Anda di halaman 1dari 9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Prestasi Akademik

Prestasi akademik adalah hasil dari kemampuan belajar seseorang yang

didapatkan setelah mengikuti kegiatan belajar (Indarto, 2012). Keberhasilan

mahasiswa dalam bidang akademik ditandai dengan prestasi akademik yang

dicapai, ditunjukan melalui indeks prestasi maupun indeks prestasi kumulatif

(Daruyani et al,2013). Indeks prestasi adalah penilaian keberhasilan studi

semester yang dilakukan pada tiap akhir semeter. Mahasiswa dituntut belajar lebih

aktif dalam mencapai prestasi akademik (Hadi, 2012). Pencapaian prestasi

akademik dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berasal dari luar (faktor

eksternal) dan yang berasal dari dalam(faktor internal) (Kumar and Bukhar,

2013).

2.1.2 Metode Pembelajaran dan Evaluasi di Prodi Kedokteran

Penyelenggaraan Pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter

Universitas Abdurrab memakai sistem Problem Based Learning (PBL) yaitu

model pembelajaran yang melibatkan mahasiswa untuk memecahkan suatu

masalah (Medical Education Unit,2013). Sistem pembelajaran menuntut

mahasiswa untuk dapat belajar mandiri, berpikir kritis dan dapat mengembangkan

diri serta meningkatkan keterampilan untuk menjadi mahasiswa yang aktif

(Demiroren et al,2016).Strategi belajar di Program Studi Kedokteran

UniversitasAbdurrab disusun berdasarkan strategi SPICES (Student centered,

6
7

Problem based,Integrated, Community oriented, Elective and systematic).

Penerapan sistem ini bertujuan agar mahasiswa kedokteran dari dini mampu

memahami dan memenuhi kompentensi minimal yang harus dimiliki seorang

dokter secara professional (Medical Education Unit,2013).

Prestasi akademik ditentukan dari penilaian proses, kognitif, penguasaan

keterampilan dan attitude yang dilakukan dalam satu modul pada Program Studi

Kedokteran. Tiap semester terdapat 3 modul yang masing-masing modul berbobot

7 sks. Lama pembelajaran masing-masing modul adalah 7 minggu. Perkuliahan

dilakukan selama 5 minggu dan pada minggu ke 6. Mahasiswa yang belum

memenuhi standar dilakukan remedial pada minggu ke 7 (Medical Education

Unit,2013).

Penilaian kognitif dinilia dari ujian akhir modul dan ujian akhir diskusi dari

beberapa mata kuliah seperti ujian tertulis dan ujian praktek. Ujian akhir modul

merupakan ujian tertulis yang dilakukan tiap akhir modul untuk penilaian atau

evaluasi materi perkuliahan yang didapat dari kuliah pakar selama modul

tersebut. Ujian akhir diskusi adalah ujian tertulis yang materinya diberikan dari

sebuah kasus yang dipecahkan bersama dengan kelompok diskusi. Ujian praktek

didapatkan dari Objective Structured Clinic (OSCE). OSCE adalah ujian

keterampilan dalam hal seperti memeriksa keadaan pasien (Medical Education

Unit,2013). Penilaian prestasi akademik ini meliputi semua mata kuliah yang

direncanakan mahasiswa dalam kartu hasil studi (KHS) (Hadi, 2012).

Cara menghitung Indeks Prestasi menggunakan rumus yaitu :


8

Indeks Prestasi = Jumlah nilai bobot


Jumlah seluruh SKS mata kuliah

Jumlah nilai bobot = jumlah satuan kredit semester (SKS) mata kuliah x nilai bobot modul

Contoh :

Pada modul 2.1 jumlah SKS = 7 sks dengan nilai modul (B) 3,00

Pada modul 2.2 jumlah SKS = 7 sks dengan nilai modul (C+) 2,30

Pada modul 2.3 jumlah SKS = 7 sks dengan nilai modul (B) 3,00

Jumlah nilai bobot pada modul 2.1 7 X 3,00 = 21,00

Jumlah nilai bobot pada modul 2.1 7 X 3,00 = 13,80

Jumlah nilai bobot pada modul 2.1 7 X 3,00 = 21,00 +

Jumlah nilai bobot = 49,80

JadiIndeks Prestasi = Jumlah nilai bobot


Jumlah seluruh SKS mata kuliah
= 49,80
18
Indeks Prestasi = 2,77
9

2.1.3 Stres Akademik

1. Definisi

Pada penelitian Heiman and Kariv tahun 2005 menjelaskanbahwa stres

akademik adalah stres yang disebabkan oleh academic stressor dalam proses

belajar mengajar atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Stres

akademik merupakan suatu kondisi perasaan yang dialami mahasiswa dengan

tuntutan yang disebabkan oleh faktor akademik seperti penilaian dan sosial pada

mahasiswa (Hou et al, 2013). Stres akademik merupakan reaksi tubuh,

diperlakukan dan tidak dapat dihindari dari kehidupan yang dapat menyebabkan

ketidaknyamanan sementara atau jangka panjang (Dumitru dan Cozman, 2012).

2. Epidemiologi

Chen et al (2009) melaporkan bahwa kecemasan dan stres pada mahasiswa

tahun pertama pendidikan kedokteran di Hong Kong menunjukkan bahwa dari

sampel 7915 didapatkan 27,5% mahasiswa kedokteran mengalami depresi,

kecemasan dan stres. Penelitian lain menyebutkan bahwa mahasiswa kedokteran

mengalami tingkat stres yang tinggi selama proses pembelajaran sampai sarjana

sehingga dapat membuat efek negatif pada fungsi kognitif dan belajar mahasiswa

di fakultas kedokteran (Abdulghani,2011). Pada penelitian Sani et al, (2012)

menjelaskan bahwa mahasiswa kedokteran perempuan yang mengalamistres lebih

tinggi yaitu 75,7% dibandingkan laki-laki berjumlah 57%.


10

3. Faktor–Faktor Yang Mempengaruhi Stres Akademik

Stres dapat disebabkan oleh segala sesuatu yang menyebabkan individu

merasa tertekan atau terancam (Kumar and Bukhar, 2013). Penyebab stres

akademik pada mahasiswa selama perkuliahan adalah tuntutan akademik, sosial,

manajemen waktu serta persepsi individu terhadap penyelesaian tugas, dan ujian

(Thawabieh et al, 2012). Stres akademik di kalangan mahasiswa telah lama

diteliti, kemudianpeneliti telah mengindentifikasi bahwa stres timbul dikarena

terlalu banyak tugas, persaingan dengan lainnya siswa, kegagalan, kekurangan

uang saku, hubungan yang kurang baik dengan keluarga atau masalah di rumah

(Bataineh, 2013).

Stresor atau faktor pencetus stres yang dihadapi oleh para mahasiswa dapat

berhubungan dengan faktor personal seperti jauhnya para mahasiswa dari orang

tua, problem interaksi dengan lingkungan baru dan problem-problem personal

lainnya (Legiran et al, 2015). Stres Akademik juga dipengaruhi hubungan yang

tidak baik dengan teman seangkatan ataupun dengan dosen (Kalagi dan

Pooja,2015). Penelitian Potter and Perry pada tahun 2005 stresor dapat

diklasifikasikan menjadi dua yaitu stresor internal dan stresor eksternal :

i. Stresor Internal

Stresor internal dapat disebabkan dari kondisi fisik seseorang

yang menurun yang dapat menurunkan kulitas belajar, psikologi

seperti perasaan yang sedih, kecewa, motivasi dan tipe

kepribadian dari mahasiswa itu sediri.


11

ii. Stresor Eksternal

Stresor eksternal berasal dari luar individu seperti lingkungan

keluarga seperti dari tingkat pendidikan orangtua dan kedekatan

dengan orangtua, tugas perkulihaan yang banyak, fasilitas yang

sudah terpenuhi atau belum, dan lingkungan kampus seperti

kedekatan dengan mahasiswa lainnya atau dengan dosen.

Tipe kepribadian juga dapat mempengaruhi stres akademik. Tipe

kepribadian ada bermacam-macam seperti Kepribadian introvert dan

ekstrovert.introvertdidefinisikan sebagai seseorang yang pendiam, pemalu,

yang relatif terpisah dari orang lain dan secara emosional menarik

diri.Tipe ekstrovert adalah seseorang yang suka bepergian, memiliki sifat

yang sangat ramah (sociable) tetapi memiliki kesulitan mengontrol gerak

hatinya (impulse) berkenaan dengan agresi dan mudah marah.

4. Tingkat Stres Akademik

Menurut Lovibond tahun 1995, stres terbagi menjadi stres normal, stres

ringan, stres sedang, stres berat dan stres sangat berat.

a. Stres normal merupakan bagian alamiah yang dialami dikehidupan

seperti dalam situasi kelelahan tetapi ini tidak berlangsung lama

b. Stres ringan adalah stres yang tidak mempengaruhi aspek fisiologis

tubuh dari seseorang. Stres ringanterdiri dalam kehidupan sehari-hari

Stres ringan umumnya dirasakan setiap orang misalnya karena kejadian

lupa, ketiduran, dikritik oleh seseorang dan kemacetan. Stes ringan

biasanya hanya terjadi dalam waktu beberapa menit atau jam. Stres
12

seperti ini tidak menimbulkan penyakit kecuali stresnya berlanjut terus-

menerus.

c. Stres sedang terjadi lebih lama, dari beberapa jam hingga beberapa hari.

Stres sedang bisa disebabkan dari perselisihan yang tidak dapat

diselesaikan dengan teman, beban kerja yang berlebihan dan tugas

perkuliahan yang menumpuk. Stres seperti ini bisa menyebabkan

seseorang menjadi mudah marah, cemas, tidak sabar terhadap hal yang

sedang dilakukan.

d. Stres berat adalah stres kronis yang terjadi beberapa minggu sampai

beberapa tahun. Contoh perselisihan dengan dosen atau tertekan terus-

menerus dan penyakit fisik jangka panjang. Makin sering dan lama

situasi stres, makin tinggi risiko stres yang ditimbulkan. Stres ini bisa

menyebabkan tidak dapat merasakan perasaan positif, sedih dan

tertekan.

e. Stres sangat berat adalah situasi kronis yang dapat terjadi dalam

beberapa bulan dan dalam waktu yang tidak dapat ditentukan. Seseorang

yang berada dalam tingkat stres ini cenderung teridentifikasi mengalami

depresi.

5. Manifestasi Klinis

Gejala yang dapat timbul dalam kondisi stres yaitu kesulitan dalam

konsentrasi, kurangnya motivasi, minat dan kesehatan fisik (Safree et

al,2011).Gejala stres meliputi gejala fisik yaitu seperti sakit kepala, sulit tidur, ada

gangguan pencernaan, keringat berlebih, berubah selera makan, kehilangan gairah


13

atau daya energi, banyak melakukan kekeliruan maupun kesalahan dalam kerja

dan kehidupan. Gejala psikologi seperti mudah marah, mudah tersinggung, terlalu

sensitif, gelisah dan cemas,sedih, mudah menangis dan gugup. Gejala intelektual

memberikan tampilan seperti mudah lupa, kacau pikiran, sulit berkonsentrasi,

prestasi dan produktivitas kerja menurun, mutu kerja menjadi rendah dan suka

melamun berlebihan (Rustiana and Widya, 2012).

2.1.4 Hubungan Stres Akademik dengan Prestasi Akademik

Berdasarkan pernyataan di atas, menjadi sangat penting untuk dicatat bahwa

prestasi Akademik mahasiswa sangan tergantung pada tingkat stres mahasiswa

(Kumar and Bhukar, 2013), Mahasiswa kedokteran juga dituntut oleh

lingkungannya untuk menjadi mandiri, bertanggung jawab, dewasa dan

berprestasi (Anggraeni,2008). Stres akademik muncul ketika ada beban yang

melebihi kemampuan mahasiswa kedokteran. Apabila stres akademik

berlangsung lama, maka dapat menurunkanprestasi akademi, menghambat dengan

kemampuan mahasiswa untuk terlibat dalam lingkungan kampus dan perilaku

yang berpotensi merusak lainnya (Khan et al, 2013)

Saat stres yang dirasakan negatif atau menjadi berlebihan, mahasiswa

mengalami penurunan fisik dan psikologi.Gangguan fisikdengan gejala seperti

sakit kepala, nyeri otot, gangguan pencernaan hiperventilasi, insomnia dan

kelelahan. Gangguan psikologis berpengaruh terhadap kehidupan pribadi dan

(Bataineh,2013).
14

2.1.5 Kerangka Teori

Tugas Perkulihaan

Keadaan Fisik

Lingkungan Keluarga Prestasi


Stres Akademik
Akademik
Lingkungan Kampus

Tuntutan Ujian

Manajemen waktu

Tipe Kepribadian

Gambar 1. Kerangka Teori

2.1.6 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel dependen

Tingkat stres Prestasi Akademik

Gambar 2. Kerangka Konsep

2.1.7 Hipotesis Penelitian

Ada hubungan tingkat stres akademikdenganprestasi akademikpada

mahasiswa tahun pertama (2015) Program StudiPendidikan Dokter Universitas

Abdurrab.

Anda mungkin juga menyukai