingat.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan
efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi
bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak
lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau
kegiatan. Di era globalisasi ini, tantangan seorang manajer di masa depan relatif akan semakin
sulit, karena dunia bisnis menghadapi lingkungan persaingan yang cenderung semakin turbulen.
Para manajer perlu membekali diri dengan keterampilan lintas budaya, berupa kemampuan
berinteraksi dengan berbagai ragam budaya, gaya manajemen / bisnis bangsa lain, maupun
kerjasama tim, baik intern maupun dalam suatu aliansi strategis dengan mitra bisnis. Disini peran
komunikasi bisnis menjadi semakin sangat penting, yaitu kemampuan membaca, menafsirkan
laporan dan informasi dari lingkungan. Disamping menyampaikan gagasan, baik lisan maupun
tertulis secara sistematik.

Di era e-bisnis, Komunikasi berkembang menjadi suatu bisnis tersendiri. Perkembangan sistim
informasi dan teknologi mempercepat proses Globalisasi dan memberikan peluang bagi dunia
usaha di Indonesia untuk mengembangkan usahanya, melalui berbagai kesempatan menjalin
relasi bisnis, pemasaran produk ataupun lainnya. Melalui e-bisnis, transaksi bisnis telah
dilakukan melintasi batas demi batas dan zona waktu yang hampir pada saat yang bersamaan.
Aktivitas e-bisnis di Indonesia, merupakan tantangan tersendiri bagi para manajer untuk
mengkomunikasikan bisnisnya kepada masyarakat yang mayoritas skeptis terhadap sistem
penjualan on line melalui perbaikan sistem, pemupukan tingkat kepercayaan masyarakat serta
pemberian edukasi yang berkesinambungan.
DAFTAR PUSTAKA

Purwantoro, Djoko. Komunikasi Bisnis. Jakarta : Penerbit Erlangga, 2011

http://jilastining.blogspot.co.id/2014/03/makalah-komunikasi-bisnis.html

http://cpratanto.blogspot.co.id/2012/02/konsep-dasar-komunikasi-bisnis.html

Anda mungkin juga menyukai