BULAN :
PEMASUKAN :
Total
PENGELUARAN :
Total
SALDO :
MENGETAHUI :
BULAN
NO. NAMA
JAN FEB MAR APR MEI JUN JUL AGS SEP OKT NOV DES
1 dr. Wahyu
2 dr. Eling
3 dr. Ali
4 dr. Irra
5 dr. Haritsah
6 dr. Febianto
7 dr. Gilang
8 Endang S.
9 Ade Tardi
10 Aef Saefudin
11 Anton fatoni
12 Asep A.
13 Asep S.
14 Desi Novita
15 Heri Herianto
16 Holilis
17 Iin Marini
18 Ikhwanudin
19 Iman Fauzi
20 Jajat
21 Nurul Hijria
22 Rita Hartati
23 Roji Bustanil
24 Sri Wahyuni
25 Somali Yuda
26 Susi Turwati
27 Windi
28 Yandi
29
30
SERANG,.........................................
Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Konsep Dasar Keperawatan (IDK) I
Disusun oleh :
Ikhwanudin
Kelompok IV
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Definisi malpraktek adalah kelalaian dari seseorang dokter atau perawat untuk mempergunakan tingkat
kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap
pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama”. (Valentin v. La Society de
Bienfaisance Mutuelle de Los Angelos, California, 1956). Etik atau ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos
yang artinya adat, kebiasaaan, perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus webster, etik adalah suatu
ilmu yang mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral. Dari pengertian di atas, etika adalah ilmu
tentang kesusilaan yang menentukan bagaimana sepatutnya manusia hidup di dalam masyarakat yang
menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku yang benar.
Malpraktik secara Etik, Kombinasi antara interaksi profesional dan aktivitas tenaga pendukungnya serta
hal yang sama akan mempengaruhi anggota komunitas profesional lain dan menjadi perhatian penting dalam
lingkup etika medis. Panduan dan standar etika yang ada terkait dengan profesi yang dijalaninya itu sendiri.
Panduan dan standar profesi tersebut mengarah pada terjadinya inklusi atau eksklusi orang – orang yang terlibat
dalam profesi tersebut. Kelalaian dalam menjalani panduan dan standar etika yang ada secara umum tidak
memiliki dampak terhadap dokter dalam hubungannya dengan pasien. Namun, hal ini akan mempengaruhi
keputusan dokter dalam memberikan tata laksana yang baik. Hal tersebut dapat menghasilkan reaksi yang
kontroversial dan menimbulkan kerugian baik kepada dokter, maupun kepada pasien karena dokter telah
melalaikan standar etika yang ada. Tindakan tidak profesional yang dilakukan dengan mengabaikan standar
etika yang ada umumnya hanya berurusan dengan komite disiplin dari profesi tersebut. Hukuman yang
diberikan termasuk pelarangan tindakan praktik untuk sementara dan pada kasus yang tertentu dapat dilakukan
tindakan pencabutan izin praktek.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian malpraktek?
2. Bagaimana upaya pencegahan malpraktek dalam pelayanan kesehatan?
3. Apa pengertian etika dalam malpraktek?
4. Bagaimana upaya mencegah tuntutan malpraktek?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari malpraktek.
2. Untuk mengetahui upaya pencegahan malpraktek dalam pelayanan kesehatan.
3. Untuk mengetahui pengertian etika dalam malpraktek.
4. Untuk mengetahui bagaimana upaya mencegah tuntutan malpraktek.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Malpraktek
Definisi malpraktek “adalah kelalaian dari seseorang dokter atau perawat untuk mempergunakan tingkat
kepandaian dan ilmu pengetahuan dalam mengobati dan merawat pasien, yang lazim dipergunakan terhadap
pasien atau orang yang terluka menurut ukuran dilingkungan yang sama”. (Valentin v. La Society de
Bienfaisance Mutuelle de Los Angelos, California, 1956). Dari definisi tersebut malpraktek harus dibuktikan
bahwa apakah benar telah terjadi kelalaian tenaga kesehatan dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan
keterampilan yang ukurannya adalah lazim dipergunakan diwilayah tersebut. Andaikata akibat yang tidak
diinginkan tersebut terjadi apakah bukan merupakan resiko yang melekat terhadap suatu tindakan medis
tersebut (risk of treatment) karena perikatan dalam transaksi teraputik antara tenagakesehatan dengan pasien
adalah perikatan/perjanjian jenis daya upaya (inspaning verbintenis) dan bukan perjanjian/perjanjian akan hasil
(resultaa verbintenis).
Apabila tenaga tenaga kesehatan didakwa telah melakukan kesalahan profesi, hal ini bukanlah
merupakan hal yang mudah bagi siapa saja yang tidak memahami profesi kesehatan dalam membuktikan ada
dan tidaknya kesalahan.
Dalam hal tenaga kesehatan didakwa telah melakukan ciminal malpractice,harus dibuktikan apakah
perbuatan tenaga kesehatan tersebut telah memenuhi unsur tindak pidananya yakni :
a. Apakah perbuatan (positif act atau negatif act) merupakan perbuatan yang tercela
b. Apakah perbuatan tersebut dilakukan dengan sikap batin (mens rea) yang salah (sengaja, ceroboh atau
adanya kealpaan). Selanjutnya apabila tenaga perawatan dituduh telah melakukan kealpaan sehingga
mengakibatkan pasien meninggal dunia, menderita luka, maka yang harus dibuktikan adalah adanya unsur
perbuatan tercela (salah) yang dilakukan dengan sikap batin berupa alpa atau kurang hati-hati ataupun kurang
praduga.
Dalam kasus atau gugatan adanya civil malpractice pembuktianya dapat dilakukan dengan dua cara
yakni :
1. Cara langsung
Oleh Taylor membuktikan adanya kelalaian memakai tolok ukur adanya 4 D yakni :
a. Duty (kewajiban)
Dalam hubungan perjanjian tenaga perawatan dengan pasien, tenaga perawatan haruslah bertindak
berdasarkan
2. Damage (kerugian)
Tenaga perawatan untuk dapat dipersalahkan haruslah ada hubungan kausal (langsung) antara
penyebab (causal) dan kerugian (damage) yang diderita oleh karenanya dan tidak ada peristiwa atau tindakan
sela diantaranya., dan hal ini haruslah dibuktikan dengan jelas. Hasil (outcome) negatif tidak dapat sebagai
dasar menyalahkan tenaga perawatan.
Apabila tuduhan kepada kesehatan merupakan criminal malpractice, maka tenaga kesehatan dapat
melakukan :
Etika berbagai profesi digariskan dalam kode etik yang bersumber dari martabat dan hak manusia (yang
memiliki sikap menerima) dan kepercayaan dari profesi.
Moral, istilah ini berasal dari bahasa latin yang berarti adat dan kebiasaan. Pengertian moral adalah
perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang merupakan “standar perilaku” dan nilai-nilai” yang harus
diperhatikan bila seseorang menjadi anggota masyarakat di mana ia tinggal.
<!--[if !supportLists]-->1. <!--[endif]-->Tidak menjanjikan atau memberi garansi akan keberhasilan upayanya,
karena perjanjian berbentuk daya upaya bukan perjanjian akan berhasil
<!--[if !supportLists]-->2. <!--[endif]-->Sebelum melakukan intervensi agar selalu dilakukan informed consent.
<!--[if !supportLists]-->3. <!--[endif]--> Mencatat semua tindakan yang dilakukan dalam rekam medis.
<!--[if !supportLists]-->4. <!--[endif]-->Apabila terjadi keragu-raguan, konsultasikan kepada senior atau dokter
<!--[if !supportLists]-->6. <!--[endif]-->Menjalin komunikasi yang baik dengan pasien, keluarga dan masyarakat
sekitarnya.
BAB III
KESIMPULAN
Patient Safety atau keselamatan pasien adalah suatu system yang membuatasuhan pasien di rumah sakit
menjadi lebih aman. Sistem inimencegah terjadinyacedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat
melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil.
Adverse Event atau Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) merupakan suatu kejadian yang mengakibatkan
cedera yang tidak diharapkan pada pasien karena suatutindakan (commission) atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil(omission), dan bukan karena ³underlying disease´ atau kondisi pasien.Pada kasus
Maureen ini merupakan salah satu kasus yang berhubungandengan keselamatan pasien yang tergolong KTD
(Kejadian tidak Diharapkan) karena putusnya jari Maureen dikarenakan kesalahan dokter dalam memasukkan
obat kedalam infus Maureen. Tindakan dokter ini merupakan tindakan yang seharusnya tidak dilakukan kepada
pasien (C omission). Buruknya kondisi jari Maureen disebabkan cairan bicnat yang dimasukkan melalui infus.
Dalam kasus ini sangat berkesinambungan antara malpraktek yang dilakukan oleh seorang dokter atau
bisa dikatakan sebagai Kejadian Tidak Diharapkan, karena dampak yang diakibatkan adalah sama yakni
merugikan pihak klien/ pasien dikarenakan kelalaian seorang ahli atau profesional dokter, hal ini dapat
dikategorikan sebagai tindakkan malpraktek. Kaitannya dengan Etika yakni kurangnya ketelitian atau kelalaian
yang telah dilakukan oleh dokter dikarenakan dokter tidak melaksanakan tugas yang sebagaimana mestinya,
jelas hal ini sangat melanggar aturan kode etik yang ada.
DAFTAR PUSTAKA
Anderson & Foster. 1986. “Antropologi Kesehatan” Universitas Indonesia Press, Jakarta.
Bertens, K. 2001. Dokumen Etika dan Hukum Kedokteran. Universitas Atmajaya , Jakarta.
http://asrultoosilajara.blogspot.com/2014/01/asrulmakalah-upaya-pencegahan-mal.html
http://www.fk.uwks.ac.id/elib/Arsip/Departemen/Forensik/MALPRAKTEK%20MEDIK.pdf
http://www.ilunifk83.com/peraturan-dan-perijinan-f16/uu-ri-no-29-tahun-2004-tentang-praktik-kedokteran-
t93.htm
http://mixstoryaboutme.blogspot.com/2012/08/makalah-malpraktek-dalam-dunia-kesehatan_28.html.
Jari Maureen Sempat Nyaris Diamputasi. Padawww.Kompas.com. Diakses Pada 19 Januari 2014
Keselamatan Pasien di Rumah Sakit. Pada Marsenorhudy¶s Blog. Diakses pada 19 Januari 2014