PT Sumatera Anugerah Jaya Desa Lubuk Karet Dan Desa Meranti
PT Sumatera Anugerah Jaya Desa Lubuk Karet Dan Desa Meranti
MASYARAKAT BANYUASIN
Dasar Dasar dan Kornologis
MENGGUGAT penyelidikan??
PT Sumatera Anugerah Jaya
Direksi : Bapak Yasin
Chandera
Manajer : Bapak
Surat : 0015/SKU-
Muhlison
MBM/M/BA/Vlll/2016
Humas : Bapak
Lampiran : terlampir
Tasrep
peri hal : Dugaan Tindak KKN Yang
Di Lakukan Perusahaan Perkebunan Menajemen : Bapak
Armando
Kelapa sawit + Karet , PT Sumatera
Anugerah Jaya. Di Desa Meranti dan Alamat : PT Sumatera
Anugerah Jaya Di lokasi
Desa Lebuk Karet Kecamatan
Perkebunan Di Desa Lebuk
Suaktape Kabupaten Banyuasin Sum-
Karet dan Desa Meranti.
Sel Banyuasin 04,Oktober 2016
Kecamaten : Suak
Tapeh Kabupaten :
Banyuasin Sum-Sel
Jika SK HGU tersebut secara hukum batal, maka seluruh kegiatan usaha harus
dihentikan demi hukum, karena sudah tidak ada lagi alas hak yang menjadi
dasar hukum pengoperasian perusahaan.
Dengan Konsistensi nasionalisme dan Etikat yang Luhur atas kerjasama dan
Tanggung jawap Nya” saya ucap kan Terima Kasi”Billahi Taufik Walhidaya
Wassalamu’Alaikum Wr,Wb”
“MBM”
TEMBUSAN :
1) bapak kapolri di jakarta
2) kejaksaan agung di jakarta
3) komisi pemberantasan korupsi kpk
4) Komisi kepolisian indonesia
4
5) Komnas HAM
Pak Tasrep pun menjelas kan PT SAJ , mendapat kan Lahan Dari hasil
Pembelian Dari Kepala desa Desa Lebuk karet dan Kepala desa Desa meranti
6
dan Masyarakat Yang memiliki Surat kepemilikan dari Pemerinta Setepat.. Di
tambah kan lagi Oleh Bapak Humas “Sedikit Sedikit, Kalau ada masala
( Sengketa tanah ) Pihak Perusahaan Langsung Telpon memintak bantuan
Anggota Kepolisian Polres Banyuasin..Sambil tersenyum tipis.
Tadi Rencana Mau Ngadap Kando Kebetulan Kando lgi banyak Tamu Ado yg
Pengen Dindo Bincang kan Samo Kando Menyangkut Oprasional Perusahaan
Perkebunan PT SAJ ,Sumatera Anugerah Jaya yang berada Di desa lebuk
karet dan desa Meranti. Heryadi Membalas Sms Saya :
Dd kalu masalah perusahaan di desaku,,,tanye kades bae,,,die lebih tahu,,,kk
tdk ikut campur dan tdk tahu persih,,,,ape masalahnye’
https://id.scribd.com/document/377601221/260334777-Daftar-perusahaan-
Perkebunan-kelapa-sawit-dan-karet-yang-terdaptar-di-Pemerintah-daerah-
Sumsel-1
Di Jual ke PT : ….. di Kab Lebuk linggau Hasil Karet Nya : 30-50 Ton/ Bulan di
jual PT : ….. di Kab Muba.
Riwayat penelusuran :
¤Kamis tgl 4 agustus 2016 Ke Lokasi langsung ambil photo dan ketemu
Pak Tasref Humas PT Sumatera Anugerah Jaya. Di Tempat Kediaman nya Di
Desa Meranti. Menurut Keterangan Pak Tasref Selaku humas PT
SAJ .Menerang kan Kalau luwas PT SAJ ± 900 H di atas tana wilaya desa
Lebuk karet dan Desa Meranti..Yang Berbentuk Sertepikat Baru : 120 H.
Beliu mengakui Juga Kalau Prusahaan Tsb Belum di lengkapi Izin resme UKL
UPL . Pak Tasrep pun menjelas kan PT SAJ , mendapat kan Lahan Dari hasil
Pembelian Dari Kepala desa Desa Lebuk karet dan Kepala desa Desa meranti
dan Masyarakat Yang memiliki Surat kepemilikan dari Pemerinta Setepat.
Di tambah kan lagi Oleh Bapak Humas “Sedikit Sedikit, Kalau ada masala
( Sengketa tanah ) Pihak Perusahaan Langsung Telpon memintak bantuan
Anggota Kepolisian Polres Banyuasin..Sambil tersenyum tipis.
Uraiyan Peninjauwan :
14
Memahami dan memantau pelaksanaan peraturan dan hukum oleh perusahaan
perkebunan kelapa sawit di Kab Banyuasin Sum-Sel Indonesia
Mendukung advokasi mendorong perubahan sosial menuju keadilan ekologis
bersama masyarakat adat, masyarakat lokal, petani, dan buruh dalam sistem
pembangunan perkebunan kelapa sawit yang berkeadilan, berkelanjutan dan
bertanggung jawab di
“MBM”
Roni Paslah.
MBM 17 Agustus 2016
“MBM”
Roni paslah
BAGIAN PERTAMA :
Sampai dengan Desember 2013 tercatat 745 kasus konflik perkebunan kelapa
sawit._ Biasanya jumlah tersebut adalah angka tercatat berdasarkan amatan
maupun investigasi lembaga pencatat. Dan oleh karena itu selalu ada ”the dark
number” yang merupakan konflik-konflik yang tidak teramati atau terinvestigasi
sehingga tidak nampak dalam database. Dengan begitu, jumlah konflik
perkebunan kelapa sawit yang sebenarnya akan lebih banyak dari jumlah 745
kasus.
Terlepas dari jumlah kasus yang tercatat, tidak diragukan bahwa pembangunan
sektor perkebunan khususnya kelapa sawit memunculkan konflik dalam
berbagai wujud antara masyarakat dengan badan-badan usaha baik milik
negara maupun swasta.
Situasi tersebut dapat dijelaskan secara teori maupun kenyataan di lapangan.
Secara teoritis, pembangunan sektor perkebunan kelapa sawit sangat
memerlukan tanah dalam skala mega hektar sebagai faktor produksi utama,
sementara disisi lain apa yang disebut sebagai tanah yang langsung dikuasai
negara_ tidaklah sebanyak tanahtanah negara yang berada dalam penguasaan
masyarakat_. Kenyataan inilah yang menyebabkan tanah-tanah negara yang
16
berada dalam penguasaan masyarakat pun diincar untuk dijadikan lahan
proyek pembangunan perkebunan kelapa sawit. Dalam situasi itulah konflik-
konflik itu bermula yang kemudian berkembang dengan varian-varian sebab,
akibat, maupun dampaknya.
Di Tegah Erah Repolusi Mental Yang Di Canang Kan Bapak Presiden “BAPAK
IR H JOKO WIDODO”
Gunah Untuk Memerangi Tindak kejahatan Yang Mamber One Saat ini Ialah ??
KORUPSI KOLUSI DAN NEPOTISME KKN
17
Namun Fakta Dan Bukti Di Lapangan nya Berbanding Terbalik dengan
Kometmen Pemerintah Pemda Kab Banyuasin Dengan Ada nya Temuan
Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit + Karet..
PT Sumatera Anugerah Jaya ..Tepat nya Di Wilaya Desa Lebuk Karet dan
Desa Meranti Kacamatan : Suak Tape ,Kabupaten : Banyuasin,Sum-Sel. Dari
Temuan Tersebut Sangat Jelas menunjukkan bahwa masyarakat setempat
mengalami persoalan serius dan sebagian besar mengalami konflik atas tanah
dengan perusahaan perkebunan kelapa sawit. Masyarakat merasa ditipu dan
dijebak dalam kesepakatan melalui janji-janji palsu serta mengabaikan suara
mereka dalam proses pembuatan kebijakan. Dan dari sekian banyak
penyimpangan dalam pengadaan lahan yang dilakukan oleh perusahaan
perkebunan kelapa sawit,
Jika SK HGU tersebut secara hukum batal, maka seluruh kegiatan usaha harus
dihentikan demi hukum, karena sudah tidak ada lagi alas hak yang menjadi
dasar hukum pengoperasian perusahaan.
Namun pada kenyataannya di lapangan, perusahaan-perusahaan yang tidak
memenuhi kewajibannya tetap menjalankan operasi perkebunan Seperti PT
Sumatera Anugerah Jaya maka seluruh kegiatan usaha harus dihentikan demi
hukum.!!
Adapun Pihak Pihak Yang Menjadi Bagian Dari PT Sumatera Anugerah Jaya’
Yang Suda Terang Terangngan,
Melanggar Hukum atau Melawan hukum Dan Undang Undang Sehingga
Berakibat ?? Merugi Kan Negarah Seperti
Yang tertuang dalam peraturan daerah sebagaimana diamanat kan dalam
Pasal 16 Peraturan Pemerintah Nomor
97 Tahun 2012.( Aset Daerah dan Ratribusi Dari sektor perdagangan dan
Perkebunan )
Video Kesemerautan Tata Kota dan Pusat Pasar Kota kabupaten Banyuasin
SumSel..”
https://www.youtube.com/watch?v=-V1Q8QbbYT8
https://sangrajalangit99.wordpress.com/2016/08/18/checklist-legal-audit-
pembuktian-dugaan-kkn-di-tubuhperusahaan-perkebunan-pt-sumatera-
anugerah-jaya/Privat:
MBM menuntut Janji Kapolda Sum-Sel Irjen Pol, Saud Usman Nastion dan
Kejari kab Banyuasin Suwito,SH
http://beritanda.com/index.php/nasional/hukum/7383-mbm-dinas-puck-
banyuasin-diduga-korupsi-pembangunanproyek-pdam-tirta-betuah-di-talang-
kelapa#sthash.47FJJvPX.dpuf
http://beritanda.com/index.php/nasional/hukum/7383-mbm-dinas-puck-
banyuasin-diduga-korupsi-pembangunanproyek-pdam-tirta-betuah-di-talang-
kelapa#sthash.47FJJvPX.dpuf
Untuk melihat secara khusus aspek hukum usaha perkebunan kelapa sawit
terutama terhadap perusahaan perkebunan kelapa sawit yang terlibat konflik
dengan masyarakat.
Pertanyaan utama yang penting untuk diajukan dalam kajian hukum ini adalah
apakah perkebunan kelapa sawit telah memenuhi seluruh kewajiban hukum
usaha perkebunan sebagaimana disyaratkan oleh peraturan yang berlaku?
Pertanyaan ini diajukan dengan mendasarkan pada sejumlah temuan awal dari
riset empirik MBM mengenai adanya perusahaan perkebunan kelapa sawit
yang telah beroperasi namun belum/tidak memenuhi seluruh/sebagian
kewajiban hukumnya.
Namun demikian, legal audit tidak dibatasi hanya untuk bidang hukum bisnis.
Sebagai sebuah alat kajian hukum, legal audit bisa digunakan untuk memeriksa
aspek hukum untuk bidang hukum apa saja, bahkan untuk memeriksa produk-
produk legislasi.
Legal audit ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kepatuhan/pelanggaran
perusahaan terhadap aturan hukum yang berlaku, sehingga pada akhirnya
dapat dirumuskan pendapat hukum (Legal Opinion) yang menyatakan aturan
hukum mana saja yang telah dipatuhi dan aturan hukum mana saja yang telah
dilanggar.
Namun disisi lain, atensi atau perhatian terhadap group tertentu biasanya
terhadap operasi perkebunan kelapa sawit juga telah menyebabkan ratusan
bahkan ribuan keluarga kehilangan hak atas tanahnya baik yang berupa ladang
dan hutan komunal dengan luas ribuan hektar. Dampak dari usaha perkebunan
sawit juga menyebabkan kerusakan lingkungan terutama terhadap sumber-
sumber air bersih.
Situasi empirik tersebut akhirnya memicu terjadi konflik sosial yang bersifat
struktural yang memperhadapkan masyarakat korban dengan perusahaan.
Ruang lingkup legal audit meliputi pemeriksaan dokumen-dokumen formal
perusahaan yang berhubungan dengan perizinan (izin Usaha, Izin Lokasi),
dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL), Kepemilikan alas
hak atas tanah (SK HGU). Pemeriksaan dokumen-dokumen tersebut tidak
hanya melihat dan membaca isi dari dokumen, tetapi akan dilakukan verifikasi
lapangan yang dalam hal ini akan mendayagunakan hasil riset empirik
organisasi dan lembaga terkait serta catatan-catatan lapangan yang telah
disusun oleh pihak-pihak terkait dan berkepentingan diwilayah operasional
perkebunan dan pabrik beroperasi. Selanjutnya pemeriksaan dokumen akan
diperdalam dengan aksenstuasi pada masalah pengadaan/pemerolehan tanah
(land acquisition).
BAGIAN KEDUA
TINJAUAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
Mengenai Usaha Perkebunan
Audit hukum perusahaan perkebunan ini hanya akan memberikan titik tekan
sampai pada keberadaan dokumendokumen hukum perusahaan dalam
pembebasan tanah untuk perkebunan, sehingga bagian ini akan lebih banyak
menggambarkan aturan-aturan pertanahan. Karena perusahaan contoh audit
hukum ini adalah perusahaan yang telah lama mengoperasikan usaha
perkebunan dan perusahaan yang baru melakukan usaha perkebunan, maka
27
audit hukum ini akan melibatkan aturan-aturan yang berlaku pada saat usaha-
usaha perkebunan tersebut mulai beroperasi.
Dalam khazanah hukum Indonesia, skema Penanaman modal terbagi atas dua
yaitu pertama Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN) dan kedua Penanaman Modal Asing (PMA).
Penanaman Modal Dalam Negeri tunduk kepada
UU No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri (UU PMDN)
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No. 12 Tahun 1970.
Sedangkan Penanaman modal dalam rangka Penanaman Modal Asing tunduk
28
pada Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (UU
PMA), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 11 Tahun 1970.
Kedua aturan UU tersebut saat ini telah dicabut oleh UU Nomor 25 Tahun 2007
Tentang Penanaman Modal (UU PM) yang tidak lagi memisahkan antara PMA
dengan PMDN. Berdasarkan Pasal 18 UU PMA, setiap izin penanaman modal
asing ditentukan jangka waktu berlakunya yang tidak melebihi 30 (tiga puluh)
tahun. Sementara itu pada Bab V. tentang Batas Waktu Berusaha, UU PMDN
mengatur waktu berusaha bagi perusahaan asing, baik perusahaan baru
maupun lama, dibatasi sebagai berikut :
Dalam bidang perdagangan pada tanggal 31 Desember 1977.
Dalam bidang industri berakhir pda tanggal 31 Desember 1997.
Dalam bidang-bidang usaha lainnya akan ditentukan lebih lanjut oleh
Pemerintah dengan batas waktu antara 10 dan 30 tahun.
Jikalau Jangka waktu berusaha yang ditentukan bagi perusahaan asing
berakhir, maka warga-negara asing yang bersangkutan dapat melanjutkan
berusaha dengan jalan antara lain:
Mengalihkan modalnya ke bidang usaha lain yang batas waktu berusahanya
belum berakhir;
Departemen Keuangan;
Kepala badan Pertanahan Nasional untuk penyelesaian hak-hak atas tanah;
Gubernur Kepala Daerah Tingkat I cq. BKPMD yang bersangkutan untuk
koordinasi penyelesaian izin lokasi.
Apabila penanaman modal telah memperoleh Surat Persetujuan Penanaman
Modal, setelah dipenuhi persyaratan yang ditetapkan, maka :
Ketua BKPM atas nama Menteri yang bersangkutan mengeluarkan :
Angka Pengenal Importir terbatas;
Keputusan Pemberian Fasilitas/Keringanan Pajak dan Bea Masuk;
Izin kerja bagi Tenaga Kerja Asing Pendatang yang diperlukan;
Izin Usaha Tetap.
30
Gubernur Kepala daerah Tingkat I mengeluarkan Izin Lokasi yang disiapkan
oleh Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional setempat;
Calon penanam modal yang akan mengadakan usaha dalam rangka Undang-
undang Nomor 1 Tahun 1967 sebagaimana telah diubah dengan Undang-
undang Nomor 11 tahun 1970 mempelajari lebih dahulu daftar Bidang Usaha
Yang Tertutup Bagi Penanaman Modal yang berlaku sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 1 ayat (1), dan apabila diperlukan penjelasan lebih lanjut dapat
menghubungi BKPM;