Anda di halaman 1dari 21

REFARAT

STRES DAN ADAPTASI


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kepaniteraan Klinik
di Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa
RSUD UNDATA

Oleh :
ERY PRAYUDI
N 111 17 065

PEMBIMBING KLINIK:
dr. Dewi Suriany,Sp.KJ

DIBUAT DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA
RSUD UNDATA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2017

1
BAB I
PENDAHULUAN

Manusia harus selalu menyesuaikan diri dengan kehidupan dunia yang selalu
berubah-ubah. Manusia sebagaimana ia ada pada suatu ruang dan waktu,
merupakan hasil interaksi antara jasmani, rohani, dan lingkungan. Ketiga unsure
tersebut saling mempengaruhi satu dengan yang lain. Dalam segala masalah, kita
harus mempertimbangkan ketiganya sebagai suatu keseluruhan (holistic) sehingga
manusia disebut makhluk somato-psiko-sosial.1
Stres merupakan suatu tekanan atau tuntutan yang dialami individu atau
organisme agar ia beradaptasi atau menyesuaikan diri. Sumber stres disebut
dengan stresor. Stresor menyangkut faktor psikologis seperti ujian sekolah,
masalah hubungan sosial, dan perubahan hidup seperti kematian orang tercinta,
perceraian, atau pemutusan hubungan kerja (PHK). Stresor menyangkut pula
masalah sehari-hari seperti kemacetan lalu lintas dan faktor lingkungan fisik
seperti kebisingan dan suhu udara terlalu panas/dingin. Dalam batas tertentu, stres
sehat untuk diri kita, stres membantu kita untuk aktif dan waspada. Akan tetapi
stres yang sangat kuat atau berlangsung lama dapat melebihi kemampuan kita
untuk mengatasi (coping ability) dan menyebabkan distres emosional seperti
depresi atau kecemasan, atau keluhan fisik seperti kelelahan dan sakit kepala.2
Adaptasi merupakan pertahanan yang di dapat sejak lahir atau diperoleh
karena belajar dari pengalaman untuk mengatasi stress. Cara mengatasi stress
dapat berupa membatasi tempat terjadinya stress, mengurangi, atau menetralisasi
pengaruhnya.3
Bentuk yang umum dari kesalahan adaptasi dari suatu stressful life events
adalah gangguan penyesuaian. Diagnosis gangguan penyesuaian sangat umum
diberikan pada pasien. Penelitian yang dilakukan oleh Rundell JR selama 6 bulan
pada personel militer yang akan menjalani operasi, 37% di antaranya mengalami
gangguan penyesuaian. Prevalensi dalam populasi bervariasi dengan range 10 - 35
% dalam populasi. 3

2
BAB II
STRES DAN ADAPTASI
A. Stres
1. Definisi Stres
Stres merupakan suatu kondisi pada individu yang tidak menyenangkan
dimana dari hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya tekanan fisik maupun
psikologis pada individu. Kondisi yang dirasakan tidak menyenangkan itu
disebabkan karena adanya tuntutan-tuntutan dari lingkungan yang
dipersepsikan oleh individu sebagai sesuatu yang melebihi kemampuannya
atau sumber daya yang dimilikinya, karena dirasa membebani dan merupakan
suatu ancaman bagi kesejahteraannya.4
Stres adalah usaha penyesuaian diri. Bila kita tidak dapat mengatasinya
dengan baik maka akan muncul gangguan badani, perilaku tidak sehat atau pun
gangguan yang lainnya, stresor dapat muncul melalui faktor ekstrinsik seperti
mengalami PHK, tidak lulus ujian, perkawinan yang tidak harmonis,
persaingan yang.terlalu besar dan sebagainya. Stresor melalui faktor instrinsik
seperti lekas marah, terlalu bersih atau kotor, terlalu disipilin atau sembrono,
obsesif dan sebagainya.2
Semua organisme termasuk manusia, dipacu oleh stres untuk berusaha
lebih keras, tetapi semua ada batasnya. Tergantung pada kekuatan atau daya
tahan stres kita, lekas atau lambat pada suatu waktu kita tidak dapat berfungsi
lagi sebagaimana mestinya bila stres itu besar, berlangsung lama atau spesifik.
Eustres memacu kita untuk berusaha lebih keras mencapai kebutuhan atau
tujuan. Stres patologis adalah bila dalam usaha mengatasinya kita sudah tidak
dapat berfungsi dengan baik lagi, mungkin sampai dengan timbul gangguan
jiwa ataupun badan (hipertensi, gangguan jantung koroner, tukak lambung, dan
sebagainya). Apakah seseorang akan mengalami stres patologis tergantung dari
daya tahan stresnya (nilai ambang stresnya), dari besar, lama dan spesifiknya
stresor. Dunia tanpa stresor tidak mungkin, sama seperti dunia tanpa kuman.
Permasalahan bukan menghilangkan atau menghindari, tetapi bagaimana
membuat diri lebih tahan stres.2

3
2. Mekanisme dan Respon tubuh terhadap Stres
Setiap kali ada ransangan/ perubahan yang dirasakan oleh panca indra
kita, maka melalui saraf-saraf panca indra tersebut mengirimkan sinyal ke
Hypophyse (berada di dasar otak) sebagai alaram selanjutnya mengirimkan
signyalnya ke kelenjar anak ginjal untuk melepaskan hormone Adrenalin dan
Cortisol, Cortisol ini meningkatkan gula darah yang terutama digunakan otak
(berfikir/mengatur), selain itu fungsi cortisol untuk meningkatkan persediaan
bahan perbaikan sel-sel tubuh, system kekebalan tubuh, reproduksi dan
pertumbuhan serta merangsang beberapa kelenjar tubuh lainnya untuk peroses
metabolisme sedangkan Adrenaline meningkatkan denyut jantung, dan
peningkatan tekanan darah dan juga meningkatkan pasokan energi.
Jika pikiran dan tubuh selalu cemas karena stres yang berlebihan setiap hari,
lama-kelamaan tubuh akan menghadapi masalah-masalah kesehatan
serius.Tubuh akan bekerja terus menerus dalam kondisi tidak normal/ overload
yang akhirnya dapat menyebabkan:
 Gangguan Jantung
 Masalah tidur
 Masalah Pencernaan
 Depresi
 Obesitas
 Penurunan daya ingat
 Kelainan pada kulit seperti eksim dan lain-lain,
Stimulasi atau stress. Reaksi yang timbul berupa peningkatan denyut
jantung, napas yang cepat, penurunan aktivitas gastrointestinal. Sementara
sistem parasimpatis membuat tubuh kembali ke keadaan istirahat melalui
penurunan denyut jantung, perlambatan pernapasan, meningkatkan aktivitas
gastrointestinal. Perangsangan yang berkelanjutan terhadap sistem simpatis
menimbulkan respon stress yang berulang-ulang dan menempatkan sistem
otonom pada ketidakseimbangan. Keseimbangan antara kedua sistem ini sangat
penting bagi kesehatan tubuh.

4
Kelenjar adrenal berisi dua daerah yang berbeda, bagian dalam atau
medulla yang mensekresi adrenalin (epinefrin) dan noradrenalin (norepinefrin)
dan lapisan luar atau korteks yang mensekresi kortikosteroid mineral
(aldosteron) dan glukokortikoid (kortisol). Secara simultan, hipotalamus
bekerja secara langsung pada sistem otonom untuk merangsang respon yang
segera terhadap stress. Sistem otonom sendiri diperlukan dalam menjaga
keseimbangan tubuh.3

3. Penyebab Stres
1. Frustasi
Frustasi timbul bila ada aral melintang antara kita dan maksud (tujuan
kita), misalanya bila kita mau berpiknik kemudian mendadak hujan turun
atau mobil mogok. Frustasi dapat datang dari luar atau pun dari dalam.
Contoh frustasi yang datangnya dari luar antara lain, bencana alam,
kecelakaan, kematian seorang yang tercinta, peperangan, norma-norma,
adat-istiadat, kegoncangan ekonomi, diskriminasi rasial atau agama,
pengagguran, dan ketidakpastian sosial. Sedangkan frustasi yang datang
dari dalam dapat berupa cacat badaniah, kegagalan dalam usaha dan moral
sehingga penilaian diri sendiri menjadi sangat tidak enak dan merupakan
frustasi yang berhubungan dengan kebutuhan rasa harga diri.
2. Konflik
Konflik terjadi bila kita tidak dapat memilih antara dua atau lebih macam
kebutuhan atau tujuan. Memilih yang satu berarti frustasi terhadap yang
lain. Umpamanya seorang pemuda ingin menjadi dokter, tetapi sekaligus
takut akan tanggung jawab kelak bila sudah jadi dokter. Atau jika kita
harus memilih antara sekolah terus atau menikah (mengurusi rumah
tangga). Contoh lain lagi berupa konflik yang terjadi bila kita harus
memilih antara beberapa hal yang semuanya tidak kita ingini, misalnya
pekerjaan yang tidak menarik atau menganggur.

5
3. Tekanan
Tekanan sehari-hari biarpun kecil, tetapi bila bertumpuk-tumpuk dapat
menjadi stres yang hebat. Tekanan, seperti juga frustasi dapat berasal dari
dalam ataupun dari luar. Tekanan dari dalam datang dari cita-cita atau
norma-norma kita yang kita gantungkan terlalu tinggi dan kita
mengejarnya tanpa ampun, sehingga kita terus menerus berada di bawah
tekanan. Contohnya adalah orang tua yang menuntut anaknya prestasi
anaknya terlalu tinggi, istri yang setiap hari mengeluh pada suaminya
mengenai uang belanja, dan lain-lain (Maramis, 2005).
4. Krisis
Krisis adalah suatu keadaan yang mendadak menimbulkan stres pada
seorang individu ataupun suatu kelompok, seperti suatu kecelakaan,
penyakit yang memerlukan operasi, dan masuk sekolah untuk pertama
kali.
Keadaan stress dapat terjadi beberapa sebab sekaligus, misalnya frustasi,
konflik, dan tekanan.2

4. Klasifikasi Stres
Menurut Dr.Robert J. Van Amberg (1979), sebagaimana dikemukakan oleh
Prof. Dadang Hawari (2001) bahwa tahapan stress ada 6 tahapan yaitu sebagai
berikut :
a. Stress tahap pertama (paling ringan), yaitu stress yang disertai perasaan
nafsu bekerja yang besar dan berlebihan, mampu menyelesaikan pekerjaan
tanpa memperhitungkan tenaga yang dimiliki, dan penglihatan semakin
tajam.
b. Stress tahap kedua, yaitu stress yang disertai keluhan, seperti bangun pagi
tidak segar atau letih, lekas capek pada saat menjelang sore, lekas lelah
sesudah makan, tidak dapat rileks, lambung atau perut tidak nyaman,
jantung berdebar, dan punggung tegang. Hal ini karena cadangan tenaga
tidak memadai.

6
c. Stress tahap ketiga, yaitu tahapan stress dengan keluhan, seperti defekasi
yang tidak teratur, otot semakin tegang, emosional, insomnia, mudah terjaga
dan sulit tidur kembali, koordinasi tubuh terganggu, dan mau jatuh pingsan.
d. Stress tahap keempat, yaitu tahapan stress dengan keluhan, seperti tidak
mampu bekerja sepanjang hari, aktivitas pekerjaan terasa sulit dan
menjenuhkan, kegiatan rutin terganggu, gangguan pola tidur, sering
menolak ajakan, konsentrasi dan daya ingat menurun, serta timbul ketakutan
dan kecemasan.
e. Stress tahap kelima, yaitu tahapan stress yang ditandai dengan kelelahan
fisik dan mental, ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan yang sederhana
dan ringan, gangguan pencernaan berat, meningkatnya rasa takut, cemas
bingung dan panik.
f. Stress tahap keenam (paling berat), yaitu tahapan stress dengan tanda-tanda
seperti jantung berdebar keras, sesak napas, badan gemetar, dingin, dan
banyak keluar keringat, loyo, serta pingsan atau collaps.2

5. Tanda dan Gejala Stres


Daya Tahan stres atau nilai ambang stres pada setiap orang berbeda-beda.
Hal ini tergantung dari keadaan somato-psikis-sosial orang itu. Menurut teori,
setiap orang dapat saja terganggu jiwanya, asalkan stresor tersebut cukup besar,
cukup lama, atau cukup spesifik, bagaimana stabil pun kepribadian dan
emosinya. Setiap orang mempunyai cara tersendiri untuk penyesuaian diri
terhadap stresnya, karena penilaian terhadap stresornya berbeda-beda (faktor
internal & faktor eksternal); antara lain tergantung dari umur, sex, kepribadian,
inteligensi, emosi, status sosial dan pekerjaan individu.2
Stress dapat menimbulkan berbagai macam reaksi, baik reaksi terhadap
tubuh maupun terhadap psikologis. Adapun reaksi tubuh terhadap stress
sebagai berikut.
1. Sistem Pernapasan.
Pernafasan seseorang yang sedang mengalami stres dapat terganggu
misalnya nafas terasa berat dan sesak disebabkan terjadi penyempitan

7
pada saluran pernafasan mulai dari hidung, tenggorokan dan otot-otot
rongga dada. Nafas terasa sesak dan berat dikarenakan otot-otot rongga
dada (otot-otot antar tulang iga) mengalami spasme dan tidak atau
kurang elastis sebagaimana biasanya. Sehingga ia harus mengeluarkan
tenaga ekstra untuk menarik nafas. Stres juga dapat memicu timbulnya
penyakit asma (asthma bronchiale) disebabkan karena otot-otot pada
saluran nafas dan paru-paru mengalami spasme.
2. Sistem Kardiovaskular
Sistem jantung dan pembuluh darah dapat terganggu faalnya karena
stres. Misalnya, jantung berdebar-debar, pembuluh darah melebar
(dilatation) atau menyempit (constriction) sehingga yang bersangkutan
nampak mukanya merah atau pucat. Pembuluh darah tepi (perifer)
terutama di bagian ujung jari-jari tangan atau kaki juga menyempit
sehingga terasa dingin dan kesemutan. Selain daripada itu sebagian
atau seluruh tubuh terasa “panas” (subfebril) atau sebaliknya terasa
“dingin”.
3. Sistem Pencernaan
Seringkali seseorang yang stress mengalami gangguan pada sistem
pencernaannya. Misalnya, pada lambung terasa kembung, mual dan
pedih. Hal ini disebabkan karena asam lambung yang berlebihan
(hiperacidity). Dalam istilah kedokteran disebut gastritis atau dalam
istilah awam dikenal dengan sebutan penyakit maag. Selain gangguan
pada lambung tadi, gangguan juga dapat terjadi pada usus, sehingga
yang bersangkutan merasakan perutnya mulas, sukar buang air besar.
4. Sistem Perkemihan
Orang yang sedang menderita stress faal perkemihan (air seni) dapat
juga terganggu. Frekuensi untuk buang air kecil lebih sering dari
biasanya, meskipun ia bukan penderita kencing manis (diabetes
mellitus).

8
5. Sistem Muskuloskeletal
Orang yang menderita stress seringkali juga mengalami gangguan pada
otot dan tulang (musculoskeletal). Otot terasa sakit seperti ditusuk-
tusuk, pegal dan tegang. Selain itu, keluhan-keluhan pada tulang
persendian sering pula dialami, misalnya rasa ngilu atau rasa kaku bila
menggerakan anggota tubuhnya.
6. Sistem Endokrin
Gangguan pada sistem endokrin (hormonal) pada mereka yang
mengalami stress adalah kadar gula yang meninggi, dan bila hal ini
berkepanjangan bisa mengakibatkan yang bersangkutan menderita
penyakit kencing manis (diabetes mellitus). Gangguan hormonal lain
misalnya pada wanita adalah gangguan menstruasi yang tidak teratur
dan rasa sakit (dysmenorrhoe).
Sedangkan reaksi psikologis antara lain :
1. Kecemasan
Kecemasan merupakan respon yang paling umum Merupakan tanda
bahaya yang menyatakan diri dengan suatu penghayatan yang khas,
yang sukar digambarkan. Jantung berdebar, keluar keringat dingin,
mulut kering, tekanan darah tinggi dan susah tidur.
2. Kemarahan dan Agresi
Merupakan perasaan jengkel sebagai respon terhadap kecemasan yang
dirasakan sebuah ancaman. Reaksi umum lain terhadap situasi stress
yang mungkin dapat menyebabkan agresi. Agresi adalah kemarahan
yang meluap-luap, dan orang melakukan serangan secara kasar dengan
jalan yang tidak wajar.Kadang-kadang disertai perilaku kegilaan,
tindakan sadis dan usaha membunuh orang.
3. Depresi
Keadaan yang ditandai dengan hilangnya gairah dan semangat.
Terkadang disertai rasa sedih yang berkepanjangan.1

9
Berikut skala peristiwa hidup dan stres menurut Holmes dan Rahe :

10
Kategori Stres
0-149 : Tidak ada masalah berarti
150-199 : Stress ringan dengan 35% kemungkinan sakit
200-299 : Stress sedang dengan 50% kemungkinan sakit
300-lebih : Stress tinggi dengan 80% kemungkinan sakit.
Pada pengukuran skala Holmes dan Rahe kita mewawancarai pasien
tentang peristiwa hidupnya selama 1 tahun belakangan.2

11
Berikut skala peristiwa hidup dan stres menurut Miller dan Smith :

Total Skor = ______ - 20 = ________

Skor ketahanan stres


0-10 poin =memiliki ketahanan luar biasa terhadap stres
11-30 =tidak terlalu rentan terhadap stres
31-50 =cukup rentan terhadap stres
51-74 =rentan terhadap stres
75-80 =sangat rentan terhadap stress.

6. Manajemen Stres
Langkah pertama dalam menghadapi dan mengatasi stres adalah mengakui
bahwa sedang mengalami stres, kita harus menyadari apa yang sedang terjadi
dengan diri kita sendiri yaitu memperhatikan gejala-gejala dalam diri dan

12
ketahui kondisi tubuh, karena kondisi tubuh yang terganggu menimbulkan
gejala-gejala yang memberi petunjuk gangguan emosional.
Tanda-tanda stres yang perlu diperhatikan adalah :
1. Merasa gelisah dan tidak dapat bersantai
2. Menjadi lekas marah dan meledak jika ada sesuatu tidak sesuai dengan
kemauan
3. Perasaan sangat lelah atau lelah berkepanjangan
4. Sukar berkonsentrasi
5. Kehilangan minat terhadap aktivitas yang sebelumnya dinikmati
6. Menjadi khawatir dengan hal-hal yang tidak dapat selesai hanya dengan
kekhawatiran
7. Bekerja berlebihan, meskipun tidak efektif
8. Makin lama makin banyak pekerjaan yang dibawa kerumah.
9. Makin banyak merokok ataupun meminum minuman keras daripada
sebelumnya
10. Berulang kali merasa kehilangan perspektif atau memikirkan masa depan
yang suram.
Untuk mencegah stres, yang paling baik adalah mengubah sikap terhadap
stresor. Makin penting stresor kita anggap maka makin besar stres yang timbul
sebagai akibatnya. Makin santai dan relax stresor dihadapi, makin banyak
alternatif penyelesaian yang dapat dilihat, makin ringan stres itu. Berusahalah
dalam melihat keadaan secara realistik dan dalam proporsi yang sebenarnya,
belajar mendelegasikan pekerjaan pada orang lain, dan juga melakukan
relaksasi (relaksasi ringan, relaksasi progresif, atau meditasi) dapat mengurangi
gejala stres.2

13
B. Adaptasi
1. Definisi Adaptasi
Menurut Lazarus (1976) penyesuaian diri merupakan proses-proses
psikologis dimana individu mengatur atau mengatasi berbagai tuntutan atau
tekanan. Sedangkan menurut Eshun (2006) penyesuaian diri merupakan sebuah
respon individu terhadap perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya,
serta dapat membantu individu mengatasi tuntutan-tuntutan dalam kehidupan
sehari-hari. Berdasarkan pandangan Allport mengenai pengertian personality
dalam adjustment dapat diketahui bahwa setiap individu memiliki cara
penyesuaian diri yang unik terhadap lingkungannya. Hal ini berarti ada
individu yang dengan mudah dan cepatnya dapat menyesuaikan diri dan ada
individu yang Hubungan antara membutuhkan waktu lama untuk
menyesuaikan diri terhadap perubahan lingkungannya. Proses penyesuaian diri
tersebut dapat memunculkan berbagai macam emosi yang kuat, khususnya
stress emotions seperti marah, takut, cemas, merasa bersalah, dan malu. 6
Sumber gangguan jasmani (somatic) maupun psikologis adalah stress.
Apabila kita mampu mengatasi keadaan stress, perilaku kita cenderung
berorientasi pada tugas (task oriented), yang intinya untuk menghadapi
tuntutan keadaan. Namun, apabila stress mengancam perasaan, kemampuan,
dan harga diri kita, reaksi kita cenderung pada orientasi pembelaan ego (ego
defence-oriented). Penyesuaian yang berorientasi pada tugas disebut adaptasi
dan yang berorientasi pada pembelaan ego disebut “Mekanisme Pertahanan
Diri (Ego defence mechanism)”.1

2. Mekanisme Pertahanan Ego


a. Represi
Represi adalah bentuk mekanisme pertahanan ego yang paling sering kita
tahu dan yang biasa kita lakukan. Represi sendiri adalah usaha
menyingkirkan atau menekan pengalaman atau informasi yang
menimbulkan kecemasan ke bawah sadar. Mekanisme ini disebut juga
proses pelupaan.

14
b. Penolakan
Penolakan atau denial dapat disebut juga pengingkaran. Penolakan adalah
mekanisme pertahanan ego menolak situasi yang membuat tidak nyaman
atau menimbulkan kecemasan. Misalnya saja orang yang khawatir bahwa
benjolan di tubuhnya adalah kanker, malah mengingkarinya sebagai
kanker. Hal ini menjadi negatif jika pengingkaran membuatnya malah
tidak berusaha memeriksakan ke dokter.
c. Pengalihan
Pengalihan atau displacement dilakukan dengan cara mengalihkan kepada
sasaran lain, bukan sasaran yang sebenarnya dituju. Sasaran ini biasanya
lebih aman jika dibandingkan dengan sasaran yang asli. Misalnya saja
marah kepada bos. Karena takut atau tidak mungkin memarahi bos, maka
ketika pulang ke rumah, kemarahan disalurkan kepada keluarganya.
d. Proyeksi
Proyeksi juga merupakan mekanisme pertahanan ego yang dilakukan
dengan cara mengalihkan dorongan kepada orang lain. Misalnya saja
orang yang melakukan tindakan kekerasan. Ketika ditanya kenapa dia
melukai orang lain, dia menjawab, “Mereka yang mulai duluan”.
e. Fantasi
Fantasi atau berkhayal juga berfungsi mereduksi dorongan. Bentuk
pengurangan dorongan adalah dengan mengalihkan kepada bayangan yang
diciptakan dalam pikiran. Misalnya saja lamarannya ditolak, maka dia
membayangkan ada suatu saat akan diterima atau mendapatkan pengganti
yang lebih baik.
f. Rasionalisasi
Rasionalisasi adalah mekanisme pertahanan ego yang dilakukan dengan
menciptakan alasan yang membenarkan tindakan. Alasan ini berfungsi
untuk mereduksi ketegangan, karena itu juga bisa melindungi ego dari
ketegangan tersebut. Misalnya saja kita contohkan dengan seseorang yang
ditolak lamarannya terhadap seorang gadis (contoh yang di bagian fantasi),
maka ia bisa mengatakan atau berpikir bahwa ini adalah jalan untuk

15
mendapatkan yang lebih baik. Proses rasionalisasi memang kadang bisa
juga diiringi dengan fantasi.
g. Regresi
Regresi adalah mekanisme pertahanan ego yang dilakukan dengan cara
kembali atau mundur kepada tahapan perkembangan sebelumnya.
Misalnya saja anak yang ingin tetap mendapatkan perhatian dari ibu pasca
adiknya lahir. Ia berlaku seperti anak-anak, karena ingin tetap
diperhatikan.
h. Reaksi formasi
Reaksi formasi adalah bentuk mekanisme pertahanan ego yang dilakukan
dengan berlaku sebaliknya, membentuk reaksi yang dianggap baik.
Misalnya saja seorang wanita yang menyukai seorang pria. Karena rasa
gengsi, maka ia bertindak cuek, tidak perhatian, bahkan bisa seolah
membencinya.

3. Faktor Pencetus Adaptasi


Faktor-Faktor kenapa perlu melakukan Adaptasi :
a. Pada dasarnya manusia memberi memberikan respon terhadap semua
rangsangan baik positif maupun negatif
b. Setiap manusia memiliki karakteristik berbeda
c. Setiap individu tidak dapat hidup sendri ( mahluk social )
d. Setiap individu memiliki kecerdasan dan daya pikir yang berbeda.6

4. Cara Penanganan Adaptasi


a. Manusia harus mengetahui cara berkomunikasi dengan orang lain.
b. Manusia harus mengenal pola-pola tentang kasih sayang, cinta yang
dilakukan melalui hubungan secara interpersonal pada tingkat individu dan
kelompok.
c. Manusia harus meningkatkan energi agar mampu melaksanakan tujuan
untuk kelangsungan kehidupan, perkembangan, reproduksi dan keunggulan
sehingga proses ini memiliki tujuan meningkatkan respon adaptasi.6

16
5. Gangguan Penyesuaian
Gangguan penyesuaian:merupakan respon emosional terhadap peristiwa
stres. Stressor melibatkan masalah keuangan, penyakit medis, atau masalah
hubungan. Gejala harus dimulai dalam waktu 3 bulan dari stressor. Hal ini
dapat: akut (kurang 6 bulan) atau kronis (lebih dari 6 bulan).4
Gangguan penyesuaian (adjustment disorder) merupakan suatu reaksi
maladaptif terhadap suatu stresor yang dikenali dan berkembang beberapa
bulan sejak munculnya stresor, yang ditandai dengan adanya hendaya fungsi
atau tanda-tanda distres emosional yang lebih dari biasa. Gangguan ini
termasuk kelompok gangguan yang paling ringan yang dapat terjadi pada
semua usia. Orang awam menyebutnya sebagai nasib malang pribadi,
sedangkan ahli psikiatrik menyebut gangguan ini sebagai stresor psikososial.6

Kriteria diagnostik Menurut DSM-IV-TR


A.Sebuah Perkembangan gejala emosional atau perilaku dalam menanggapi
sebuah stressor diidentifikasi terjadi dalam 3 bulan dari timbulnya stressor.
B.Gejala atau perilaku ini secara klinis signifikan yang dibuktikan dengan
salah satu dari berikut:
Distress ditandai yang lebih dari apa yang diharapkan dari paparan stressor
penurunan yang bermakna dalam bidang sosial atau pekerjaan (akademik)
fungsi
C.Gangguan stres yang berhubungan dengan tidak memenuhi kriteria untuk
gangguan tertentu Axis saya yang lain dan tidak hanya merupakan eksaserbasi
gangguan Axis I atau II yang sudah ada sebelumnya.
D.Gejala tidak mewakili berkabung.
E.Setelah stressor (atau konsekuensinya) telah dihentikan, gejala tidak bertahan
selama lebih dari 6 bulan.3

Pedoman Diagnostik Menurut PPDGJ III


Diagnosis bergantung pada evaluasi terhadap hubungan antara :
a) bentuk, isi, dan beratnya gejala.

17
b) riwayat sebelumnya dan corak kepribadian dan
c) kejadian dan situasi yang “stresful” atau krisis kehidupan.
Adanya ketiga faktor diatas harus jelas dan bukti yang kuat bahwa gangguan
tersebut tidak akan terjadi seandainya tidak mengalami hal tersebut.
Manifestasi gangguan bervariasi dan mencakup afek depresi, ansietas,
campuran ansietas depresi, gangguan tingkah laku disertai adanya disabilitas
dalam kegiatan sehari-hari. Tidak ada satupun dari gejala tersebut yang spesifik
untuk mendukung diagnosis.
Onset biasanya terjadi dalam 1 bulan setelah kejadian yang “stresful” dan
gejala biasanya tidak bertahan melebihi 6 bulan, kecuali dalam hal reaksi
depresi berkepanjangan (F43.21).5

6. Penatalaksanaan Gangguan Penyesuaian


a. Farmakologi
Tujuan dari terapi obat adalah hanya untuk mengurangi gejala-gejala seperti
insomnia, ansietas dan depresi / lebih ke simtomatis. Antidepresandengan
Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI) atau Serotonin and
Norepinephrine Reuptake Inhibitor (SNRI) dan anti-ansietas dengan
(benzodiazepine) adalah obat yang paling banyak digunakan untuk
gangguan penyesuaian.
 Benzodiazepine
- Lorazepam (Dosis inisial : 2 – 3 mg PO 2-3x/hari, dosis maintenance :
1 – 2 mg PO 2-3x/hari). Pemberian IV : 2mg total atau 0,044 mg/kg,
ambil yang lebih rendah. Dosis harian bisa antara 1-10mg. Dosis harus
ditingkatkan secara perlahan untuk menghindari efek samping.
Digunakan untuk tatalaksana gejala ansietas atau ansietas yang
disebabkan depresi.
- Alprazolam (0,25 – 0,5 mg PO 3x / hari, dapat diganti dengan tablet
extended-release dengan dosis yang sama diberikan hanya 1x /
hari).12 Digunakan untuk tatalaksana sementara gejala ansietas dan
ansietas menyeluruh.

18
 Selective Serotonin Reuptake Inhibitor (SSRI)
- Sertraline (Dosis Inisial : 50mg PO 1x/hari, dosis maintenance : 50 –
200mg PO 1x/hari). Penyesuaian dosis biasa dilakukan dengan
interval minimal 1 minggu. Untuk penderita obsesif kompulsif dan
gangguan depresi mayor diperlukan pengobatan lanjut selama
beberapa bulan atau lebih.
- Kalxetin (20mg PO 1x/hari).Menghambat reuptake serotonin pada
celah sinap SSP. Absorbsi per-oral (80-95%), tidak dipengaruhi
makanan dalam lambung, kadar puncak dicapai dalam waktu 6-8 jam.
 Serotonin and Norepinephrine Reuptake Inhibitor (SNRI)
- Venlafaxine (Immediate release 75mg 1x/hari).Umumnya digunakan
untuk tatalaksana depresi, depresi dengan ansietas, ansietas
menyeluruh, dan ansitas sosial dan juga gangguan panik.3

b. Psikoterapi
Psikoterapi bertujuan mereduksi stresor, meningkatkan abilitas penyesuaian,
menciptakan suasana hati dan lingkungan yang membantu dalam adaptasi
dan penyesuaian pasien kepada stresornya. Adapun konsep psikoterapi
adalah : identifikasi stresor dan ambil keputusan apakah bisa di eliminasi
atau diminimalisir, mengklarifikasi dan menyusun ulang arti dari stresor,
mencari strategi untuk mengurangi stresor, meningkatkan kemampuan
penyesuaian pasien, dan membantu pasien dalam menangani stresor.3

19
BAB III
KESIMPULAN

1. Stres merupakan suatu kondisi pada individu yang tidak menyenangkan


dimana dari hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya tekanan fisik
maupun psikologis pada individu. Kondisi yang dirasakan tidak
menyenangkan itu disebabkan karena adanya tuntutan-tuntutan dari
lingkungan yang dipersepsikan oleh individu sebagai sesuatu yang
melebihi kemampuannya atau sumber daya yang dimilikinya, karena
dirasa membebani dan merupakan suatu ancaman bagi kesejahteraannya.
2. Eustres memacu kita untuk berusaha lebih keras mencapai kebutuhan atau
tujuan. Stres patologis adalah bila dalam usaha mengatasinya kita sudah
tidak dapat berfungsi dengan baik lagi, mungkin sampai dengan timbul
gangguan jiwa ataupun badan (hipertensi, gangguan jantung koroner,
tukak lambung, dan sebagainya).
3. Adaptasi merupakan pertahanan yang di dapat sejak lahir atau diperoleh
karena belajar dari pengalaman untuk mengatasi stress. Cara mengatasi
stress dapat berupa membatasi tempat terjadinya stress, mengurangi, atau
menetralisasi pengaruhnya.
4. Gangguan penyesuaian (adjustment disorder) merupakan suatu reaksi
maladaptif terhadap suatu stresor yang dikenali dan berkembang beberapa
bulan sejak munculnya stresor, yang ditandai dengan adanya hendaya
fungsi atau tanda-tanda distres emosional yang lebih dari biasa

20
DAFTAR PUSTAKA

1. Sadock B.J dan Sadock V.A.. Buku Ajar Psikiatri Klinis. Ed. 2. EGC :
Jakarta. 2010
2. Maramis, Willy F. Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Universitas Airlangga
Press. Surabaya. 2005
3. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Ajar Psikiatri. Ed. 2.
FKUI : Jakarta. 2013
4. Idrus F. Gangguan terkait dengan stres. FK Universitas Hassanudin
viewed 12 September 2017 @ http://med.unhas.ac.id/kedokteran/wp-
content/uploads/2016/10/Gangguan-Terkait-dengan-Stres.pdf 2016
5. Maslim, R.. Diagnosis Gangguan Jiwa : Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran Jiwa. FKUI 2011
6. Fuad T. Hubungan Antara Penyesuaian Diri Di Perguruan Tinggi Dan
Stres Psikologis Pada Mahasiswa Tahun Pertama Fakultas Psikologi
Universitas Indonesia. Universitas Indonesia viewed 12 September 2017
@http://lib.ui.ac.id/naskahringkas/2016-03/S45743-
Fitri%20Tasliatul%20Fuad 2013

21

Anda mungkin juga menyukai