sajak lama)
PEREMPUAN
1.
Beri aku cermin kaca yang rata tak retak
atau telaga bening yang tenang airnya
atau genangan embun di telapak tangan bunga
atau bundar bola mata dara yang berbinar berpendaran
2.
Ketika pertama aku mendengar lembut suaramu menyapa
dan menatap teduh wajahmu bagai telaga kaca kala senja,
aku merasa ruh kita telah lama bersitatap sebelumnya
sejak dahulu kala, berjuta-juta tahun lamanya.
3.
Jangan pejamkan matamu sepanjang malam,
tetaplah menatapku agar aku senantiasa jaga.
Jangan pula berpaling muka begitu kejam,
pada telaga di matamu, biarkan aku berkaca.
4.
Menyimak wajahmu
bagai mengeja sebuah sajak
: senantiasa ada yang tak tergapai,
selalu ada yang tak selesai.
5.
Perempuan,
sekuntum maut putih
terselip di harum hitam rambutmu,
izinkan aku menciumnya !
Perempuan itu,
wajahmu
memancarkan sinar cahaya
yang kemilaunya menyilau mata,
kutundukkan pandanganku.
Perempuan itu
Penuh rahmat dan keramat
Syurgalah rumahnya
menjadi nafasku
Sucikan dan mulia
Tuhan
telah menciptakannya sendiri
sarat dengan pesona dan misteri.
Seluruh halus lekuknya
adalah sentuhan kelembutan Jemari Suci
WajahNya yang mulia tersenyum
tanganNya yang perkasa gemetar,
dan dadaNya gemuruh berdebar,
ketika membentukmu
di tengah Taman Kudus Surgawi.
Bahkan ia telah rela
meletakkan surgaNya
di bawah telapak kakimu.
Pelihara dan rahasiakan ia.
Ingatlah selalu,
tubuhmu yang jelita itu
telah jadi pelita bagi Adam dahulu
ketika ia tersuruk meraba-raba
dalam kelam gulita,
membangkitkan semangatnya
menempuh Padang Arafah
menuju Jabal Rahmah •)
Jangan biarkan ia
dijamah oleh cemar noda.
dalam rahasia.
VANIA
seperti porselin ia
dalam keagungan rahasia, tegak diam sendiri
alangkah indahnya
senyum merekah merah
yang kelak terkatup membiru
dan murung melengkung pilu
alangkah indahnya
dendang merdu gelak tawa
yang kelak senyap bisu
tinggal angin meraung sendu
alangkah indahnya
pandang bening bola mata
yang kelak muram terpejam kelopaknya
dan tergulir jatuh tinggal rongga hampa
alangkah indahnya
tubuh semampai melenggang gemulai
yang kelak layu tumbang terkulai
lalu amis membangkai
alangkah indahnya
rambut hitam tebal tergerai
yang kelak putih kusam
dan kusut terburai
alangkah indahnya
kulit halus mulus kencang
yang kelak mengerut mengendur
lalu terkelupas berlepasan
alangkah indahnya
padat sintal daging
yang kelak leleh terurai
dirubung beribu belatung
alangkah indahnya
hangat gelegak darah
yang kelak surut
kering disadap bumi
alangkah indahnya
kukuh tegak tulang belulang
yang kelak luruh lungkrah
berserakan ditimpa sinar bulan
alangkah indahnya
alangkah indahnya
alangkah indahnya
alangkah indahnya
PEREMPUAN BERKERUDUNG
lupa aku karna ia telah berkerudung
katanya
dahimu berdarah
tunggang langgang.
dengan saputanganku
warna biru.
menggait bintang.
jatuhlah rembulan
Wanita..
Banyak yang memandangmu sebelah mata
Menilaimu sangat lemah
Tapi engkau menyikapi dengan tabah
Namun sayang..
Mereka tidak tahu di balik kelemahanmu tersimpan kekuatan
Tersimpan perjuangn
Bahkan,tersimpan pengorbanan yang begitu besar
Wanita..
Pribadimu mulia
Ketulusanmu tak terkira
Pengorbananmu luar biasa
Peluhnya menintis,
Mengalir jernih
Di lekuk- lekuk mukanya
Hilang menitis entah ke mana
Senyumnya masih simpul
Lantaran hidangan tersedia
Bangga
Gembira tidak terkira
Anak-anak kecil runtunan jiwa
Melahap hidangnnya