Anda di halaman 1dari 17

Dosen: Dr. dr. Nasrudin A.M, Sp.

OG

KEGAWAT DARURATAN

(Baby Blues Syndrome)

Oleh :

Nirwana

17 3145 301 129

Kelas E

STIKes Mega Resky Makassar

Prodi DIV Bidan Pendidik

T.A 2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penyusun panjatkan pada Allah SWT yang telah
melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penyusun diberi kekuatan,
kesehatan dan kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu
tugas individu dengan judul makalah “Baby Blues Syndrome”.

Penyusun menyadari bahwa apa yang penyusun sajikan masih jauh dari
kesempurnaan, meskipun pada prinsipnya penyusun telah berupaya semaksimal
mungkin dengan modal pengetahuan dan keterampilan yang dimilki untuk
mewujudkan penulisan ini.

Penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan, oleh karena itu penyusun mengharapkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah Ini.

Akhir kata penyusun mengucapkan terima kasih.

Makassar, Maret 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL ......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 3
C. Tujuan Penulisan ................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 4

A. Pengertian Baby Blues Syndrome......................................................... 4


B. Waktu dan Durasi Baby Blues Syndrome............................................. 4
C. Gejala-gejala Baby Blues Syndrome .................................................... 5
D. Penyebab Terjadinya Baby Blues Syndrome ........................................ 6
E. Faktor-faktor yang mempengaruhi Baby Blues Syndrome .................. 8
F. Dampak Baby Blues Syndrome ........................................................... 9
G. Pencegahan Baby Blues Syndrome ...................................................... 12

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 13

A. Kesimpulan .......................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehamilan merupakan episode dramatis terhadap kondisi biologis,

perubahan psikologis dan adaptasi dari seorang wanita yang pernah

mengalaminya. Sebagian besar kaum wanita menganggap bahwa

kehamilan adalah peristiwa kodrati yang harus dilalui tetapi sebagian

wanita mengganggap sebagai peristiwa khusus yang sangat menentukan

kehidupan selanjutnya. Perubahan fisik dan emosional yang kompleks,

memerlukan adaptasi terhadap penyesuaian pola hidup dengan proses

kehamilan yang terjadi. Konflik antara keinginan prokreasi, kebanggaan

yang ditumbuhkan dari norma-norma sosial cultural dan persoalan dalam

kehamilan itu sendiri dapat merupakan pencetus berbagai reaksi

psikologis, mulai dari reaksi emosional ringan hingga ke tingkat gangguan

jiwa yang berat.

Masa nifas adalah suatu masa dimana tubuh menyesuaikan baik

fisik maupun psikologis terhadap proses melahirkan yang lamanya kurang

lebih 6 minggu. Selain itu pengertian masa nifas adalah masa mulainya

persalinan sampai pulihnya alat-alat dan anggota badan yang berhubungan

dengan kehamilan/persalinan (Ahmad Ramli. 1989).

Dari dua pengertian di atas kelompok meyimpulkan bahwa masa

nifas adalah masa sejak selesainya persalinan hingga pulihnya alat-alat

kandungan dan anggota badan serta psikososial yang berhubungan dengan

1
kehamilan/persalinan selama 6 minggu. Dalam proses adaptasi pada masa

postpartum terdapat tiga metode yang meliputi ”immediate puerperineum”

yaitu 24 jam pertama setelah melahirkan, ”early puerperineum” yaitu

setelah 24 jam hingga 1 minggu, dan ”late puerperineum” yaitu setelah

satu minggu sampai 6 minggu postpartum.

Perubahan psikologi pascapartum pada seorang ibu yang baru

melahirkan terbagi dalam tiga fase:

1. taking in dimana pada fase ini ibu ingin merawat dirinya sendiri,

banyak bertanya dan bercerita tentang pengalamannya selama

persalinan yang berlangsung 1 sampai 2 hari.

2. taking hold dimana pada fase ini ibu mulai fokus dengan bayinya yang

berlangsung 4 sampai 5 minggu.

3. fase letting-go dimana ibu mempunyai persepsi bahwa bayinya adalah

perluasan dari dirinya, mulai fokus kembali pada pasangannya dan

kembali bekerja mengurus hal-hal lain.

Perubahan tersebut merupakan perubahan psikologi yang normal

terjadi pada seorang ibu yang baru melahirkan. Namun, kadang-kadang

terjadi perubahan psikologi yang abnormal. Gangguan psikologi

pascapartum dibagi menjadi tiga kategori yaitu postpartum blues/ baby

blues syndrome atau kesedihan pascapartum, depresi pascapartum

nonpsikosis, dan psikosis pascapartum. Pada makalah ini kami akan

membahas secara khusus mengenai baby blues syndrome. Beberapa

penyesuaian dibutuhkan oleh wanita dalam menghadapi aktivitas dan

2
peran barunya sebagai ibu pada minggu-minggu atau bulan-bulan pertama

setelah melahirkan, baik dari segi fisik maupun segi psikologis. Sebagian

wanita berhasil menyesuaikan diri dengan baik, tetapi sebagian lainnya

tidak berhasil menyesuaikan diri dan mengalami gangguan-gangguan

psikologis dengan berbagai gejala atau sindroma yang oleh para peneliti

dan klinisi disebut baby blues syndrome .

B. Rumusan Masalah

Bagaimana baby blues syndrome bisa terjadi pada ibu nifas?

C. Tujuan

Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam lagi yang dimaksud dengan

gangguan psikologis pada ibu masa postpartum khususnya Baby Blues

Syndrome

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Baby Blues Syndrome

Baby Blues Syndrome adalah perasaan sedih yang dibawa ibu

sejak hamil yang berhubungan dengan kesulitan ibu menerima bayinya.

Perubahan ini sebenarnya merupakan respon alami dari kelelahan pasca

peralinan ( Pieter dan Lubis, 2010). Mansyur (2009) juga meyebutkan

bahwa Baby Blues Syndrome merupakan perasaan sedih yang dialami oleh

ibu setelah melahirkan, hal ini berkaitan dengan bayinya. Post Partum

Blues merupakan gangguan suasana hati yang berlangsung selama 3-6 hari

pasca melahirkan. Syndrome Baby Blues ini sering terjadi dalam 14 hari

pertama setelah melahirkan, dan cenderung lebih buruk pada hari ke tiga

dan ke empat.

Syndrome Baby Blues merupakan suatu gangguan psikologis

sementara yang ditandai dengan memuncaknya emosi pada minggu

pertama setelah melahirkan. Suasana hati yang paling utama adalah

kebahagiaan, namun emosi penderita menjadi stabil. Syndrome Baby Blues

atau stress pasca melahirkan merupakan suatu kondisi umum yang sering

dialami oleh seorang wanita yang baru melahirkan dan biasanya terjadi

pada 50% ibu baru.

B. Waktu dan Durasi Baby Blues Syndrome

Baby Blues Syndrome dapat terjadi segera setelah kelahiran , tapi

akan segera menghilang dalam beberapa hari sampai satu minggu. Apabila

4
gejala tersebut berlangsung dari satu minggu itu sudah termasuk dalam

depresi post partum (Aprilia, 2010). Kondisi ini merupakan periode

emosional stres yang terjadi antara hari ke 3 dan ke 10 setelah persalinan

yang terjadi sekiar 80% pada ibu post partum. (Bahiyatun, 2009).

C. Gejala-Gejala Baby Blues Syndrome

Ibu yang baru melahirkan dapat mengalami perubahan mood yang

cepat dan berganti-ganti (mood swing) seperti kesedihan, suka menangis,

hilang nafsu makan, gangguan tidur, mudah tersinggung, cepat lelah,

cemas dan merasa kesepian. ( Aprilia, 2010)

Beberapa gejala yang dapat mengindkasikan seorang ibu

mengalami Baby Blues Syndrome menurut Pusoawardani (2011), adalah

sebagai berikut:

1. Dipenuhi oleh perasaan kesedihan dan depresi disertai dengan

menangis tanpa sebab.

2. Mudah kesal, gampang tersenggung dan tidak sabaran

3. Tidak memiliki atau sedikit tenaga

4. Cemas, merasa bersalah dan tidak berharga

5. Menjadi tidak tertarik terhadap bayinya atau menjadi

memperhatikan dan khawatir terhadap bayinya

6. Tidak percaya diri

7. Sulit beristirahat dengan tenang

8. Peningkatan berat badan yang disertai dengan makan

berlebihan

5
9. Perasaan takut untuk menyakiti diri sendiri dan bayinya

D. Penyebab Terjadinya Baby Blues Syndrome

Beberapa hal yang disebutkan sebagai penyebab terjadinya Baby

Blues Syndrome menurut Ummu (2012) sebagai berikut:

1. Perubahan hormonal

Pasca melahirkan terjadi penurunan kadar estrogen dan

progesterone yang drastis, dan juga disertai penurunan kadar

hormon yang dihasilkan oleh kelenjar tiroid yang menyebabkan

mudah lelah, penurunan mood dan perasaan tertekan.

2. Fisik

Kehadiran bayi dalam keluarga menyebabkan perubahan

ritme kehidupan sosial dalam keluarga, terutama ibu.

Mengasuh si kecil sepanjang siang dan malam sangat menguras

energi ibu, menyebabkan berkurangnya waktu istirhat,

sehingga terjadi penurunan ketahanan dalam menghadapi

masalah.

3. Psikis

Kecemasan terhadap berbagai hal, seperti ketidakmampuan

mengatasi berbagai permasalahan, rasa tidak percaya diri

karena perubahan bentuk tubuh dan sebelum hamil serta

kurangnya perhatian keluarga terutama suami ikut

mempengaruhi terjadinya depresi.

4. Sosial

6
Perubahan gaya hidup dengan peran sebagai ibu baru butuh

adaptasi. Rasa keterikatan yang sangat pada si kecil dan rasa

dijauhi oleh lingkungan juga berperan dalam depresi.

Menurut Atus (2008) Baby Blues Syndrome di pengaruhi juga oleh

beberapa faktor lain:

1. Dukungan Sosial

Perhatian dari lingkungan terdekat seperti suami dan

keluarga dapat berpengaruh. Dukungan berupa perhatian,

komunikasi dan hubungan emosional yang hangat sangat

penting. Dorongan moral dari teman-teman yang pernah

bersalin juga dapat membantu.

2. Keadaan dan kualitas bayi

Kondisi bayi dapat menyebabkan munculnya Baby Blues

Syndrome misalnya jenis kelamin bayi yang tidak sesuai

harapan , bayi dengan cacat bawaan ataupun kesehatan bayi

yang kurang baik.

3. Komplikasi kelahiran

Proses persalinan juga dapat mempengaruhi munculnya

Baby Blues Syndrome misalnya persalinan yang sulit,

pendarahan, pecah ketuban dan bayi dengan posisi tidak

normal.

4. Riwayat depresi

7
Riwayat depresi atau problem emosional lain sebelum

persalinan seseorang dengan riwayat problem emosional

sangat rentan untuk mengalami Baby Blues Syndrome

5. Budaya

Pengaruh budaya sangat kuat untuk menentukan muncul

atau tidaknya Baby Blues Syndrome . di eropa kecenderungan

Baby Blues Syndrome lebih tinggi bila dibandingkan dengan

Asia, karena budaya timur yang lebih dapat menerima atau

berkompromi dengan situasi yang sulit daripada budaya barat.

E. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Baby Blues Syndrome

Faktor-faktor yang menyebabkan Baby Blues Syndrome menurut

sujiyatani ( 2010), yaitu:

1. Faktor Hormonal berupa perubahan kadar estrogen,

progesteron, prolaktin dan estriol yang terlalu rendah. Kadar

estrogen turun secara bermakna setelah melahirkan ternyata

estrogen memiliki efek serupsi aktifitas enzin non adrenalin

maupun serotin yang berperan dalam suasana hati dan kejadian

depresi.

2. Ketidaknyamanan fisik yang dialami wanita menimbulkan

gangguan pada emosional seperti payudara bengkak, nyeri

jahitan dan rasa mules.

3. Ketidakmampuan beradaptasi teerhadap perubahan fisik dan

emosional yang kompleks

8
4. Faktor postpartum Baby Blues Syndrome umum dan paritas

5. Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan

6. Stres yang dialami ibu dalam keluarga karena banyak

kebutuhan ditambah ekonomi keluarga semakin memburuk

7. Kelelahan pasca persalinan juga dapat mempengaruhi

psikologis ibu.

8. Rasa memiliki bayi yang terlalu dalam sehingga timbul rasa

takut yang berlebihan akan kehilangan bayinya.

F. Dampak Baby Blues Syndrome

Jika kondisi Baby Blues Syndrome tidak disikapi dengan benar,

bisa berdampak pada hubungan ibu dengan bayinya, bahkan anggota

keluarga yang lain juga bisa merasakan dampak dari Baby Blues

Syndrome. Jika Baby Blues Syndrome dibiarkan, dapat berlanjut

menjadi depresi pasca melahirkan, yaitu berlangsung lebih dan hari ke-

7 pasca persalinan. Depresi setelah persalinan rata-rata 3 sampai 6

bulan bahkan terkadang sampai 8 bulan. Dalam keadaan lanjut dapat

mengancam keselamatan diri dan anaknya (Kasdu, 2007)

1. Pada Ibu

a. Menyalahkan kehamilannya

b. Sering menangis

c. Mudah tersinggung

d. Sering terganggu dalam waktu istirahat atau insomnia berat

9
e. Hilang percaya diri untuk mengurus bayi, merasa takut

dirinya tidak bisa memberikan ASI bahkan takut apabila

bayinya meninggal.

f. Muncul kecemasan terus menerus ketika bayi menangis

g. Muncul rasa malas untuk mengurus bayinya

h. Mengisolasi diri dari lingkungan masyarakat

i. Frustasi hingga berupaya untuk bunuh diri

2. Pada Anak

a. Masalah perilaku

Anak-anak dari ibu yang megalami Baby Blues Syndrome

lebih kemungkinan memiliki masalah perilaku, termasuk

masalah tidur, agresif dan hiperaktif

b. Perkembangan kognitif terganggu

Anak nantinya mengalami keterlambatan dalam bicara dan

berjalan jika dibandingkan dengan anak-anak dari ibu yang

tidak depresi. Mereka akan mengalami kesulitan dalam

belajar disekolah

c. Sulit bersosialisasi

Anal-anak dari ibu yang mengalami Baby Blues Syndrome

biasanya mengalami kesulitan membangun hubungan

dengan orang lain. Mereka sulit berteman atau cenderung

bertindak kasar.

d. Masalah emosional

10
Anal-anak dari ibu yang mengalami Baby Blues Syndrome

biasanya lebih cenderung merasa rendah diri, lebih sering

merasa cemas dan takut, lebih pasif dan kurang independen

3. Pada suami

Keharmonisan pada ibu yang mengalami Baby Blues Syndrome

biasanya akan terganggu ketika suami belum mengetahui apa

yang sedang dialami oleh istrinya yaitu Baby Blues Syndrome ,

suami cenderung akan menganggap si ibu tidak becus

mengurus anaknya bahkan dalam melakukan hubungan suami

istri bisanya mereka merasa takut, sepeti takut mengganggu

bayinya

G. Pencegahan Baby Blues Syndrome

Tindakan atau meminimalisikan Baby Blues Syndrome menurut Pandji

(2010) adalah sebagai berikut:

1. Mempersiapkan jauh-jauh hari kelahiran yang sehat, ibu yang hamil

dan suaminya harus benar-benar di persiapkan dari segala segi

kesehatan janin pada saat kehamilan, mental, finansial dan social

2. Adanya pembagian tugas aantara suami dan istri saat proses kehamilan

berlangsung

3. Tanamkan pada benak ibu hamil bahwa anak adalah anugerah ilahi

yang akan membawa berkah dan menambah jalinan kasih di tengah-

tengah keluarga

11
4. Bersama-sama istri merajut suatu kepercayaan dan keyakinan dengan

adanya anak karier kita akan terus berjalan

5. Merencankan mempekerjakan pembantu untuk membantu mengurus

dan merawat bayi dan pekerjaan rumah tangga pasca ibu melahirkan.

12
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Baby Blues Syndrome adalah perasaan sedih yang dibawa ibu

sejak hamil yang berhubungan dengan kesulitan ibu menerima bayinya.

Perubahan ini sebenarnya merupakan respon alami dari kelelahan pasca

peralinan ( Pieter dan Lubis, 2010). Mansyur (2009) juga meyebutkan

bahwa Baby Blues Syndrome merupakan perasaan sedih yang dialami oleh

ibu setelah melahirkan, hal ini berkaitan dengan bayinya. Post Partum

Blues merupakan gangguan suasana hati yang berlangsung selama 3-6 hari

pasca melahirkan. Syndrome Baby Blues ini sering terjadi dalam 14 hari

pertama setelah melahirkan, dan cenderung lebih buruk pada hari ke tiga

dan ke empat.

B. SARAN

Diharapkan makalah ini dapat menambah pengetahuan mahasiswa

dalam memberikan pelayanan Kebidanan dan dapat menerapkannya dalam

kehidupan sehari-hari. Dan untuk para tim medis agar dapat meningkatkan

pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang kebidanan sehingga dapat

memaksimalkan kita untuk memberikan health education dalam perawatan

Baby blues Syndrome.

13
Daftar Pustaka

Ambarwati, 2008. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Mitra Cendikia. (hlm:

87-96).

Irhami. 2010. Proses Adaptasi Psikologis Ibu Masa Nifas. zikra-

myblog.blogspot.com/2010/06/zikra-proses-adaptasi-psikologis-ibu.html Diunduh

19 Oktober 2010 Pukul 08.55 PM

Saleha, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika

(hlm: 63-69).

Suherni, 2007. Perawatan Masa Nifas. Yogyakarta: Fitramaya. (hlm: 85-100).

14

Anda mungkin juga menyukai