Anda di halaman 1dari 15

CASE REPORT

GAGAL GINJAL KRONIK


Ririe Rasky Irdelia1 Mukhyarjon2
1
Penulis untuk korespondensi: Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Riau,
Alamat: Jl. Pisang No.2A, Pekanbaru, E-mail: ririeraskyirdelia@yahoo.com
2
Bagian Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Riau

Abstrak
Pendahuluan: Gagal ginjal kronik merupakan sindroma klinis yang muncul
karena penurunan fungsi ginjal secara menetap akibat kerusakan ginjal, berjalan
secara kronis dan progresif. Ditandai dengan terdapatnya petanda kerusakan
ginjal >3 bulan atau terjadi penurunan laju filtrasi glomerulus (LFG) <60
ml/men/1,73m2 dengan atau tanpa kerusakan ginjal.
Laporan kasus: Ny. S, 51 tahun merupakan PMB via IGD RSUD Arifin Achmad
Provinsi Riau pada tanggal 26 November 2014 dengan keluhan pusing sejak 4
hari SMRS. 4 hari sebelum masuk RSUD Arifin Ahmad, pasien dirawat di RS
Bengkalis dengan keluhan pusing. Pusing dirasakan berputar, tidak terdapat
nyeri kepala. Pasien juga mengalami mual dan muntah, lemah, lesu, dan nafsu
makan dirasakan menurun. 2 hari SMRS RSUD Arifin Ahmad pasien
mengeluhkan sesak yang dirasakan terus menerus, buang air kecil seperti biasa.
Pasien telah didiagnosis diabetes sejak 2,5 tahun yang lalu, minum obat secara
teratur, dan memiliki riwayat hipertensi. Pasien dirujuk ke RSUD Arifin Achmad
untuk dilakukan cuci darah. Dari pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum
sedang, kesadaran composmentis, tekanan darah 160/90 mmHg, konjunctiva
anemis, JVP 5+1cm. Pada thorax didapatkan ronkhi halus di basal paru kanan
dan kiri, batas kanan jantung SIK V linea axilla anterior sinistra. Pada abdomen,
nyeri tekan pada epigastrium,hepar teraba 3 jari di bawah arcus costae, shifting
dullness positif. Dari pemeriksaan penunjang didapatkan Hb 6,8 g/dl, hematokrit
21,7 %,leukosit 6600/ul,trombosit 218.000/ul.
Kesimpulan: Pasien didiagnosis sebagai gagal ginjal kronik stadium 5 dengan
diabetes melitus tipe 2 dan hypertension heart disease, serta dispepsia.
Penatalaksanaan penyakit yang mendasari dengan tepat dapat menurunkan laju
progresivitas penurunan faal ginjal.

Key words : Penyakit ginjal kronik ; Gagal Ginjal Kronik

PENDAHULUAN irreversible.1 Penyakit ginjal kronik


Penyakit ginjal kronik
lebih dikenal dengan istilah gagal
merupakan proses patofisiologi dengan
ginjal kronik yang merupakan
etiologi yang beragam, yang
sindroma klinis karena penurunan
menyebabkan terjadinya penurunan
fungsi ginjal secara menetap akibat
fungsi ginjal secara progresif dan
kerusakan dari nefron. Proses

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 1


CASE REPORT

penurunan fungsi ginjal ini berjalan DEFINISI


secara kronis dan progresif yang pada Penyakit ginjal kronik menurut
akhirnya akan mengakibatkan NKF-K/DOQI didefinisikan sebagai
terjadinya gagal ginjal terminal.2 1)Kerusakan ginjal yang terjadi selama
Data dari Riset Kesehatan >3 bulan, berupa kelainan struktural
Dasar (RISKESDAS) tahun 2013 atau fungsional dengan atau tanpa
menyatakan bahwa di Indonesia, gagal penurunan laju filtrasi glomerulus
ginjal merupakan masalah kesehatan (LFG) dengan manifestasi : a) terdapat
yang cukup sering ditemui dari kelainan patologi, atau b) terdapat
berbagai macam jenis penyakit ginjal. tanda kelainan ginjal, termasuk
Prevalensi gagal ginjal kronis yang kelainan komposisi darah, urin, atau
telah terdiagnosis di Indonesia adalah kelainan radiologi. 2) LFG
sebesar 0,2%. Dengan prevalensi gagal <60ml/men/1,73m2 > 3 bulan dengan
ginjal di Riau sebesar 0,1%.3 atau tanpa kerusakan ginjal.1,2,4
Data dari laporan Perkumpulan Pada keadaan tidak terdapatnya
Nefrologi Indonesia (PERNEFRI) kerusakan ginjal lebih dari 3 bulan, dan
menyatakan bahwa prevalensi gagal LFG sama atau lebih dari
ginjal kronik di Indonesia lebih banyak 60ml/men/1,73m2, tidak termasuk
terjadi pada laki-laki dibandingkan sebagai penyakit ginjal kronik.1
perempuan, dan meningkat angka KLASIFIKASI
kejadiannya dengan meningkatnya usia Klasifikasi penyakit ginjal
seseorang. Diagnosa etiologi/comorbid kronik didasarkan atas dua klasifikasi,
terbanyak pada tahun 2012 meliputi yaitu berdasarkan derajat (stage)
penyakit ginjal hipertensif 35%, penyakit dan berdasarkan diagnosis
nefropati diabetika 26%, dan etiologi penyakit. Klasifikasi
glumerulopati perimer 12%. Penyakit berdasarkan derajat penyakit dihitung
penyerta gagal ginjal kronis terbanyak berdasarkan rumus Kockcroft-Gault,
di Indonesia pada tahun 2012 meliputi yaitu:
hipertensi 44%, diabetes melitus 25%, LFG = ( 140 – umur ) x berat badan
dan penyakit kardiovaskuler 9%.4 72 x kreatinin plasma (mg/dl)

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 2


CASE REPORT

dengan satuan LFG adalah Tabel.2 Klasifikasi penyakit ginjal


ml/men/1,73m2. Pada perempuan, kronis berdasarkan diagnosis
dikalikan dengan 0,85. etiologi1,2
Klasifikasi tersebut dapat dilihat pada Penyakit Contoh jenis terbanyak
Penyakit ginjal Diabetes tipe 1 dan 2
Tabel.1. diabetik
Penyakit ginjal Penyakit glomerular
Tabel.1 Klasifikasi penyakit ginjal non-diabetik (penyakit autoimun, infeksi
sistemik, obat, keganasan)
kronik berdasarkan derajat Penyakit vaskular (penyakit
penyakit1,2,4 pembuluh darah besar,
hipertensi, mikroangiopati)
LFG Penyakit tubulointerstisial
Derajat Deskripsi
(ml/men/1,73m2) (pielonefritis kronis, batu,
1 Kerusakan obstruksi, keracunan obat
ginjal dengan >90 Penyakit kista (penyakit
LFG normal ginjal polikistik)
atau meningkat Penyakit pada Rejeksi kronik
2 Kerusakan 60-89 transplantasi
ginjal dengan Toksisitas obat (siklosporin
penurunan LFG atau takrolimus)
ringan Penyakit recurrent
3 Kerusakan 30-59 (penyakit glomerular)
ginjal dengan Glomerulopati transplant
penurunan LFG
sedang
4 Kerusakan 15-29 GAMBARAN KLINIS
ginjal dengan
penurunan LFG Gambaran klinis pada penyakit
berat
5 Gagal ginjal <15 ginjal kronik erat hubungannya dengan
penurunan fungsi ginjal, meliputi:
Klasifikasi penyakit ginjal a)Sesuai dengan penyakit yang
kronis berdasarkan diagnosis etiologi mendasarinya seperti diabetes melitus,
sekaligus memberikan informasi batu traktus urinarius, hipertensi,
terhadap penyebab timbulnya penyakit hiperurikemia,dsb. b)Sindrom uremia
ginjal kronis. Klasifikasi tersebut dapat berupa lemah, letargi, anoreksia, mual
dilihat pada Tabel.2. dan muntah, nokturia, kelebihan
volume cairan, neuropati perifer,
pruritus, uremic frost, perikarditis,
kejang sampai koma. c)Gejala
komplikasi antara lain hipertensi,
anemia, osteodistrofi renal, payah

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 3


CASE REPORT

jantung, asidosis metabolik, dan memperkirakan fungsi ginjal.


gangguan keseimbangan elektrolit.1 c)Kelainan biokimia darah meliputi
Gejala klinis lain merupakan penurunan hemoglobin, peningkatan
kegagalan fungsi hormonal beupa kadar asam urat, hiper atau
penurunan eritropoietin, penurunan hipokalemia, hiponatremia, hiper atau
vitamin D3, gangguan sekresi renin hipokloremia, hiperfosfatemia,
dan lain-lain. Keluhan dan gejala klinis hipokalsemia, asidosis metabolik.
dari penyakit ginjal kronik hampir d)Kelainan urinalisis berupa
mengenai seluruh sistem.2 proteinuria, hematuria, leukosuria,
DIAGNOSIS cast, isostenuria.1
Pendekatan diagnostik pada Kelainan pada radiologi dapat
penyakit gagal ginjal didapatkan ditemukan pada foto polos abdomen,
berdasarkan gambaran klinis, pielografi antegrad atau retrograd,
gambaran laboratoris, dan gambaran ultrasonografi, atau renografi. Pada
radiologis. Seseorang dinyatakan gagal foto polos abdomen dapat ditemukan
ginjal jika terdapat kerusakan ginjal gambaran batu radio-opak. Pielografi
yang telah terjadi sama atau lebih dari antegrad atau retrograd dan renografi,
3 bulan atau LFG kurang dari 60 bila ada indikasi. Pada ultrasonografi
ml/men/1,73m2 dengan atau tanpa dapat ditemukan ukuran ginjal yang
kerusakan ginjal.1 mengecil, korteks yang menipis,
Kerusakan ginjal dapat berupa adanya hidronefrosis atau batu ginjal,
kerusakan patologi ataupun kelainan kista, massa, dan kalsifikasi.1
pada komposisi darah dan urin seperti PENATALAKSANAAN
didapatkan gambaran laboratorium Penatalaksanaan pada penyakit
yang meliputi a)Sesuai dengan gagal ginjal kronik meliputi
penyakit yang mendasari. b)Penurunan pengobatan terhadap penyakit dasar,
fungsi ginjal berupa peningkatan kadar pengendalian keseimbangan air dan
ureum dan kreatinin, serta penurunan garam, diet rendah protein tinggi
LFG dengan menggunakan rumus kalori, pengendalian tekanan darah,
Kockcroft-Gault. Namun, kadar pengendalian gangguan keseimbangan
kreatinin serum saja tidak bisa elektrolit dan asam basa. Perlu juga

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 4


CASE REPORT

dilakukan pencegahan dan pengobatan menimbulkan keadaan gawat pada


osteodistrofi renal (ODR), pengobatan pasien.2
gejala uremik spesifik, deteksi dini dan Hemodialisis dilakukan dengan
pengobatan infeksi, penyesuaian indikasi LFG yang kurang dari 5
pemberian obat, deteksi dan ml/men/1,73m2. Dan didapatkan dari
pengobatan komplikasi, persiapan salah satu kondisi ini, antara lain
dialisis dan transplantasi.2 keadaan umum buruk dan gejala klinis
Pada penyakit gagal ginjal nyata, kreatinin serum lebih 6 mEq/L,
kronik, pemberian cairan disesuaikan ureum darah lebih 200 mg/dl, pH darah
dengan produksi urin, yaitu produksi kurang 7,1, anuria berkepanjangan
urin 24 jam ditambah 500 ml. Asupan yang lebih dari 5 hari, kelebihan
garam umumnya dibatasi 40-120 mEq cairan.5
(920-2760mg). Penimbangan berat LAPORAN KASUS
badan, pemantauan produksi urin, Ny. S (51 tahun) merupakan
keseimbangan cairan membantu PBM via IGD RSUD Arifin Achmad
pengelolaan keseimbangan cairan dan Provinsi Riau pada tanggal 26
garam.2 November 2014. Pemeriksaan
Asupan protein dibatasi 0,6-0,8 dilakukan pada tanggal 27 November
gram/kgBB/hari. Kebutuhan kalori 2014. Pasien datang dengan keluhan
minimal 35 kcal/kgBB/hari. Untuk pusing yang tidak menghilang sejak +
menghambat laju progresivitas faal 4 hari sebelum masuk Rumah Sakit
ginjal, target tekanan darah adalah (SMRS).
125/75 mmHg dengan menggunakan Sejak + 4 hari SMRS, pasien
ACE inhibitors dan ARB.2 mengeluhkan pusing yang tidak
Pengendalian keseimbangan menghilang. Pusing dirasakan seperti
elektrolit dan asam-basa dapat keadaan berputar, tidak terdapat nyeri
dilakukan dengan menghindari diuretik kepala, tidak terdapat nyeri pada
K-sparring dan menghindari buah dan daerah sekitar mata, tidak ada terasa
sayur berlebihan. Hal ini dilakukan berdengung di telinga dan keluhan lain
untuk mengurangi timbulnya pada telinga. Pusing lebih dirasakan
hiperkalemia dan asidosis yang sering saat perubahan posisi dari duduk ke

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 5


CASE REPORT

berdiri dan saat kepala menoleh ke Riwayat pengobatan pasien,


sebelah kanan atau ke sebelah kiri. sejak + 2,5 tahun yang lalu, pasien
Riwayat kepala terbentur disangkal. telah didiagnosis sakit gula. Pasien
Empat hari SMRS pasien juga teratur kontrol berobat setiap obat
mengeluhkan mual dan muntah. hampir habis. Pasien mengkonsumsi
Muntah sebanyak 5 kali sehari, obat suntik novomix dan obat makan
banyaknya sekitar seperempat aqua yang diminum setelah makan (pasien
gelas setiap kali muntah, berisi cairan tidak ingat nama obatnya). Namun,
bercampur makanan, dan tidak ada pasien sering merasa pusing dan lemas.
darah. Tidak terdapat nyeri pada perut. Pasien telah berobat ke RS Bengkalis
Pasien merasa lemas, lesu, dan nafsu untuk keluhan yang sekarang dan
makan dirasakan menurun. dirawat selama 4 hari. Dokter
Buang air besar sekali sehari, menyarankan agar pasien cuci darah,
bewarna kecoklatan, lunak seperti dan dirujuk ke RSUD Arifin Achmad
biasa, tidak terdapat nyeri saat buang Pekanbaru.
air besar, dan tidak ada darah dan Riwayat penyakit dahulu pasien
lendir. Buang air kecil 3-4 kali sehari, memiliki riwayat hipertensi sejak lama,
bewarna kuning jernih, jumlah seperti namun tidak ingat sejak kapan, dengan
biasa, tidak ada darah, tidak ada nyeri tekanan darah rata-rata 160/90 mmHg.
saat buang air kecil. Pasien baru mulai minum obat + 2,5
Sejak + 2 hari SMRS pasien tahun yang lalu teratur namun tidak
mengeluhkan sesak. Sesak dirasakan ingat nama obat yang diminum.
terus-menerus, sesak tidak dipengaruhi Pasien menyangkal terdapat
oleh aktivitas, tidak dipengaruhi oleh riwayat sakit telinga dan riwayat
posisi, tidak dipengaruhi oleh udara memakai kacamata. Pasien juga
ataupun faktor pencetus. Tidak menyangkal adanya riwayat sakit
terdapat demam, tidak terdapat batuk. ginjal, batu pada saluran kemih, dan
Tidak terdapat berdebar-debar cuci darah sebelumnya. Riwayat alergi
dan keringat dingin. Terdapat kebas- juga disangkal.
kebas di kedua tangan, pandangan Riwayat hipertensi, sakit gula,
kabur disangkal. dan sakit ginjal dalam keluarga di

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 6


CASE REPORT

sangkal. Riwayat alergi dalam keluarga Pada palpasi, vocal fremitus simetris
juga disangkal. normal kanan dan kiri. Pada perkusi
Pasien merupakan seorang ibu terdapat sonor pada semua lapang paru
rumah tangga. Pasien memiliki dan didapatkan batas paru-hepar pada
kebiasaan mengemil, mengkonsumsi SIK VI dextra. Pada auskultasi suara
makanan manis, gorengan dan nafas vesikuler, terdapat ronkhi halus
makanan bersantan. Pasien tidak rajin di basal paru kanan dan kiri, tidak
berolahraga. Kebiasaan menahan ditemukan wheezing.
buang air kecil disangkal. Pemeriksaan jantung, pada
Hasil pemeriksaan umum pada inspeksi ictus cordis tidak terlihat,
pasien didapatkan keadaan umum pada palpasi ictus cordis teraba pada
sedang, kesadaran komposmentis, SIK V linea midclavicula, pada perkusi
tekanan darah 160/90 mmHg, nadi 84x batas jantung kanan linea sternalis
/ menit reguler dengan pengisian kuat, dextra SIK IV dan batas jantung kiri
suhu 36,3o C, frekuensi nafas 20x / linea axilla anterior sinistra SIC V,
menit reguler dengan jenis pernapasan pada auskultasi bunyi jantung I dan II
normal. Keadaan gizi baik, dengan reguler, tidak ditemukan gallop dan
tinggi badan 150 cm, berat badan 43 murmur.
kg dengan BMI 19,11. Pada pemeriksaan abdomen,
Pada pemeriksaan fisik kepala inspeksi ditemukan perut tampak datar,
dan leher didapatkan konjungtiva tidak ada skar, tidak terdapat venektasi.
anemis, sklera tidak ikterik, tidak ada Pada auskultasi, bising usus positif
edema pada preorbital. Mukosa bibir normal. Pada palpasi, perut teraba
pucat, tidak kering. Tidak terdapat supel, terdapat nyeri tekan di
pembesaran kelenjar getah bening, dan epigastrium, hepar teraba tumpul tiga
JVP 5+1 cm. jari di bawah arcus costae, lien tidak
Hasil pemeriksaan thoraks teraba, ballotement negatif. Dan pada
paru-paru, pada inspeksi didapatkan perkusi, timpani pada semua region
gerakan dinding dada simetris kanan abdomen, shifting sullness positif,
dan kiri, tidak ada bagian yang nyeri ketok CVA negatif. Pada
tertinggal, dan tidak terdapat retraksi. pemeriksaan ekstremitas didapatkan

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 7


CASE REPORT

akral hangat, tidak ditemukan edema, Dispepsia pada pasien diberikan


CRT < 2 detik. Sensibilitas kasar dan injeksi rantidin 2x1 ampul.
halus normal kanan dan kiri, pulsasi Perencanaan pemeriksaan
arteri dorsalis pedis teraba kuat untuk gagal ginjal kronik yaitu
simetris kanan dan kiri. pemeriksaan kimia darah berupa
Hasil pemeriksaan laboratorium ureum, creatinin, AST, ALT, albumin.
pasien pada tanggal 26 November Selain itu, juga direncanakan
2014 didapatkan Hb 6,8 g/dl, eritrosit pemeriksaan USG ginjal. Untuk
3,29 x 106 /µl, leukosit 6.600 /µl, diabetes melitus tipe 2, direncanakan
hematokrit 21,7 %, dan trombosit pemeriksaan gula darah sewaktu setiap
218.000 /µl, MCV 65,9 fL, MCH 20,8 hari. Untuk hipertensi grade II pada
pg, MCHC 31,5g/dl. pasien ini direncanakan untuk
Dari data anamnesis, dilakukan pemeriksaan cek tekanan
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan darah setiap hari, pemeriksaan EKG
penunjang didapatkan bahwa daftar dan rontgen thoraks.
masalah pasien meliputi gagal ginjal Hasil follow up pasien tanggal
kronik, diabetes melitus tipe 2 27 November 2014 pasien masih
terkontrol, hypertension heart disease mengeluhkan mual, badan lemas,
(HHD), anemia mikrositik hipokrom tangan dan kaki terasa kebas. Tidak
ec. penyakit kronik, dan dispepsia. ada sesak, pusing sudah berkurang.
Penatalaksanaan pada pasien ini Dari pemeriksaan tanda vital
diberikan diet rendah garam II, protein didapatkan tekanan darah 150/90
50 gram/hari, infus NaCl 0,9% dalam mmHg, nadi 80x/ menit, suhu 36,4 0C
12 jam ditambahkan lasix 1 ampul, dan dan frekuensi napas 20x/ menit.
bicnat 3x1. Untuk diabetesnya Pemeriksaan kimia darah pada 26
diberikan diet DM 1500 kal/hari. November 2014 didapatkan glukosa 58
Untuk hipertensi pada pasien ini mg/dl, ureum 268 mg/dl, creatinin 13,3
diberikan diovan 1x160mg, untuk mg/dl, AST 20,3 U/L, ALT 20 U/L,
anemianya diberikan asam folat 3x1, albumin mg/dl. Didapatkan bahwa
dan transfusi PRC 4 labu sebelum pada pasien terdapat perbaikan dan
pemberian lasix dengan 2 labu/hari. terdapat gagal ginjal kronik.

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 8


CASE REPORT

Penatalaksanaan pada pasien tangan dan kaki terasa kebas


dilanjutkan, telah transfusi PRC 2 labu, berkurang. Tidak ada sesak dan
dan direncanakan untuk dilakukan demam, mual sudah tidak ada. Dari
hemodialisa. pemeriksaan tanda vital didapatkan
Hasil follow up pasien tanggal tekanan darah 200/100 mmHg, nadi
28 November 2014 keluhan badan 78x/ menit, suhu 36,4 0C dan frekuensi
lemas berkurang, pusing berkurang, napas 20x/ menit. Pada pemeriksaan
tangan dan kaki terasa kebas masih gula darah sewaktu (GDS) didapatkan
dirasakan. Tidak ada sesak, mual tidak 165 mg/dl. Pada pemeriksaan kimia
ada. Dari pemeriksaan tanda vital darah didapatkan ureum 185,9 mg/dl
didapatkan tekanan darah 140/80 dan creatinin 6,47 mgl/dl. Kesan pada
mmHg, nadi 70x/ menit, suhu 36,6 0C pasien terdapat perbaikan, namun
dan frekuensi napas 20x/ menit. Pada tekanan darah masih tinggi.
pemeriksaan gula darah sewaktu Penatalaksanaan pada pasien
(GDS) didapatkan 370 mg/dl. Pada dilanjutkan dan ditambahkan
pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb amlodipin 1x10. Telah dilakukan
10,4 mg/dl, hematokrit 31,1%, leukosit transfusi PRC 2 labu.
6400/µl, trombosit 202.000/µl. Hasil Hasil follow up pasien tanggal
EKG menunjukkan kesan LVH, dan 30 November 2014 keluhan badan
hasil foto rontgen thorax terdapat lemas dan pusing sudah tidak ada,
cardiomegali dan nodul soliter pada tangan dan kaki terasa kebas
paru. Kesan pada pasien gula darah berkurang. Tidak ada sesak dan
belum terkontrol dan terdapat HHD. demam, mual sudah tidak ada. Dari
Penatalaksanaan pada pasien pemeriksaan tanda vital didapatkan
dilanjutkan dan ditambahkan tekanan darah 160/90 mmHg, nadi
novorapid 3x5 unit, direncanakan cek 72x/ menit, suhu 36,4 0C dan frekuensi
PT/APTT, USG Ginjal, CT scan thorax napas 20x/ menit. Kesan pada pasien
tanpa kontras. Dilakukan hemodialisa. terdapat perbaikan. Penatalaksanaan
Hasil follow up pasien tanggal pada pasien dilanjutkan.
29 November 2014 keluhan badan Hasil follow up pasien tanggal 1
lemas dan pusing sudah tidak ada, Desember 2014 keluhan mual, muntah,

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 9


CASE REPORT

pusing, badan lemas sudah tidak ada. terdapat perbaikan. Penatalaksanaan


Kebas-kebas di tangan dan kaki pada pasien dilanjutkan.
berkurang. Sesak tidak ada, demam Hasil follow up pasien tanggal 3
tidak ada, buang air kecil jumlah Desember 2014 pasien masih
seperti biasa dan tidak ada keluhan. mengeluhkan batuk. Keluhan mual,
Dari pemeriksaan tanda vital muntah, pusing, badan lemas sudah
didapatkan tekanan darah 130/90 tidak ada. Kebas-kebas di tangan dan
mmHg, nadi 84x/ menit, suhu 36,2 0C kaki berkurang. Sesak tidak ada,
dan frekuensi napas 16x/ menit. Pada demam tidak ada, buang air kecil
pemeriksaan gula darah sewaktu jumlah seperti biasa dan tidak ada
(GDS) didapatkan 120 mg/dl. Nyeri keluhan. Dari pemeriksaan tanda vital
tekan epigastrik sudah tidak ada. didapatkan tekanan darah 160/90
Kesan pada pasien terdapat perbaikan. mmHg, nadi 76x/ menit, suhu 36,8 0C
Penatalaksanaan pada pasien dan frekuensi napas 16x/ menit. Pada
dilanjutkan dan ditambahkan lasix 1x1 pemeriksaan gula darah sewaktu
ampul. (GDS) didapatkan 120 mg/dl. Kesan
Hasil follow up pasien tanggal 2 pada pasien terdapat perbaikan.
Desember 2014 pasien mengeluhkan Penatalaksanaan pada pasien
batuk, terutama malam, tidak dilanjutkan, dikonsulkan ke spesialis
berdahak. Pusing saat kepala paru, dilakukan hemodialisa.
digerakkan. Keluhan mual, muntah, Hasil follow up pasien tanggal 4
badan lemas sudah tidak ada. Kebas- Desember 2014 pasien masih
kebas di tangan dan kaki berkurang. mengeluhkan batuk, namun berkurang.
Sesak tidak ada, demam tidak ada, Keluhan mual, muntah, pusing, badan
buang air kecil jumlah seperti biasa lemas sudah tidak ada. Kebas-kebas di
dan tidak ada keluhan. Dari tangan dan kaki berkurang. Sesak tidak
pemeriksaan tanda vital didapatkan ada, demam tidak ada, buang air kecil
tekanan darah 180/100 mmHg, nadi jumlah seperti biasa dan tidak ada
60x/ menit, suhu 36,4 0C dan frekuensi keluhan. Dari pemeriksaan tanda vital
napas 16x/ menit. Kesan pada pasien didapatkan tekanan darah 160/100
mmHg, nadi 84x/ menit, suhu 36,9 0C

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 10


CASE REPORT

dan frekuensi napas 18x/ menit. Pada dilanjutkan dan ditambahkan


pemeriksaan gula darah sewaktu bisoprolol 1x5. Pasien dikonsulkan ke
(GDS) didapatkan 132 mg/dl. Pada spesialis bedah untuk pemasangan
pemeriksaan CT scan Thorax dengan cimino.
kontras didapatkan hasil nodul soliter Hasil follow up pasien tanggal 6
pada paru dextra lobus inferior dan Desember 2014 pasien masih
efusi pleura bilateral. Pada mengeluhkan batuk, namun berkurang.
pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb Keluhan mual, muntah, pusing, badan
9,1 mg/dl, hematokrit 27,9%, leukosit lemas sudah tidak ada. Kebas-kebas di
7700/µl, trombosit 179.000/µl. Pada tangan dan kaki berkurang. Sesak tidak
pemeriksaan kimia darah didapatkan ada, demam tidak ada, buang air kecil
ureum 122 mg/dl dan creatinin 8 jumlah seperti biasa dan tidak ada
mgl/dl. Kesan keadaan umum pasien keluhan. Dari pemeriksaan tanda vital
adalah stabil. Penatalaksanaan pada didapatkan tekanan darah 150/90
pasien dilanjutkan. mmHg, nadi 76x/ menit, suhu 35,5 0C
Hasil follow up pasien tanggal 5 dan frekuensi napas 18x/ menit. Kesan
Desember 2014 pasien masih keadaan umum pasien adalah stabil.
mengeluhkan batuk, namun berkurang. Penatalaksanaan pada pasien
Keluhan mual, muntah, pusing, badan dilanjutkan.
lemas sudah tidak ada. Kebas-kebas di Hasil follow up pasien tanggal 7
tangan dan kaki berkurang. Sesak tidak Desember 2014 keluhan batuk
ada, demam tidak ada, buang air kecil berkurang. Keluhan mual, muntah,
jumlah seperti biasa dan tidak ada pusing, badan lemas sudah tidak ada.
keluhan. Dari pemeriksaan tanda vital Kebas-kebas di tangan dan kaki
didapatkan tekanan darah 180/100 berkurang. Sesak tidak ada, demam
mmHg, nadi 84x/ menit, suhu 35,4 0C tidak ada, buang air kecil jumlah
dan frekuensi napas 16x/ menit. Pada seperti biasa dan tidak ada keluhan.
pemeriksaan gula darah sewaktu Dari pemeriksaan tanda vital
(GDS) didapatkan 114 mg/dl. Kesan didapatkan tekanan darah 160/90
keadaan umum pasien adalah stabil. mmHg, nadi 80x/ menit, suhu 36,2 0C
Penatalaksanaan pada pasien dan frekuensi napas 16x/ menit. Kesan

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 11


CASE REPORT

keadaan umum pasien adalah stabil. pemeriksaan gula darah sewaktu


Penatalaksanaan pada pasien (GDS) didapatkan 124 mg/dl. Pada
dilanjutkan. pemeriksaan elektrolit didapatkan hasil
Hasil follow up pasien tanggal 8 natrium 143,4 mmol/L, kalium 3,78
Desember 2014 pasien masih mmol/L, Cl 113,5 mmol/L. Kesan
mengeluhkan batuk, dahak putih. keadaan umum pasien adalah stabil.
Keluhan mual, muntah, pusing, badan Penatalaksanaan pada pasien
lemas sudah tidak ada. Kebas-kebas di dilanjutkan.
tangan dan kaki berkurang. Sesak tidak Hasil follow up pasien tanggal
ada, demam tidak ada, buang air kecil 10 Desember 2014 pasien masih
jumlah seperti biasa dan tidak ada mengeluhkan batuk, dahak putih.
keluhan. Dari pemeriksaan tanda vital Keluhan mual, muntah, pusing, badan
didapatkan tekanan darah 160/90 lemas sudah tidak ada. Kebas-kebas di
mmHg, nadi 78x/ menit, suhu 36,4 0C tangan dan kaki berkurang. Sesak tidak
dan frekuensi napas 18x/ menit. Kesan ada, demam tidak ada, buang air kecil
keadaan umum pasien adalah stabil. jumlah seperti biasa dan tidak ada
Penatalaksanaan pada pasien keluhan. Dari pemeriksaan tanda vital
dilanjutkan dan dilakukan pemasangan didapatkan tekanan darah 150/80
cimino. mmHg, nadi 82x/ menit, suhu 36,0 0C
Hasil follow up pasien tanggal 9 dan frekuensi napas 18x/ menit. Pada
Desember 2014 pasien masih pemeriksaan gula darah sewaktu
mengeluhkan batuk. Keluhan mual, (GDS) didapatkan 120 mg/dl. Pada
muntah, pusing, badan lemas sudah pemeriksaan darah rutin didapatkan Hb
tidak ada. Kebas-kebas di tangan dan 9,9 mg/dl, hematokrit 31,9%, leukosit
kaki berkurang. Sesak tidak ada, 6000/µl, trombosit 207.000/µl. Pada
demam tidak ada, buang air kecil pemeriksaan kimia darah didapatkan
jumlah seperti biasa dan tidak ada ureum 73,3 mg/dl dan creatinin 4,44
keluhan. Dari pemeriksaan tanda vital mgl/dl. Kesan keadaan umum pasien
didapatkan tekanan darah 160/90 adalah stabil. Pasien diperbolehkan
mmHg, nadi 82x/ menit, suhu 36,2 0C pulang. Obat untuk pulang pasien
dan frekuensi napas 16x/ menit. Pada adalah asam folat 3x1, diovan

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 12


CASE REPORT

1x160mg, amlodipin 1x10mg, dibawah normal. Pada gagal ginjal


bisoprolol 1x5mg, furosemid 1x1, kronik terjadinya anemia terutama
amoxyelin 3x500mg, dan bicnat 3x1. disebabkan oleh defisiensi hormon
PEMBAHASAN eritropoietin. Namun dapat juga terjadi
Diagnosis gagal ginjal kronik karena defisiensi Fe, asam folat, atau
pada pasien ini ditegakkan berdasarkan vitamin B12.2
anamnesis adanya mual dan muntah, Pada pasien juga ditemukan
lemah, lesu, dan penurunan nafsu adanya ronkhi halus di basal paru,
makan, sesak. Dari pemeriksaan fisik asites, dan hipoalbumin. Hipoalbumin
didapatkan konjunctiva anemis, ronkhi dapat terjadi karena keluarnya protein
halus pada basal paru kanan dan kiri, melalui urin akibat penurunan fungsi
terdapat shifting dullness positif. Pada ginjal untuk filtrasi atau karena low
pemeriksaan penunjang didapatkan Hb intake.1 Kurangnya albumin
6,8 g/dl, hematokrit 21,7 %, MCV 65,9 menyebabkan mulai terjadinya asites
fL, MCH 20,8 pg, MCHC 31,5g/dl. dan muncul ronkhi halus di basal.
Pemeriksaan kimia darah didapatkan Diagnosis diabetes melitus tipe
ureum 268 mg/dl, creatinin 13,3 mg/dl, 2 terkontrol dapat ditegakkan dari
albumin mg/dl. Hasil USG abdomen anamnesis dan pemeriksaan gula
menunjukkan gambaran Chronic darah. Dari anamnesis diperoleh data
Kidney Disease bilateral dan asites. bahwa pasien telah didiagnosis
Pada pasien terdapat mual, diabetes sejak 2,5 tahun yang lalu.
muntah, sesak dan penurunan nafsu Pasien selalu kontrol setiap kali obat
makan sebagai sindrom uremikum hampir habis. Obat yang dikonsumsi
karena tingginya kadar ureum di darah. adalah novomix dan obat makan. Gula
LFG pasien berdasarkan rumus darah sewaktu didapatkan 58 mg/dl.
Kockcroft-Gault didapatkan hasil 3,99 Diagnosis HHD ditegakkan
ml/men/1,72m2, menunjukkan telah berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
mencapai stadium 5. fisik, dan pemeriksaan penunjang. Dari
Pasien juga mengalami anemia anamnesis didapatkan bahwa pasien
mikrositik hipokrom ec penyakit memiliki riwayat hipertensi sejak lama.
kronik dengan kadar Hb dan MCV Pada pemeriksaan fisik didapatkan

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 13


CASE REPORT

tekanan darah 160/90 mmHg, pada 1ampul dan diovan 1x160mg untuk
pemeriksaan jantung, didapatkan batas mengontrol tekanan darah. Diovan
jantung kanan pada SIK V linea axilla merupakan antagonis reseptor
anterior. Pada pemeriksaan EKG, angiotensin (ARB). Penghambat ACE
ditemukan adanya LVH, dan dari dan ARB pada penderita gagal ginjal
pemeriksaan rontgen thorax didapatkan kronik dengan diabetik maupun non
cardiomegali. diabetik memiliki efek dalam
Pada gagal ginjal, hipertensi menurunkan progresivitas penurunan
dan diabetes merupakan penyebab faal ginjal dengan menurunkan tekanan
terbanyak dari gagal ginjal kronik. darah kapiler glomerulus dan filtrasi
Gagal ginjal kronik pada pasien dapat protein.2
terjadi sebagai komplikasi dari Pada pasien diberikan transfusi
hipertensi dan diabetes yang pada PRC 4 unit dan asam folat 3x1 untuk
pasien. perbaikan pada anemia pasien. Hb
Diagnosis dispepsia pada pasien saat ini adalah 6,8 mg/dl.
pasien ditegakkan berdasarkan Pasien diberikan bicnat 3x1
anamnesis adanya keluhan mual dan untuk mengatasi sesak. Sesak pada
muntah, dari pemeriksaan fisik pasien diduga sebagai sindrom
didapatkan adanya nyeri tekan pada uremikum akibat tingginya kadar
epigastrium. ureum di darah, rendahnya kadar pH di
Penatalaksanaan non darah sebagai manifestasi dari gagal
farmakologis pada pasien ini adalah ginjal kronik. Sedangkan,
bedrest dan diberikan diet rendah penatalaksanaan untuk dispepsia pada
garam II, protein 50 gram/hari, dan pasien diberikan injeksi ranitidin 2x1
diet DM 1500 kalori. Diet rendah ampul.
garam diberikan untuk mengontrol KESIMPULAN
tekanan darah pasien, protein pada Pasien didiagnosis sebagai
pasien dengan hemodialisa dapat gagal ginjal kronik stadium 5 dengan
diberikan dengan jumlah normal. diabetes melitus tipe 2 dan
Pada pasien diberikan infus hypertension heart disease. Gagal
NaCl 0,9% tiap 12 jam dengan lasix ginjal kronik merupakan penyakit

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 14


CASE REPORT

dengan etiologi yang beragam. 4. Perkumpulan Nefrologi Indonesia.


Penatalaksanaan penyakit yang Report of Renal Registry. Edisi ke-
mendasari dengan tepat dapat 5. 2012.
menurunkan laju progresivitas 5. Octriza OM. Case CKD dengan DM
penurunan faal ginjal. Pada pasien ini, dan HT. Diakses pada tanggal 10
gagal ginjal kronik diduga terjadi Desember 2014.
karena hipertensi dan diabetes yang http://scribd.com/doc/248313230
dimiliki pasien.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadribata M, Setiati S. Penyakit
Ginjal Kronik. Dalam Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Edisi ke-5.
Jilid ke-2. Jakarta: Balai Penerbit
FK UI. 2009; 1035-1040.
2. Khonten PG, Effendi C, Soegiarto
G, Baskoro A, Tjokroprawiro A,
Hendromartono, dkk. Penyakit
Ginjal Kronik. Pedoman Diagnostik
Dan Terapi Bag/SMF Penyakit
Dalam, Rumah Sakit Umum Dokter
Soetomo. Edisi ke-3. Surabaya :
Penerbit Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga. 2008 ; 222-
236.
3. Badan Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
Kementerian Republik Indonesia.
Riset Kesehatan Dasar. 2013.

Ilmu Penyakit Dalam FK UR, Desember 2014 Page 15

Anda mungkin juga menyukai