Anda di halaman 1dari 5

Nama : Tryanda Ferdyansyah

NIM : 1008151872

Tugas dr. Mukhyarjon, SpPD, M.Biomed.

Diet Demam Thypoid

Demam thypoioleh adalah demam yang disebabkan oleh Salmonella typhi

dan Salmonella paratyphi. Kuman masuk ke dalam tubuh manusia melalui

makanan yang terkontimasi. Sebagian kuman dimusnahkan dalam lambung,

sebagian lolos masuk ke dalam usus dan selanjutnya berkembang biak di dalam

saluran pencernaan.

Diet merupakan hal penting dalam penatalaksanaan penyakit demam

thypoid, karena makanan yang kurang akan menurunkan keadaan umum dan gizi

pendertia akan semakin menurun dan penyembuhan akan menjadi lama. Di masa

lampau diet pada demam thypoid dinerikan diet bubur saring, kemudian bubur

dan akhirnya diberikan nasi, pemberian makanan disesuaikan dengan tingkat

kesembuhan pasien. Pemberian makanan lunak ini bertujuan untuk menghindari

komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus. Hal ini karena pendapat

bahwa pada demam thypoid usus halus harus diistirahatkan, namum beberapa

peneliti juga menunjukkan pemberian makanan padat dini yaitu nasi dengan lauk

pauk rendah selulosa (menghindari serat) dapat diberikan secara aman pada pasien

demam thypoid.

Diet demam thypoid adalah diet yang berfungsi untuk

memenuhi kebutuhan makan penderita thypoid dalam bentuk makanan lunak


rendah serat. Tujuan utama diet demam thypoid adalah memenuhi kebutuhan

nutrisi penderita demam thypoid dan mencegah kekambuhan.

Diet yang dianjurkan oleh dokter untuk di konsumsi, antara lain:

1. Makanan yang cukup cairan, kalori, vitamin & protein.

2. Tidak mengandung banyak serat.

3. Tidak merangsang dan tidak menimbulkan banyak gas.

4. Makanan lunak diberikan selama istirahat.

Makanan dengan rendah serat dan rendah sisa bertujuan untuk

memberikan makanan sesuai kebutuhan gizi yang sedikit mungkin meninggalkan

sisa sehingga dapat membatasi volume feses, dan tidak merangsang saluran cerna.

Pemberian bubur saring, juga ditujukan untuk menghindari terjadinya

komplikasi perdarahan saluran cerna atau perforasi usus. Syarat-syarat diet sisa

rendah adalah:

1. Energi cukup sesuai dengan umur, jenis kelamin dan aktivitas

2. Protein cukup, yaitu 10-15% dari kebutuhan energi total

3. Lemak sedang, yaitu 10-25% dari kebutuhan energi total

4. Karbohidrat cukup, yaitu sisa kebutuhan energi total

5. Menghindari makanan berserat tinggi dan sedang sehingga asupan serat

maksimal 8 gr/hari. Pembatasan ini disesuaikan dengan toleransi perorangan

6. Menghindari susu, produk susu, daging berserat kasar (liat) sesuai

dengan toleransi perorangan.

7. Menghindari makanan yang terlalu berlemak, terlalu manis, terlalu asam

dan berbumbu tajam.


8. Makanan dimasak hingga lunak dan dihidangkan pada suhu tidak

terlalu panas dan dingin

9. Makanan sering diberikan dalam porsi kecil

10. Bila diberikan untuk jangka waktu lama atau dalam keadaan khusus,

diet perlu disertai suplemen vitamin dan mineral, makanan formula,

atau makanan parenteral.

Diet sisa rendah terbagi 2. Diet sisa rendah 1, merupakan makanan yang

disaring atau diblender. Tujuannya untuk membatasi lemak dan serat. Diet sisa

rendah 2 merupakan peralihan dari diet sisa rendah 1 ke makanan biasa. Serat

diberikan dalam jumlah terbatas, dan makanan berserat tinggi tidak

diperbolehkan.

Anda mungkin juga menyukai