ABSTRAK
Hipertensi adalah suatu keadaan tekanan darah yang sama atau melebihi
140 mmHg sistolik dan/atau sama atau melebihi 90 mmHg diastolik pada
seseorang yang tidak sedang mengonsumsi obat anti hipertensi1. Data WHO
(World Health Oranization) tahun 2007 menunjukan diseluruh dunia sekitar 972
juta orang atau 26,4% penduduk di dunia mengidap hipertensi dengan
perbandingan 26,6% pria dan 26.1% wanita, 333 juta orang diantaranya (34,26%)
berada di negara maju dan 639 juta (65,74%) berada di negara berkembang.
Hipertensi dapat menimbulkan kerusakan organ tubuh secara langsung maupun
tidak langsung. Sekitar 60% penderita hipertensi berakhir pada stroke, sedangkan
sisanya pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Kerusakan organ target tersebut
dapat menjadi komplikasi dalam suatu tatalaksana hipertensi.Adanya kerusakan
organ target, terutama pada jantung dan pembuluh darah, akan memperburuk
prognosis pasien hipertensi yang berujung pada tingginya morbiditas dan
mortalitas.1,2,5
Dilaporkan pasien baru masuk ruang rawat inap RSUD Arifin Achmad
pada tanggal 11 April 2015, laki-laki 51 tahun dengan keluhan sesak napas yang
semakin memberat sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Pasien
mengeluhkan sering sesak nafas saat berbaring, sehingga pasien lebih nyaman
dengan posisi duduk. Pasien juga mengeluhkan sering berasa mual dan nafsu
makan menurun. Pasien mengaku mempunyai riwayat hipertensi sejak 10 tahun
yang lalu.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan indeks massa tubuh (IMT) 20,4 kg/m 2.
Tekanan darah 160/70 mmHg, peningkatan JVP (-), ronkhi pada lapangan paru (-/
+), suara nafas menghilang pada basal paru kiri.
Dari pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar ureum darah 133,8
mg/dL dan kreatinin darah 11,83/dL. Pemeriksaan rontgen thoraks didapatkan
gambaran efusi pleura pada paru kiri.
Laporan kasus ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai
penegakan diagnosis Hipertensi dengan komplikasi Chronic Kidney Disease serta
penatalaksanaannya.