Anda di halaman 1dari 13

“PANDUAN INSTRUMEN PENELITIAN ”

METODOLOGI PENELITIAN KUANTITATIF


(AKPC 5403)

Disusun oleh:
Erawan (A1C515005)
Mirza Arifiannuur (A1C515011)
M. Anwar Mubaraq (A1C515009)
M. Hafizh Syaukani (A1C515207)
M. Rezky Firdaus (A1C515208)
Putri Ayu SB (A1C515014)
Riska Nita (A1C515019)
Siti Azkia (A1C515020)

Dosen Pengampu:
Maya Istyadji, M.Pd
Rasidah, S.Pd, M.Sc

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN IPA


JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARMASIN
MEI
2018
BAB I
PENDAHULUAN

Data adalah catatan atas kumpulan fakta. Data yang dipakai dalam suatu penelitian
adalah data yang benar dan dapat dipercaya, karena jika data yang digunakan salah akan
menghasilkan informasi yang salah. Dalam kaitan pengumpulan data, seorang peneliti haruslah
membuat dan memiliki instrumen penelitian yang berfungsi sebagai alat untuk mengumpulkan
data. Tanpa instrumen penelitian, peneliti dianggap gagal dalam penelitian ilmiah. Seorang
peneliti tanpa instrumen penelitian tidak dapat memperoleh hasil yang akurat. Penelitian
sebagai suatu cara ilmiah dalam menyelesaikan masalah, akan selalu berhubungan dengan
instrumen pengumpulan data. Tanpa instrumen yang tepat, penelitian tidak akan menghasilkan
sesuatu yang diharapkan karena penelitian membutuhkan data empiris, dan data tersebut hanya
mungkin diperoleh melalui instrumen dan teknik pengumpulan data yang tepat. Dengan
demikian instrumen penelitian dapat menentukan kualitas penelitian itu sendiri. Oleh sebab itu,
instrumen penelitian harus disusun dengan baik sesuai dengan kaidah-kaidah penelitian ilmiah.
Berdasarkan pembahasan diatas didapatkan rumusan masalah yaitu :
1. Apa pengertian instrumen penelitian?
2. Apa saja jenis-jenis intrumen penelitian?
3. Bagaimana langkah-langkah menyusun instrumen penelitian?
4. Bagaimana kriteria instrumen yang baik?
5. Apa saja jenis-jenis uji dalam penelitian?

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen
penelitian sangat erat kaitannya dengan teknik pengumpulan data. Setiap teknik
pengumpulan data akan memiliki bentuk instrumen yang berbeda pula. Perlu kita pahami,
tidak semua instrumen cocok digunakan dalam semua jenis penelitian. Instrumen yang
dapat digunakan sangat tergantung pada jenis data yang diperlukan sesuai dengan masalah
penelitian. Oleh karena itu, sebelum kita menetapkan instrumen penelitian, maka terlebih
dahulu kita perlu memahami jenis data yang akan kita kumpulkan dalam penelitian.
Menurut Nana Sujana dan Ibrahim (1989) dalam Wina Sanjaya (2013), untuk
menghasilkan data yang akurat, ada beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam menyusun instrumen penelitian:
1. Masalah dan variabel yang diteliti termasuk indikator variabel, harus jelas dan spesifik,
sehingga dapat dengan mudah menetapkan jenis-jenis instrumen yang diperlukan.
2. Sumber data atau informasi baik jumlah maupun keragamannya harus diketahui
terlebih dahulu, sebagai bahan dasar dalam menentukan isi, bahasa, sistematika, dan
sistematika item dalaminstrumen penelitian.
3. Keterangan dalam instrumen itu sendiri sebagai alat pengumpul data baik dari keajekan,
kesahihan, maupun objektivitasnya.
4. Jenis data yang diharapkan dari penggunaan instrumen harus jelas, sehingga peneliti
dapat memperkirakan cara analisis data guna memecahkan masalah penelitian.
5. Mudah dan praktis digunakan, tetapi dapat menghasilkan data yang diperlukan.

B. Jenis-jenis Instrumen Penelitian


1. Tes
a. Pengertian
Tes adalah instrumen atau alat untuk mengumpulkan data tentang kemampuan
subjek peneliti dengan cara pengukuran, misalnya untuk mengukur kemampuan
subjek penelitian dalam menguasai nateri pelajaran tertentu digunakan tes tertulis
tentang materi tersebut.
b. Kriteria Tes
1) Reliabilitas Tes
Tes sebagai instrumen atau alat pengumpul data dikatakan reliabel manakala tes
tersebut bersifat handal. Tes yang handal adalah tes yang dapat mengumpulkan
data sesuai dengan kemampuan subjek yang sesungguhnya, yang tidak
terpengaruh oleh situasi dan kondisi termasuk oleh letak geografis.
2) Validitas Tes
Tes sebagai instrumen untuk mengumpulkan data dikatakan valid manakala tes
itu bersifat sahih, atau item-item tes mampu mengukur apa yang hendak diukur.
Terdapat dua cara uji validitas yaitu, validitas logis dan validitas empiris.
Validitas logis diperoleh dengan cara judgment ahli yang kompeten. Validitas
empiris adalah validitas yang diperoleh melalui uji coba tes pada sejumlah
subjek yang memiliki karakteristik yang diasumsikan sama dengan subjek
penelitian.

2. Angket (Quisioner)
a. Pengertian
Angket adalah instrumen penelitian berupa daftar pertanyaan atau pernyataan
secara tertulis yang harus dijawab atau diisi oleh responden sesuai dengan petunjuk
pengisiannya. Angket dapat digunakan peneliti untuk penelitian kualitatif maupun
kuantitatif.
Sebagai instrumen penelitian, angket memiliki kelebihan di antaranya sebagai
berikut:
1. Angket dapat digunakan untuk mengumpulkan data dari sejumlah responden
atau sumber data yang jumlahnya cukup besar.
2. Data yang terkumpul melalui angket akan mudah dianalisis.
3. Responden akan memiliki kebebasan untuk menjawab setiap pertanyaan
sesuai dengan keyakinannya.
4. Responden tidak akan terburu-buru menjawab setiap pertanyaan, pengisian
angket tidak terlalu terikat oleh waktu.
Angket juga memiliki kelemahan, di antaranya:
1. Belum menjamin responden akan memberikan jawaban tepat sesuai dengan
keyakinannya.
2. Angket hanya mungkin dapat digunakan oleh responden yang dapat membaca
dan menulis.
3. Angket hanya dapat menggali masalah yang terbatas.
4. Kadang-kadang ada responden yang tidak bersedia untuk mengisi angket
karena alasan kesibukan dan, atau alasan pribadi lainnya.
b. Langkah-langkah Menyusun Angket
Beberapa petunjuk cara menyusun angket:
1. Buatlah kata pengantar terlebih dahulu secara singkat sebelum pertanyaan-
pertanyaan angket disusun.
2. Buatlah petunjuk cara pengisian angket dengan jelas dan ringkas.
3. Hindari istilah-istilah yang dapat menimbulkan salah pengertian.
4. Rumuskan dalam kalimat yang singkat, jelas, dan sederhana, sehingga tidak
menguras tenaga dan pikiran responden ketika membaca angket.
5. Sebaiknya setiap pertanyaan hanya mengandung satu persoalan yang
ditanyakan.
6. Apabila ada kata-kata yang memerlukan penekanan, makia sebaiknya diberi
tanda, seperti dengan menebalkan kata atau kalimat, menggaris bawahi, atau
menulikan dalam warna yang berbeda kata tersebut.
7. Pertanyaan setiap item angket tidak menggiring pada jawaban yang diinginkan
peneliti.
8. Angket harus dibuat semenarik mungkin.
3. Wawancara (Interview)
Wawancara (interview) adalah teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan
cara dialog baik secara langsung (tatap muka) maupun melalui saluran media tertentu
antara pewawancara dengan yang diwawancarai sebagai sumber data. Wawancara
merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian
kualitatif.
4. Observasi
a. Pengertian
Observasi adalah teknik pengumpulan data dengan cara mengamati secara
langsung maupun tidak tentang hal-hal yang diamati dan mencatatnya pada alat
observasi.
b. Instrumen Observasi
1) Check List
Check list atau daftar cek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari
semua aspek yang diamati. Dengan pedoman tersebut observer (pengamat)
memberi tanda cek (√) untuk menentukan “ada atau tidak ada” sesuatu
berdasarkan hasil pengamatannya.
2) Rating Scale (Skala Penilaian)
Skala penilaian (rating scale) adalah instrumen observasi yang berisi tentang
segala aspek yang diobservasi yang dikategorikan dalam bentuk skala yang
dijadikan pedoman oleh observer untuk menentukan beberapa aspek yang
diobservasi itu berada dalam rentangan tertentu.

C. Langkah-langkah Menyusun Instrumen Penelitian


Dalam menyusun instrumen disarankan mengikuti langkah-langkah berikut.
1. Analisis Variabel Penelitian
Menganalisis setiap variabel menjadi subvariabel kemudian mengembangkannya
menjadi indikator-indikator merupakan langkah awal sebelum instrumen itu
dikembangkan.
2. Menetapkan Jenis Instrumen
3. Jenis instrumen dapat ditetapkan manakala peneliti sudah memahami dengan pasti
tentang variabel dan indikator penelitiannya. Satu variabel mungkin hanya
memerlukan satu jenis instrumen atau meungkin memerlukan lebih dari satu jenis
instrumen.
4. Menyusun Kisi-kisi atau Layout Instrumen
Kisi-kisi instrumen diperlukan sebagai pedoman dalam merumuskan item instrumen.
Dalam kisi-kisi itu harus mencakup ruang lingkup materi variabel penelitian, jenis-
jenis pertanyaan, banyaknya pertanyaan, serta waktu yang dibutuhkan. Selain itu,
dalam kisi-kisi juga harus tergambarkan indikator atau abilitas dari setiap variabel.
Misalnya, untuk menentukan prestasi belajar atau kemampuan subjek penelitian,
diukur dari tingkat pengetahuan, pemahaman, aplikasi, dan sebagainya.
5. Menyusun Item Instrumen
Berdasarkan kisi-kisi yang telah disusun, langkah selanjutnya adalah menyusun item
pertanyaan sesuai dengan jenis instrumen yang akan digunakan.
6. Mengujicobakan Instrumen
Uji coba instrumen perlu dilakukan untuk mengetahui tingkat reabilitas dan validitas
serta keterbacaan setiap item. Mungkin saja berdasarkan hasil uji coba ada sejumlah
item yang harus dibuang dan diganti dengan item yang baru, setelah mendapat
masukkan dari subjek uji coba.

D. Kriteria Instrumen yang Baik


Menurut Sevilla (1988) dalam Husein Umar (2013), paling tidak ada lima kriteria agar
instrumen pengumpulan data dapat dikatakan baik, yaitu:
1. Reliabilitas
Reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau keakuratan yang ditunjukkan
oleh instrumen pengukuran. Pengujiannya dapat dilakukan secara internal dan
eksternal. Pengujian secara internal adalah pengujian dengan menganalisis
konsistensi butir-butir yang ada. Sedangkan pengujian secara eksternal dapat
dilakukan dengan test-retest.
a. Konsistensi Butir
Buatlah dua instrumen yang butir-butir pertanyaan atau pernyataannya
ekuivalen. Mislanya: “Berapa tahun usia anda?” adalah sama saja dengan
“Anda lahir tahun berapa?” Lakukan pengujian dua instrumen ini pada
responden dan waktu yang sama, tetapi sekali saja. Selanjutnya korelasikan
data dari kedua instrumen itu. Bila korelasinya positif dan signifikan, maka
instrumen dinyatakan reliabel.
b. Test-Retest
Cara ini adalah dengan mencobakan instrumen beberapa kali kepada
responden. Reliabilitas diukur dari koefisien korelasi antara percobaan dan
berikutnya. Bila koefisien korelasi positif dan signifikan maka instrumen
dinyatakan reliabel.
2. Validitas
Validitas dalam penelitian dijelaskan sebagai suatu derajat ketepatan alat ukur
penelitian tentang isi atau arti sebenarnya yang diukur. Paling tidak yang dapat kita
lakukan dalam menetapkan validitas suatu instrumen pengukuran adalah
menghasilkan derajat yang tinggi dari kedekatan data yang diperoleh dengan apa
yang kita yakini dalam pengukuran. Untuk menguji validitas instrumen, ada tiga
komponen yang harus dilakukan, yaitu:
a. Pengujian Validitas Konstruksi
Instrumen yang telah dikonstruksi mengenai aspek-aspek yang akan diukur
dengan berlandasan teori selanjutnya didiskusikan dengan ahli minimal tiga
orang. Selanjutnya lakukan uji coba instrumen pada sampel sekitar 30
responden dari populasi yang akan dipakai. Setelah data ditabulasikan maka
uji validitas konstruksi dilakukan dengan cara mengorelasikan antar skor item
instrumen.
b. Pengujian Validitas Isi
Untuk instrumen dalam bentuk tes, pengujian validitas isi dapat dilakukan
dengan membandingkan antara isi instrumen dengan materi yang telah
diajarkan. Untuk instrumen dalam bentuk non tes, dapat dilakukan dengan
membandingkan antara isi instrumen dengan rancangan atau program yang
telah disiapkan. Pada tiap instrumen terdapat butir-butir pertanyaan maupun
pernyataan.
c. Pengujian Validitas Eksternal
Pengujian validitas eksternal dilakukan dengan cara membandingkan antara
kriteria yang ada pada instrumen dengan fakta-fakta empiris yang terjadi di
lapangan.
3. Sensitivitas
Sensivitas dalam penelitian dijelaskan sebagai kemampuan suatu instrumen untuk
melakukan diskriminasi yang diperlukan untuk masalah penelitian. Bila reliabilitas
dan validitas suatu tes tinggi, maka tampaknya tes tersebut juga sensitif,
mempertajam perbedaan dalam derajat variasi-variasi karakteristik yang diukur.
4. Objektivitas
Objektivitas adalah sebagai derajat dimana pengukuran yang dilakukan bebas dari
pendapat dan penilaian subjektif, bebas dari bias dan perasaan orang-orang yang
menggunakan tes.
5. Fisibilitas
Fisibilitas berkenaan dengan aspek-aspek keterampilan, penggunaan sumber daya
dan waktu. Ada beberapa tes tertentu yang hanya menuntun keterampilan
minimum dalam menyusun dan menganalisis hasil tes, tetapi yang menuntut
keterampilan yang lebih tinggi. Juga mengenai biaya dan waktu, dapat menjadi
kendala dalam penelitian, sehingga perlu pertimbangan-pertimbangan agar
penelitian disesuaikan dengan kemampuan.

E. Jenis-jenis Uji Statistik dalam Penelitian


1. Uji Kolmogorov Smirnov
a. Pengertian
a) Uji Kolmogorov Smirnov merupakan pengujian normalitas yang banyak dipakai,
terutama setelah adanya banyak program statistik yang beredar.
b) Kelebihan dari uji ini adalah sederhana dan tidak menimbulkan perbedaan
persepsi di antara satu pengamat dengan pengamat yang lain, yang sering terjadi
pada uji normalitas dengan menggunakan grafik.
c) Konsep dasar dari uji normalitas Kolmogorov Smirnov adalah dengan
membandingkan distribusi data (yang akan diuji normalitasnya) dengan distribusi
normal baku.
d) Distribusi normal baku adalah data yang telah ditransformasikan ke dalam bentuk
Z-Score dan diasumsikan normal.
e) Jadi sebenarnya uji Kolmogorov Smirnov adalah uji beda antara data yang diuji
normalitasnya dengan data normal baku.

b. Tujuan
Uji Kolmogorov-Smirnov (Chakravart, Laha, dan Roy, 1967) biasa digunakan
untuk memutuskan jika sampel berasal dari populasi dengan distribusi
spesifik/tertentu.
c. Kesimpulan
Hipotesis pada uji Kolmogorov-Smirnov adalah sebagai berikut:
H0 : data mengikuti distribusi yang ditetapkan
Ha : data tidak mengikuti distribusi yang ditetapkan

2. Uji T Berpasangan
a. Pengertian
Uji-t menilai apakah mean dan keragaman dari dua kelompok berbeda secara
statistik satu sama lain. Analisis ini digunakan apabila kita ingin membandingkan
mean dan keragaman dari dua kelompok data, dan cocok sebagai analisis dua
kelompok rancangan percobaan acak.
b. Tujuan
Uji t berpasangan (paired t-test) biasanya menguji perbedaan antara dua
pengamatan. Uji t berpasangan biasa dilakukan pada Subjek yang diuji pada situasi
sebelum dan sesudah proses, atau subjek yang berpasangan ataupun serupa.
Misalnya jika kita ingin menguji banyaknya gigitan nyamuk sebelum diberi lotion
anti nyamuk merk tertentu maupun sesudahnya.
c. Kesimpulan
Hipotesis pada uji-t berpasangan yang digunakan adalah sebagai berikut:
H0: D = 0 (perbedaan antara dua pengamatan adalah 0)
Ha: D ≠ 0 (perbedaan antara dua pengamatan tidak sama dengan 0)
3. Uji T Tidak Berpasangan
a. Pengertian
Prosedur uji t untuk sampel bebas dengan membandingkan rata-rata dua kelompok
kasus, kasus yang diuji bersifat acak. Metode yang digunakan untuk menguji
kesamaan rata-rata dari dua populasi yang bersifat independen, dimana peneliti
tidak memiliki informasi mengenai ragam populasi. Independen maksudnya adalah
bahwa populasi yang satu tidak dipengaruhi atau sumber data berasal dari subjek
yang berbeda.
b. Tujuan
1) Mahasiswa mampu melakukan dan menginterpretasikan hasil uji t tidak
berpasangan
2) Mahasiswa mampu melakukan dan menginterpretasikan hasil uji Mann
Whitney

4. Wikoxon
a. Pengertian
Uji perangkat bertanda wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-hasil
pengamatan yang berpasangan dari dua data apakah berbeda atau tidak.
b. Tujuan
Uji perangkat bertanda wilcoxon digunakan untuk menganalisis hasil-hasil
pengamatan yang berpasangan dari dua data apakah berbeda atau tidak.

5. Mann Whitney
a. Pengertian
Uji Mann-Whitney merupakan alternatif bagi uji-t. Uji Mann Whitney merupakan
uji non-parametrik yang digunakan untuk membandingkan dua mean populasi
yang berasal dari populasi yang sama. Uji Mann-Whitney juga digunakan untuk
menguji apakah dua mean populasi sama atau tidak.
b. Tujuan
Uji Mann-Whitney biasanya digunakan dalam berbagai bidang, terutama lebih
sering dalam Psikologi, medik/perawatan dan bisnis. Misalnya, pada psikologi, uji
Mann-Whitney digunakan untuk membandingkan sikap dan perilaku, dan lain-
lain. Dalam bidang pengobatan, uji Mann-Whitney digunakan untuk mengetahui
efek obat apakah sama atau tidak, selain itu juga bisa digunakan untuk menguji
apakah obat tertentu dapat menyembuhkan penyakit atau tidak. Dalam Bisnis, uji
Mann-Whitney dapat digunakan untuk mengetahui preferensi orang-orang yang
berbeda.
c. Kesimpulan
Asumsi yang berlaku dalam uji Mann-Whitney adalah:
a) Uji Mann-Whitney mengasumsikan bahwa sampel yang berasal dari populasi
adalah acak.
b) Pada uji Mann-Whitney sampel bersifat independen (berdiri sendiri).
c) Skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal.
Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: tidak ada perbedaan distribusi skor untuk populasi yang diwakilkan oleh
kelompok eksperimen dan control.
Ha: Skor untuk kelompok eksperimen secara statistik lebih besar daripada skor
populasi kelompok control.
a. One Way Annova
b. Pengertian
ANOVA merupakan lanjutan dari uji-t independen dimana kita memiliki dua
kelompok percobaan atau lebih.
c. Tujuan
ANOVA biasa digunakan untuk membandingkan mean dari dua kelompok sampel
independen (bebas)
d. Kesimpulan
Asumsi yang digunakan adalah subjek diambil secara acak menjadi satu kelompok
n. Distribusi mean berdasarkan kelompok normal dengan keragaman yang sama.
Ukuran sampel antara masing-masing kelompok sampel tidak harus sama, tetapi
perbedaan ukuran kelompok sampel yang besar dapat mempengaruhi hasil uji
perbandingan keragaman. Hipotesis yang digunakan adalah:
H0: µ1 = µ2 … = µk (mean dari semua kelompok sama)
Ha: µi <> µj (terdapat mean dari dua atau lebih kelompok tidak sama)

6. Friedman
a. Pengertian
Uji Friedman merupakan metode di dalam statistika nonparametrik yang
digunakan untuk melakukan analisis ragam 2-arah (two way analysis of variance).
Friedman Test mensaratkan tidak ada ulangan (replication) bagi perlakuan yang
diberikan kepada unit-unit percobaan. Maksudnya, hanya ada tepat 1 (satu)
pengamatan untuk setiap perlakuan di dalam setiap blok. Selain itu, perlakuan
yang digunakan setidak-tidaknya sebanyak 3 perlakuan.
b. Tujuan
Friedman Test digunakan manakala seseorang tidak mempertimbangkan asumsi
kenormalan dari distribusi sampel. Bisa juga, ketika asumsi-asumsi yang
dibutuhkan oleh metode 2-way ANOVA parametrik tidak terpenuhi. Atau, apabila
data hasil pengamatan berupa ranking-ranking (misal pada uji organoleptik, dll.),
maka Friedman Test lebih tepat digunakan, karena data berupa ranking tergolong
tipe data ordinal, sehingga metode parametrik tidak tepat untuk diterapkan.
c. Kesimpulan
Metode padanan di dalam statistika parametrik bagi Friedman Test adalah Analisis
Ragam 2-arah (2-way ANOVA)
7. Kruskal Walls
a. Pengertian
Kruskal-Wallis test dikembangkan oleh Kruskal dan Wallis. Uji Kruskal-Wallis
adalah uji nonparametrik yang digunakan untuk membandingkan tiga atau lebih
kelompok data sampel.
b. Tujuan
Uji Kruskal-Wallis digunakan ketika asumsi ANOVA tidak terpenuhi. ANOVA
adalah teknik analisis data statistik yang digunakan ketika kelompok-kelompok
variabel bebas lebih dari dua. Pada ANOVA, kita asumsikan bahwa distribusi dari
masing-masing kelompok harus terdistribusi secara normal. Dalam uji Kruskal-
Wallis, tidak diperlukan asumsi tersebut, sehingga uji Kruskal-Wallis adalah uji
distribusi bebas. Jika asumsi normalitas terpenuhi, maka uji Kruskal-Wallis tidak
sekuat ANOVA.
c. Kesimpulan
Penyusunan hipotesis dalam uji Kruskal Wallis adalah sebagai berikut:
H0 : sampel berasal dari populasi yang sama (µ1 = µ2 = … = µk)
Ha : sampel berasal dari populasi yang berbeda (µi = µj)
Uji Kruskal Wallis harus memenuhi asumsi berikut ini:
a) Sampel ditarik dari populasi secara acak
b) Kasus masing-masing kelompok independen
c) Skala pengukuran yang digunakan biasanya ordinal
8. Chi Square
a. Pengertian
Teknik uji Chi Square pertama kali diperkenalkan oleh karl Pearson untuk menguji
keselarasan.
b. Tujuan
Pengujian dilakukan untuk memeriksa ketergantungan dan homogenitas kedua
prosedur tersebut meliputi perbandingan frekuensi yang teramati dengan frekuensi
yang diharapkan bila hipotesis nol yang ditetapkan benar
c. Kesimpulan
Hipotesis Null: Distribusi frekuensi beberapa kejadian yang diamati pada sebuah
sampel konsisten dengan distribusi teoritis tertentu.
9. Fisher
a. Pengertian
Uji exact Fisher digunakan ketika Anda memiliki dua variabel nominal
b. Tujuan
Uji exact Fisher digunakan ketika Anda memiliki dua variabel nominal.
c. Kesimpulan
Penyusunan Hipotesis nol pada Uji exact Fisher adalah sebagai berikut:
H0 : proporsi relatif dari satu variabel tidak terkait dengan variabel kedua.
10. Korelasi Pearson, Spearman
a. Pengertian
Korelasi Pearson didasarkan pada nama penemunya yaitu Karl Pearson.
b. Tujuan
Korelasi ini digunakan untuk mengetahui hubungan dari beberapa variable.
c. Kesimpulan
Beberapa asumsi yang digunakan apabila dilakukan analisis korelasi produk
moment atau korelasi pearson antara lain
1) Distribusi nilai dari variable berdistribusi normal atau mendekati normal.
2) Variable yang akan dicari korelasinya adalah variable kontinum yang bersifat
rasional atau minimal bersifat interval.
3) Hubungan dari 2 variabel adalah liniear
11. Regresi Linear
a. Pengertian
Persamaan umumnya adalah: Y = a + b X. Dengan Y adalah variabel terikat dan
X adalah variabel bebas. Koefisien a adalah konstanta (intercept) yang merupakan
titik potong antara garis regresi dengan sumbu Y pada koordinat kartesius.
b. Tujuan
Analisis regresi linear sederhana dipergunakan untuk mengetahui pengaruh antara
satu buah variabel bebas terhadap satu buah variabel terikat.
c. Kesimpulan
Maka yang harus diperhatikan adalah memastikan apakah asumsi-asumsi regresi
sudah terpenuhi sehingga model regresi dapat dikatakan bersifat BLUE (Best
Linear Unbiased Estimator). Asumsi regresi linier klasik tersebut antara lain
adalah: model regresi dispesifikasikan dengan benar, data berdistribusi normal,
tidak terjadi heteroskedastisitas, tidak terjadi multikolinieritas antar peubah bebas,
dan tidak terjadi autokorelasi (untuk data yang diurutkan berdasarkan waktu/time
series).
12. Regresi Logistic
a. Pengertian
Regresi logistik adalah bagian dari analisis regresi yang digunakan ketika variabel
dependen (respon) merupakan variabel dikotomi. Variabel dikotomi biasanya
hanya terdiri atas dua nilai, yang mewakili kemunculan atau tidak adanya suatu
kejadian yang biasanya diberi angka 0 atau 1.
b. Tujuan
Tidak seperti regresi linier biasa, regresi logistik tidak mengasumsikan hubungan
antara variabel independen dan dependen secara linier. Regresi logistik
merupakan regresi non linier dimana model yang ditentukan akan mengikuti pola
kurva linier.
DAFTAR PUSTAKA

Sanjaya, Wina. 2015. Penelitian Pendidikan. Bandung: Kecana Prenada Media Group.
Umar, Husein. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Depok: Rajagrafindo
Persada.
Wikipedia: Data. 10/06/2013, 20.15 p.m. http://id.wikipedia.org/wiki/Data.

Anda mungkin juga menyukai