Anda di halaman 1dari 21

REFLEKSI KASUS April 2018

“MALNUTRISI TIPE MARASMUS”

Nama : Ery Prayudi


No. Stambuk : N 111 17 065
Pembimbing : dr. Winarny Abdullah, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ANUTAPURA
PALU
2018

1
BAB I
PENDAHULUAN

Gizi buruk di masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung


berpengaruh terhadap 60% dari 10,9 juta kematian anak dalam setiap tahunnya dan
2/3 dari kematian tersebut terkait dengan praktek pemberian makan yang tidak tepat
pada tahun pertama kehidupan.1
Nutrisi yang memadai penting pada anak usia dini untuk memastikan
pertumbuhan yang sehat, pembentukan dan fungsi organ yang memadai, sistem imun
yang kuat, serta perkembangan neurologis dan kognitif. Pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan manusia memerlukan populasi yang cukup bernutrisi yang dapat
mempelajari keterampilan baru, berpikir kritis dan memberikan kontribusi kepada
masyarakat. Kekurangan gizi pada anak mempengaruhi fungsi kognitif dan
memberikan kontribusi meningkatnya resiko tingkat kemiskinan melalui hambatan
kemampuan individu untuk menjalani kehidupan yang produktif. Selain itu,
diperkirakan bahwa lebih dari sepertiga kematian balita diakibatkan oleh kekurangan
gizi.2
Dampak jangka pendek gizi buruk pada masa balita adalah gangguan
pertumbuhan dan perkembangan otak, otot, komposisi tubuh, lemak dan protein.
Dampak jangka panjang dapat berupa rendahnya kemampuan nalar, prestasi
pendidikan, kekebalan tubuh dan produktifitas kerja. Selain itu juga meningkatkan
resiko diabetes, obesitas, penyakit jantung koroner, hipertensi, kanker, stroke dan
penuaan dini.1
Penyakit penyerta yang sering terjadi adalah infeksi saluran pernapasan akut
(ISPA), diare persisten, tuberkulosis, malaria dan HIV/AIDS. Menurut WHO lebih
dari 50% kematian bayi terkait dengan gizi kurang dan gizi buruk, oleh karena itu
masalah gizi perlu ditangani secara cepat dan tepat.3
Pada anak sakit, selain untuk tetap memelihara tumbuh kembang, pemenuhan
kebutuhan nutrisi sangat bermanfaat untuk mempercepat proses penyembuhan,

2
memperpendek masa perawatan, mengurangi terjadinya komplikasi, menurunkan
morbiditas serta dapat mencegah terjadinya malnutrisi akibat pengobatan atau
tindakan medis.1

3
BAB II
KASUS

1. IDENTITAS PENDERITA
 Nama : An. J
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Tanggal lahir : 7 April 2016
 Usia : 2 tahun
 Agama : Islam
 Tanggal masuk : 16 April 2018

2. ANAMNESIS
 Keluhan Utama :
Pertumbuhan yang tidak sesuai umur
 Riwayat penyakit sekarang :
Pasien anak laki-laki MRS diantar oleh orang tuanya dengan keluhan
keterlambatan pada masa pertumbuhan dan perkembangan anaknya, orang
tuanya merasa khawatir dengan perkembangan anaknya yang tidak sesuai
seperti anak yang lainnya, pada usia 2 tahun pasien belum dapat bicara 2 – 3
kata dan duduk. Riwayat demam (-), sakit perut (-), mual (-), muntah (-),
batuk (-), & kejang (-). Riwayat BAB & BAK lancar. Ibunya berkata bahwa
anaknya sering malas makan, untuk berat badannya tidak ada peningkatan
yang signifikan dalam 1 tahun terakhir. Pasien merupakan rujukan dari RSUD
Kabelota Donggala atas indikasi Gizi Buruk + Susp. VSD on ASD + Cerebral
Palsy.
 Riwayat penyakit sebelumnya :
Pasien belum pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya.
 Riwayat penyakit keluarga :

4
Tidak ada yang sakit seperti ini di dalam keluarga.
 Riwayat Persalinan :
Anak lahir normal dibantu oleh bidan, BBL 2300 gram, PBL 38 cm. Tidak
ada masalah saat lahir
 Anamnesis makanan :
Pasien mengkomsumsi ASI dari usia 0 – 6 bulan, susu formula 6 – 9 bulan
sekarang, makanan keluarga >1 tahun
 Riwayat Imunisasi :
- Vaksin Hepatitis B : Usia 1 bulan, 2 bulan, dan 6 bulan
- Vaksin Polio : Usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan
- Vaksin BCG : Usia 3 bulan
- Vaksin DPT : Usia 2 bulan, 4 bulan, dan 6 bulan
- Vaksin campak : Usia 9 bulan

3. PEMERIKSAAN FISIK
 Keadaan umum : Sakit sedang
 Kesadaran : Compos mentis
 Berat Badan : 6,9 Kg
 Tinggi Badan : 79,5 cm
 Lingkar Kepala : 41 cm
 Lingkar lengan atas : 12 cm
 Status Gizi : Gizi buruk (Z score < (-3) SD)
- BB/TB = (-3)
- BB/U = (-3)
- TB/U = (-3)
 Tanda Vital
- Denyut nadi : 101 kali/menit
- Suhu : 36,8 oC

5
- Respirasi : 27 kali/menit
 Kulit : Pucat (-), turgor kulit kembali normal
 Kepala : Normocephal
 Mata : Mata sedikit cekung (-/-), anemis (-/-)
 Hidung : Rhinorrhea (-)
 Mulut : Sianosis (-), lidah kotor (-), bibir kering (-)
 Tonsil : T1/T1
 Telinga : Otorrhea (-/-)
 Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
Pembesaran kelenjar tiroid (-)
 Thorax
Paru-paru
- Inspeksi : Simetris bilateral, retraksi dinding dada (-)
- Palpasi : Vokal fremitus kanan = kiri kesan normal
- Perkusi : Sonor diseluruh lapang paru
- Auskultasi : Bronkovesikuler (+/+),Ronkhi (-/-),Wheezing (-/-)
Jantung
- Inspeksi : Ictus Cordis tidak tampak
- Palpasi : Ictus Cordis teraba pada SIC V linea midclavicula
sinistra
- Perkusi : Batas atas jantung SIC II, batas kanan jantung
SIC IV linea parasternal dextra, batas kiri jantung SIC
V linea axilla anterior
- Auskultasi : Bunyi jantung I/II murni regular
 Abdomen
- Inspeksi : Tampak cekung, massa (-)
- Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
- Perkusi : Timpani di 4 kuadran abdomen

6
- Palpasi : Organomegali (-), nyeri tekan (-)
- Genital : Tidak ditemukan kelainan.
- Anggota gerak : Ekstremitas atas akral hangat (+/+), edema (-/-)
Ekstremitas bawah akral hangat (+/+), edema (-/-)
- Punggung : Skoliosis (-), Lordosis (-), Kyphosis (-)
- Otot-otot : Atrofi (+), Tonus otot baik
- Refleks : Fisiologis (+), Patologis (-)

4. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Darah Rutin Hasil Batas normal Keterangan
Tgl 16-4-2018
RBC 4,71 1012/L (4,10-5,50 1012/L) Normal
Hematocrit 37,8 % (36,0-44,0%) Normal
Platelet 349. 109/L (200-400 109/L) Normal
WBC 10,1. 109/L (5,0-15,0 109/L) Normal
Hemoglobin 12,4 g/dl (12-14 g/dl) Normal
GDS 96 mg/dl (45 – 200 mg/dl) Normal

5. RESUME
Pasien anak laki-laki MRS diantar oleh orang tuanya dengan keluhan
keterlambatan pada masa pertumbuhan dan perkembangan anaknya, orang
tuanya merasa khawatir dengan perkembangan anaknya yang tidak sesuai seperti
anak yang lainnya, pada usia 2 tahun pasien belum dapat bicara 2 – 3 kata dan
duduk. Riwayat demam (-), sakit perut (-), mual (-), muntah (-), batuk (-), &
kejang (-). Riwayat BAB & BAK lancar. Ibunya berkata bahwa anaknya sering
malas makan, untuk berat badannya tidak ada peningkatan yang signifikan dalam
1 tahun terakhir. Pada pemeriksaan fisik didapatkan Keadaan Umum: Sakit
Sedang, Kesadaran : Composmentis, BB : 6,9kg, Tinggi Badan : 79,5 cm,

7
Lingkar Kepala : 41 cm, Lingkar lengan atas : 12 cm, Denyut Nadi : 101 x/menit,
Suhu 36,80C, Pernapasan : 27 x/menit. Status Gizi BB/TB, BB/U, & TB/U
didapatkan Z Score (-3). Pada Pemeriksaan fisik didapatkan permukaan abdomen
tampak cekung dan atrofi pada otot (+). Pada Pemeriksaan Laboratorium Darah
Rutin dan Glukosa Darah Sewaktu didapatkan hasil yang normal.

6. DIAGNOSIS
Gizi Buruk kondisi V tipe Marasmus + Retardasi Mental ec Susp. Cerebral Palsy

7. TERAPI
Medikamentosa :
- Tatalaksana gizi buruk :
a. IVFD Kaen 3B 8 tpm
b. Pemberian F75 100 cc setiap 2 jam
c. Asam folat 1 mg 1 x 1 tab
d. Zink 20 mg 1 x 1 tab
Non medikamentosa :
- Tirah baring
- Menjaga asupan nutrisi yang seimbang
- Melatih perkembangan motorik anak
8. ANJURAN
- Pemeriksaan elektrolit
- Konsultasi pada Sp.KFR

FOLLOW UP
Nuri Atas, Tgl 16-4-2018
Subjek (S) : Keadaan pasien stabil, demam (-), batuk (-), mual (-), muntah
(-) nafsu makan dan minum baik

8
Objek (O) :
o Denyut Nadi : 102 kali/menit,
o Respirasi : 43 kali/menit
o Suhu : 36,60C
o Berat Badan : 6,9 kg
Assesment (A) : Gizi Buruk kondisi V tipe Marasmus + Retardasi
Mental ec Susp. Cerebral Palsy
Plan (P) :
a. IVFD Kaen 3B 8 tpm
b. Pemberian F75 100 cc setiap 3 jam
c. Asam folat 1 mg 1 x 1 tab
d. Zink 20 mg 1 x 1 tab

Nuri Atas, Tgl 17-4-2018


Subjek (S) : Keadaan pasien stabil, demam (-), batuk (-), mual (-), muntah
(-) nafsu makan dan minum baik
Objek (O) :
o Denyut Nadi : 110 kali/menit,
o Respirasi : 28 kali/menit
o Suhu : 36,80C
o Berat Badan : 6,9 kg
Assesment (A) : Gizi Buruk kondisi V tipe Marasmus + Retardasi
Mental ec Susp. Cerebral Palsy
Plan (P) :
a. IVFD Kaen 3B 8 tpm
b. Pemberian F75 100 cc setiap 3 jam
c. Asam folat 1 mg 1 x 1 tab
d. Zink 20 mg 1 x 1 tab

9
Nuri Atas, Tgl 18-4-2018
Subjek (S) : Keadaan pasien stabil, demam (-), batuk (-), mual (-), muntah
(-) nafsu makan dan minum baik
Objek (O) :
o Denyut Nadi : 108 kali/menit
o Respirasi : 24 kali/menit
o Suhu : 36,60C
o Berat Badan : 7,1 kg
Assesment (A) : Gizi Buruk kondisi V tipe Marasmus + Retardasi
Mental ec Susp. Cerebral Palsy
Plan (P) :
a. IVFD Kaen 3B 8 tpm
b. Pemberian F75 100 cc setiap 3 jam
c. Asam folat 1 mg 1 x 1 tab
d. Zink 20 mg 1 x 1 tab
e. Vitamin C 50 mg 1 x 2 Tab
f. Vitamin B Complex 1 x 1 Tab

Nuri Atas, Tgl 19-4-2018


Subjek (S) : Keadaan pasien stabil, demam (-), batuk (-), mual (-), muntah
(-) nafsu makan dan minum baik
Objek (O) :
o Denyut Nadi : 110 kali/menit
o Respirasi : 24 kali/menit
o Suhu : 36,60C
o Berat Badan : 7,4 kg
Assesment (A) : Gizi Buruk kondisi V tipe Marasmus + Retardasi
Mental ec Susp. Cerebral Palsy
Plan (P) :

10
a. Pemberian F100 160 cc setiap 3 jam
b. Asam folat 1 mg 1 x 1 tab
c. Zink 20 mg 1 x 1 tab
d. Vitamin C 50 mg 1 x 2 Tab
e. Vitamin B Complex 1 x 1 Tab

Nuri Atas, Tgl 20-4-2018


Subjek (S) : Keadaan pasien stabil, demam (-), batuk (-), mual (-), muntah
(-) nafsu makan dan minum baik
Objek (O) :
o Denyut Nadi : 100 kali/menit
o Respirasi : 28 kali/menit
o Suhu : 36,60C
o Berat Badan : 7,3 kg
Assesment (A) : Gizi Buruk kondisi V tipe Marasmus + Retardasi
Mental ec Susp. Cerebral Palsy
Plan (P) :
a. Pemberian F100 160 cc setiap 3 jam
b. Asam folat 1 mg 1 x 1 tab
c. Zink 20 mg 1 x 1 tab
d. Vitamin C 50 mg 1 x 2 Tab
e. Vitamin B Complex 1 x 1 Tab

Nuri Atas, Tgl 21-4-2018


Subjek (S) : Keadaan pasien stabil, demam (-), batuk (-), mual (-), muntah
(-) nafsu makan dan minum baik
Objek (O) :
o Denyut Nadi : 110 kali/menit
o Respirasi : 24 kali/menit

11
o Suhu : 36,60C
o Berat Badan : 7,3 kg
Assesment (A) : Gizi Buruk kondisi V tipe Marasmus + Retardasi
Mental ec Susp. Cerebral Palsy
Plan (P) :
a. Pemberian F100 160 cc setiap 3 jam
b. Asam folat 1 mg 1 x 1 tab
c. Zink 20 mg 1 x 1 tab
d. Vitamin C 50 mg 1 x 2 Tab
e. Vitamin B Complex 1 x 1 Tab

Nuri Atas, Tgl 22-4-2018


Subjek (S) : Keadaan pasien stabil, demam (-), batuk (-), mual (-), muntah
(-) nafsu makan dan minum baik
Objek (O) :
o Denyut Nadi : 108 kali/menit
o Respirasi : 28 kali/menit
o Suhu : 36,60C
o Berat Badan : 7,6 kg
Assesment (A) : Gizi Buruk kondisi V tipe Marasmus + Retardasi
Mental ec Susp. Cerebral Palsy
Plan (P) :
a. Pemberian F100 160 cc setiap 3 jam
b. Asam folat 1 mg 1 x 1 tab
c. Zink 20 mg 1 x 1 tab
d. Vitamin C 50 mg 1 x 2 Tab
e. Vitamin B Complex 1 x 1 Tab

12
Nuri Atas, Tgl 23-4-2018
Subjek (S) : Keadaan pasien stabil, demam (-), batuk (-), mual (-), muntah
(-) nafsu makan dan minum baik
Objek (O) :
o Denyut Nadi : 102 kali/menit
o Respirasi : 24 kali/menit
o Suhu : 36,20C
o Berat Badan : 7,6 kg
Assesment (A) : Gizi Buruk kondisi V tipe Marasmus + Retardasi
Mental ec Susp. Cerebral Palsy
Plan (P) :
a. Pemberian F100 200 cc setiap 3 jam
b. Asam folat 1 mg 1 x 1 tab
c. Zink 20 mg 1 x 1 tab
d. Vitamin C 50 mg 1 x 2 Tab
e. Vitamin B Complex 1 x 1 Tab

13
BAB III
DISKUSI

Pada kasus ini, gizi buruk yang dialami oleh pasien termasuk Gizi Buruk
Kondisi III tipe Marasmus. Hal ini berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik
yang dilakukan kepada pasien. Pada Anamnesis didapatkan pertumbuhan dan
perkembangan dari pasien yang tidak sesuai dengan usianya, keluhan tidak disertai
dengan gejala klinis seperti ; Syok, Letargi, dan Muntah/diare/dehidrasi. Hasil
perhitungan Antropometri pada pasien menggunakan grafik Z score didapatkan hasil
< (-3) SD yang menunjukkan bahwa berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) anak
tidak sesuai dengan umurnya, Pada pemeriksaan fisik juga didapatkan adanya
gangguan pertumbuhan, permukaan abdomen tampak cekung dan adanya atrofi otot
(+), pada hasil pemeriksaan didapatkan adanya wajah seperti orang tua (-), kelainan
kulit/rambut (-), diare berulang (-) untuk gejala lain dari Gizi Buruk tipe Marasmus,
Tidak didapatkan juga kondisi gizi buruk tipe Kwashiorkor seperti edema ringan
hingga anasarka (-), wajah moon face (-), hepatomegaly (-), gangguan saluran cerna
(-), kelainan kulit dan rambut, juga anemia (-).4
Gizi buruk dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling terkait. Secara garis
besar penyebab anak kekurangan gizi disebabkan karena asupan makanan yang
kurang atau anak sering sakit / terkena infeksi. Gizi buruk di kategorikan berdasarkan
gambaran klinisnya sebagai berikut :5
1. Marasmus
Ciri dari marasmus antara lain:
- Penampilan wajah seperti orang tua, terlihat sangat kurus
- Perubahan mental
- Kulit kering, dingin dan kendur
- Rambut kering, tipis dan mudah rontok
- Lemak subkutan menghilang sehingga turgor kulit berkurang
- Otot atrofi sehingga tulang terlihat jelas

14
- Sering diare atau konstipasi
- Kadang terdapat bradikardi
- Tekanan darah lebih rendah dibandingkan anak sehat yang sebaya
- Kadang frekuensi pernafasan menurun.

2. Malnutrisi protein (Malnutrisi protein-kalori (PCM), kwashiorkor)


Ciri dari Kwashiorkor antara lain:5
- Perubahan mental sampai apatis
- Sering dijumpai Edema
- Atrofi otot
- Gangguan sistem gastrointestinal
- Perubahan rambut dan kulit
- Pembesaran hati
- Anemia
3. Marasmus-kwashiorkor
Gambaran klinis merupakan campuran dari beberapa gejala klinis
kwashiorkor dan marasmus. Jika diukur dengan menggunakan antropometri
maka didapatkan hasil perhitungan BB/TB < -3SD. Makanan sehari-hari tidak
cukup mengandung protein dan juga energi untuk pertumbuhan yang normal.5
Pada kasus ini, anak mengalami gizi buruk karena:
a) Penyebab langsung
Penyebab langsung timbulnya kurang gizi pada anak balita adalah
makanan tidak seimbang dan pasien ini juga mendapatkan ASI hanya sampai
umur 6 bulan. Hal inilah yang dapat menyebabkan anak kekurangan gizi karena
anak hanya mendapatkan sumber nutrisi dari susu formula, yang tidak mampu
mencukupi gizi dari anak.5

15
b) Penyebab tidak langsung
Penyebab langsung yang seperti diuraikan diatas, timbul karena ketiga
faktor penyebab tidak langsung, yaitu:
(1) Tidak cukup tersedia pangan atau makanan di keluarga,
(2) Pola pengasuhan anak yang tudak memadai, dan
(3) Keadaan sanitasi yang buruk dan tidak tersedia air bersih, serta pelayanan
kesehatan dasar yang tidak memadai.
Ketiga faktor penyebab tidak langsung tersebut tidak berdiri sendiri tetapi
saling berkaitan.5
Pada kasus ini, penyebab tidak langsung memegang peranan penting
karena pasien pada kasus ini berasal dari keluarga menengah kebawah,
sehingga akan mempengaruhi ketersediaan pangan atau makanan keluarga.

16
10 Tatalaksana gizi buruk, antara lain :
1. Mengatasi / mencegah hipoglikemia
a. Apabila anak sadar dan dapat minum dapat diberikan bolus 50 ml larutan
glukosa 10% atau sukrosa 10% baik oral maupun pipa nasogastrik.
Kemudian mulai pemberian F75 setiap 2 jam untuk 2 jam pertama diberikan
¼ dari dosis makanan setiap 30 menit.
b. Apabila anak tidak sadar dapat diberikan glukosa 10% intravena (5mg/ml),
diikuti dengan 50 ml glukosa 10% atau sukrosa melalui pipa NGT.
Kemudian mulai pemberian F75. 6

17
2. Mengatasi / mencegah hipotermia
Menghangatkan anak : selain memakaikan pakaian, tutupi dengan selimut hangat
hingga kepala (kecuali wajah) atau tempatkan di dekat penghangat atau lampu
atau letakkan anak pada dada ibu lalu tutupi selimut keduanya.
3. Mengatasi / mencegah dehidrasi
Pemberian ReSoMal5 ml/kg setiap 30 menit selama 2 jam pertama, kemudian 5-
10 cc/kg selama 4-10 jam berikutnya, bila sudah rehidrasi hentikan ReSoMal
lanjutkan F75 setiap 2 jam. 6
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
Semua anak dengan malnutrisi berat mengalami kelebihan Natrium, kekurangan
Kalium dan Magnesium dan membutuhkan waku minimal dua minggu untuk
melakukan koreksi. Udem yang muncul bisa disebabkan ketidakseimbangan
elektrolit. Jangan memberikan diuretik sebagai terapi untuk udem. Diberikan
ekstra kalium 3-4 mmol/kg/hari, ekstra magnesium 0,4-0,6 mmol/kg/hari, saat
rehidrasi berikan cairan rendah natrium (ReSoMal), siapkan makanan tanpa
garam. 6
5. Mengobati / mencegah infeksi
Pemberian antibakteri spectrum luas, jika pada anak tidak terdapat komplikasi
atau infeksi tidak nyata dengan kotrimoksasol, jika anak terlihat sakit atau
terdapat komplikasi berikan ampisilin 50mg/kg/IV. 6
6. Koreksi defisiensi mikronutrien
Pemberian hari pertama :
- Vitamin A peroral (dosis untuk > 12 bulan 200.000 SI, 6-12 bulan 100.000
SI, 0-6 bulan 50.000 SI )
- Asam Folat 5 mg/hari, oral
Pemberian selama 2 minggu berikutnya :
- Suplemen vitamin
- Asam folat 1 mg/hari, oral
- Zinc 2 mg/kgbb/hari

18
- Copper 0,3 mg/kg/hari
- Preparat besi 3 mg/kgbb/hari. 6
7. Pemberian makanan
Pemberian makan sebaiknya dimulai sesegera mungkin setelah pasien masuk dan
harus dirancang untuk memenuhi kebutuhan energi dan protein secukupnya
untuk mempertahankan proses fisiologi dasar. Gambaran hal-hal penting dalam
pemberian makan pada fase stabilisasi adalah sebagai berikut : 6
- Pemberian makanan dengan porsi kecil dan sering dengan osmolaritas
rendah dan rendah laktosa
- Pemberian makan secara oral atau lewat pipa nasogastrik
- Energi : 80 – 100 kkal/kgbb/hari
- Protein : 1 – 1,5 g/kgbb/hari
- Cairan : 130 ml/kgbb/hari (100 ml/kgbb/hari bila anak mengalami edema
berat)
- Apabila anak minum ASI, lanjutkan pemberian ASI tetapi setelah formula
dihabiskan. 6
8. Mencapai tumbuh – kejar
Pada fase rehabilitasi perlu pendekatan yang baik untuk pemberian makan dalam
pencapaian asupan yang tinggi dan kenaikan berat badan yang cepat. Formula
yang dianjurkan pada fase ini adalah F100 yang mengandung 100kkal/100ml dan
2,9 g protein/100ml.
Untuk merubah dari pemberian makanan awal ke makanan kejar-tumbuh
(transisi) : 6
- Ganti formula F75 dengan F100 dalam jumlah yang sama selama 48 jam
- Kemudian volume dapat ditambah bertahap sebanyak 10-15 ml perkali (bila
sulit dalam pelaksanaannya, kenaikan volume ini dapat dilakukan per hari)
hingga mencapai 150kkal/kgbb/hari
- Energi : 100 – 150 kkal/kgbb/hari
- Protein : 2 – 3 g/kgbb/hari

19
- Bila anak masih mendapatkan ASI, tetap berikan diantara pemberian
formula. 6
9. Memberikan Stimuli fisik, sensorik dan dukungan emosional
Pada malnutrisi berat didapatkan perkembangan mental dan perilaku yang
terlambat, sehingga perlu diberikan : 6
- Perawatan dengan kasih saying
- Kegembiraan dan lingkungan nyaman
- Terapi bermain yang terstruktur 15-30 menit/hari
- Aktivitas fisik sesuai dengan kemampuan psikomotor anak
- Keterlibatan ibu (contoh kenyamanan, makan, mandi, bermain)
10. Persiapan tindak lanjut setelah perawatan
Bila anak sudah mencapaipersentil 90% BB/TB (setara -1SD) maka anak sudah
pulih dari keadaan malnutrisi, walaupun mungkin BB/U masih rendah karena
umumnya anak pendek (TB/U rendah). Pola makan yang baik dan stimulasi fisik
dan sensorik dapat dilanjutkan di rumah. Tunjukkan kepada orang tua atau
pengasuh bagaimana : 6
- Pemberian makan secara sering dengan kandungan energy dan nutrisi yang
memadai
- Berikan terapi bermain yang terstruktur
- Membawa anak kontrol secara teratur
- Memberikan imunisasi booster
- Memberikan vitamin A setiap 6 bulan.6

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Sjarif, DR,. Asuhan Nutrisi Pediatrik. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia.
2011.

2. Onis, M,. Child and Malnutrition. World Health Organization. [diakses tanggal
27 April 2018]. http://www.who.int/nutgrowthdb/jme_unicef_ who_wb. 2012.

3. Depkes RI. Petunjuk Teknis Tatalaksana Anak Gizi Buruk. Jakarta :


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009.

4. Flaherty, H,. Nutrition and Growth Measurement. Medscape Journal. [diakses


tanggal 27 April 2018]. http://www.emedicine.medscape.com/ article/1948024-
overview. 2014.

5. Kemenkes RI, Infodatin Situasi Kesehatan Anak Balita di Indonesia. Jakarta


Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2015.

6. Damayanti, RS,. Endang, DL,. Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik.


Jilid.I. Jakarta : Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2014.

21

Anda mungkin juga menyukai